5
Akaashi pov.
Melintasi koridor dengan langkah santai. Dari sekian banyak orang di koridor, entah mengapa aku hanya bisa merasakan kehadiran seseorang.
"Heh? Kau tidak menyadari kehadiranku? Jangan-jangan aku tertular virus 'hawa keberadaan tipis' dari si rambut biru aneh itu!"
Huh, sepertinya yang kau katakan itu benar-benar salah. Hawa keberadaanmu begitu kuat, Bokuto-san. Aku tau, kau sedang membuntutiku saat ini.
Ku hentikan langkahku, dan berbalik menuju pilar koridor yang tidak dapat menyembunyikan rambut spiky seorang Bokuto Koutarou.
"Ada apa, Bokuto-san?"
Bokuto-san terkejut, terlihat dari alis menukiknya yang terangkat.
"Aku tidak sedang membuntutimu. Aku ingin ke kantin," ujarnya gelagapan.
Bokuto-san sepertinya tidak tau tentang tata cara berbohong. Mungkin ia hanya terlampau polos atau...bodoh? Ah, maafkan aku, Bokuto-san.
"Hm, ayo pergi bersama."
Aku kembali berjalan menuju ke kantin dengan Bokuto-san disampingku. Berbagai macam tatapan terlempar ke arah ku dan Bokuto-san tentunya.
"Bokuto Koutarou, dia sering terlihat sendiri namun akhir-akhir ini dia sering terlihat bersama kouhai berambut hitam bermuka datar"
"Bokuto dan Akaashi terlihat sangat akrab, bagaimana cara Akaashi untuk dekat dengan si burung hantu itu?"
"Bokuto-senpai hebat, ya. Bisa akrab dengan Akaashi Keiji yang anti-sosial itu"
"Kyaa, apakah Bokuto dan Akaashi berpacaran? Mereka begitu serasi!"
Kira-kira, begitulah pikiran mereka. Tidak, aku tidak bisa membaca pikiran. Aku hanya kebetulan mendengar percakapan orang-orang tentang diriku dan Bokuto-san. Baik itu siswa penghuni perpustakaan, sosialita sekolah, teman sekelas, para senpai, dan tentu saja para fujoshi.
Dan ku rasa, Bokuto-san tidak terlalu peduli atau bahkan tidak peka terhadap semua itu.
"Akaashi, mengapa wajahmu seperti itu?" Setelah beberapa saat, Bokuto-san akhirnya buka suara. Aku kagum, ternyata dia bisa diam untuk beberapa saat.
"Seperti apa maksudmu, Bokuto-san?"
"Hmm.. Seperti burung hantu,"
Adakah yang ingin meminjamkan cermin untuk, Bokuto-san?
"Kaulah yang seperti burung hantu,"
Bokuto-san menggeram.
"Ya, aku tau. Maksudku, kau seperti burung hantu hitam dengan wajah datar yang pernah ku lihat. Dia teman Keiji-kun,"
Aku sedikit terkejut, ternyata burung hantu salinan Bokuto-san itu memiliki teman.
"Oh. Dimana kau melihatnya?"
"Tempat penitipan owl. Anggap saja seperti taman burung-burung,"
Ku ingin tertawa. Namun rahangku terlalu sulit untuk digerakkan. Aku memang tidak terbiasa untuk tertawa di tempat umum, terutama keramaian.
"Hoi, Akaashi. Tidak-kah kau merasa bahwa, kita sudah berjalan cukup lama namun tidak kunjung sampai?"
"Ya, tentu saja, Bokuto-san. Karena sedari tadi kau hanya membawaku berjalan mengitari lantai satu. Dan kantin sudah kita lewati sejak tadi."
Bokuto-san memasang wajah cemberutnya. Setidaknya aku sudah cukup kenyang karena mendengar celotehan senpaiku itu.
***
"Akaashi, kau akrab dengan senpai burung hantu itu?"
"Maksudmu Bokuto-san?"
"Ah ya, Bokuto-senpai. Hei, kenapa kau tidak memanggilnya dengan imbuhan senpai? Padahal, kau terlihat begitu menghormatinya,"
Ah, Hoshi mengingatkanku pada kejadian beberapa bulan lalu. Saat pertama kali aku memulai pembicaraan dengan Bokuto-san.
Gymnasium sekolah. Saat itu aku ingin memanggil Bokuto-san karena ada yang ingin aku tanyakan.
"Bokuto-se..."
Kulihat para senpai lainnya sedang heboh melambaikan serta menyilangkan tangannya ke arahku. Dapat ku lihat mulut mereka yang bergerak membentuk satu kata.
Jangan.
"..san"
Bokuto-san berbalik dengan wajah tertekuk sempurna
*
"Akaashi.. Kenapa wajahmu bersemu?"
Pertanyaan Hoshi menyadarkanku dari klise masa lampau. Aku berdehem, dan mengatakan kepada Hoshi bahwa aku hanya tidak terbiasa memanggil seseorang dengan imbuhan 'senpai'.
Hoshi mengangguk. Ku pikir jawabanku masuk akal. Dia sudah tidak bertanya lagi. Sekarang, dia sedang menghitung mundur. Kuperhatikan, pada jam yang sama, Hoshi selalu menghitung mundur dari angka 20. Awalnya aku ragu, namun sekarang aku yakin.
Hoshi sedang menghitung mundur usainya jam sekolah yang ditandai oleh suara bel yang merdu.
Drrt..drrt.
Ponsel ku bergetar, menampilkan sebuah pesan singkat dari,
Captain Bokuto
Dia yang menamai kontaknya seperti itu.
From : Captain Bokuto
Aku menunggumu di gymnasium. Cepatlah! Ini perintah kapten.
***
Aku segera masuk ke dalam gymnasium. Ku lihat Bokuto-san sedang berbaring di lantai dengan sekantong plastik di sampingnya.
Menyadari kehadiranku, Bokuto-san melirik ke arahku lalu duduk. Aku langsung duduk disamping Bokuto-san.
Dia menyerahkan plastik tersebut kepadaku. Isinya sandwich dan jus jeruk kotakan.
"Untukmu. Tadi kau tidak jadi makan karena mengikutiku," ujarnya acuh.
Yang ku lihat sekarang adalah, seorang siswa SMA yang atletis dengan sikap tsundere nya. Bokuto-san memang unik. Dan aku... Seringkali kagum dengan perubahan sikapnya.
Aku tersenyum. Dan memberikan satu sandwich berikut jus kepada Bokuto-san. Dan siang itu, kami makan bersama.
"Bokuto-san,"
"Hm?"
"Terima kasih,"
Wajah Bokuto-san bersemu merah. Hari ini, aku melihat sisi imut dari kaptenku itu. Dan sekarang, wajahku sepertinya ikut bersemu.
"Akaashi," Bokuto-san memanggilku lirih.
Tentu saja aku menjawabnya. Dia terlihat ingin mengatakan sesuatu.
"Ada apa, Bokuto-san?"
"I love.."
Apapun yang ingin Bokuto-san katakan membuat jantungku berdegup kencang. Saangat kencang.
Bokuto-san perlahan menggenggam tanganku. Erat, begitu erat. Pipinya semakin bersemu.
"I love you.."
Tenggorokanku seakan tercekat. Aku tidak bisa berkata apapun.
"I love your toss, Akaashi!!"
Perempatan imajiner muncul di dahiku. Tidak hanya satu. Mungkin ada tiga.
Ku lihat mata Bokuto-san mengarah tajam ke pintu masuk. Dan, disana ada Komi yang sedang mengganti sepatunya.
"Kau tidak perlu mendramatisir segala hal Bokuto-san. Termasuk yang barusan,"
Bokuto-san bangkit, lalu beranjak ke ruang ganti.
Ah, Komi. Kau mungkin datang disaat yang tidak tepat.
TBC
gajelas :)
miris klo ngebandingin readers sm votes nya ╥﹏╥
Bokutooo siders bikin skit hati !!
Bokuto : Hoi siders! Jgn gitu! Btw siders itu apa?
BHAY
Nih bonus:)
Selamat bobo, buat readers & voters setia! Kalian DAVAI ( ˘ ³˘)❤
Chapt depan PRIVATE h3h3
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top