22. Kisah Dazai
Happy Reading
.
.
.
Dazai menatap atap rumah yang sekarang dia tempati, tatapannya datar tidak ada sorot kehidupan.
Perasaan yang dia rasakan saat ini hampa, bahkan dia tidak merasa bergairah untuk bunuh diri.
Dazai memejamkan mata, merasakan detak jantung dan dadanya yang terasa sesak. Dia belum pernah merasakan ini ketika masih menjadi anggota port mafia, semua di mulai dari kematian Odasaku, sahabatnya.
Dan sekarang perasaan itu hadir kembali, disaat dia sudah jatuh ke dalam pesona gadis yang dia temui belasan tahun lalu, ketika dia berumur sepuluh tahun.
Flashback
Dazai yang berumur sepuluh tahun itu menembak sasarannya, tangannya sudah mahir memegang pistol di usia yang seharusnya masih memegang pistol mainan.
Dia memukul, menendang lawan yang ada di hadapannya, tatapannya kini teralih pada sosok perempuan berumur tujuh belas tahun yang meringkuk ketakutan.
Dazai menghampirinya dan menelepon seseorang.
"Odasaku, aku sudah menemukannya"
Setelah itu sambungan di putus, Dazai melihat perempuan itu dan tersenyum miring.
"Jadi kau ya"
Perempuan itu semakin ketakutan, Dazai mengacungkan pistolnya kearah wajah perempuan itu.
"Sebenarnya aku malas membunuh seorang perempuan, tapi apa boleh buat," seringai terlukis di bibirnya.
Ketika ingin menekan platuknya, tiba-tiba dari arah pintu terdengar ledakan.
Sesosok perempuan muncul dan menatap tajam kearah Dazai.
"Hentikan"
Dazai menoleh dan pandangan mata mereka bertemu, sesaat Dazai melihat ada suatu kehangatan di mata itu, tapi langsung di tepis olehnya.
Dia menatap perempuan itu datar.
"Anggota detektif, heh?" Dengusnya.
"Lebih baik kau pulang, atau bernasip sama dengan perempuan ini," Dazai mengejek.
Sosok perempuan detektif itu hanya tersenyum, tangannya menekan pelatuk pistol begitu saja.
Dor
Tentu saja Dazai dengan mudah menghindar, dan dengan cepat perempuan itu sudah berada di depan Dazai dan menendangnya.
Dazai menahan, tatapan matanya tajam.
Dia melihat perempuan yang satunya lagi, yang menjadi target untuk di bunuh, langsung saja dia melompat kearah perempuan itu dan menodongkan pistolnya di kepala.
"Jangan bergerak atau aku bunuh dia"
Dazai sebenarnya sangat malas membunuh seorang yang lemah, dan juga dia tidak ingin berurusan dengan detektif, musuh bebuyutan dari port mafia.
"Lepaskan, dia klienku," teriak perempuan detektif itu.
"Baiklah aku akan tekan pelatuknya"
"Jangan!"
Dazai tanpa sadar tersenyum miring, ada rasa senang ketika melihat wajah panik dari perempuan di hadapannya.
"Sekarang kau bisa pergi, dan laporlah bahwa misimu gagal"
Perempuan yang ada di hadapannya mendelik.
"Enak sa--"
Jleb
Perempuan detektif itu menatap horror pemandangan di hadapannya, ternyata kliennya menusuk pisau kearah pria port mafia itu.
Dazai meringis, dia lengah karena terlalu fokus kepada sosok perempuan detektif di depannya.
Dia melepas genggaman pada targetnya, dan memegang sisi perutnya yang tertusuk.
Dia merasakan ada sesuatu yang masuk.
"Cih racun," desisnya dalam hati.
Targetnya berlari dan beberapa pria berbaju hitam menghampiri targetnya itu.
"Bilang terhadap klienmu bahwa aku tidak takut dengannya," target itu berbicara kearah Dazai dengan nada angkuh dan kemudian pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua.
Perempuan detektif itu berdehem tidak mengerti situasi yang termasuk konyol ini.
"Hei--"
"Akh"
Dazai meringis, perempuan detektif itu langsung menghampiri Dazai.
"Jangan mendekat," perintah Dazai.
Tetapi perempuan itu tetap mendekat.
Dia mencoba menyentuh luka Dazai tetapi di tepis.
"Jangan sen--"
"Ssst"
Perempuan itu menyentuh luka tusukan Dazai dan mencoba menfokuskan.
Tiba-tiba secara perlahan luka itu tertutup dan Dazai sama sekali tidak merasakan rasa sakitnya.
"Kau.."
"Anggota detektif tidak pernah membunuh," perempuan itu berdiri dan tersenyum.
Dazai sedikit terdiam melihat senyum perempuan yang sepertinya tidak jauh berbeda umur dengannya.
Perempuan detektif itu mengeluh.
"Sepertinya aku harus bilang bahwa aku gagal," desisnya kecewa, dia kemudian menunduk menatap pria yang masih duduk itu.
"Sampai jumpa," perempuan di hadapan Dazai segera berbalik untuk pergi tetapi suara Dazai membuatnya menoleh lagi.
"Siapa namamu?"
"[Yourname]"
Detik itu juga tanpa sadar Dazai selalu menyimpan nama itu di memori ingatannya.
Flashback end
Dazai hanya tersenyum hambar mengingat kejadian itu dan setelah kejadian itu dia hanya sesekali melihat perempuan yang bernama [Yourname] itu, tentu saja dari jauh.
Sampai saat dia memutuskan untuk bergabung dengan detektif bersenjata, menjadi salah satu anggota musuh bebuyutan port mafia.
Dan disitulah dia bertemu kembali dengan perempuan itu, perempuan yang membuatnya merasakan perasaan aneh dan berkembang menjadi suatu obsesi untuk memiliki.
Dazai tau itu tidak baik, tapi setelah melihat interaksi [Yourname] dengan Ranpo yang begitu dekat, rasanya Dazai ingin untuk mengambil itu semua.
Ceklek
Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan wajah [Yourname] yang tampak sedih.
"[Yourname]-chan," panggil Dazai.
"Ya?" Dazai menghampiri [Yourname]. "Kenapa dengan ekspresimu?" Tanyanya.
[Yourname] menggeleng, "Tidak apa-apa, kau sudah makan?" Tanya [Yourname] mengalihkan. Dazai hanya menghela nafas.
"Aku akan siapkan makanan." [Yourname] tersenyum tanpa mendengarkan lagi respon daro Dazai. Dazai tau senyum itu adalah sebuah kepalsuan. Ketika [Yourname] berjalan melewatinya, Dazai segera menahan lengan [Yourname] dan membalikkan tubuhnya.
Mereka saling bertatapan. "Bisakah..."
Dazai menggantungkan kalimatnya, tanpa sadar kalimat yang dia ingin keluarkan sebelumnya tiba-tiba susah untuk dikeluarkan.
"Bisakah kau melihatku?" Entah nada suara apa yang Dazai keluarkan, mungkin terdengar miris tetapi Dazai tidak peduli. [Yourname] hanya menatap Dazai, tertegun, tetapi kemudian dia melepas genggaman Dazai.
"Maaf aku ingin ke kamar." [Yourname] berbalik meninggalkan Dazai yang lagi-lagi terlihat seperti orang yang paling menyedihkan. Jika saja Dazai bisa memilih, dia hanya ingin bunuh diri lebih cepat daripada hidup dengan perasaan yang membuatnya terlihat lemah.
Tanpa sadar Dazai mengepalkan tangannya. Dia tidak ingin kehilangan orang yang dia sayangi lagi.
"Maaf Odasaku, jika aku kembali ke jalan yang salah"
To be continued
.
.
.
Hai semuanya maaf ya baru up udah lama banget wkwk, aku sibuk banget soalnya, ya maklumlah tugas-tugas menumpuk.
Aku gatau chap besok bisa up lebih cepet atau enggak tapi aku berharap masih ada yang nunggu cerita ini ya.
Oke
Salam ikemen bsd.
Dan mari kita menanti Bungou stray dogs season tiga ^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top