12. Kesal (1)

Happy Reading
.
.
.

"Aku bukan detektif kacangan. Aku tak butuh asisten." -Edogawa Ranpo

Selama dia bernafas dan hadir di muka bumi ini, seorang Edogawa Ranpo tidak pernah menyesal melakukan tindakan apapun. Tapi kali ini rasanya dia ingin mengulang waktu dan merubah semuanya.

"Ranpo?"

"Hm," Ranpo menyahut malas-malasan, jujur dia masih ngantuk dan kesal kenapa harus di bangunkan sepagi ini.

"Aku harus pergi, tadi aku di telepon oleh Juunichiro dan ada sebuah urusan yang mengharuskanku pergi"

[Yourname] melihat Ranpo yang masih menguap.
"Dengan siapa?"

[Yourname] terdiam sesaat, "Dengan Dazai," seketika mata Ranpo terbuka sepenuhnya. "Dengan dia?" [Yourname] mengangguk.

Ranpo terlihat cemberut. "Berapa lama?"

"Nanti malam aku juga kembali"

Ranpo terlihat mendesah kesal.

"Kenapa sih kau terlihat seperti asistennya?"

[Yourname] menatap bingung. "Memangnya kenapa?"

"Cih. Sudahlah pergi sana"

Diusir. Lagi-lagi [Yourname] di usir dengan nada yang seperti itu.

"Aku pergi ya, dan makanan sudah aku siapkan, suruh Yuna untuk makan juga," ucapan [Yourname] hanya dibalas deheman oleh Ranpo.

Ah Ranpo lupa, dua hari ini dia harus berbagi atap juga dengan perempuan lain yang menyebalkan itu. Dan kenapa juga Ranpo tidak mengangkat [Yourname] menjadi asistennya?

Kalau di bilang, Ranpo sangat menyesal kenapa tidak menjadikan [Yourname] asistennya.

Dahulu Ranpo pernah ditawarkan oleh Fukuzawa, bagaimana jika [Yourname] itu jadi asistennya. Tapi ketahuilah Ranpo sangat gengsi, diakan bukan detektif kacangan, jadi dia tidak butuh asisten.

Dan nyatanya sekarang Ranpo sungguh menyesal karena tidak menerima hal itu.

"Kalau jadi asistenku, sudah aku pastikan [Yourname] tidak akan bersama Dazai," ucap Ranpo dengan suara pelan, dia kesal, moodnya jadi memburuk, dia juga entah kenapa jadi terlihat seposesif ini dengan [Yourname].

Yosano juga beberapa kali selalu menanyakan "Bagaimana hubungan kalian? Sudah sejauh mana?"
Ranpo bahkan sama sekali tidak mengerti, apa yang harus dia jawab, karena memang hubungannya dengan [Yourname] hanya sebatas sahabat dan orang yang berbagi tempat tinggal.

Yosano selalu menertawakan ketika seorang Ranpo terlihat berpikir keras, dan selalu menganggap bahwa Ranpo itu bodoh, hei, mana mungkin detektif jenius seperti Ranpo itu bodoh.

Ranpo jelas sangat jenius. Tapi Yosano berkata begitu bukan tanpa alasan, karena menurut Yosano, lelaki yang tinggal satu atap dengan seorang perempuan yang tidak ada hubungan darah sama sekali, hanya sebatas sahabat? Yaampun Yosano rasanya ingin tertawa pada saat itu.

Ranpo hanya mengacak rambutnya yang memang sudah berantakan, dia jadi mengingat ejekannya Yosano dan itu malah membuat moodnya tambah buruk, akhirnya dia memutuskan untuk keluar kamar.

Di ruang tamu dan dapur sepi, tentu saja, [Yourname] sudah pergi, dan berarti Ranpo sekarang hanya berdua dengan si perempuan itu, Ranpo berharap perempuan itu tidak bangun sampai [Yourname] kembali.

Ranpo berjalan kearah dapur hendak mengambil makanan ringannya tapi seorang perempuan tiba-tiba bersuara
"Ranpo-kun?"

Ranpo tidak menoleh, dia hanya membuka bungkus makanannya.

"[Yourname]-san dimana?"

"Pergi"

Ranpo terlihat berlalu begitu saja.

"Ranpo-kun"

Ranpo rasanya ingin sekali pergi ke kantor agency jika perempuan ini, Yuna selalu memanggilnya dengan nada seperti itu.

"Dilarang memanggilku!"

Yuna terlihat kecewa, "Masih tidak mempercayaiku?"

Ranpo memutar bola matanya, "Kau mungkin bisa menipu yang lain, tapi kau tidak bisa menipuku"

Raut wajah Yuna terlihat kesal.
"Kenapa kau seperti ini kepadaku?"

Ranpo hanya mengedikan bahu, kemudian dia berlalu begitu saja memasuki kamarnya.

.
.
.

Seorang Dazai mungkin memang terkesan aneh dan hidupnya hanya sebatas ingin bunuh diri, tapi ketahuilah bahwa Dazai juga bisa merasakan yang namanya kepekaan, seperti halnya peka terhadap salah satu partnernya saat ini, yang sedang berdiri terdiam seperti seonggok boneka.

"[Yourname]-chan?"

Dazai menepuk bahu partnernya, lalu sang partner tersentak kaget.
"Y-ya?"

"Kenapa kau melamun? Ingat kita sedang ada misi," Dazai memberitau [Yourname] dengan nadanya yang serius.

[Yourname] melihat Dazai yang tampak serius, entah kenapa misi kali ini Dazai terlihat serius tidak seperti biasanya yang hanya menganggap bahwa semua misi itu adalah jalannya untuk menuju kematian.

"Dazai?" Panggilmu, Dazai menoleh.
"Ya?"

"Kenapa kau menyuruhku untuk menjadi partner lagi?" Tanyamu penasaran, karena memang misi kali ini cukup berat, menurutmu akan lebih baik jika Atsushi atau juunichiro yang menemani Dazai.

Belum sempat Dazai menjawab, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah sebuah gedung sekolah, ya, kali ini memang misi kalian ialah menemukan sebuah bom yang katanya di pasang di sekolah yang berisi anak-anak kecil ini. Dengan di bantu oleh polisi tentu saja.

Kalian berdua tentu saja langsung berlari kearah sisi lain gedung sekolah karena tadi kalian sedang berada di gudang sekolah tersebut.

Ketika sudah sampai di sebuah lapangan indoor, barulah kalian melihat kerumunan manusia yang telah berkumpul memperhatikan seseorang yang sedang memegang tangan seorang gadis kecil.

"Kalian jangan bergerak, atau anak ini akan meledak bersamaku," ucap pemuda berusia 20an tersebut. [Yourname] menatap ngeri karena di perut pemuda itu terpasang bom, [Yourname] melihat kearah Dazai yang sedang menatap dalam diam, kemudian dengan langkah yang santai dia mulai berjalan mendekati sang pemuda itu.

"Dazai jangan maju"

Dengan sangat cepat sekali Dazai langsung mengunci pergerakan pemuda yang ada di hadapannya tersebut.

"[Yourname]-chan bawa anak-anak dan yang lainnya keluar sekolah ini," [Yourname] mengangguk dan langsung membawa semuanya untuk keluar dari gedung sekolah ini.

Pemuda yang  berada di kuncian Dazai bergetar ketakutan, Dazai langsung menarik bom yang terpasang di perut pemuda itu, dan ketika melihat ternyata bom itu sudah tidak bergerak lagi. Dazai mendecih.

"Siapa yang menyuruhmu?"

Pemuda itu terdiam, dia sama sekali tidak menjawab.

"Aku"

Dazai menoleh mendapati sebuah suara berada di sisi kanannya, dan Dazai hanya memandang datar orang itu.

"Ternyata kau"

To be continued
.
.
.

Hallooo senang bisa bertemu lagi. Aku mau buat ada adegan fightnya semoga aja next chap berhasil.

Happy Holiday ya..

Dan malming juga wkwk

Seee you

Salam ikemen BSD

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top