Chapter 05 : Kesepakatan Gila

~oOo~

Senja jingga, berubah perlahan menjadi keunguan. Malam itu tampak gelap gulita karena bulan dan bintang tak muncul seperti biasanya. Min Hyun masih setia berbaring di atas brankar menghandap dinding kaca di depannya, meraup semua pemandangan langit kelam malam itu sampai puas. Dia termenung, wajahnya tak berekspresi, terasa dingin dan kesepian.

"Permisi, Tuan." Suara lembut terdengar beriringan dengan suara pintu bergeser, pria itu terlonjak, matanya buru-buru berpaling menatap pintu, tapi dia menghela napas saat tahu orang itu bukan seseorang yang ditunggunya.

Wanita paruh baya itu berdiri di sampingnya sembari membawa nampan berisi makanan dan obat-obatan. "Apa Anda sudah bisa buang gas? Dokter Kwon menitipkan pertanyaan itu pada saya."

Pertanyaan itu menyeruak kembali, membuat telinga Min Hyun panas juga sedikit kesal. Dia hanya bisa memejamkan mata untuk meredakan pikirannya yang berkecamuk. "Memalukan," gerutunya.

"Ya?" Wanita yang berseragam suster itu tampak keheranan.

"Ah, tidak. Dokter Kwon itu ... apakah dia dokter yang menangani operasi saya tadi malam?"

"Benar." Wanita itu berbicara sembari menyunggingkan senyumnya yang keibuan.

"Bisakah Anda memberikan kontaknya yang bisa saya hubungi?"

Wanita itu kembali menyunggingkan senyum, menyadari senyuman penuh makna itu muncul membuat Min Hyun heran. Wajah wanita paruh baya berubah menatapnya jahil, Min Hyun semakin tersudut dan kebingungan.

"Anda seharusnya tidak boleh begitu," ucap wanita tadi dengan mata mengerling.

"Apa ada yang salah?" Pria itu mengernyitkan dahi.

"Jika Anda mau mendekati Dokter Kwon, Anda harus saling berhadapan dan memintanya sendiri. Jangan bergerak diam-diam seperti ini," ucap wanita itu sembari memukul lengan kiri si pria membuat ringisan keluar dari mulutnya.

"Bukan begitu maksud saya, tapi-"

"Ah ... Anda tak perlu malu," ucap wanita itu, tiba-tiba tersipu.

Mendapati reaksi aneh itu, raut wajah skeptis Min Hyun muncul. dia menyadari bahwa suster ini sudah salah paham padanya.

"Maafkan saya, Nyonya. Bisakah Anda menghubungi Dokter Kwon untuk saya?"

"Anda tidak perlu memanggil saya nyonya, saya baru saja bercerai dari suami saya seminggu yang lalu. Jadi, saya sekarang bisa dipanggil nona lagi. Hahaha ...." Tawa wanita itu menyeruak, mengisi setiap ruang kosong di kamar itu.

Sekali lagi, Min Hyun melongo dan membiarkan wajahnya terisi dengan senyum terpaksa. Padahal hatinya sudah tidak nyaman, dia tertawa tapi sulit untuknya tak menganggap wanita di hadapannya ini aneh. Dalam keadaan yang terasa canggung bagi Min Hyun yang malang, tiba-tiba suara geseran pintu mengganggu obrolan aneh antara dia dan suster itu. Melihat orang yang ada di ambang pintu pun membuat Min Hyun sedikit banyaknya bernapas lega, sudut bibirnya terangkat sedikit.

"Permisi, Presdir Park," ucap Sekretaris Moon patuh.

"Ya, masuklah!" Min Hyun tampak buru-buru. "Terima kasih atas makanannya, Nyo ... Maksud saya Nona. Tapi sayangnya saya masih belum ... hm ... buang gas," lanjut Min Hyun tampak memelankan intonasinya di akhir.

"Maaf? Bisa Anda ulang kembali? Pendengaran saya kurang baik." Wanita itu kemudian terkekeh pelan.

"Saya b-belum bisa buang gas." Min Hyun berucap tergagap dan memejamkan mata menahan kesal.

"Oh, benarkah? Padahal ini sudah cukup lama, biasanya orang-orang akan buang gas lima sampai enam jam setelah operasi kecil seperti ini." Wanita itu lagi-lagi tampak heran, membuat tangan gempalnya terlipat di dada. Kepalanya menggeleng-geleng sembari menerka kesalahaan apa yang telah terjadi.

"Jika Anda bingung, bagaimana jika Anda langsung menghubungi Dokter Kwon?"

"Ah, baiklah. Tentu saja." Wanita itu tampak sumringah, "Kalau begitu saya undur diri dulu dan menghubungi Dokter Kwon sesegera mungkin," lanjut Wanita itu, kemudian tersenyum jahil lagi sembari melirik pada Min Hyun.

Min Hyun hanya balas tersenyum hambar, sementara Sekretaris Moon masih menebak-nebak apa yang terjadi. Suster tadi pun keluar dengan nampan yang masih terisi penuh. Min Hyun tampak menghela napas panjang dan berbisik, "untung kau datang di saat yang tepat."

"Memangnya ada apa, Presdir? Saya mohon Anda jangan melakukan sesuatu yang aneh-aneh lagi."

"Tidak terlalu penting. Lebih baik, kau mulai mencari tahu tentang seseorang." Min Hyun mendeham pelan.

"Tidak, saya harus memastikan Anda tidak melakukan hal yang membahayakan posisi Anda, seperti biasanya." Sekretaris Moon tampak kokoh dengan pendiriannya.

Min Hyun kini bertatapan dengan Sekretaris Moon. Tatapannya tampak begitu memohon hingga membuat Sekretaris Moon akhirnya tak tahan. Min Hyun memang hebat dalam hal membujuk orang, terlebih pada Sekretaris Moon yang sudah menganggapnya adik sendiri. Meski dia lebih terlihat seperti ayah daripada kakak.

"Baiklah, saya mengerti," ucap Sekretaris Moon luluh.

Min Hyun berbalik membelakanginya dan menarik kepalan tangannya. "Yes," gumamnya, sembari sudut bibirnya terangkat sedikit.

"Kau tahu, Dokter Kwon yang menangani operasiku ini, kan? Cari profilnya segera, sekecil apa pun informasinya laporkan padaku. Selesaikan semua itu dalam waktu satu jam mulai dari sekarang!" Min Hyun berbalik, telunjuknnya bermain sembari ia mengutarakan pertanyaan dan keinginannya, lalu melipat kedua tangannya di dada.

"Apa? Sekarang?"

"Tidak, nanti saja saat kiamat. Tentu saja sekarang!" Terdengar geraman dari mulut Min Hyun.

"B-baiklah." Sekretaris Moon tampak kelimpungan, tapi dengan sigap dia menghubungi orang-orang yang dipercayainya untuk mencari informasi itu.

"Ya? Ya! Tolong carikan profil tentang gadis bernama Kwon Ba Da. Dia dokter bedah di Rumah Sakit Hansung." Dia berbicara dengan orang di seberang, sembari mondar-mandir di depan Min Hyun.

Min Hyun hanya tersenyum, kemudian matanya terpejam. Memutar-mutar ingatannya selama tiga bulan pencariannya terhadap gadis–gila menurutnya–ini, dan apa saja yang harus dia terima karena perbuatan gadis ini. Mulai dari batalnya penandatanganan kontrak kerja sama terhadap dirinya dan tiga petinggi dari perusahaan konstruksi, makanan dan bahan baku organik. Semuanya adalah kerja sama yang paling diperlukan untuk Zhen Group dan perusahaannya sendiri, Anshon.

Ayahnya bahkan meledak lagi padanya. Setelah sebelumnya melunak karena pekerjaan Min Hyun yang awalnya tak ada harapan, membuahkan hasil yang cukup terang. Namun kenyataannya terlalu berbanding terbalik, membuat kerja keras Min Hyun sia-sia. Sama seperti menabur garam pada luka, perang dingin antara dia dan ayahnya memanjang, membuat jarak antara mereka semakin kentara. Hal ini berdampak pada ibunya dan ini membuatnya frustrasi. Hingga ia memutuskan untuk kembali mengulang segalanya dari awal, meski ayahnya sulit percaya padanya lagi.

~oOo~

"Dokter Kwon!" teriakan panjang menyeruak di udara. Semua orang yang ada di ruangan khusus untuk staf itu pun menatap pada satu tujuan yang sama.

"Ada apa, Suster Jung?" Ba Da yang merasa terpanggil pun melangkah menuju ambang pintu.

"Pasienmu yang tampan itu, yang ada di ruang VIP. Siapa namanya, ya?" Suster itu menekan dahinya dengan telunjuk, matanya menutup dan terbuka, mencoba mengingat-ingat.

"Park Min Hyun?"

"Benar sekali!" Suster itu bertepuk tangan. "Dia memintamu datang ke ruangannya, dia bilang ingin bertemu denganmu." Wajah jahilnya muncul kembali. Telunjuknya bahkan menunjuk-nunjuk lengan langsing Ba Da, membuat gadis itu merinding sesaat.

"Benarkah? Bukankah dia hanya perlu makan malam sekarang? Dia juga sudah buang angin, kan?" Ba Da tampak heran, tangannya sibuk mengelus-elus jas putihnya, hingga ia masukkan keduanya dalam saku jas.

"Dia bilang belum buang angin sampai sekarang, makanya hal itu membuat kami bingung. Jadi, akan lebih baik jika kau datang menemuinya, untuk memastikan tidak ada yang salah. Lagi pula dia tampan, sangat menyenangkan jika bisa berada di dekatnya." Suster Jung menjelaskan panjang lebar, dengan senyum yang tak pernah hilang di wajahnya.

"Haha, kau hanya belum tahu dia orang seperti apa." Ba Da terbahak, kemudian dengan wajah datar, ia melangkah keluar dari ruangan itu. "Kalau begitu aku pergi dulu," lanjutnya.

Gadis itu melangkah pelan, seirama dengan goyangan rambut kucir kudanya. Senyumnya selalu merekah setiap bertemu dengan para pasien, sesekali dia membungkuk pada pasien yang lebih tua. Menunjukkan pribadinya yang ramah dan begitu sopan sebagai seorang dokter yang cukup muda di sana. Kakinya terus berjalan melalui lorong demi lorong. Ruang VIP memang cukup jauh dari ruangannya untuk beristirahat. Dia harus berjalan ke arah gedung bagian barat Hansung Hospital, padahal tempatnya beristirahat ada di gedung Timur.

Sebenarnya Ba Da sangat jarang mengurus pasien VIP, karena itu bukan ranahnya. Hanya saja kebetulan, kali ini tanpa sengaja dia diminta menangani Min Hyun, seorang pasien VIP tersembunyi. Sejujurnya, bagi Ba Da tempat ini juga sedikit horor, karena dia bisa saja berpapasan dengan orang-orang yang tidak ingin dia temui seperti saat ini, misalnya ....

Tiba-tiba langkahnya terhenti, senyumnya menyurut bahkan nyaris menghilang. Ini pertama kalinya setelah tiga bulan dia bertemu lagi dengan 'orang itu'. Orang yang hanya bisa menjadi masa lalunya, mulai dari sekarang.

~oOo~

Author notes: Hi, I come back again. Jadi, aku sekalian aja mau ngabarin PO My Beautiful Sea udah dibuka sejak tanggal 15 September sampai 28 September 2021, ya. Yuk, paketannya cuma bisa diklaim ditanggal PO, kapan lagi beli buku dapat freebies banyak?






Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top