Sekedar Prolog

"Mencintai seseorang bukan berarti harus memiliki nya."



"Kiri, apakah ada cafe yang bagus di dekat sini?" tanya seorang gadis kepada temannya yang ada di sampingnya

"Ada, dari sini kau hanya perlu lurus beberapa meter lalu pertigaan belok Kiri, di samping halte bus itulah cafe nya." jelas gadis bernama 'Kiri' itu.

"Eh aku pulang dulu ya, Ra. Abang aku dah jemput." ucap Kiri sambil melirik mobil yang sudah menunggu nya di depan gerbang kampus.

"Iya, hati-hati." balas gadis itu, ia memperhatikan punggung Kiri yang sudah masuk ke dalam mobil, lalu kepala Kiri menyembul dari jendela mobil dan melambaikan tangannya kepada gadis itu, tentu saja dia balas sambil tersenyum kecil.

Lalu gadis itu menyusuri jalan sesuai intruksi Kiri, setelah di pertigaan, ia melihat sebuah halte lalu matanya melirik segala arah untuk mencari cafe itu.

'Ketemu.' batinnya saat melihat sebuah cafe berwarna Biru, dan beberapa hiasan vintage. Di bawanya kakinya ke cafe itu.

Ia membuka pintu perlahan, membuat lonceng di pintu itu berbunyi.

"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?" tanya pelayan di sana dengan senyuman yang mengembang.

"Ak-- berikan aku segelas kopi seperti biasa." ucapan gadis itu di sela seorang pemuda, gadis itu menggeram kesal lalu melirik pemuda itu.

'Siapa sih orang itu, main terobos saja?' batinnya kesal

"Terima kasih." ucap pemuda itu lalu memberikan uang nya ke kasir dan langsung pergi.

"Maaf mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan membuat gadis itu menghentikan lamunannya.

"Tolong secangkir Café au Lait, dan antarkan ke meja yang di sana." ucap gadis itu sambil menunjuk meja yang ada di pojok.

"Totalnya....."

ᴍʏ ʙʟᴜᴇ ᴄᴏғғᴇᴇ
@asyaratiara
'Sebuah Prolog Tanpa Epilog.'

"Tuk, apakah sudah selesai belanjanya?" tanya Lo'ak kepada adik bungsunya yang sibuk memilah sayuran dan buah-buahan.

"Sebentar lagi, bersabar lah." ucap Tuk yang serius menganalisis buah-buahan dan sayuran itu.

Setelah bermenit-menit akhirnya selesai, mereka berdua berjalan keluar toko itu sambil menenteng belanjaan ke mobil.

Di dalam perjalanan pulang, Tuk sibuk dengan ponselnya dan Lo'ak sibuk menyetir.

"Kak?"

"Hm."

"Kau tidak berniatan menikah?" tanya Tuk tanpa melihat kearah kakak laki-laki nya itu.

"Kenapa memangnya?" tanya Lo'ak berusaha tenang

"Secara kau sudah tua bangka gitu, tak mau mencari calon istri, ku dengar bang Neteyam akan di jodohkan." jelas Tuk

"Secara tak langsung kau menyindir ku, huh?"

"Kau yang merasa ya."

Gadis itu meniup secangkir kopi di tangannya lalu meminum nya secara perlahan, di telinga nya terpasang earphones yang memutar lagu kesukaan nya.

Sekarang sudah menunjukkan waktu hampir malam, dan gadis itu tak nampak berniat untuk pulang.

Setelah di rasa kopinya habis, ia membereskan barang-barang nya lalu menelpon supirnya untuk menjemputnya di sini.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya sang supir datang, gadis itu langsung masuk ke mobil.

"Apa ada tempat yang Anda ingin kunjungi lagi, nona?" tanya sang supir kita panggil saja Pak Zeo.

"Tidak, langsung pulang saja." ucap gadis itu sambil menoleh menuju keluar jendela, Pak Zeo langsung melaju kan mobilnya ke kediaman gadis itu.

Hola! Siapa ayangnya Lo'ak nih? Absen dulu kiw kiw.

Request by: hellojujuu (bener kan? Gua rada ingat ama lupa soalnya:v)
Maaf kak lama hehe:v

Bikin ni chapter aja gua 5× revisi gara-gara garing, mudahan ga mengecewakan yaa🙏🏻

Kuusahakan untuk produktif yaa update nya, kalian juga vote dan komen ya biar gua semakin semangat🔥

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top