4. Hari yang penting

Happy Reading
.
.
.

Kamu membuka mata dengan mengerjap karena cahaya yang tiba-tiba memasuki matamu

"Kau sudah sadar?"

Kamu menoleh dan mendapati Yosano sedang duduk tidak jauh dari kamu berbaring

"Yosano-san, aku kenapa?"

Kamu bertanya dengan ekspresi seperti mengingat-ngingat kejadian kenapa kamu bisa berada di ruangan ini

"Kau pingsan setelah kejadian bom kemarin," ucapan Yosano yang mengatakan bom dan kemarin membuatmu tersentak

"K-kemarin? Berarti aku tidak bangun satu harian?"

Yosano hanya mengangguk

"Lalu bagaimana dengan penduduk Yokohama?" Tanyamu yang tiba-tiba teringat dengan kejadian kemarin

"Beberapa banyak yang terluka, untungnya ledakan itu tidak terlalu besar jadi Dazai dan yang lain bisa menyelamatkan mereka walau hanya sekedar untuk membuat mereka jauh dari bom," kamu hanya mengangguk

"[Yourname]-chan," Yosano memanggil kamu dengan suffix chan

"Ya?"

"Apa yang membuatmu jadi seperti itu kemarin?"

Pertanyaan Yosano membuatmu terdiam teringat kejadian kemarin

"Aku tidak tau, tiba-tiba aku jadi terlalu terpaku dengan wanita itu," kamu hanya menghela nafas lelah

"Lalu siapa yang menyelamatkanku?"

"Dazai mengatakan bahwa salah satu anggota port mafia yang memakai topi yang menyelamatkanmu"

Kamu berpikir dan mencerna kalimat Yosano

"Ah Nakahara Chuuya," kamu baru mengingatnya

"Mungkin aku harus berterimakasih lain kali," ucapmu kepada Yosano

Yosano hanya mengangguk

"Yasudah lebih baik kau istirahat, pulihkan energimu," Yosano keluar meninggalkan kamu sendirian di ruangannya

Tiba-tiba pintu ruangan yang sekarang kamu tempati terbuka lagi

"Ranpo"

Kamu melihat sang detektif berjalan kearahmu

Tak

Ketika sudah berada di samping tempat tidur yang sedang kamu tempati dia langsung menjitak kepalamu

"Kenapa kau menjitak kepalaku!!" Kamu protes

Ranpo hanya menatapmu sebal

"Kau bodoh ya? Yang kau lakukan kemarin benar-benar merepotkan"

Kamu menatap Ranpo yang sedang menatapmu dengan pandangan kesalnya, tiba-tiba kamu tertawa

"Kau khawatir ya?"

"Tidak"

Ranpo langsung menjawab tidak, kamu hanya menaikan alis menggoda

"Benarkah?" Senyummu meledek

Ranpo mendengus

"Aku masih kesal kepadamu," Ranpo cemberut, kamu gemas melihatnya

"Aku minta maaf atas kejadian kemarin, maaf membuatmu khawatir, Ranpo-kun," kamu memakai suffix kun sebagai panggilan kecil kamu untuk Ranpo dulu.

Ranpo menatapmu

"Bukan yang itu"

"Hah?"

Kamu menatap bingung

"Kemarin kau pergi dengan Dazai tidak memberitauku," Ranpo berucap sambil mengalihkan pandangannya

"Aku sudah memberitaumu"

"Kau hanya memberikanku note yang mengatakan kau akan pergi, tidak bilang dengan Dazai," ucapan Ranpo membuatmu menggarukan kepalanya karena lupa menulis nama Dazai

"Maaf aku lupa"

Ranpo hanya mendengus

"Ayolah kenapa hal itu di permasalahkan, akukan jalan dengan Dazai, bukan dengan pria hidung belang," ucapmu membela

Ranpo mendecih

"Terserahmu saja"

"Hei aku sedang sakit lho, kau tidak kasian kepadaku?"

Ranpo memutar bola mata malas, tapi tiba-tiba dia menarikmu ke dalam pelukannya dan mengacak-ngacak rambutmu

"Jangan merepotkanku lagi"

Kamu yang berada di dalam pelukan Ranpo hanya mengangguk dan membalas pelukannya

"Ne, Ranpo-kun?"

"Nani?"

"Aku tidak ingin kita berpisah"

Ranpo melepas pelukannya dan menatapmu

"Kenapa kau berkata seperti itu?"

Kamu hanya menggeleng, tatapanmu sendu

"A-aku hanya takut"

Dan detik berikutnya Ranpo mengusap kepalamu dan menatapmu lembut, beda sekali dengan tatapan yang biasa dia tunjukan di depan anggota agency, kali ini Ranpo mengeluarkan sisi dia yang lembut hanya ketika berdua denganmu

"Kita sudah hidup bersama belasan tahun, aku yakin tidak ada yang bisa memisahkan kita begitu saja," ucapan Ranpo itu membuatmu terdiam

"Benar," lalu kamu memeluk Ranpo sekali lagi dan membenamkan wajahmu di dadanya

Tanpa kalian sadari di balik pintu sudah ada yang mengintip kalian

"Tanizaki-san," Atsushi menyenggol Juunichiro yang masih serius melihat kamu dan Ranpo

"Apa?"

"Bukankah mereka tidak terlihat seperti err sahabat?" Atsushi menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Sepertinya kau benar"

"Hmm aku curiga"

Greb

"Tidak baik mengintip orang lho"

Atsushi menatap seseorang yang memegang bahunya

"Dazai-san"

"Kalian berdua di panggil oleh Kunikida, terutama kau Atsushi yang belum menyelesaikan laporanmu," ucapan Dazai langsung membuat Atsushi segera berlari diikuti Juunichiro yang hanya tersenyum masam

"Bye," Dazai melambai dengan senyum polosnya

Ketika Dazai mengintip di balik pintu, senyumnya lenyap di gantikan oleh ekspresi datar

.
.
.

Ketika malamnya, kamu sudah berada di rumah karena terlalu malas menginap di ruang kesehatan agency, lebih nyaman di rumah.

Kamu menatap layar ponselmu dan melihat ada suatu notif yang kamu belum buka

Ketika kamu membukanya matamu langsung membulat

"Kenapa aku bisa lupa!!" Kamu langsung bangkit berdiri dan membuka kotak yang kamu letakan di dalam lemari

"Padahal aku sudah membeli hadiahnya, tapi aku lupa hari ini adalah waktunya," kamu merutuki kebodohanmu.

Kamu memutuskan untuk keluar dan menyembunyikan kotak yang tidak terlalu besar itu di balik punggungmu.

Kamu bisa melihat Ranpo sedang memakan keripik kentang di dapur

"Ranpo"

Ranpo menoleh

"Maafkan aku"

Kamu membungkuk meminta maaf, Ranpo hanya menaikan sebelah alisnya bingung

"Apa yang kau lakukan?"

"Aku lupa"

"Lupa?"

Kamu menelan ludah

"Lupa kalau hari ini adalah ulang tahunmu," kamu menunduk, Ranpo hanya diam

"Tidak sepenuhnya kau lupa, sekarang kau sudah ingatkan? Jadi tidak masalah," ucapan Ranpo yang terkesan tidak mempermasalahkan hal tersebut membuatmu bernafas lega.

"Ah aku punya hadiah untukmu," kamu menyerahkan kotak kecil itu kepada Ranpo

Ranpo menerima kotak itu dan membuka isinya

"Kacamata?"

Kamu mengangguk

"Tapi aku sudah punya kacamata"

Kamu cemberut. "Ranpo kacamatamu hanya ada satu dan itu juga pemberian dari Sachou, jadi kali ini tolong pakailah dariku"

Ranpo melihatmu beberapa detik dan memakai kacamata pemberianmu

"Yang satu lagi juga kau pakai"

Ranpo melihat ternyata ada satu lagi kacamata yang ada di dalam kotak itu

"Tidak mau, kacamata itu norak"

Kamu cemberut

"Ayolah, satu kali saja," kamu merajuk

"Tidak mau"

"Ranpo-kun," Kamu merengek memasang wajah memelas, Ranpo hanya menghela nafas

"Jangan melihatku seperti itu"

Tetapi kamu masih mempertahankan ekspresimu, dan Ranpo akhirnya angkat tangan

"Baiklah baiklah"

Dalam hati kamu bersorak. Kamu bisa melihat Ranpo mulai memakai kacamata itu

"Kenapa kau bergaya seperti itu?" Kamu tertawa, Ranpo kembali berwajah datar

"Dilarang tertawa"

"Maaf tapi kau lucu," kamu jadi gemas

Ranpo kemudian melepas kacamata yang membuatnya terlihat aneh

"Happy Birthday Ranpo-kun"

Kamu langsung menabrakan dirimu memeluk Ranpo hingga kalian terjungkal dan terjatuh ke lantai

Ranpo mengaduh kesakitan, kamu hanya tersenyum tidak bersalah

"Kenapa kau tidak mengucapkan terimakasih?"

Ranpo menatapmu dengan pandangan kesal, sudah menyuruh memakai kacamata tidak jelas, memelukmu tiba-tiba, sekarang minta kalimat terimakasih darinya

"Terimakasih karena sudah membuatku jatuh," ucap Ranpo sarkastik

"Ranpo!!"

"Baiklah, Arigatou [Yourname]-chan"

Dan kamu hanya tersenyum sambil menggesekan wajahmu ke dada Ranpo seperti anak kucing

To be continued
.
.
.

Happy Birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday my husband /plak

Selamat ultah Ranpo.
Hallo hari ini Ranpo ultah lho, jadi saya langsung buat scene khusus dia ultah ahahah walau agak maksa ya. Semoga kalian senang.

Arigatou jangan lupa Vote and comment
Salam ikemen bsd

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top