˖✦ 𝟬𝟳. ›

🥐
.

.


Mash menatap datar pria bersurai setengah pirang dan setengah hitam yang masih mencengkeram tangan sahabat nya. Dia tak memasang tampang berdosa sama sekali setelah melempari Rayne dengan sapu tangan bergambar kelinci.

Mash memajukan langkahnya dengan gusar. Sembari berjalan, pemuda itu mengepalkan tangannya kuat. Wajah kelamnya menatap Rayne tajam, membuat aura hitam di sekitarnya perlahan keluar.

"Ambil kelinci mu dan kembalikan [Name] padaku."

Rayne diam, lalu menarik tangan [Name] untuk bersembunyi di belakangnya. "Tidak, terima kasih." tolaknya, dia lalu melemparkan sapu tangan kelinci itu pada Mash kembali.

Setelah menangkap sapu tangan yang dilemparkan Rayne, Mash langsung membuangnya ke langit. Dan 'cling', benda kecil itu seolah hilang tanpa jejak.

Mash kembali menoleh pada Rayne, menyipitkan matanya. "Tepati kata-kata mu barusan."

"Kutarik kembali kata-kataku. Aku menginginkan kelinci yang ini." lanjutnya, mengangkat tangan [Name] yang dia genggam.

[Name] sontak terkejut. "KAU GILA?!" teriaknya. "Aku bahkan tak mengenalmu!"

Rayne menoleh. "Rayne Ames." ucapnya memberitahu, "sekarang kau mengenalku." lalu mengeratkan genggamannya.

Mash dan [Name] sedikit tercengang. Ames? Saudara Finn Ames?

"Jadi kau kakaknya Finn?" Mash manggut-manggut. "Aku akan minta maaf padanya nanti." lalu mengepalkan kedua tangannya dan melakukan kuda-kuda.

Detik selanjutnya, pemuda bersurai hitam itu menghilang secepat kilat, membuat debu-debu di tempatnya berdiri jadi berhamburan naik.

Rayne menyipitkan mata kala debu masuk ke dalam matanya. Satu tangannya terangkat untuk menghalangi debu dari padangannya, seraya mencari-cari keberadaan Mash yang menghilang.

"Dimana dia?"

BUGH!

Sebuah pukulan melayang tepat di pipi kirinya, hal itu membuat Rayne sedikit terhuyung dan kehilangan keseimbangan. Dia menoleh ke sekelilingnya, dan tak mendapati siapa-siapa kecuali dirinya sendiri.

Oh, tunggu.

Rayne menoleh melihat tangannya. Ah.. [Name] ikut menghilang. Aneh, sejak kapan genggaman mereka lepas? Dia tak menyadarinya sama sekali.

"Kelinci ku dicuri." gumamnya.





.





Setelah berhasil membawa [Name] kabur dari Rayne, Mash langsung pulang ke asrama bersama sahabatnya itu. Dan saat ini..

TEP!

...Mash memojokkan [Name] ke sudut dinding menggunakan kedua tangannya. Dia menunduk, menatap mata gadis itu dalam-dalam. Tak ada lagi Mash polos, hanya pria besar dengan raut wajah serius yang tampak begitu gelisah dengan sesuatu.

"Mash?" [Name] meneguk ludah. Perilaku Mash yang tiba-tiba jadi agresif membuatnya jadi cemas. Sahabatnya itu tak pernah seperti ini sebelumnya. Ia seolah berhadapan dengan orang yang berbeda.

[Name] meremas roknya dengan erat. "Ada apa, Mash? Apa karena ku?" tanyanya pelan. Ia jadi teringat bahwa tadi pagi dia telah bersikap kasar dan mengabaikan sahabatnya itu.

Perlahan, dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Mash. Namun pria itu langsung menangkap tangan [Name] dan meletakkannya di dadanya.

"[Name]." Mash berucap pelan. "Disini rasanya sakit sekali." keluhnya, menggenggam telapak tangan [Name] yang telah menyentuh dada bidangnya. Rasa perih di hatinya membuat napasnya makin memburu.

Ah, jantung Mash berdetak begitu hebatnya.. sampai-sampai membuat [Name] bisa merasakannya lewat jemari tangannya. "M-mash.."

Mash tertunduk sedih. Rasa sesak di dadanya begitu melukainya. Kedua bahunya menurun, membuat sekujur tubuhnya melemas, terlebih lagi jika di hadapan [Name].

"[Name]..." lirih Mash, suara nya bahkan terdengar parau. Dia merasa tercekat di tenggorokannya saat menelan ludah.

[Name] menggigit bibir bawahnya, ikut merasa gelisah melihat sahabatnya yang mendadak jadi seperti ini. Sungguh, dia baru pertama kali menghadapi tindakan Mash yang mengganas.

"Jangan bersamanya." jeda sebentar, Mash menarik telapak tangan [Name], kemudian menciumnya lama. "Jangan menyakitiku." pinta nya.

Ah, yang dimaksud oleh Mash pasti laki-laki yang tadi. Kakak Finn, Rayne Ames. [Name] cepat-cepat mengangguk tanda mengerti. Lalu mengiyakan perkataan Mash.

Melihat [Name] yang patah-patah mengangguk menerima permintaannya, Mash makin menggenggam erat jemari tangan gadis itu. Dia memajukan langkah, mendekatkan wajahnya pada [Name], sampai dahi keduanya saling bersentuhan.

Hosh...

[Name] dapat merasakan deru napas Mash yang menerpa wajahnya. Gadis itu memejamkan mata kala merasa pipinya disentuh oleh Mash. Lidahnya jadi kelu. Mash mengusap pelan wajahnya dengan lembut, yang membuat pipinya menghangat.

"Mash.." panggil [Name]. Dia mengerjap pelan, napasnya tersengal-sengal.

Ah, melihat wajah mungil [Name] yang memelas sambil mengucapkan namanya, entah mengapa terlihat begitu menggemaskan di mata Mash. Hal itu membuat naluri buas nya semakin bangkit keluar.

Mash tak bisa menahan dirinya lebih dari ini. Dia memegang wajah [Name], menyisir poni gadis itu ke belakang, kemudian..

Cup!

Sebuah ciuman mendarat. Mash mengecup sayang ubun-ubun [Name] dengan lembut. Ciuman itu turun ke dahi, kelopak mata, pipi gebu milik sahabatnya, dan berhenti di permukaan leher [Name] yang mulus. Membuat gadis itu menggeliat hebat, dia dapat merasakan bibir hangat Mash yang menyentuh kulitnya. Sensasi panas itu menjalar ke seluruh tubuhnya.

"M-mash.. mmgh."

[Name] merasa geli ketika Mash berhasil menggigit lehernya, sesekali menghisapnya dengan lembut. Oh, tidak. Leher.. adalah kelemahannya. Kedua kaki [Name] melemas, tak sanggup berdiri. Sebelum gadis itu meringsut dan jatuh, dengan sigap Mash meletakkan kedua tangan [Name] ke pundaknya.

"Cukup, Mash.. hosh.."

Mash langsung menghentikan aktivitasnya, kemudian menegakkan kepalanya menatap [Name]. Ah.. sahabatnya itu kelihatan begitu lemas sambil mengatur napasnya. Mata sayu-nya, rambutnya yang kusut, dan napasnya yang tersengal benar-benar terlihat indah.

Mash menjilat kembali tanda merah yang berbekas di leher [Name], lalu menenggelamkan kepala nya disana. Memeluk gadis itu erat.

Mash yang agresif sampai menggila seperti ini, kira-kira kenapa? [Name] tak tau jawaban pasti nya. Yang dia tau, pasti pria itu marah karena ulah Rayne yang berusaha menculiknya. Tapi.. apa semua teman begini kalau marah?

"Kau.. berlebihan." keluh [Name]. Dia meneguk ludah, mengangkat tangannya dan mengelus rambut Mash pelan.

"Gomen." ucap Mash datar. Dia memejamkan mata dan mengeratkan pelukannya. Membiarkan kepala nya diusap oleh [Name] sampai tertidur.

Sungguh, jika Finn dan Dot melihat kelakuan dua orang itu sekarang ini, mereka akan berkata;

"Yang seperti itu namanya masih 'sahabat'?"







🥐
.






Suka banget bikin Mash agresif muach 😽😽
Potret Mash yang esmoci ngeliat Rayne sm nem :

WOWKWSOWKS kedepannya bakal lebih banyak momen uwu.
Karena apa? Karena Mash suka katanya 💘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top