˖✦ 𝟬𝟲. ›
🥐
.
.
Pagi ini, [Name] memasuki kelas lebih awal. Untuk pertama kalinya, gadis bersurai emas itu tak mengenakkan bando yang biasanya ia pakai. Dan sebagai ganti, dia menguncir setengah rambutnya dengan ikat rambut yang ia beli bersama Lance.
[Name] menopang dagu diatas meja, hanya butuh 2 detik untuknya merenung. Dia.. masih kepikiran dengan tingkah Lemon yang meniru warna bando nya kemarin. Memang, apa bagusnya bertindak seperti itu dihadapan Mash?
"Huff.." [Name] menghela napas panjang, menidurkan kepalanya di meja.
DUK!
DUK!
Mendengar suara keras dari pintu, [Name] mengangkat kepalanya kembali. Suara khas itu pasti..
"Tunggu!" [Name] berlari cepat ke arah pintu, ia langsung memutar kenop dan membukanya segera. Benar saja, Mash berada di balik pintu dengan wajah datar.
"Sudah kuduga..." [Name] menghembuskan napas lega. Untung saja pintunya selamat.
Yah, biasanya memang [Name] yang selalu membuka pintu untuk Mash. Tapi karena pagi ini gadis itu sedang dalam suasana hati yang buruk, dia malah pergi ke kelas sendiri.
Mash menunduk melihat [Name], merasa ada yang berbeda dari sahabatnya hari ini, dia langsung mengarahkan tangannya untuk menangkup wajah mungil [Name] pelan, membuat gadis itu mengadah melihatnya.
"Apa?" tanya [Name] ketus.
"Di mana bando mu?"
"Kubuang."
"Hm? Kenapa?"
[Name] menepis kedua tangan Mash yang melekat di pipinya. Menatap pria itu tak suka. "Jangan pegang-pegang."
Seketika, Mash langsung murung. "...Maaf, [Name]."
Tak menjawab, [Name] langsung duduk di kursinya kembali, meninggalkan Mash disana. Dia melipat kedua tangan di meja, kemudian menidurkan kepalanya. Bete.
"Ohayou- oh, Mash. Kau sudah sampai?" Finn yang baru menginjakkan kaki di kelas refleks menghampiri Mash, menepuk pundak pria itu pelan.
Tak ada jawaban.
"Etto.." sadar akan ada yang aneh dengan Mash, Finn berusaha bertanya. "Kau baik-baik saja?"
Mash menggeleng.
"Eh? Ada apa?"
"Aku dimarahi."
"Dengan siapa?"
Mash menunjuk satu-satunya seorang gadis yang berada di dalam kelas, [Name].
"DIA BISA MARAH?!" Finn melotot tak percaya.
Mash mengangguk sedih.
Finn menggaruk pipinya yang tak gatal. Sungguh ia tak menyangka kalau [Name] bisa marah, padahal kalau dipikir-pikir, gadis itu cukup lembut memperlakukan orang di sekitarnya.
.
Pelajaran jam pertama selesai. Mash dan [Name] masih diam-diaman satu sama lain. Walau Mash sudah beberapa kali mencoba untuk bertanya, [Name] tetap tak menjawab dan memasang raut kesal.
Disisi lain, [Name] diam-diam mengintip Finn dan Mash yang terlihat sedang mendiskusikan sesuatu. "Mereka membicarakan apa?" gumamnya.
[Name] menggelengkan kepalanya. Ini bukan waktunya untuk penasaran. Gadis itu berdiri, kemudian beranjak dari kursinya. Berjalan gontai ke arah pintu, dan keluar dari kelas. Tujuannya ke taman.
.
Setibanya di taman sekolah, [Name] melangkahkan kakinya ke sebuah pohon besar. Gadis itu mengulum senyum. Ah, disini sejuk. Angin pagi menggoyang-goyangkan rambutnya yang terurai bebas. Sejenak, dia dapat menghilangkan perasaan buruk di hatinya.
"Oh, aku sampai lupa harus apa." [Name] sedikit membungkuk, ia mencari-cari sesuatu di tanah.
Ketemu. Gadis itu segera berjongkok. Ada bekas galian tanah yang telah ditimbun disana. Dengan cepat, [Name] membongkarnya kembali. Tapi.. lubang yang telah ia gali di dalam sana, kosong.
"Loh? Tidak ada.." [Name] mulai panik, keringat bercucuran dari pelipisnya. "Aku yakin itu ada disini." ia menggerutu sebal. Ah, mood nya jadi jelek lagi sekarang.
Tap
Tap
"Mencari ini?"
Suara baritone itu mengejutkan [Name]. Sontak ia menoleh ke belakang. Ada.. seorang pria bersurai setengah pirang dan setengah hitam yang berdiri sambil memegang bando pink miliknya yang kotor oleh tanah.
"Bando ku.."
Rayne memicingkan matanya melihat bando yang dia pegang, kemudian beralih menatap [Name]. "Kau mencari sesuatu yang telah kau buang? Benda usang ini?" tanya nya.
[Name] mengerutkan kening. Kenapa dia kasar sekali?!
"Tolong kembalikan." pinta [Name], menjulurkan tangannya. Ia memasang raut serius di wajah.
Rayne diam. Tiba-tiba saja dia ingin mencoba sesuatu yang lain. Laki-laki itu menarik alis matanya, lalu memasukkan bando pink itu ke dalam saku nya kembali.
"Hei!" [Name] mulai kesal, dia berjalan menghampiri Rayne secara langsung. Gadis itu menjulurkan telapak tangannya sekali lagi. "Kembalikan." tegasnya.
"Tidak."
"Itu punyaku."
"Kau membuangnya, jadi ini milikku."
[Name] mendengus. Yang benar saja? Memang untuk apa gunanya laki-laki ini memiliki bando nya? Bando kan, untuk perempuan. Dasar gila.
"Oke." [Name] menganggukkan kepala menatap Rayne. "Akan kuambil sendiri." usai mengatakan itu, [Name] langsung mengangkat tangannya untuk meraih kantung celana Rayne. Nekat.
Tapi sayangnya, Rayne langsung menggagalkan tindakan [Name] dengan mencegat tangan gadis itu erat. Dia menarik tangan [Name] ke dekatnya. "Kau mau apa?"
[Name] membatu. Wajah Rayne terlalu dekat dengannya. Gadis itu meneguk ludah. "B-bando ku." ucapnya terbata-bata.
"Sapu tangan."
"Huh?"
"Kembalikan sapu tangan yang pernah kuberikan padamu." jelasnya.
[Name] mengedipkan matanya beberapa kali. Berusaha mengingat sapu tangan yang dimaksud oleh Rayne. "Oh, sapu tangan pink bergambar kelinci itu?"
"Tak perlu serinci itu." tegur Rayne datar.
"Aku tak membawanya hari ini." ucap [Name] bingung.
Mendengar itu, Rayne makin menggenggam pergelangan [Name] kuat. Mendekatkan wajahnya dengan gadis itu. "Sekarang." tegas Rayne.
[Name] berusaha menjauhkan dirinya, dia mendecakkan lidah. "Akan kuambil, jadi lepaskan tanganku."
Hening. Rayne tak kunjung melepaskan tangannya. Malah, cengkeraman itu semakin kuat. Hal itu membuat pergelangan [Name] mulai terasa sakit.
[Name] berusaha menarik tangannya, tapi tetap saja tak berhasil. Oke, dia mulai lelah dengan ini. "Hei!" teriaknya. "Lepas—"
SLAP!
Rayne mengaduh ketika menerima sebuah sapu tangan yang melayang tepat di wajahnya. Dia menggertakkan gigi, kemudian memungut sapu tangan yang telah dijadikan senjata untuk menyerangnya. Tunggu, sapu tangan itu bergambar kelinci.
"Sapu tanganku." gumam Rayne. Dia menolehkan kepalanya, dan mendapati..
..seorang pemuda berambut hitam yang tengah menatapnya kelam.
🥐
.
Jadi, sukanya sm Rayne apa Mash? 😼😽
/berlary kencang mengejar kwelinci 🥺👉🏻👈🏻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top