˖✦ 𝟬𝟱. ›

🥐
.

.



Mash berlari cepat menembus derasnya air hujan. Dia membiarkan sekujur tubuhnya basah kuyup. Pemuda itu sesekali menoleh kiri kanan, semua kedai dan pedagang kaki lima yang tadinya berkerumun sudah tak nampak di tepi jalan.

Suasana begitu sepi, tidak ada satu orang pun yang terlihat. Namun langkahnya tak berhenti sampai disana. Mash tetap mencari, menelusuri beberapa gang-gang kecil, dan saat ia berbelok arah, ia memberhentikan langkah.

"[Name]?"

Seorang gadis bersurai emas kecokelatan itu berdiri sendirian di tengah hujan. Ia terlihat menggenggam sapu tangan bergambar kelinci dengan jemari yang bergetar. Tubuhnya menggigil hebat, [Name] mengigit bibir bawahnya yang telah membiru. Menatap Mash dengan sorot terluka.

Mash membiarkan hatinya terkoyak melihat kondisi sahabatnya di seberang sana. Dia berlari kencang ke arah [Name]. Tepat sebelum Mash meraih gadis itu, gemuruh kembali menerjang.

[Name] memejamkan matanya kembali, ia hendak menutupi kedua telinganya, namun Mash mendahuluinya.

"Aku disini." Mash berucap pelan, samar-samar hampir tak terdengar karena derasnya hujan. Kedua telapak tangannya membekap telinga [Name] erat, berusaha mengusir suara petir itu jauh-jauh.

"Aku sudah disini." Mash mendekatkan wajahnya, satu tangannya mengusap pipi [Name] yang telah dingin. "Jangan menangis." sungguh, ia semakin terluka melihatnya.

Patah-patah, [Name] mengangguk kecil. Ia membiarkan pipinya di tangkup oleh Mash. Dia dapat melihat raut cemas yang terpampang jelas di wajah pria itu.

"M-maaf, ya. Aku.. akan menurut." gelagap [Name], bibir bawahnya bergetar hebat ketika mengucapkan kata demi kata. "Aku.. akan menurut.. kalau kau bilang ikut."

"J-jangan marah, ya..?" air mata [Name] tak bisa lagi dibendung. Dia menggigit bibirnya, membuat air matanya mengalir deras. "Jangan marah, aku salah.." isaknya tertahan.

Mash merasa tercabik mendengar pengakuan dari [Name]. Apa gadis itu pikir dia akan memarahinya? Yang benar saja. Marah? Bagaimana dia bisa?


Cup


Satu kecupan mendarat di pipi [Name], ciuman itu berlangsung lama. Seperti yang pernah Finn bilang, tidak ada yang normal dengan pertemanan Mash dan [Name]. Dan kecupan itu juga bukan pertama kali dilakukan oleh Mash, pria itu.. kerap melakukannya di situasi tertentu.

Tak berhenti sampai disana, Mash segera memeluk tubuh mungil sahabatnya itu dengan erat. Oh, dia sudah mencurahkan semua kekhawatirannya. Dia.. tak mau lagi meninggalkan [Name] sendirian.

"Ayo pulang." bisik Mash pelan, mengusap kepala [Name] lembut.





.





Keesokannya, di sekolah...

"Maafkan aku, kemarin aku terbawa emosi." ucap Mash sambil membungkuk di hadapan Lance.

Ceritanya, setelah tau bahwa Mash memukul Lance, pemuda bersurai hitam itu langsung ditegur oleh [Name] habis-habisan. Jadilah sekarang Mash harus meminta maaf pada Lance sesuai arahan.

Lance tersenyum miring, dia menjulurkan kakinya. Lalu bilang, "Jilat juga sepatuku—"

PLAAAK!

Lance ditampar. Pelakunya? Siapa lagi kalau bukan Mash.

"OI! KAU MAU MINTA MAAF ATAU NGAJAK BERKELAHI PART 2?"

Mash membungkuk, lagi. "Gomenasai." ucapnya.

Lance berdecih, mengusap pipinya yang nyut-nyutan. "Terserah kau." dia tak peduli lagi. Mash benar-benar ringan tangan kalau sudah menyangkut tentang [Name].

Mash kembali berdiri tegak dengan tampang polosnya. "Terima kasih."

"Ya, ya." Lance memutar badannya, dia memajukan langkah hendak pergi dari sana. Tapi tiba-tiba bahu nya di tahan oleh seseorang dari belakang. Mash, lagi.

Lance kembali berdecak kesal. "Apa lagi?!"

"Kau juga harus minta maaf, pada [Name]."

"Hah?"

Mash memasang ekspresi kelam, menatap pria bersurai biru itu tajam.

Lance langsung membungkuk di hadapan [Name]. "Maafkan hamba."

[Name] terkekeh pelan, hampir dia tertawa ngakak kalau tak ditahan. "Tak apa-apa, Lance." ujarnya.

BRAKK!

Pintu ditendang keras oleh seseorang dari luar. Mash, [Name], dan Lance langsung menoleh. Oh, itu Dot, dia tersenyum lebar seraya memasang pose keren. Ada Finn dan Lemon juga di sampingnya.

"Ketampanan absolut, adalah aku. Dot Barrett, sang mc paling keren di jagat raya. Kalian para npc, tunduklah padaku." ucap Dot kepedean. Sayang, tak ada yang mendengarnya.

Finn berjalan menghampiri [Name], menyapa nya sambil tersenyum. "Pagi, [Name]. Apa kemarin kau pulang dengan selamat?"

"Pagi, Finn. Aku dijemput Mash, jadi kami pulang bersama." jawab [Name] menjelaskan, membalas senyum Finn.

"Syukurlah, maafkan kami yang tidak tau kalau kau punya astraphobia." lanjut Finn, ada rasa bersalah di hatinya.

[Name] menggeleng. "Padahal itu salahku." jeda sedikit, "oh iya, aku baru ingat. Aku bertemu seseorang yang mirip denganmu."

Finn berkerut. "Mirip denganku?"

"Iya, dia memberiku sapu tangan ini." [Name] merogoh sakunya, kemudian memperlihatkan sapu tangan berwarna pink dengan gambar kelinci.

Sontak, Finn langsung menganga. "RAYNE?!"

"Kira-kira siapa, ya?" ucap [Name] bertanya-tanya.

Finn meneguk ludah, mengalihkan pandangannya. "Ahaha, i-itu.."

"MASH-KUN! KYAAA!" Lemon berteriak, membuat semua orang yang berada disana menoleh padanya.

Lemon memeluk lengan Mash, kemudian menyenderkan kepalanya di bahu pria itu. "Aku membuatmu marah kemarin, jadi hari ini aku berdandan cantik untukmu."

Mash memiringkan kepalanya, tak mengerti sama sekali. "He? Kenapa?"

"Lihat bando pita ku, aku memakai warna pink! Kau pasti suka. Kyaaa~"

Mendengar itu, [Name] langsung tertegun. Dia meraba bando polos yang ada di kepalanya. Tunggu.. bukankah warna bando yang Lemon pakai sama persis dengan milik nya?

Apa gadis itu baru saja... menirunya?

Finn, Lance, dan Dot melirik [Name] secara bersamaan. Mereka semua tau, dan mereka sudah menyimpulkan nya sedari tadi. Bahwa.. "Kau berlebihan, Lemon Irvine."




.




Ckckck, sistah-sistah sekalian apa ga emosi?
Btw kalian main tele ga? Sebenernya chii punya ch di tele, kalian tertarik join ga yaa? (人 •͈ᴗ•͈)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top