Episode 7 : Gadis Simpanan

Kim Taehyung

Aku langsung syok begitu melihat wanita muda tiba-tiba sudah berada di dalam mobilku. Ia sepertinya pingsan karena lemas karena pengap. Entah bagaimana caranya ia bisa masuk ke mobilku. Apa mungkin kunci otomatisnya rusak? Bagaimana keamanan Greatest Hits? Lalu Bodiguard? Mereka ke mana saat itu?

Beberapa kru BTS membopongnnya untuk masuk ke studio. Ia pun ditidurkan di atas sofa ruangan istirahat. Awalnya Namjoon menyarankan untuk membawa wanita itu langsung ke rumah sakit, tetapi aku melarangnya. Ini pasti akan menggemparkan dunia dan berita 'V BTS menyimpan seorang gadis di mobilnya' akan muncul. Tidak, demi Tuhan aku tak pernah membawa gadis manapun di mobilku.

Aeri, salah satu karyawan Greats Hit tanpa minta izin  menyelimuti wanita muda itu dengan jaketku. "Tunggu, Aeri. Mengapa kau menyelimutinya dengan jaketku?" protesku. Wajahku tak bisa menyimpan kekesalan. Selain ia tiba-tiba muncul di mobilku, mengapa kini justru jaketku yang dipakai untuk menyelimutinya?

"Tentu saja dengan jaketmu, Taehyung-ah. Dia pingsan di mobilmu. Jadi dia tanggung jawabmu!" semprot Jimin.

"Kalau bukan jaketmu, memangnya mau kita selimuti dengan apa, Taehyung-ah? Masa diselimuti dengan alas meja?" J-Hope berkomentar. Sial, J-Hope masih saja bisa bercanda saat suasana seperti ini. Aku tak menanggapinya.

Wanita pingsan itu berpakaian seksi. Bahu dan dadanya terlihat jelas. Aku mengerti, Aeri menyelimutinya dengan jaketku karena semua kru laki-laki dan member BTS gelisah melihatnya. Mereka saling berbisik dan mendeham termasuk aku juga tadi terlanjur melihatnya, dasar. Setelahnya, Aeri juga berusaha membangunkan wanita itu dengan menepuk-nepuk pipinya.

"Sstt..., berapa 'ronde' semalaman bersamanya, Hyung?" Tiba-tiba Jungkook mengejekku. Dia selalu berpikiran kotor.

"Heh, Jungkook!" aku menjitak kepala Jungkook. "Apa maksudmu ronde, hah? Aku bahkan tak mengenalnya. Sembarangan saja kau ini!" umpatku. Jungkook tersenyum kecut dan mengusap-usap kepalanya tepat di bagian jitakanku.

"Kenapa dia menjadi lemas seperti itu? Apa kau terlalu ganas?"  Kini Jimin mengejekku.

"Jimin! Kau jangan ikut-ikutan mengejekku! Aku tak mengenalnya," jawabku tajam.

"Mungkin ia mengandung anakmu, tapi tak kau akui. Terpaksa ia menguntitmu," sambung J-hope. "Sudah lah, kau akui saja kalau kau sudah tak tahan lagi."

"Sembarangan saja kau, Hyung." Aku tetap bersikeras untuk meyakinkan mereka kalau aku tak ada hubungannya dengan wanita ini. Semua berkomentar tentangnya, kecuali Seokjin. Ia hanya berkomentar sedikit. Mungkin karena kami sempat bertengkar hingga ia banyak diam.

"Taehyung-ah, jelaskan padaku. Mengapa kau sembunyikan wanita ini di mobilmu? Kelihatannya tak akan jadi masalah, tapi kalau gadis ini bercerita pada semua orang, kau akan dapat skandal," tukas Suga.

"Hyung, sungguh aku tak mengenalnya. Kalau kalian tidak percaya tanyakan padanya. Aku berani jamin, kami tak saling kenal. Mungkin dia sasaeng fans, atau dia hanya terjebak saja tanpa tahu itu mobilku."

Selama kami saling berdebat dan saling ejek. Aeri tetap berusaha membangunkan wanita muda itu. Tak lama, akhirnya wanita itu siuman dan membuka matanya. Ia menatap langit-langit dengan tatapan kosong. Mungkin ia tak tahu kalau kini ia berada dalam satu ruangan dengan bintang K-pop terkenal. Atau, dia tak tahu dengan BTS, entah lah.

***

Aku tercengang, wanita ini menangis terisak selama setengah jam lebih. Ia menangis tak henti-hentinya, Aeri memberikan tisu untuk mengusap air matanya. Ia mengambilnya lalu kembali menangis. Aeri mencoba mengajaknya berbicara tetapi ia tetap menangis. Inilah kelebihan wanita, ia bisa mengis tanpa henti, tetapi air matanya tak pernah habis.

Wanita itu seperti terkena depresi. Kami menduga ia adalah orang Indonesia. Dari garis wajahnya dan semua yang ada pada dirinya menampilkan visual wanita Indonesia. Aku tak tahu banyak tentang Indonesia, tetapi aku menyukai drama pernikahannya. Beberapa kali aku menonton drama Indonesia dari siaran Indonesia. Judul drama itu adalah Suara Hati Istri. Ya, aku beberapa kali menontonnya jika sedang tidak ada pekerjaan.

Namjoon meminta Aeri berpindah tempat. Posisi Aeri yang sebelumnya ada di hadapan wanita itu kini digantikan oleh Namjoon. Namjoon datang di hadapan wanita itu layaknya penolong. Namjoon selalu baik pada siapa saja, termasuk pada wanita. Itu memang kelebihan yang dimiliki Namjoon, ia bisa bernegosiasi dengan baik.

"Hai," sapa Namjoon. Setelahnya pria itu memberikan tisu di tangannya. Wanita itu mengambil tisu itu dan menyeka air matanya, lalu mengeluarkan ingusnya tepat di depan Namjoon. "Aku Namjoon. Kau siapa?"

"Hah! Namjoon? BTS?" katanya lirih. Setelahnya wanita itu tercengang melihat Namjoon tanpa berkedip.

"Namamu siapa?" sapa Namjoon. Wanita itu masih melongo. Ia sepertinya tak bisa berbahasa Korea. Tak hilang akal, Namjoon mencoba berkomunikasi dengan berbahasa Inggris. "What is your name?"

"My name is Yana," jawabnya lirih.

"My name is Namjoon. And they are my friend. Seokjin, Suga, J-hope, Jimin, V and Jungkook." Namjoon menunjuk kami satu persatu.

Wanita itu terkejut saat melihat kami satu persatu. Ia seperti baru yakin kalau kami adalah BTS. "Oh, My God," ucapnya setelah beradu pandang denganku.

"Kuharap kau bukan sasaeng fans. Kalau boleh tahu, bagaimana bisa kau berada di dalam mobil V?" Namjoon mengintrogasinya. Setelah ia bercerita panjang lebar, wanita itu berdiri dan membungkuk padaku seraya meminta maaf karena telah mengacak-acak mobilku.

***
Dia orang Indonesia yang tersasar kemari. Dia lari dari kejaran penjahat dan tanpa sengaja ia bersembunyi di mobilku. Di sini  ia sebatang kara tanpa sanak keluarga. Dari ceritanya pada Namjoon, dia ingin bekerja di Seoul, tetapi surat-suratnya hilang. Sembari wanita muda itu bercerita Namjoon sesekali melihatku dan mengodeku dengan matanya. Aku tak tahu maksud Namjoon.

Namjoon masih meladeninya bercerita, ia seperti senang bercerita dengan Namjoon. Sesekali ia menatap mata Namjoon dan kadang ia mencuri-curi pandang padaku, terlebih saat aku mengusap rambut ikalku. Sepertinya, rambut ikalku ini adalah magnet tersendiri bagi para wanita.

Kami berenam, beberapa kru, dan Aeri hanya menyaksikan mereka berdua bercerita. Aku cukup mahir berbahasa Inggris, tetapi Bahasa Inggris Namjoon tentu lebih baik. Ia pernah tinggal di luar negeri. Sementara aku, aku hanya belajar bahasa Inggris secara daring.

"Hyung," panggil Jigoong pelan. Ia membawaku menjauh dari anggota BTS lainnya keluar ruangan istirahat.

"Ada apa?" jawabku pelan.

"Hyung, sepertinya Namjoon Hyung-nim akan membiarkan wanita muda itu pergi, artinya...." Jigoong menghentikan  ucapannya.

"Artinya apa? Kau bicara yang jelas," kataku.

"Ia tak akan mengganti kaca retak mobilmu. Kusarankan kau tetap meminta ganti saja padanya," kata Jiggong sambil celingukan.

"Aku takut bermasalah, Namjoon Hyung tak menginginkannya. Ia memintaku untuk merelakan keretakan kaca itu," jawabku pelan.

"Sebenarnya ini kesempatan kita, Hyung. Sayang kalau dilewatkan," ujar Jigoong bersemangat.

"Sudahlah, kaca retak seperti itu tak seberapa bagiku. Besok akan kuperbaiki. Biarkan saja dia pergi. Aku tak tega, dia pasti tak punya uang. Lagipula, dia juga sudah minta maaf padaku."

"Bukan begitu, Hyung. Aku tahu uangmu banyak, tapi ini ada kaitannya dengan keseharianmu." Jigoong masih tak menyerah mempengaruhiku.

"Jadi, maksudmu seperti apa?"

"Kita butuh asisten baru. Kau tahu kan, rumahmu selalu berantakan. Aku tak bisa membereskannya, aku tak bisa masak dan aku selalu kesulitan menyuci bajumu." Berani-beraninya dia protes. Kalau bukan masih keluarga jauh, Jigoong sudah kupecat."Kau ini. Sudah, mengaku saja kalau kau memang pemalas," jawabku.

Jika dipikir-pikir, sepertinya yang dikatakan Jigoong ada benarnya. Sudah enam bulan ini aku tidak tinggal di asrama. Aku lebih senang tinggal sendiri. Beruntung, pihak agensi mengizinkanku tinggal di apartemen di kawasan Gangnam yang tak jauh dari kantor agensi.

"Benar, Hyung. Seharusnya kau mempertimbangkan itu semua. Mengingat aku tak bisa mengerjakan semuanya," kata Jigoong dengan wajah penuh harap.

Aku menatap Jigoong dari ujung rambut hingga ujung kaki. Wajahnya penuh harap akan pertimbangan idenya dariku. Jigoong memang dua tahun ini menjadi asisten pribadiku. Ia selalu mengekori ke mana pun aku pergi.

Tugas Jigoong, selain mengangkat koper, ia juga mengambilkan makanan dan minuman. Sementara di rumah tugasnya mencuci, menyeterika, mengepel, menyiram bunga, mencuci piring, menyiapkan makanku walau sebagian besar adalah makanan pesan. Mungkin ia lelah mengerjakan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan wanita.

Sebelumnya, Jigoong pernah menyarankanku untuk mencari pelayan rumah, tetapi aku tak menyanggupi. Aku tak bisa mengizinkan sembarang orang masuk ke apartemenku. Jiggong juga pernah menggunakan jasa cleaning servis paruh waktu dengan tarif hitungan jam. Namun,  Petugas cleaning service justru menyebarkan dekorasi rumahku ke khalayak ramai.

Pertimbangan Jigoong mempekerjakan wanita asing sepertinya tepat. Selain ia sebatang kara, ia tak punya apa-apa termasuk ponsel dan identitasnya hilang. Kurasa ia juga butuh pekerjaan. Hal ini kuketahui saat dia bercakap-cakap dengan Namjoon. Kurasa ide ini tepat, dengan 'retakan kaca mobil' sebagai alasan.

***

"Hyung, sepertinya aku tak bisa mengikuti idemu, untuk melepaskan wanita itu. Dia harus bertanggung jawab," kataku setelah aku kembali masuk ke ruang istirahat.

"Kau, kau tak takut jika rumor muncul kalau kau meminta ganti rugi?" Namjoon kembali bertanya,

"Tidak, Hyung. Aku tahu apa yang harus kulakukan," jawabku.

"Ah, kau ini. Bilang saja kau tertarik padanya," komentarnya.

"Terserah padamu saja, Hyung. Sekarang mana wanita itu. Aku ingin bicara padanya. Dia harus jadi asistenku, aku butuh satu orang asisten tambahan."

"Dia sudah kusuruh pergi, kurasa ia belum jauh. Kau saja yang mengejarnya. Aku tak ikut campur urusanmu," tukas Namjoon.

From author :

Gaes.... Jigoong ambil kesempatan tapi justru menguntungkan Yana. Ide Jigoong justru membuat Yana bisa berdekatan dengan V, apalagi Yana sejak awal suka mencuri-curi pandang. Next soon gaes. Makasih komen dan vote nya

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top