13. kesal (2)
Happy Reading
.
.
.
Kamu dan seisi murid berlari untuk menuju keluar gedung sekolah.
"Onee-san"
Kamu menoleh mendapati satu gadis kecil memegang tanganmu.
"T-tadi aku melihat ada anak kecil yang tertinggal"
"Eh? Dimana?"
"Di kelas, disana, nee-san"
Kamu melihat ke salah satu kelas yang tidak jauh darimu.
"Baiklah, kau duluan ya, biar nee-san yang akan mencarinya," kamu tersenyum dan menepuk kepala sang gadis kecil, kemudian setelah itu kamu mencari salah satu anak yang tertinggal.
.
.
.
Dazai menatap lawan bicaranya yang telihat tersenyum santai seperti tidak terjadi apa-apa.
"Senang bertemu denganmu, Dazai-kun"
Dazai hanya membalas dengan senyum atau lebih tepatnya ekspresi mencoba untuk tenang.
"Atas dasar apakah seorang Fyodor
Dostoyevsky hadir dihadapanku?"
Fyodor masih memasang ekspresi santainya.
"Kau tau, aku sangat senang bisa bertemu denganmu disini, apalagi bertemu perempuan yang sangat menganggumkan itu"
Ekspresi Dazai sedikit berubah tetapi dia masih mempertahankan ketenangannya, matanya masih fokus menatap Fyodor, memperhatikan setiap gerakannya.
"Tenang saja, Dazai-kun, aku tidak ingin bertarung denganmu, aku hanya ingin menyapamu sebagai teman lama," Fyodor tersenyum miring. "Dan tentu saja menyapa perempuan yang sangat special itu"
"Beruntung sekali anggota agency mendapatkannya, andai saja dia ikut bersamaku, mungkin akan jauh lebih mudah aku menghukum para pendosa yang ada di muka bumi ini," ekspresi senang yang main-main tampak hadir di raut wajah seorang Fyodor.
Dazai hanya diam saja memperhatikan ekspresi Fyodor yang kini berubah.
"Ah aku lupa dengan manusia itu"
Fyodor menunjuk dengan ekspresi bersalah, "sepertinya dia sudah mati"
Dan Dazai juga baru menyadari bahwa pemuda yang tadi dia kunci pergerakannya sekarang sudah tergeletak tidak bernyawa.
"Pasti ini ulahmu"
Fyodor hanya terkekeh mendengar ucapan Dazai, lalu dia menghampiri Dazai.
"Sepertinya sudah cukup aku menyapamu hari ini, andai aku bisa menyapa perempuan yang special itu juga"
Dazai melirik Fyodor yang sedang menatapnya dengan seringai.
"Pastikan dia selalu ada pada pandanganmu, Dazai-kun, atau kau sama sekali tidak bisa melihatnya lagi" dengan ucapan itu Fyodor langsung pergi meninggalkan Dazai yang sekarang ekspresinya berubah waspada.
"[Yourname]-chan," desisnya segera berlari ke luar.
Di lain tempat kamu sudah berada di ruang kelas yang tampak sepi, mengingat semuanya sudah berada di luar sekolah. Kamu mengedarkan pandangan dan menemukan ada seorang anak laki-laki yang meringkuk gemetar dengan langkah pelan kamu menghampiri anak itu.
"Apa kau baik-baik saja?" Anak laki-laki itu tersentak dan melihat kearahmu dengan raut wajah ketakutan.
"Tenang saja, nee-san akan membawamu keluar dari sini"
Kamu mengangkat anak itu dan menggendongnya, anak laki-laki itu tampak lebih tenang.
"Nee-san?"
"Ya?"
"Mau permen?" Tanyanya dengan wajah yang mulai tidak terlihat ketakutan lagi.
"Buat kamu saja," ucapmu sambil tersenyum, anak laki-laki itu menggeleng, "aku punya banyak, nih coba lihat," anak laki-laki itu mengeluarkan tiga permen lolipop.
"Aku ingin membagikannya ke teman-teman, nee-san, aku masih punya banyak di dalam kardus itu," ucapnya semangat, kamu hanya tersenyum.
"Kau mau nee-san bawa kardus itu juga?" Anak itu mengangguk sebagai jawaban. Kamu mulai melihat kardus itu dan benar, ternyata banyak permen di dalamnya.
"Bagaimana bisa kau membawa permen sebanyak ini ke sekolah?"
Tanyamu, karena sekolah sepertinya tidak mungkin membagi-bagi permen karena tidak ada acara khusus.
"Tadi aku mendapatnya dari seorang kakak laki-laki yang baik hati, dia memberikanku itu semua," ucapnya panjang lebar.
"Dia kakakmu?" Anak laki-laki itu menggeleng. "Bukan, aku baru melihatnya dan dia tersenyum kepadaku," anak laki-laki itu menjelaskan kemudian berpikir.
"Dia juga mengatakan, makanlah permen itu bersama teman-temanmu"
Kamu memicingkan curiga, entah kenapa kamu punya firasat buruk. Sekali lagi kamu melihat isi kardus itu, dan matamu melebar ketika melihat ada benda kecil di dalamnya, yang menunjukan angka 30 detik.
"Gawat"
"Nee-san?"
Kamu langsung segera berlari dan keluar, tidak lupa kamu membuang permen yang di pegang anak kecil itu.
"Onee-san, kenap--"
Booom
Tiga puluh detik adalah waktu yang sangat singkat, sehingga kamu sempat memeluk anak itu dan meringkuk melindungi anak itu dari beberapa bahan bangunan yang runtuh.
Tidak merasakan sakit, tapi kamu merasa ada yang memelukmu
"Da-Dazai?"
.
.
.
"Itte (sakit)"
Dazai mengaduh ketika dia berada di rumah sakit, ledakan memang tidak terlalu besar tetapi reruntuhan kelas itu sukses membuat kepala Dazai terkena dan mengakibatkan kepalanya berdarah cukup banyak dan juga tulang punggungnya retak.
"Diam makanya," suster yang sekiranya berumur tiga puluhan itu membalut kepala Dazai dengan perban.
"[Yourname]-chan," rengek Dazai kepadamu yang memang sedari tadi berada di ruangan kamar rumah sakit. Kamu hanya tersenyum, mencoba menenangkan Dazai yang lebaynya sedikit kumat.
Brakk
Pintu kamar rawat Dazai menjeblak terbuka menampilkan Kunikida yang terlihat kesal.
"Kenapa kau di rawat disini Dazai? Biaya rumah sakit itu mahal, kau mau membuang duit agency hah?"
Kamu meringis mendapati Kunikida yang malah mengkhawatirkan biayanya.
Buk
Kepala Kunikida di pukul oleh sang suster. "Jangan berteriak di rumah sakit," suster itu mendelik marah, Kunikida tampak terdiam tidak bisa berkata apa-apa. Dazai kemudian menertawakan Kunikida tentu saja setelah suster itu keluar ruangan.
"Bagaimana bisa kau seperti ini?"
"Ini semua salahku, aku tidak hati-hati Kunikida-san," kamu bersuara karena tentu saja kamu merasa bersalah.
Kunikida melihatmu, kamu tanpa sadar menelan ludah.
"Ne, ne, Kunikida-san, tidak perlu berwajah seperti itu, nanti ada kerutan di wajahmu," ucapan Dazai mengalihkan Kunikida darimu.
"Benarkah?"
Dazai mengangguk. "Sebaiknya kau catat," Kunikida mulai mencatat.
"Eh tunggu, sepertinya aku salah"
Buk
"Mati saja kau idiot!!"
"[Yourname]-chan tolong!!"
Oke. Kamu hanya bisa menggeleng melihat kelakuan anggota detektif yang ada di hadapanmu ini.
.
.
.
"Halo Ranpo-san?" Kamu mengangkat teleponmu.
"Kapan pulang?"
"Maaf tapi sepertinya aku tidak bisa pulang karena Dazai mengalami luka yang cukup serius," setelah mengucapkan hal itu, kamu menunggu respon dari lawan bicaramu.
"Jadi kau sekarang berada di rumahnya?"
"Iya"
Kamu bisa mendengar Ranpo mendengus di seberang sana.
"Ranpo-kun, tidak apa-apakan?" Kamu sengaja menggunakan suffix kun supaya Ranpo mengizinkan.
"Terserah"
Setelah Ranpo mengucapkan hal itu, sambungan terputus, kamu menghela nafas.
"[Yourname]-chan?" Kamu menoleh dan mendapati Dazai sedang berdiri sambil memegang dinding, karena memang punggungnya terasa sakit.
"Dazai, kenapa kau berdiri?" Ucapmu panik dan menghampiri Dazai, lalu kamu memegang tangannya.
"Tidurpun aku sakit, jadi aku merasa serba salah," Dazai mengeluh, kamu jadi semakin merasa bersalah.
"Gomen"
Dazai melihatmu yang berekspresi sedih. "Sudahlah, memang aku yang menginginkan ini, sayang sekali aku tidak mati," ucapan Dazai sukses membuatmu mencubit lengannya.
"Bodoh, masih saja ingin mati"
Dazai hanya terkekeh.
"Tadi Ranpo-san meneleponmu?"
Kamu mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Dazai.
"Pasti dia marah," ucapan Dazai sekali lagi membuatmu meringis karena memang benar.
"Tidak apa-apa, aku akan bertanggung jawab untukmu Dazai," kamu menatap Dazai sungguh-sungguh.
"Andai saja, aku bisa mengendalikan kekuatanku, pasti aku bisa menyembuhkanmu dengan cepat," ekspresimu terlihat murung.
Dazai hanya menepuk kepalamu.
"Sudah tidak apa-apa, sayang sekali Yosano-san tidak bisa menyembuhkanku karena aku pasti langsung menonaktifkan kekuatannya, beda halnya denganmu"
Kamu mengangguk menyetujui ucapan Dazai.
"Dazai, kau duduk saja ya, aku akan membuatkan makan malam," kamu menuntun Dazai untuk ke sofa, sedangkan kamu segera menuju ke dapur kecil dan memasak bahan ala kadarnya, karena Dazai tidak mungkin memasak sendiri makanannya.
Dazai yang melihatmu memasak tanpa sadar tersenyum.
"Hanya sementara dan aku akan pastikan menjadi selamanya"
To be continued
.
.
Tadaaa.. aku senang karena followersku jadi 80, dan semoga bisa bertambah, seneng banget cerita ini lumayan banyak votenya, mohon maaf jika ada kekurangan ya.
See you
Salam ikemen bsd.
Happy Holiday
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top