15
Badanku terasa segar semua. Seusai membereskan kamarku yang ternodai oleh barang-barang pribadi Yuta, aku langsung merendam tubuhku pada air hangat. Setidaknya, penat yang kualami perlahan bisa terobati.
Aku lelah sekali. Dan beruntungnya aku, karena kali ini tak membawa tugas kantor sampai ke apartemen. Jadi, aku bisa langsung merebahkan diri di atas kasurku yang nyaman. Dan tidur.
"Ah... enaknya.."
Gerutuku pada diri sendiri ketika punggungku telah merasakan hangat dan lembutnya bed cover andalanku.
Namun, suara bising dari luar kamar menghancurkan segalanya.
Yutaa....
Aku menangis dalam hati. Kalau saja samchon tak memintaku untuk memberikan tempat singgah sementara pada si usil itu, pasti aku sudah menendang bokongnya dari apartemen ini. Dan kenapa Eomma seenaknya memberikan password apartemenku padanya tanpa sepengetahuanku sih?
Aku berjalan gontai keluar. Aku sangat capai, kalau Yuta terus-terusan histeris, maka aku tidak akan pernah bisa tidur dengan nyenyak.
Aku yakin.. dia sedang bermain video game!
"Yuta.. bisakah kau bermain dengan tenang?"
Mataku melotot tak kala aku mendapati bukan sosok Yuta yang ada di ruang tamu. Melainkan,..
"Oh, sepupuku yang cerewet! Kau sudah bangun?"
Yuta tampak baru keluar dari arah dapur. Dan ya, ia tak bohong saat bilang akan menghabiskan seluruh snack ku yang ada di kulkas. Aku mendekat ke arah Yuta dan menabok pantatnya.
"Awww..."
"Yak! Kenapa kau seenaknya membawa orang lain masuk kesini??"
"Apa salahnya?? Dia temanku. Ten. Kau jangan takut.. dia memang garang sekali."
Yuta malah mengalihkan kontak matanya dariku. Dia meyakinkan temannya yang bernama Ten agar tidak takut padaku.
"Kau pikir aku beruang? Aku hanya tidak suka kau seenaknya membawa temanmu ke apartemenku! Apalagi dia laki-laki!"
"Noona?? Maaf.."
Sahut teman Yuta tiba-tiba.
"Noona??"
"Bahaahahahaha..."
Yuta tertawa nyaring. Aku tak tahu apa yang dianggapnya hal lucu. Dia memang aneh. Gila.
"Ten, kau memanggilnya Noona?"
Oh. Sekarang aku paham.
"Hey!! Apa aku setua itu??"
Kesabaranku habis. Yuta yang mengurasnya. Ditambah lagi temannya yang terlihat kikuk itu. Ah.... aku hanya ingin istirahat! Pleasee!!
Ding.. dong..
"Sekarang apa lagi?"
Dengan emosi yang masih membara, aku meninggalkan dua sahabat itu dengan tatapan tajam.
Malam-malam begini siapa yang bertamu?
Mengganggu waktu istirahatku saja!
.
.
.
"Bisakah Anda kalau bertamu melihat waktu dulu??"
Ucapku tanpa jeda setelah membuka pintu apartemen. Dan ternyata...
Itu Bos Taeyong.
.............................
"Kenapa harus sekarang sih Bos?"
Tujuan Bos datang ke apartemenku malam-malam karena ia ingin mengajakku keluar mememaninya mencari sesuatu yang spesial untuk Jennie.
Besok ia ingin mengejutkan Jennie pagi-pagi. Ia ingin datang ke rumah Jennie dan memberikan sambutan pagi yang mengesankan.
"Bos! Apa kau waras? Kenapa juga harus malam-malam begini? Lagipula kau bisa mencari kadonya seorang diri! Kenapa harus mengajakku? Aku capai Bos. Aku mau istirahat dan tidur setelah kau menyiksaku di kantor dengan tumpukan file yang menjenuhkan. Ditambah lagi ada dua...."
"Ckk.. kau cerewet sekali! Diamlah! Aku Bosmu!!"
Tangan kanan Bos membekap mulutku sementara satu tangan lainnya ia gunakan untuk menyetir. Setelah aku terdiam, barulah Bos melepas bekapannya.
"Kau kan tahu.. aku.."
"Aku tidak pernah berhubungan dengan wanita sebelumnya. Jadi, aku tak tahu apa yang disukai oleh mereka."
Aku berdecak heran. Sesuci itukah Bosku? Sampai-sampai ia tak tahu apa yang disukai wanita. Meskipun itu secara general.
"Aku kira kau sudah mahir dalam hal wanita Bos. Melihatmu dan Jennie berciuman panas di dalam ruangan kemarin saja sudah membuatku merinding."
"Berciuman?"
Aku melirik Bos. Wajahnya tiba-tiba berubah panik tidak jelas. Perasaan hati apa yang sedang menerjang Bosku ini??
Ah.. aku tidak mau memikirkannya! Otakku saja sudah buntu rasanya saat ini!
"Ak-aku.. t-tidak pernah berciuman."
Heh??!
Tanpa kusangka Bos Taeyong mengatakan hal itu. Haruskah aku mempercayainya?
"Ah.. Bos. Kau jangan bercanda. Kau pasti ahlinya berciuman kan?"
"Sungguh! Aku tak berciuman sedetik pun bersama Jennie. Karena itu dia marah padaku kemarin. Dan karena itulah aku mengajakmu keluar malam-malam. Aku mau menghilangkan marahnya besok pagi. Segera. Aku butuh bantuanmu. Hadiah apa yang bisa membuat wanita luluh?"
"Ngomong-ngomong Bos, aku mau membantumu. Tapi aku masih penasaran, kenapa kau tidak jadi berciuman? Bukankah seinci lagi bibir kalian bersentuhan??"
Biarkan saja apa yang Bos pikirkan saat ini! Mungkin ia menganggapku terlalu vulgar atau mesum. Aku memang penasaran bagaimana rasanya berciuman bibir dengan pasangan. Karena pekan ini, aku akan melakukannya bersama Doyoung. Jadi, aku harus tahu hambatan-hambatan apa saja yang mungkin akan terjadi.
Bos masih diam membisu. Aku meliriknya sekali lagi, namun aku menemukan kejanggalan. Dahinya berkeringat dan bibirnya bergetar.
Kenapa dia?
"Bos?"
"Aish. Berhenti membahas itu!"
"Kau kenapa sih?"
"Aku.."
Bos menatapku pada akhirnya. Mobilnya melaju lebih pelan. Sudut matanya menyipit. Terlihat ada keraguan pada wajahnya saat sepatah kata hendak keluar dari tenggorokan.
"Aku gugup. Mendadak aku ingin buang air kecil. Aku pun berlari meninggalkan Jennie!"
Hah? Jadi itu alasannya? Bolehkah aku terpingkal-pingkal?
Tanpa menunggu waktu lebih lama, tawa kekal langsung mencuat dari perutku. Aku tak sanggup menahannya. Jangan salahkan aku! Tapi Bosku yang terkenal dingin ini benar-benar sangat polos!
"Kau puas? Tertawai saja aku!"
"Iya-iya.. maaf Bos. Habis kau lucu sekali sih!"
..........................
"Berhentilah tertawa. Kau membuatku kesal."
"Oke oke.. maaf..."
Aku masih terkekeh mendengar pengakuan Bos sendiri. Ah.. bisa-bisanya..dia.
"Jadi apa yang harus aku beli untuk Jennie?"
"Biasanya wanita suka bunga, cokelat, atau mungkin boneka."
"Baiklah. Aku akan beli itu semua!"
"Eh.. eh.. Buat apa Bos membeli itu semua? Tidak perlu semuanya. Cukup bunga dan cokelat saja. Aku pernah baca, kalau coklat itu bisa mengembalikan mood. Apalagi disempurnakan dengan penampakan bunga yang cantik dan aromanya yang menenangkan. Pasti lebih bisa meredam amarahnya."
"Wah.. kau cerdas juga!"
Aku tersenyum miring sambil mengangkat kedua bahuku.
Aku menyombongkan keahlian matchmaker ku.
.
.
.
.
.
Setelah selesai membeli bunga dan cokelat, kami berjalan hendak kembali ke mobil. Namun, aku menghentikan Bos.
"Bos?"
"Hem?"
"Berhubung kau sudah mengganggu waktu istirahatku hari ini, kenapa tidak kita sekalian saja jalan-jalan? Lihat. Di sini ramai. Banyak makanan dan oh! Lihat! Disana sepertinya ada pertunjukan jalanan!"
Bos tampak sedang mempertimbangkan permintaanku.
"Baiklah. Karena kau sudah menemaniku malam ini, aku pun akan menemanimu jalan-jalan."
"Benarkah?"
Bos mengangguk.
"Setidaknya aku terbebas dari si gila dan temannya itu."
"Siapa?"
"Ah. Bukan siapa-siapa. Ayo kita kesana! Aku penasaran apa yang disaksikan kerumunan itu!"
Aku menarik tangan Bos setelah ia meletakkan bunga dan coklat di dalam mobilnya.
.
.
.
"Bos... ayo kita ikutan games ini. Sepertinya seru!"
"Tidak. Sekali tidak ya tidak! Kau kekanakan sekali!"
"Ayo Bos.. hadiahnya lumayan! Aku ingin dapat mantel itu. Aku pernah melihat prize tag-nya di butik Noonamu. Dan harganya, benar-benar fantastis!!"
"Hey!! Berhenti menarik lenganku!"
"Ayo Bos... ayoo.."
Aku memohon pada Bos. Ini pertama kalinya. Masa bodoh. Yang jelas, aku sudah tergila-gila pada mantel berwarna putih susu itu. Mantel semahal ini dijadikan taruhan untuk memainkan games yang terbilang mudah. Siapa yang tidak tergiur?
"Baiklah kalau Bos bersikukuh tidak mau ikut. Aku bisa mengajak seseorang yang mau menjadi pasanganku dalam bermain games."
Aku melepas tautan tanganku pada lengan Bos. Lalu, mataku menelisir ke segala penjuru. Hingga aku menemukan seorang pria sedang berdiri seorang diri disana.
Gadis ini keras kepala sekali! Dia tetap nekat mau ikutan games tidak berguna dan mencari pasangannya sendiri.
Dia bodoh atau apa?
Games ini secara tidak langsung bisa membuat pemainnya saling berciuman. Kalau dia mengajak pria lain??
Ah.. biar-biar. Biarkan saja! Buat apa aku peduli!!
Tapi.. banyak pria mesum di luar sini! Alih-alih mendapatkan hadiahnya, ia yang malah merugi!
Bodohlah. Aku terpaksa mau. Aku terpaksa!
Setelah bergelut dengan benaknya, Bos menarik tanganku. Padahal aku hendak menepuk pundak orang di depanku.
"Apa lagi Bos?"
"Baiklah. Main denganku saja. Jangan dengan orang asing."
Senyumku pun terukir.
Mantel cantik... datanglah padaku~~
Games akan dimulai. Ini games yang cukup mudah. Jika kalian pernah menonton acara running man di channel SBS, ketika Kim Jungkook dan Hong Jinyoung melakukan sebuah tantangan dari Song Jihyo demi mendapatkan sebuah makanan. Mereka berdua bersaing dengan pasangan Lee Kwangsoo dan Lee Dahee. Mereka duduk berhadapan dengan seutas kangkung yang kedua ujungnya telah melekat di bibir masing-masing. Barang siapa yang menyisakan potongan kangkung paling pendek, maka dia yang akan menang.
Bedanya, pada games ini, aku dan Bos serta peserta lain menggunakan seutas mie. Jadi, lebih panjang daripada kangkung.
Begitulah. Aku sangat santai karena aku yakin akan memenangkan mantel itu. Sementara, Bos terlihat gelisah.
"Tenang Bos. Kita akan menang!"
"Kau percaya diri sekali Nona Kim! Awas saja kalau kau membuatku sakit perut. Aku tak tahu apakah mie ini higienis atau tidak."
"Bos.. ini hanya seutas mie. Tidak akan berpengaruh pada perut kecilmu itu."
"Aishhh!!"
Baiklah. Kita akan segera memulai pertandingannya. Pastikan bahwa pasangan di hadapan Anda siap untuk dicium. Haha...
Kata pemandu acara.
Sambutan macam apa ini?
Batin Taeyong dalam hati.
Taeyong's POV
Aku menyesal mengiyakan ajakan Sohyun. Karena, games ini tak semudah yang kukira.
Taruhannya bukan lagi mantel sialan itu. Tetapi bibirku!
Yang benar saja! Bagaimana nanti kalau bibirku dan bibirnya bersentuhan?
Aku tak bisa membayangkannya! Tidaaakkk!!
Tanpa sadar, aku terus melirik ke arah bibirnya yang terbilang ranum. Mungil. Dan.. memang sedikit menggairahkan.
Meski aku belum pernah berciuman, tetapi aku sering menontonnya dari layar laptopku yang dulu sempat terpergok oleh Sohyun.
Ah... sebenarnya aku juga ingin tahu. Bagaimana rasanya berciuman?
Haruskah aku....
To be Continued.
Ayo tebak kelanjutannya.. wkwk
Next (?)
Ayok merapat. Bagi yg mau dicium sama Bos Taeyong kita yang setengah polos😂😂😙😙
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top