24

"Mana barang-barangmu, biar  kuletakkan di dalam mobilku."

Aku dan Doyoung sudah sampai di kantor sejak pukul 6 pagi. Kini kami tengah bersiap-siap untuk memulai perjalanan ke Gangwon-do. Satu hal yang mengganggu pikiranku.

"Kok kita naik mobil Oppa? Bukankah yang lain naik mobil van?"

"Mendadak penuh. Padahal kemarin sudah diperkirakan penumpangnya. Ternyata malah nggak cukup."

"Tapi, kita hanya berdua saja kan?"

Tanyaku sedikit berharap. Semoga, hanya aku dan Doyoung saja kali ini yang berada semobil. Dengan begitu, kami---- 'bebas melakukan apapun'.

Oh. Sial. Aku mulai membayangkan yang tidak-tidak.


"Siapa bilang kalian hanya berdua?"

Kepalaku berputar malas. Kalian pasti bisa menebaknya. Seseorang baru saja datang dengan penampilan angkuh dan menonjol khasnya. Siapa lagi yang dapat mengusik ketenangan jiwaku kalau bukan Bos Taeyong?

"Kau kan punya mobil sendiri, kenapa numpang di mobilku?"

Celetuk Doyoung yang terdengar ketus.

Benar juga kata Doyoung. Bos kan punya mobil sendiri. Ini mencurigakan. Perasaanku jadi tidak enak.

"Mobilku bocor di jalan. Tadi aku ke kantor nebeng pakai mobil Jaehyun."

"Kau bisa pakai mobil Jaehyun kan?"

"Tidak bisa. Dia harus menjemput tamu penting dari bandara."

"Siapa Jaehyun?"

Tanyaku di sela-sela pembicaraan mereka.

"General manager TY Group."

Jawab Doyoung.

"Kenapa dia tidak ikut seminar?"

Tanyaku lagi.

"Sudah kubilang! Seminar ini untuk Departement Manager! Jadi General Manager mana bisa ikut?!"

Bentak Bos yang membuatku kaget sekaligus cemberut.

Ada apa sebenarnya dengan rupanya itu? Kenapa tidak bisa santai? Selalu kaku dan datar.

Kadang gelagatnya juga berubah-ubah tidak jelas..

Aku harus siap-siap terganggu lagi..

"Cepat naik! Kita sudah terlambat! Aku paling benci dengan kata ter-lam-bat!!!"

Teriak Bos dari dalam mobil.

Bos tetaplah Bos!

Dia mengambil tempat di belakang dan membiarkan Doyoung menyetir. Aku pun segera ambil posisi di sebelah Doyoung dan mengamati kesal Bos dari kaca spion di atasku.


Kenapa dia selalu muncul di saat yang tidak tepat?

.............................

"Wah!! Apa benar ini resort kita?"

Mulutku tak berhenti menganga. Baru saja sampai, pemandangan luar biasa indah dan mewah telah tersuguh di depanku. Kata 'EXODUS RESORT' tampak gagah berdiri tegak tepat di puncak bangunan ini.

Banyak sekali lampu-lampu LED dengan berbagai macam bentuk yang pastinya akan bercahaya cantik di malam hari.

"Kampungan sekali."

"Apa?!"

"Sudah.. abaikan saja Taeyong. Ayo kita masuk!"

Doyoung menggandeng tanganku dan mengajakku masuk.

"Annyeong haseyo, Taeyong-ssi.."

Seorang pria tinggi nan tampan bersama para staf resort menyambut kedatangan kami.

Kejutan yang tak pernah berakhir. Malaikat apa yang turun tepat di hadapanku ini? Kemanakah sayapnya pergi?

Mengapa ia begitu sempurna dengan binar matanya yang bulat lebar? Dan.. telinganya yang---

"Annyeong haseyo, Chanyeol-ssi.."

Oh.. jadi namanya Tuan Chanyeol.

"Selamat datang di resort kami, semoga pelayanan kami selama tiga hari ke depan berkesan di hati Anda."

Tutur Tuan Chanyeol sembari menjabat tangan Bos. Ramah sekali. Tak seperti Bos yang dalam menyapa rekan sepenting Tuan Chanyeol saja masih terlihat 'ogah-ogahan'.

Tuan Chanyeol menyebabkan siapapun yang mengaguminya sampai lupa bagaimana cara bernapas.

"Sstt.. apa yang kau lihat huh?"

Doyoung menyenggol bahuku hingga aku tersadar dari lamunan. Aku pun nyengir kuda karena terpergok olehnya.

"Permisi, Nona? Siapa namamu?"

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri.

Dia bicara padaku??

Benar saja! Mereka semua, gadis-gadis sekantorku, memelototiku dengan tatapan predatornya.

Aku mengusap tengkukku, terasa merinding. Suasana ini sampai membuatku ingin mati berdiri.

"Nona?"

"Eh.. I-iya.. Tuan? A-anda memanggil ssaya?"

"Iya, Nona. Nama Nona siapa?"

"Kim Sohyun. Saya Kim Sohyun, karyawan dari divisi pemasaran."

Kataku yang kini tengah mengamati uluran tangan Tuan Chanyeol.

Tanpa ragu, Aku membalas uluran tangan itu dengan senang hati. Menikmatinya... dan merasakan sentuhannya.

"Wah.. Anda terlihat cantik sekali."

Aahh... kenapa aku ingin jantungan saat inu? Tuan Chanyeol membuatku melayang-layang di angkasa. Aku jadi malu.


"Sudah, nggak usah terbawa perasaan. Ingat! Kamu sudah jadi milikku."

"Lepaskan tangannya.."

Bisik Doyoung di sebelahku dengan wajah sewotnya.

"Ehm.. Tuan, bisakah kami beristirahat sekarang ini? Saya rasa mereka semua mulai lelah karena perjalanan yang cukup menguras tenaga."

Sela Bos Taeyong di tengah kekakuan situasi antara aku, Doyoung, dan karyawan wanita yang lain.

"Oh. Maaf-maaf.."

Clap.. clap..

Tuan Chanyeol menepukkan kedua tangannya. Beberapa staf pekerja berbaris di depannya dengan siaga. Ini menarik sekali. Dia benar-benar terlihat hebat dan berwibawa.

"Antarkan tamu istimewa kita ke kamarnya, mengerti? Beri mereka pelayanan terbaik."

"Siap Sajang-nim!"

...........................

Hari sudah malam. Besok pagi akan ada seminar di ruang pertemuan. Seusai makan malam entah mengapa aku belum mau tidur.

Malam ini jauh terkesan spesial. Di lokasi yang semegah ini, serta pemandangan kerlap-kerlip lampu yang seunik itu, bagaimana aku bisa melewatkannya?

Tanpa sepengetahuan Doyoung, aku berjalan-jalan sendirian keluar. Menikmati angin segar di tengah suhu udara yang sedingin es.

Bodoh. Aku lupa memakai pakaian hangat.

Keterkesananku mengalahkan segalanya. Meskipun hawa dingin menusuk-nusuk kulitku seperti jarum, aku tetap memaksakan diri mengunjungi satu per satu gumpalan lampu LED dan memotret diriku sendiri di sana.

Aku sedang asyik ber-selca, tiba-tiba saja seluruh lampu LED padam. Aku tertegun. Kakiku melemas. Kalian tahu, aku takut kegelapan.

Bayangan horor mulai muncul perlahan-lahan di otakku. Aku mendekam ketakutan dan cuma bisa menggigit jari.

Ayolah.. resort semewah ini apa tidak punya uang untuk membayar listrik?

Kok bisa lampu LED yang tak butuh ratusan jutaan watt padam sekaligus?

Kalau saja aku membawa termometer, suhu sekarang ini pasti terukur lebih dari titik paling bawah. Mungkin termometernya bisa jadi beku. Ini dingin sekali.. aku tidak bohong.

Apa diferensiasi suhu dipengaruhi oleh energi-energi supranatural di sekitar sini??

Yah!! Tidak-tidak! Tidak mungkin!

Aku berdiri hendak berlari menuju ke dalam resort dan meringkuk di balik selimut tebal, hangat, nan nyaman. Intinya aku ingin menjauhi tempat gelap ini.

Tetapi..

Aku menutup mulutku. Mataku membulat penuh.



Sepasang tangan melingkar di pinggangku!


Apakah ini hantu jelalatan?


"T-tolong--- j-jangan ---- m-ma-makan aku..."

Aku merengek seperti anak kecil. Dulu sewaktu aku kecil, Appa selalu merangkul dan menggendongku ke kamar bila gelap merayapi pandanganku. Namun sekarang? Aku memanggil nama Appa pun akan sia-sia juga.

Oh Tuhan... selamatkan aku..

"Aku akan memakanmu.. aku akan terus menempelimu.. kau akan rasakan akibatnya karena telah mengusik tempatku beristirahat..."

"Kau tak bisa kabur..."

Aku berteriak sangat kencang.

"Huaaaaaaaa!!!"


Dan dengan superpower, aku menyikut wajah, yang aku yakini seram, yang berada di belakangku.

Lalu aku menendang kakinya.

Aku pun berlari dan terus berlari. Aku melihat sosok hantu itu sempat terjungkal, namun ia bangkit lagi dan ikut mengejarku.

Aku melihat tangga tanjakan di depanku. Setidaknya pengelihatanku masih awas walaupun berada di tempat gelap.




"Awww!! Aagghh!!! Yakk!! Kim Sohyun!!"

Suara itu?

"Tolong akuu!!"

Aku yang tadi fokus berlari, akhirnya menghentikan langkah seribuku dan menengok ke belakang.

"Bos Taeyong?!"

.........................

"Te--ga s--sekali-- kau Bos!"

Kataku sambil sesekali menghirup nafas dalam. Menggendong tubuh Bos di belakang, tentu tidak mudah. Apalagi aku wanita.

"K-kau b--berat s-sekali!!"

Aku merasa cadangan udara dalam paru-paruku terkuras habis. Menggendong Bos sangat menyedot tenaga. Apalagi jalanan menuju ke dalam resort cukup menanjak.

"Ini salahmu sendiri. Jangan salahkan aku! Ngapain juga tadi lari?"

"Habis, aku kira Bos itu hantu! Bos juga salah! Buat apa nakut-nakutin tadi? Pake acara peluk-peluk segala! Bos modus ya?"

"Modus??"

"Bahahaha.. lucu sekali!"

Bos tertawa dengan tawa paksanya.

"Apa untungnya Bos besar sepertiku memodusi karyawan payah sepertimu?"

Kata Bos sambil berbisik kencang di telingaku.

"Payah??!!"

Marah. Aku marah.



Bruk!


"Aduhh, pantatku!! Sakiitt Sohyunnn!!"

"Terserah. Aku tak mau tahu! Mau sakit, mau nggak, bukan urusanku! Aku mau masuk saja."

"Heyy!! Kakiku terkilir! Kau harus bertanggung jawab!"

"Kim Sohyun!"

"Ucapkan maaf dulu! Lalu beri aku pujian! Baru aku mau berbalik dan membantu Bos kembali ke kamar."

"Oke! Maaf! Karyawan teladanku...

Kim Sohyun yang baik, cantik, dan tidak payah"

Aku melihat Bos tersenyum. Dan aku pun kembali untuk menggendongnya (piggy back) menuju ke kamarnya.

Aku melihat staf laki-laki resort ini yang tampak berkelebatan. Aku sempat memanggil mereka untuk membantu Bos menuju kamarnya. Tetapi, Bos mengancam akan memecatku kalau aku tak bertanggung jawab atas terkilirnya kaki Bos akibat ulahku.

"Bos? Bos tidak malu?? Sedari tadi mereka melihati kita! Menertawakan kita!"

"Mereka mentertawakanmu bodoh! Aku tak peduli! Pokoknya bawa aku sampai ke atas kasurku!"

"Dasar kejam!"

Entah semacam apa raut mukaku saat ini. Aku lelah bercampur jengkel. Bos ini terkadang sangat dewasa, dan terkadang seperti bocah berusia lima tahun. Harus bagaimana aku menghadapi Bos dengan tipe tersebut?

.............................

"Cepat Bos! Buka pintunya! Kau sangat beratt!!"

Perintahku memekik kepada Bos.

"Aku Bosmu! Kenapa jadi kau yang menyuruh-nyuruh?"

"Iya-iya.. Terserah. Yang penting, buka saja pintunya!!"

Aku setengah berteriak. Berhasil membuat Bos menutup kedua telinganya.

"Bawel!"



Bruk...




Kujatuhkan Bos di atas kasur, sementara aku langsung tersungkur di atas lantai berkarpet fantastis ini. Aku mengatur nafasku yang terengah-engah..

"Pelan-pelan!! Apa kau mau membunuhku?"

"Itu hanya sakit karena terkilir! Kenapa Bos terlihat dungu dengan melebih-lebihkan masalah kecil ini?"

"Besok aku harus menghadiri seminar. Aku seorang CEO ternama dan kakiku terkilir, menurutmu itu masalah kecil??"

"Sudah-sudah!"

"Aku mau kembali ke kamarku! Sebaiknya Bos istirahat saja!"

Aku berdiri dari dudukku dan menuju pintu kamar Bos. Aku sangat letih menggendongnya dari bawah sampai ke lantai tujuh di kamarnya. Untung tersedia lift. Jika tidak? Aku tak bisa membayangkan aku mati dalam keadaan menggotong beban berat seonggok manusia kutub seperti Bos Taeyong.

"Eitss. Mau kemana?"

Dan Bos mencekal pergelangan tanganku.

"Aku mau tidur Bos. Capek.. ngantuk.. besok aktivitas padat."

"Obati dulu kakiku! Kau harus tanggung jawab!"

"Tapi.. ada pelayan kan? Bos tinggal suruh mereka memijit kaki Bos dan mengompresnya dengan air hangat. Mudah!"

"Kau yang lakukan!"

"Apa?!!"

"Kok jadi aku?"

"Kan aku terjatuh dan terkilir gara-gara kau."

"Itu semua salah Bos. SALAH BOS!"

"Obati atau kau aku pecat?"

Aku mendengus kasar.

"Baiklah-baiklah!"

Sepanjang memijit kaki Bos yang terkilir, umpatan demi umpatan tak pernah absen dari pikiranku.

Mempunyai Bos labil dan sukar ditebak menjadi beban hidup tersendiri bagiku.

Ya, dan...

Kenapa sejak tadi Bos memperhatikanku?

"Tidak usah lihat-lihat Bos! Aku sangat cantik kan?? Aku sadar kok. Makanya, Doyoung Oppa tak bisa lepas dariku."

"Wah. Percaya diri sekali kau!"

"Aku hanya melihat,























Sejak tadi kancing atas kemejamu terbuka!"



"Heehhh??!"





Kreekkk..



"Yakk!! Sohyun!! Kau apakan kakiku?!!"











































To be Continued.

Maaf telat update..😅

Lagi nyari ide.

Plus.. masih menikmati masa-masa pulkam. Wkwk..

Wah.. ada bang Chanyeol..

Muncul aja di part ini sbg pemanis.

Hehe..

Yg biasnya Chanyeol, put your hands up!!😄

Next (?)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top