4
Seperti biasa, ada berbagai suara yang tak asing lagi di telinga para budak hobi. Suara decitan sepatu, tamparan pada bola, jatuhnya bola ke lantai, juga suara teriakan serta hembusan nafas. Terlihat salah satu dari mereka tengah mondar mandir , wajah garangnya semakin terlihat garang saat ini. Ia berhenti lalu melirik ke arah jam dinding yang terdapat di gedung olahraga, menghembuskan nafas dengan kasar lalu berteriak kepada satu lelaki lainnya.
"Hoi, Akaashi! Dimana Bokuto?"
Akaashi yang sedang latihan toss menghentikan kegiatannya dan melirik ke arah senpainya.
"Aku tak tau, Washio-san"
Washio berdecak kesal. Ia mencoba untuk bertanya kepada satu per satu kawan se-timnya. Namun, semua jawaban hampir sama kecuali Komi Haruki yang menjawab "mungkin bokuto-san sedang tidur"
"Ada apa, Tatsuki-kun?" pertanyaan dari Konoha sukses membuat wajah Washio semakin tertekuk. Itu karena si Konoha yang memanggil nama depannya. Washio pun menjelaskan alasan, kenapa dia terlihat begitu membutuhkan Bokuto.
Pagi tadi, manajer mereka, Shirofuku Yukie, memberitahu perihal pidato singkat oleh kapten tiap klub untuk upacara hari senin. Washio tau betul bagaimana karakter kaptennya. Oleh karena itu, Washio berinisiatif untuk mengadakan rapat antar-member untuk membahas hal tersebut. Tujuan rapat ini sendiri adalah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, atau lebih tepatnya... memalukan.
"Ku rasa, tidak perlu melakukan hal semacam itu. Aku yakin pada Bokuto." Ujar Sarukui santai.
"Tidak. Aku rasa ini perlu." Sanggah Washio.
Para kouhai hanya menyimak. Mereka tidak ingin menginterupsi senpainya. Atau mungkin ada dari mereka yang tidak peduli.
Ponsel Washio bergetar, menandakan ada pesan masuk. Ia berharap itu dari si burung hantu, dan ternyata, ya, itu dari Bokuto.
From : Bokuto Koutarou
Hey hey hey, Tatsuuuuuki-kun! sampaikan permintaan maafku kepada anggota klub. Tolong beritahu Akaashi, bahwa aku sedang demam. Tapiii, bersikap natural-lah! Anggap saja aku tidak menyuruhmu untuk memberitahu Akaashi
Your beloved Captain, Bokuto Koutarou
Peluh imajiner bersarang tepat di kepala Washio. Sungguh lebay, pikirnya.
"Kapten bodoh kita sedang demam," ujar Washio. Wajahnya terlihat lebih rapi setelah mendapat kabar dari Bokuto.
Raut wajah Akaashi sedikit berubah, terlihat dari matanya yang sedikit hidup. Komi yang menyadari reaksi Akaashi saat mendengar kabar bahwa Bokuto sakit, langsung berinisiatif untuk menyarankan agar mereka pergi menjenguk Bokuto sekaligus mengadakan rapat di rumah kaptennya itu.
Saran Komi diterima baik oleh semua anggota, tak terkecuali Akaashi.
***
.
"Ahh, teman klubnya Koutarou-kun ya. Ada Tatsuki-kun juga. Ayo, silahkan masuk." sambut seorang wanita bermata cokelat terang dengan rambut berwarna abu-abu yang disanggul sederhana.
Washio, Akaashi, Komi, dan Onaga sedang berada di kediaman keluarga Bokuto. Kenapa hanha berempat? Sarukui dan Konoha izin pamit untuk langsung pulang karena urusan yang menurut mereka penting.
"Koutarou sedang berada di kamarnya. Akan tante panggilkan," ujar wanita itu lagi, yang tak lain adalah Nyonya Bokuto.
Washio dengan sigap mencegat pergerakan wanita tersebut dan menyatakan bahwa dirinya-lah yang akan menyampari Bokuto.
Nyonya Bokuto setuju, dan ia pun pamit untuk menyelesaikan pekerjaannya.
"Kalian ikut atau tetap disini?"
"Tidak Washio-san. Kau saja yang pergi." ujar Akaashi.
Washio berlalu menuju kamar Bokuto yang ia tau persis dimana letaknya. Pintu yang terkesan elegan dan sederhana sangat tidak menggambarkan bahwa itu adalah kamar dari sang Kapten.
Washio masuk ke kamar Bokuto tanpa mengetuk terlebih dahulu dan terlihat lelaki berambut spiky abu-hitam yang tengah asyik memegang konsol game.
Percikan api seperti muncul di mata lelaki yang tengah berdiri di dekat pintu. Perlahan, Washio mendekati tempat tidur lalu mengambil boneka yang berwujud bola voli. Merasa ancang-ancangnya telah sempurna, benda itu lepas landas dari tangan Washio dan...
Pukk
...tepat mengenai belakang kepala Bokuto.
"Jadi ini demam yang kau maksud, kapten tim voli laki-laki Akademi Fukurodani, Bokuto Koutarou?" seru Washio sarkas.
Bokuto mengelus bagian belakang kepalanya yang baru saja diserang lalu menoleh cepat ke sumber suara. Terlihat wajah kesal Bokuto yang imut dengan kompres plester di dahinya dan pipinya yang sedikit bersemu merah.
Cekrekk
"Ternyata kau memang demam." ujar Washio setelah memotret pemandangan langka itu.
"Washio sialan!"
***
Bokuto mengangguk-angguk dengan mata tertutup serta mengunyah dorayaki yang baru setengah masuk ke mulutnya. Washio telah memberitahu maksud mereka datang kesini sekaligus membantah Bokuto yang seenaknya menyimpulkan bahwa mereka datang untuk menjenguknya.
"Baiklah, aku akan melalukan yang terbaik," ujar Bokuto, dan tentu saja dorayaki telah berpindah ke tangannya. Setelah itu kembali memasukan sisa dorayaki ke mulutnya.
Washio menghela nafas lega, begitu juga Komi dan Akaashi. Akaashi menampakan senyum yang sangat tipis. Bokuto yang menyaksikan kejadian langka tersebut langsung menelan dorayakinya yang belum terkunyah sempurna dan Bokuto berakhir dengan air serta pukulan pada punggungnya. Dan kalian bisa menebak siapa yang melakukannya.
"Dasar bodoh! Kau pikir kerongkonganmu seluas apa?! Kau mau mati?"
"Uhuk..aku tidak bodoh Tatsuki-kun!"
"Heh? Bahkan seluruh asia tau bahwa kau itu bodoh!"
Tak lama, nyonya Bokuto menghampiri mereka dengan senampan teh hijau di tanganya. Keributan pun mereda.
"Koutarou, jangan menghabiskan jatah cemilan teman-temanmu!" ujar Nyonya Bokuto kepada anak nakalnya.
Bokuto hanya menyeringai. Dan tatapan nyonya Bokuto tertuju pada lelaki berwajah datar yang baru saja disadarinya.
"Ahh, sepertinya kalian mempunyai teman baru. Siapa namamu?"
"Ano.. Namaku Akaashi Keiji, aku kelas sepuluh, salam kenal." balas Akaashi sopan dan begitu ekspresif. Akaashi terlihat sangat manis. Terutama di mata Nyonya Bokuto.
"Ah, manisnya."
Lagi-lagi senyum tipis muncul dari wajah datar itu. Dan itu sangat tidak baik untuk ritme jantung seorang Bokuto Koutarou.
***
"Ibu.. aku berangkat!" seru Bokuto yang tentu saja didengar oleh ibunya.
"Tunggu, Koutarou-kun!"
Bokuto berhenti dan menoleh ke arah ibunya. Terlihat ibunya menenteng sebuah bento yang dibungkus kain berwarna biru.
"Wah, tumben sekali ibu menyiapkan bekal untukku! Aku ingin menangis namun aku harus tampil sempurna hari ini, Ibu," Ujar Bokuto dengan mata sedikit berkaca-kaca.
"Tidak, sayang. Ini bukan untukmu. Ini untuk Keiji-ku yang manis. Sampaikan salamku padanya. Jangan memakannya! Kau makan saja di kantin ya." titah Nyonya Bokuto
Bokuto memasang wajah datar, mengambil bento tersebut dan bergegas ke sekolah.
"I'm okay, mom."
TBC
gaje bgt ya wkwk
.
.
Btw, nih ket. Mulmednya dari kiri ke kanan
Komi, Onaga, Washio, Akaashi, Konoha, Sarukui, Bokuto
.
.
.
Selamat Menunaikan ibadah Puasa Ramadhan bagi yang muslim 🤗
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top