My Boss 10- First Kiss

Dengan sebal kulempar tootbagku keatas kasur di susul tubuhku, mataku menatap langit kamar yang putih polos tanpa ada kreasi apapun di sana, desahan nafas sebal keluar dari bibirku, bayangan-bayangan tadi waktu di cafe terus menganggu fikiranku.

Kalo di ingat-ingat, kejadian tadi itu seperti aku di rebutin dua cowok yang ganteng--- eh wait, apa tadi aku baru bilang dua cowok ganteng? maksudku tadi mungkin satu cowok ganteng dan satu cowok nyebellin, yang ganteng sudah pasti sudah iya kak Joey bukan boss rese' yang nyebellinya naudzubillah, back to topic, tapi itu hanya keliatannya, atau covernya atau kilasan atau?? yah pokoknya semacam itu lah, tapi yang aslinya itu kagak!! iya kagak, yang sebenernya terjadi itu---- yang sebenernya terjadi itu apa?? kalo kak Joey sih aku tau, dia hanya ingin manas-manasin cewek lain, tapi kalo Bagas???

Iya yah, ngapain Bagas belagak kayak orang yang di selingkuhi? apalagi tatapan matanya yang tajam abis. ada apa sama Bagas? apa waktu di Amerika kemaren kepalanya ke bentur sesuatu yang keras? sampe bikin otak Bagas melenceng dari jalur yang seharusnya?

Tok tok tok

Ketukan di pintu kamar mengalihkan semua kemelut di pikiranku, kepalaku menoleh kekiri menatap pintu kamar malas, tapi ketukan di sana semakin terdengar jelas. siapa sih yang ngetuk?? nggak sopan banget jadi orang!!

"Orangnya lagi tidur." teriakku kesal bukan main, begitu juga dengan orang yang ada di luar kamarku, dia semakin gencar untuk menyiksa pintu kamarku tersayang.

Sial! dengan geram aku bangkit dari tidur, berjalan kearah pintu, membuka kunci dan menarik pintu kasar sampai terdengar bunyi DEBUM.

Mataku memutar malas melihat cowok di hadapanku, menatapnya sebal. tanganku bersidakap di depan perut menatapnya menantang.

"Mau apalagi loe? nggak cukup bikin gua malu di depan banyak orang? sekarang loe mau apalagi hah?!" tanyaku sarkastik, menatapnya berang.

"Apa loe tadi bilang? bikin loe malu? seharusnya gua yang bicara kayak gitu itu. loe bikin gua malu, nggak nyadar? apa pura-pura nggak tau sama kelakuan loe hah!"

Apaansih nih orang? udah jelas-jelas dia yang salah, dia yang bikin aku malu, masih aja mau mutar balikkan fakta. nih orang cowok apa cewek sih sebenernya? kok cemen banget, mentang-mentang cowok kodratnya lebih tinggi jadi dia mau nyalahin aku gitu? hah! jangan pernah berharap!.

"Jelas-jelas loe yang salah, loe itu yang bikin keributan di cafe, loe yang---"

"Yang apa? yang ganggu kencan loe? yang ganggu moment loe sama selingkuhan loe? iya? gitu?!"

Apasih? nih sarap apa mabuk sih sebenernya?

"Sumpah loe ngaco tau nggak? udah sana pergi, gua lagi males ngeladenin cowok gila kayak loe." kataku sinis dan berniat menutup pintu sebelum tangannya kembali mendorong pintuku kasar dan kembali terdengar bunyi DEBUM yang memekakan telinga.

"Nggak usah licik mau nyari aman. urusan kita belum selesai."

"Licik? siapa yang licik? ngaca nggak sih loe jadi orang? udah deh sana pergi, gua males banget liat muka loe. pergi!" kataku mendorong tubuhnya keras tapi gak memberi efek apa-apa, nyatanya dia masih berdiri di tempatnya seperti tadi. aku mendesah frustasi membiarkan tanganku yang di genggam sama kedua tangannya di atas dada "apa lagi sih? loe nggak bosen apa bikin gua marah tiap harinya?" sambungku lirih, merasa percuma kalau aku marah-marah, dia nggak akan pernah ngalah, dari pada buang tenaga.

"Marah? loe-nya sendiri ngaca nggak? siapa yang bikin gua marah hah?? loe!! loe duluan May. loe!!"

Aku mendesah frustasi. dia kayaknya beneran kepentok deh waktu di Amrik. tadi natap aku tajam sekarang natap aku terluka. ya tuhaaan!!! ada apa sama laki-laki ini sebenernya? ngeri tau nggak di tatap kayak gitu?.

"Lima hari lagi kita tunangan, tapi loe masih berani jalan sama selingkuhan loe. di sini siapa yang keterlaluan? gua apa loe?"

"Gua nggak selingkuh Bagas! yatuhaann!... bahkan kita nggak punya hubungan yang spesial, pertunangan ini juga gua belum bilang kalo gua setuju. jadi stop natap  gua kayak gitu Gas. masing-masing di antara kita nggak ada feel, gua sama loe itu beda. beda. kita tuh kayak langit sama bumi, nggak akan pernah nyatu dan nggak akan pernah nyatu." kataku lirih menarik kedua tanganku yang mengendur dari cengkramannya, aku nggak tau apa arti tatapannya saat ini "gua nggak cinta sama loe, dan loe juga nggak cin-----"

Mataku melotot merasakan benda kenyal nan halus menyapu bibirku, tangan kanannya menekan tengkukku dan tangan kirinya melingkar di pinggangku. jantungku nggak karuan bentuknya.

Seharusnya aku mendorong tubuhnya dan menampar pipinya keras, tapi tanganku sama sekali nggak bisa bergerak, seluruh tubuhku lemas tanpa energi, mataku masih terbuka dan berkedip beberapa kali. nggak tau aku harus apa.

Aku sendiri bingung kemana perginya tenagaku?? kenapa sekarang aku nggak bisa merasakan apa-apa? tanganku terkulai lemas di kedua sisi tubuhku dan rasa marah sekaligus jengkel yang tadi begitu meletup-letup kini hilang menguar entah kemana.

Bibirnya terus bermain di atas bibirku, menekannya sedikit kuat tanpa tau alasannya bibirku terbuka dan detik itu juga aku merasakan benda asing bermain di rongga mulutku, menyecap gigiku sampe ujung, lidahnya membelit lidahku, entah sejak kapan mataku tertutup dan aku mulai menikmati permainan asing ini tanpa membalasnya.

Aku bingung bener-bener bingung, kenapa aku malah menikmatinya? seharusnya aku marah-marah persis seperti apa yang aku lakukan sama mantan-mantanku yang memaksaku untuk berciuman, tapi entah kenapa... kali ini aku menerimanya? dan lebih parah aku menikmatinya.

Tanganku melingkar di pinggangnya dan melangkah maju kearah Bagas, memper sempit jarak di antara kita, bibirku yang tadinya diam kini mulai sedikit bergerak membalas ciumannya. rasanya aku  ingin waktu berhenti saat ini juga. dan juga aku rasa aku gila!!!

Entah sudah berapa lama kita ciuman sampai dia melepaskan ciumannya memberi jarak di antara kita, nafasku tersenggol-senggol karena ciuman tadi, dia tersenyum miring melihatku yang menggigit bibir. otakku positive miring saat ini, kenapa aku kecewa dia mengahiri ciumannya? seharusnya aku senang, dan kenapa juga aku menginginkan lagi? oh tuhan!!! otakku kenapa??!!!

"Nggak cinta hah?"

Pipiku memanas mendengar perkataanya, kepalaku menoleh kearah kanan dan detik itu juga aku melihat semua keluargaku yang sedang mengintip kami di belakang tembok tangga, pipiku semakin memanas. oh sial!!

Dengan cepat aku mendorong tubuh Bagas yang masih memelukku dan menutup pintu kamar tanpa ada kata untuk Bagas. ya Tuhan!!! apa yang harus lakukan setelah ini? yang lebih membuatku sebal, kenapa bisa-bisanya aku memikirkan perasaan Bagas? aku takut Bagas Marah. oh Damn! Damn! Damn! May loe gila tau nggak? loe makan apa sih tadi???? kenapa bisa-bisanya loe nyerahin First kiss loe gitu aja??? dan terlebih lagi itu Sama Bagas!!! Bagas cowok terngesellin sepanjang masa. Bumi toloooongggg!!!!! telan aku sekarang juga. hueeee Bundaaaaa!!!!



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top