19
"Taeyong! Kau mau kemana?"
Aku lihat Bos berpapasan dengan ibunya dan ia tak merespon satu pun pertanyaan beliau.
Apa Bos marah padaku?
Setelah aku memintanya menjauhi Jennie?
Aku melakukannya karena tak ingin Bos terluka. Kami mungkin tidak terlalu akrab. Namun, aku sudah menganggap Bos adalah orang terpenting dalam hidupku.
Aku harap ia merenungkan dan memikirkan kembali permintaanku.
......................
Taeyong's POV
Apa-apaan gadis itu?!
Ia yang mengiyakan hubunganku dengan Jennie malah tiba-tiba menyuruhku menjauhinya. Apa ini masuk akal?
Aku sudah berusaha meminta penjelasan logis darinya. Tetapi ia menjelek-jelekkan Jennie di hadapanku sendiri.
Jennie itu bukan wanita baik-baik. Aku menjumpainya berciuman panas dengan seorang pria di dalam club. Dia bahkan mengataimu payah. Ia mendekatimu hanya karena harta Bos!
Dan hubunganku dengan Doyoung, itu hancur gara-gara dia! Ia selama ini menghasut pikiran Doyoung dan membuatnya membenciku.
Jennie itu bermuka dua. Kau tidak boleh terjerat olehnya.
Aku mohon..
Tinggalkan dia.
Ciiiitttttt....
Huh. Sial. Lampu merah.
Hampir saja aku menabrak jok mobil di depanku kalau aku tidak segera sadar.
Kata-kata Sohyun masih terngiang di kepalaku. Aku tidak percaya Jennie melakukan semua yang Sohyun utarakan.
Aku mengacak rambutku. Aku sungguh pusing.
Tidak! Jennie bukan wanita seperti itu. Aku mengenalnya sejak SMA. Sohyun pasti salah!
.
.
.
.
Wah. Kenapa aku berkunjung ke tempat ini?
Karena alkohol adalah minuman terbaik pelepas masalah bukan?
Dengan gontai aku menuju ke meja bartender. Aku memesan segelas besar soju dan menegaknya habis. Tak puas hanya satu gelas, aku pun memesan lagi.
Satu hal yang belum kalian tahu dariku. Aku sangat tahan terhadap alkohol berkadar tinggi. Diam-diam aku meminumnya, hanya saja disaat aku punya masalah atau kebimbangan dalam hatiku.
Aku menyandarkan kepalaku di atas meja. Mataku yang masih menyala, mengamati orang-orang berlalu lalang di sekitarku.
Sampai, aku menyaksikan sesuatu yang membuatku tersenyum sinis.
Dia! Beraninya dia bersama gadis lain setelah menelantarkan Sohyun!
Buru-buru aku berlari ke arah pria yang selama ini menjadi sahabatku.
Aku memukulnya tepat di wajah. Membuatnya kelimpungan di hadapan gadis atau mungkin jalang yang baru saja ia gauli.
Tanganku mengepal kuat. Aku merasakan urat-urat di wajah dan lenganku mengetat. Tidak tahu kenapa, aku sangat membenci Doyoung saat ini.
Aku benar-benar ingin menghabisinya.
Doyoung masih tersungkur memegangi sudut bibirnya yang memar dan hidungnya yang mengeluarkan darah. Sepertinya pukulanku terlalu kuat.
"Jadi ini yang kau lakukan di belakang Sohyun?"
"Heh.. aku tak menyangka kalau kau serendah ini Kim Doyoung!"
Dia bangkit. Dengan bodohnya ia tersenyum ke arahku.
Dia meremehkanku?
"Apa urusannya denganmu huh? Apa kau mencintai gadis itu?"
"Seorang sahabat, tetapi menusuk sahabatnya sendiri dari belakang. Kau munafik! Sama sepertinya!"
"Kau membantunya membalas dendam padaku?"
"Gadis egois dan munafik sepertinya tak pantas mendapatkan perhatianku. Bagus kan jika aku menelantarkannya sekali lagi?"
Aku mencengkeram kerah baju Doyoung. Kutatap tajam wajahnya. Lalu aku pukuli perutnya sampai ia tak dapat bangkit. Aku menginjak kakinya.
Andai di dunia ini tak ada yang namanya hukum, mungkin aku sudah membunuhnya. Mengambil nyawanya agar pria sepertinya tak berkeliaran lagi di sekitar gadis baik seperti Sohyun.
"Asal kau tahu! Semua yang kau lihat di foto bukan sepenuhnya kesalahan Sohyun! Ini hanya kesalahpahaman!"
"Cinta macam apa yang kau berikan kepada Sohyun? Palsu! Kau tidak benar-benar mencintainya! Kau bahkan tidak mau mendengarkan penjelasannya! Kau tidak pernah mencintainya Doyoung! Kau bodoh karena telah menyia-nyiakannya sekali lagi!"
"Ini saja tidak cukup untuk menghukummu!"
Aku menonjok kembali mukanya saat ia sedang terbaring di lantai.
"Aargghh!!"
"Rasakan itu!'
Aku berbalik pergi meninggalkan Doyoung.
Pengunjung club hampir semua memperhatikan kami begitu intens. Aku tak peduli! Urat maluku sudah lenyap. Doyoung pada akhirnya menguras tempramenku yang akhir-akhir ini jarang aku munculkan.
Pintu keluar sudah di depan mata.
Tiba-tiba..
Bughh!!
Sebuah kaki menendang punggungku dari belakang. Aku terjungkal ke depan dan langsung mencium permukaan paving yang sangat kasar.
"Kau pikir aku akan tinggal diam huh?"
"Kau mempermalukanku di dalam dan sekarang aku yang akan menghabisimu di luar!"
Bugh!
Bugh!
Bugh!!!
Aku menahan erangan keluar dari mulutku. Doyoung menginjak dan menendangku berkali-kali! Sakit! Tetapi pria jantan tidak pernah merengek di depan lawannya!
Aku bangkit dari jatuhku dan langsung menghajarnya balik. Pukulan tanganku kembali menghantam wajahnya sampai hidungnya mengeluarkan darah lagi. Dan pipinya mulai membiru. Sudut bibirnya juga semakin bonyok.
Mata Doyoung yang selama ini menyiratkan kelembutan mendadak menjadi tatapan penuh dendam kesumat.
Tak pernah kutemui Doyoung semarah ini.
Aku melihatnya menyibak darah yang keluar dari hidungnya.
Dan ia pun memberikan serangan mendadak pada wajahku.
Kami sama-sama terluka. Sama-sama berdarah karena kami bertarung tak kurang dari 15 menit.
Kami saling memberi pukulan, tendangan, bahkan saling menginjak!
Kami tak pernah berkelahi sebelumnya. Dia sahabatku dan aku sahabatnya. Namun hari ini, aku terpaksa memancing sisinya yang lain. Dan membuatnya menjadi Doyoung yang mengerikan.
"Kenapa kau melakukan in padaku?"
"Kenapa kau mencoba mengambil Sohyun dariku?"
"Kenapa LEE TAEYONG!!"
"JAWAB AKUU!!"
Teriaknya padaku saat aku terkulai lemas.
Haruskah aku mengatakan padanya tentang kebenaran dan rasa sakit yang aku simpan selama ini?
"Kenapa kau merusak persahabatan kita LEE TAEYONG!!"
"TOLONG JAWAB AKUU!"
Nafasnya tersengal-sengal. Aku melihat setitik air turun dari kedua matanya.
Kenapa harus menangis? Aku jadi merasa bersalah.
Aku memalingkan mukaku. Aku tak bisa melihatnya menangis!
Dasar anak cengeng! Dia tak pernah berubah sejak dulu.
Dia memang kuat dan terlihat tangguh hari ini dengan membuatku jatuh berkali-kali. Namun imagenya tetaplah Doyoung si pria halus dan tak pernah bertindak kasar. Pria yang perhatian dan penuh kehangatan.
"Aku tak sengaja melakukannya. Percayalah. Kau jangan melukai perasaan Sohyun. Kembalilah padanya."
Ucapku setelah emosiku mereda.
Doyoung jatuh pada kedua lututnya. Aku yakin, wajahnya sangat sendu sekarang ini.
"Tapi kenapa kau berciuman dengannya?"
Tanyanya lirih dengan pandangan kosong.
Aku sedikit tercekat. Aku tak dapat menjelaskannya dengan kata-kata. Tanpa aku sadari, bibir Sohyun seakan memanggilku berkali-kali malam itu. Dan aku tak dapat mengontrol diriku sendiri.
Awalnya aku hanya iseng mencoba berciuman.
Ya! Aku yang salah! Aku salah! Semua itu aku lakukan hanya karena Jennie! Aku ingin terlihat sempurna di matanya! Sungguh!
Aku mendekati Doyoung, lalu memeluknya erat.
"Maafkan aku! Aku yang salah! Aku mohon jangan membuatnya terluka!"
Doyoung tak menjawab perkataanku. Namun sedetik kemudian ia membalas pelukanku.
Satu hal yang mengganjal dalam benakku.
Apa aku menyakiti sahabatku sendiri demi Sohyun?
Demi gadis yang aku kenal belakangan ini?
Bagaimana aku bisa sepeduli ini pada seorang gadis?
........................
Aku menutup novel yang baru saja aku baca. Hatiku gelisah. Aku tak ingin permintaanku membuat Bos tidak nyaman.
Apa aku salah kalau ingin melindunginya?
Pintu kamarku terbuka. Aku memang sudah berada di apartemen setelah ahjumma mengantarku pulang dari kediamannya.
"Kau sakit?"
"Aku baik-baik saja."
"Imo sangat khawatir padamu."
"Kau menceritakan kejadian semalam pada Eomma?"
Yuta mengangguk.
Aish.. anak ini.
"Harusnya kau tidak menceritakan apapun."
"Dia pasti khawatir padaku. Aku takut hipertensinya kambuh. Kau tahu kan, Eomma ku tidak boleh terlalu stress. Masalahku kemarin pasti membuatnya sedikit stress."
"Maaf. Tapi aku sudah mengatakan padanya, bahwa kau sudah baik-baik saja karena Bosmu."
"Kenapa kau membawa-bawa nama Bos?"
"Memang kenyataannya begitu kan?"
Ding.. Dong...
"Ada tamu?"
"Biar aku yang membukakannya."
.
.
.
Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki menuju kamarku.
"Siapa Yut?"
Aku menyorot ke arah pintu dan ternyata itu bukan Yuta!
"Op.. Oppa?"
Doyoung datang! Dengan luka lebam di sekitar wajahnya dan bekas darah yang menetes dari hidung dan pelipisnya.
To be Continued.
Itu dulu ya untuk hari ini?
Sepertinya Taeyong masih belum percaya sama apa yang Sohyun bilang.
Taeyong berhasil membuat Doyoung kembali pada Sohyun.
Lalu, apa Sohyun akan terus memaksa bosnya menjauhi Jennie?
Next (?)
*Ada yg bisa bantu Bos Taeyong menjawab kebingungan hatinya? Wkwk.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top