19. Keputusan [Yourname]
Happy Reading
.
.
.
Keempat anggota detektif yang kali ini ada Kyouka memasuki sebuah tempat yang di ketahui ialah markas port mafia, ketika mereka memasuki markas musuh, beberapa anggota port mafia tingkat bawah langsung mengantarkan mereka seperti tawanan ke lantai atas, ruangan yang di tempati oleh bos mereka.
Ketika mereka sudah berada di pintu ruangan tersebut, sang bawahan segera meminta izin dengan cara memberi tau ke penjaga yang lain, lalu setelah mendapat izin mereka baru di persilahkan untuk masuk.
Mori Ougai, bos dari port mafia sedang duduk dengan Ellise yang sedang menggambar yang entah apa itu.
"Bos" panggil salah satu bawahan, Mori menoleh dan matanya langsung membulat.
"Ah Dazai-kun dan Kyouka-chan, senang bisa melihat kalian lagi," Mori tampak tersenyum akan tetapi Kyouka tidak membalas senyumannya dia hanya menatap datar sedangkan Dazai hanya mengangguk saja menampilkan raut wajah seperti biasa.
"Kalian pasti ingin menjemput [Yourname]-san, bukan?" Tanya Mori basa-basi. Dazai hanya mengagguk. "Selain itu aku juga ingin bicara kepadamu," Dazai membuka suara.
Mori tampak tertarik. "Soal Q?" Tebaknya. Dazai mengangguk sebagai jawaban.
"Tapi sebelum itu, bisakah kami bertemu dengan [Yourname]-chan?" Tanya Dazai. Mori hanya mengangguk. "Sebentar lagi juga akan datang," dan memang setelah Mori mengucapkan hal itu pintu terbuka menampilkan salah satu anggota eksekutif port mafia yang berbadan pendek dan di belakangnya terdapat dua orang perempuan.
Chuuya yang memang mengantarkan dua perempuan yang ada di belakangnya ini untuk ke ruangan bosnya tampak terkejut karena ternyata ruangan bosnya sudah ramai.
"Bos," Chuuya menunduk hormat. Mori hanya mengangguk, sedangkan kamu yang di belakang Chuuya sedikit bergeser untuk melihat apa yang terjadi.
Matamu membulat ketika melihat siapa orang yang ada di ruangan.
"Kalian," ucapmu terkejut sekaligus senang.
Ketika kamu ingin menghampiri mereka tiba-tiba di halangi oleh Chuuya.
"Tunggu perintah Bos," Chuuya mengucapkan dengan ekspresi datar. Kamu hanya cemberut.
"Ranpo-kun!" Yuna yang juga ada di belakang Chuuya segera berlari menghampiri Ranpo. Chuuya yang melihat itu hanya melotot.
Mori hanya berdehem karena merasa di abaikan tetapi dia hanya diam. "Sudahlah tidak perlu kaku Chuuya," ucapnya kepada Chuuya.
Lagi-lagi Chuuya yang kena.
Kamu segera menghampiri anggota detektif, tetapi langkahmu sedikit terhenti ketika melihat Yuna yang seenaknya memeluk Ranpo yang hanya diam saja.
"Kenapa sih dia tidak menghindar," batinmu kesal.
"[Yourname]-chan," kamu terkejut melihat Dazai yang berdiri tidak jauh darimu. Kamu tersenyum.
"Terimakasih Dazai-kun," kedipmu, Dazai hanya terkekeh, secara tiba-tiba Dazai merengkuhmu ke dalam pelukan.
Semua yang ada disitu hanya berusaha bersikap biasa saja. Pengecualian Ranpo yang hanya menatap datar, sedari tadi dia sama sekali tidak membalas pelukan Yuna, hanya diam saja.
Kamu tampak terdiam kaku menerima pelukan mendadak dari Dazai, setelah beberapa detik kamu langsung melepaskan pelukanmu dan tanpa sadar melihat Ranpo yang sudah berdiri menjauh dari Yuna yang tampak cemberut. Entah kenapa kamu merasa rindu dengan sosok sahabat detektifmu itu.
"Jadi Dazai-kun, bisa kau jelaskan soal Q," ucapan Mori membuat Dazai mengalihkan fokusnya kearah bos mafia itu.
Akhirnya Dazai menjelaskan perihal kejadian kemarin dan Mori tampak memperhatikan Dazai.
"Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" Tanya Mori.
Dazai kemudian hanya tersenyum, senyumnya kali ini menandakan bahwa dia masih mempunyai kejutan-kejutan yang membuat Mori Ougai tampak terkesima.
"Entahlah," Dazai hanya mengangkat bahu, Chuuya yang melihat itu hanya mendengus. "Masih lebih baik aku daripada si bodoh itu," rutuknya dalam hati.
"Baiklah, aku masih mempercayaimu Dazai-kun, dan silahkan bawa [Yourname]-san dan Yuna-san keluar dari sini," perintah Mori. Dazai hanya mengangguk.
Kamu yang melihat Mori yang tampak menyerahkan semuanya kepada Dazai hanya berpikir bahwa Dazai memang seperti anak kesayangan bos mafia itu.
Setelah itu mereka memutuskan untuk pergi menaiki mobil agency, tetapi sebelum masuk ke mobil, Ranpo mengalihkan pandangannya kearah Yuna.
"Sudah cukup kau merepotkan kami," ucapan Ranpo tiba-tiba itu membuat Yuna tertohok. "Eh Ranpo-kun kenapa kau berkata begitu?" Tanya Yuna dengan mata yang berkaca-kaca, Ranpo hanya menatap malas.
"Kau hanya berpura-pura, sebenarnya kau tidak di rampok, bisnis ayahmu tampak baik-baik saja, dan semua ini hanya sandiwaramu," perkataan Ranpo membuat Yuna menggeleng. "Tidak! Aku tidak berbohong," ucap Yuna menarik lengan baju Ranpo.
"Yuna-san, sebaiknya kau pulang, ayahmu sudah menyuruh anak buahnya untuk menjemputmu disini," ucap Dazai. Yuna tampak menatap tidak percaya. "Tidak. Aku tidak mau pulang, aku ingin bersamamu Ranpo-kun, pulang ke rumah kita," Yuna masih tetap bersikeras untuk pulang bersama Ranpo.
"Lagipula mobil ini sudah tidak muat lagi," kata Atsushi yang membuat semua orang menatapnya. Yuna mendelik tidak suka.
"Kalau begitu, tinggalah bersamaku Ranpo-kun, aku mohon, berhenti dari pekerjaan yang tidak berguna seperti ini," kata Yuna menggenggam tangan Ranpo. Kamu yang melihat itu tanpa sadar segera menarik tangan Ranpo untuk lepas dari genggaman Yuna, membuat Ranpo terkejut walau segera di tutupi dengan ekspresi datarnya.
"Tolong Yuna-san, kami tidak ingin kau terlalu dalam bersama kami, tugas kami berbahaya untuk anda," Yuna menatap kesal mendengar perkataanmu.
Setelah itu beberapa mobil tampak berhenti di dekat mobil agency dan keluarlah orang-orang berpakaian hitam, mereka adalah bawahan dari ayah Yuna.
"Nona, anda sudah di tunggu oleh tuan," ucap salah satu orang yang berbaju hitam. Yuna hanya mendelik kearah orang itu, dengan langkah yang di hentak, dia segera melangkah pergi, tetapi sebelumnya dia menatap sinis kearahmu.
Setelah Yuna pergi dengan mobilnya, kamu dan yang lain segera memasuki mobil, tetapi sebelum itu Dazai melempar kunci mobil kearah Atsushi.
"Atsushi-kun sepertinya tanganku keram," setelah itu Dazai memasuki pintu belakang, duduk bersamamu dan Ranpo.
Atsushi melongo, Kyouka yang melihat itu hanya memiringkan kepala. "Biar aku saja yang menyetir," katanya. Tetapi Atsushi segera menggeleng. Dia kemudian memasuki pintu kemudi dan Kyoka duduk di samping pengemudi. Atsushi hanya menghela nafas pasrah karena dia sepertinya tau sedikit jalan pikiran Dazai setelah dia melihat lewat kaca mobil.
Dazai masih bersenandung di sebelah kamu sedangkan Ranpo hanya menyenderkan kepalanya ke jendela tampak acuh. Posisi kamu berada di tengah, bingung mau melakukan apa.
Atsushi yang melihat itu sekali lagi hanya menghela nafas.
"Kemarin khawatir, sekarang terlihat tidak peduli," batin Atsushi melihat dua seniornya yang terlihat tidak peduli dengan perempuan yang berada di tengah-tengah mereka.
Setelah itu Atsushi langsung menancap gas untuk kembali ke kantor agency.
.
.
.
Setelah berbicara singkat ke Fukuzawa kamu akhirnya memutuskan untuk ke rumahmu dan Ranpo, tentu saja karena kamu ingin berbicara sesuatu terhadap Ranpo.
Ketika kamu dan Ranpo berada di rumah, kamu melihat rumah yang tampak tidak terurus, kamu juga yakin Yuna hanya malas-malasan atau mungkin hanya memandangi Ranpo, mengingat Yuna entah kenapa membuatmu kesal.
Akhirnya kamu memutuskan untuk beres-beres mendadak, walau lelah tetapi rasa semangat jauh lebih dominan. Setelah membersihkan seluruh ruangan. Kamu mandi dan setelah sudah bersih, kamu segera menghampiri Ranpo yang sedang menyesap teh hangat yang tadi kamu buat.
"Ranpo," Panggilmu setelah duduk di samping Ranpo.
Ranpo tidak menyahut, sedari tadi memang Ranpo hanya diam, mungkin memang dia masih marah perihal kamu yang lebih memilih tinggal bersama Dazai.
"Maafkan aku Ranpo," katamu meminta maaf. Ranpo kemudian melirikmu, hanya lirikan saja setelah itu dia hanya diam.
"Maafkan aku Ranpo, aku sungguh minta maaf, aku berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi, aku sudah memutuskan untuk kembali lagi ke rumah ini," ucapmu dengan senyum.
Ranpo kemudian bangkit berdiri.
"Tidak perlu," katanya tiba-tiba.
Kamu hanya menatap dengan ekspresi terkejut. "Eh?"
Ranpo menatap kamu dengan sorot mata yang dingin.
"Aku rasa jauh lebih baik kau tinggal dengan Dazai dan tidak merepotkanku"
To be continued
.
.
.
Maafkan aku yang buat Ranpo jadi dingin. Serius aku suka banget sama perubahan Ranpo yang datar sekaligus dingin wkwk #Peace.
Jujur aja ide lagi tidak mau datang kepadaku.
Ya semoga aja cerita ini akan terus lanjut.
Jangan lupa vote dan komen ya.
See you
Salam ikemen bsd
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top