Episode 8 : Deskripsi Kerja

Muza Yana

Kemunculanku di mobil V sepertinya mengundang candaan bagi member BTS. Mereka saling mengejek. V menjadi korban ejekan dan mereka menuduh V yang bukan-bukan. Mereka juga mengira kalau aku mengenal V. Aku tidak mengenalnya secara pribadi, aku hanya mengenalnya secara global. Setelah ejekan dan tuduhan yang dituduhkan pada V, dan klarifikasi dariku, aku pun akhirnya dibolehkan pergi. Aku tak menyangka bertemu mereka di sini.

Namjoon atau yang biasa dikenal sebagai RM memberiku sedikit uang. Tadi, aku sempat mengitung saat ia mengeluarkan uang berwana biru. Sepuluh lembar uang 50 ribu Won. Katanya uang ini bisa dipakai untuk ongkos taksi menuju KBRI di kawasan Yeongdeungpo. Kurasa uang yang ia berikan terlalu banyak untuk ongkos taksi. Aku tetap bersyukur, setidaknya dengan uang itu aku bisa hidup beberapa hari di sini.

Langkahku kuperlambat saat melewati koridor, sepertinya aku berubah pikiran. Kalau aku pulang, aku tak punya uang. Uang yang diberikan Namjoon tak cukup untuk membeli tiket pesawat.

Apakah bisa setelah sampai di KBRI aku menelpon Leci dan memintanya mengirim uang sebanyak dua belas juta rupiah untuk ongkos pulang?

Tidak, kakek tidak punya uang sebanyak itu. Kalaupun aku ke KBRI berterus terang, tentu aku diperiksa terlebih dahulu baru bisa dipulangkan. Pihak KBRI pasti tak semudah itu percaya ceritaku, apalagi semua surat dan identitasku tertinggal di rumah bordil. Mereka akan menuduhku sebagai seorang tenaga kerja ilegal.

Dengan langkah perlahan akhirnya aku sampai pada lift. Aku memencet tombol buka, tetapi sebuah tangan memencet tombol tutup. Aku mendongak melihat si pemilik tangan ternyata dia adalah si pria paling tampan di dunia tahun ini. Aku menganga, sementara dia memandangku. Kami saling pandang. Dadaku berdebar berada di dekatnya. Tidak seperti saat aku berada di dekat Namjoon.

"Hei, wait!"

Kudengar ia bersuara dekat di telingaku. Suaranya berat dan enak didengar. Semua yang ada pada dirinya nyaris tidak ada kurangnya. Melihatnya seperti melihat boneka Barbie versi lelaki. Ken, entah apalah namanya. Matanya terlihat berbinar indah. Kulitnya sedikit tan dibanding teman-temannya. Dia memang lelaki yang sangat tampan, tetapi dia buka tipeku.

"Follow me," katanya pelan.

Setiap ucapan yang ia keluarkan, waktu serasa berhenti berdetak. Ia seperti memegang kendali apapun, siapa pun wanita yang ada di hadapannya akan menurutinya. Walau dulu aku tak pernah memujanya, kini aku justru seperti tenggelam dalam pusara asmara yang ia ciptakan. Sial, dia tampan sekali.

Aku mengikuti V, ya begitu namanya yang kutahu. Dia memiliki nama asli Kim Taehyung. Dia sangat populer, Leci dan Caca sangat menyukainya. Berbeda denganku yang bertahun-tahun menyukai Chanyeol. Kami di rumah selalu war fandom. Leci dan Caca ada di kubu BTS sementara aku ada di kubu The One, grubnya Chanyeol.

Aku mengikuti V dari belakang. Badannya tinggi besar, lengan dan bahunya terbentuk indah dari hasil fitness. Beberapa tahun yang lalu aku melihat fotonya di internet ia tampak kurus, tak seseksi saat ini. Sekarang, rambut lurusnya ia jadikan ikal, hal itu justru membuatnya terlihat makin seksi.

Ia membawaku ke sebuah ruangan kecil dan namanya tertera di atas kusen pintu. Sepertinya ini ruangan istirahat pribadi miliknya. Ia membuka pintu dan kami disambut oleh pria berbadan gemuk.

***

Pria berbadan gemuk itu bernama Oh Jigoong, ia asisten pribadi V. Ia menceritakan alasan V membawaku kemari. Setelah cerita panjang lebar dan diterjemahkan V dalam bahasa Inggris, aku sadar kalau dikatakan Jigoong benar. Seharusnya aku mengganti kaca retak itu. Kaca itu retak karena perbuatanku. Mau bagaimana lagi, aku tak tahu kalau itu mobil anggota BTS.

Jigoong tak lancar berbahasa Inggris. Akhirnya V yang akan menyebutkan deskripsi kerja untukku.

"Tugasmu, membereskan rumah, mencuci baju kami, mengepel, mencuci piring, menyapu, menyiapkan makan, mendengarkan obrolanku, dan mengingatkanku makan."

"Wait, mengaingatkanmu makan? Kau sering lupa makan?" tanyaku pada V.

V tak menjawab, ia kembali melanjutkan deskripsi kerjaku. "Membantu Jigoong mengangkat koper kalau kami bepergian, itu kalau kebetulan kau kuajak. Kau juga harus ikut acara penting dan membereskan semua peralatanku yang berantakan, membereskan tempat tidur, membersihkan toilet, dan membersihkan taman. Kuharap kau tak keberatan," katanya dengan wajah datar.

Aku terkejut. Banyak sekali rincian pekerjaan yang harus ku kerjakan, apa bisa dikerjakan dalam waktu dua puluh empat jam? Aku menggigit bibirku. Sementara Jigoong, pria gemuk itu tersenyum senang. Tentu kau senang, kawan. Pekerjaan yang seharusnya kau kerjakan menjadi ringan, dengan dalih 'kaca retak.' Untung saja kondisiku terjepit. Jika aku wanita kaya, jelas saja aku tidak mau.

"Lalu, kau, Jigoong. Gajimu kupotong. Sebagian besar kerjamu akan dikerjakan olehnya." V menutup pembicaraan. Jigoong hanya bisa menelan saliva. V keenakan berbahasa Inggris denganku hingga keterusan berbahasa Inggris dengan Jigoong.

***

Menjadi asisten, lebih tepatnya pelayan V, bukanlah pilihan buruk. Selain aku masih ada kesempatan di Korea, aku juga aman dari pencarian Olivia dan pengawalnya. Kurasa mereka tak akan berhenti mencariku. Sebab, aku kabur dengan cara yang licik, dan Cha Minho juga pasti tidak akan tinggal diam. Ia akan mengerahkan kekayaannya untuk mencariku.

Tempat tinggal V pasti dijaga ketat security dan ada CCTV di mana-mana. Dari berita di internet, V kini tinggal sendiri. Sebelumnya, ia memang tinggal bersama dengan member BTS lainnya.

***

Pekerjaan pertama sudah kumulai. Aku membereskan ruangan istirahat pribadi V. Semua yang berserakan kususun rapi. Barang-barang yang berserakan di tasnya kurapikan dan kumasukkan ke dalam tasnya. Aku juga mengembalikan barang pada tempatnya. V sepertinya salah mengangkat asisten seperti Jigoong. Pria itu kadang juga memperburuk suasana, seperti membuang sampah makanan sembarangan dan meletakkan barang milik V secara asal.

Saat aku bekerja, Jigoong bukannya membantu, ia bersama V memperhatikanku. Kadang-kadang aku membungkuk, kadang-kadang aku jongkok dan menunduk. V dan Jigoong saling berbisik dan berdehem. Mereka berbisik menggunakan bahasa Korea, setelah aku menoleh pada mereka, aku baru sadar kalau bajuku terlalu seksi sebagai pelayan. Astaga, dasar seragam gila.

"Boleh kupinjam kaos oblong milikmu, Jigoong?" Tentu aku hanya berani meminjamnya pada Jigoong meski kutahu ukurannya terlalu besar untukku. Kami sama-sama pelayan V, kalau meminjam kaos oblong milik V, jelas saja aku sungkan walau mungkin ukurannya tidak terlalu besar. Andai V meminjamkan, aku juga sungkan menerimanya, sebab semua baju yang lekat di tubuhnya adalah baju mahal.

"Aku tak membawanya, aku hanya memakai ini." Ia menunjukkan kaos oblong yang ia pakai.

"Kau tak perlu meminjam pakaian, kau beli saja. Kau akan diantar Jigoong membeli pakaian, pergilah dengannya. Aku menunggu kakian di sini," kata V tiba-tiba. Aku kembali menganga. Sungguh, aku hampir tak percaya, aku dibelikan baju oleh V BTS. Aku terharu, setelah aku keluar dari neraka prostitusi, kini aku masuk ke surga yang diciptakan seorang bintang K-pop seperti dirinya. Sungguh beruntungnya diriku.

Gaess... Makasih udah baca sejauh ini. Jangan lupa Vote.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top