04
Yaa! Jam berapa ini??
Aku masih dalam proses pengumpulan nyawa. Tidurku semalaman sangatlah nyenyak hingga tau-tau aku bangun kesiangan.
Bagus! Kau karyawan baru tapi sudah terlambat dua kali sejak hari pertama.
Hanguslah kau Sohyun!
Kau harus siap-siap terkena semburan dari Bos.
Cukup dengan menggosok gigi dan mencuci muka, aku pun berpakaian rapi dengan make up tipis seperti biasa.
Tidak mandi? Siapa peduli. Kau cantik Hyun.. orang tidak akan menyadari apa kau sudah mandi atau belum. Yang penting kau wangi.
Ucapku sembari menatap cermin dan memoleskan bedak.
Spalshhh spalshhh
Aku menyemprotkan parfum yang banyak pada pakaian kantorku.
Hmm.. harum sekali. Mari berangkat!
................................
Halaman depan kantor tampak riuh. Banyak kameramen disini. Suara jepretan gambar pun menjadi penghias perjalananku menuju ke dalam gedung. Tak jarang, beberapa orang pemegang kamera itu mendorongku dan menyuruhku menyingkir.
Seenaknya saja mereka padaku!
Tanpa memedulikan apa yang tengah berlangsung, aku semakin mempercepat langkah dan menjejakkan kaki di lobby gedung TY Corp.
"Permisi Nona?"
Seseorang menepuk bahuku dari belakang. Spontan aku menatap balik.
Dia wanita. Bukan. Bukan wanita, melainkan bidadari.
Dia sangat cantik dengan tubuhnya yang semampai. Rambutnya panjang digerai. Matanya berbinar menampakkan cahaya kemilau menawan, seakan menjadi daya pikat bagi siapapun orang yang memandangnya. Senyumnya... sungguh rupawan.
Siapa dia?
"Permisi Nona. Apa Nona tau dimana ruangan Lee Taeyong? CEO dari perusahaan ini."
"E-ehm.. iya-iya. Mari saya antarkan."
Dengan senang hati aku membawanya menuju ruangan si bos dingin itu. Wah.. bahkan disepanjang jalan semua mata menatapnya terkesan. Apalah aku yang disandingkan dengan wanita bak model sepertinya. Jujur saja. Aku iri. Sangat iri.
Kami pun tiba di depan ruangan bos. Aku mengetuk pintu.
Tok tok tok
"Masuk."
Suara itu seakan menjadi alert.
Aku harus segera pergi ke meja kerjaku. Jika Bos Taeyong menemukanku disini, ia pasti akan tahu kalau aku datang terlambat. Bisa usai bau keberadaanku di kantor ini.
"Maaf Nona. Saya harus pergi ke ruangan saya. Jadi saya tidak bisa mengantar Nona sampai ke dalam."
"Oh.. ya. Tentu. Saya tidak masalah. Terima kasih karena Nona sudah mengantarkan saya. Ya sudah, saya masuk duluan ya?"
Aku pun mengangguk dan mulai meninggalkan tempat itu. Namun, sebelum aku pergi aku sedikit mengintip apa yang mereka lakukan.
Seketika setelah wanita itu masuk, aku melihat mereka sedang berpelukan.
Apa wanita itu pacarnya? Tidak mungkin. Bukankah ahjumma bilang Taeyong tidak punya pacar?
Entahlah. Aku harus segera ke mejaku sekarang!
...............................
"Sohyun.. tolong anterin data pemasaran ini ke meja Bos dong. Sebelum aku mengirimnya ke perusahaan mitra, Bos harus memeriksanya lebih dulu. Berhubung Pak Doyoung belum bisa dateng ke kantor karena ada urusan penting."
"Aku??"
Aku melongo ketika Saeron, teman kerja setimku, memintaku untuk mengantarkan berkas itu ke meja Bos.
Tidak tahu kenapa, tetapi perasaanku selalu was-was jika Bos sudah menatap mataku. Ia sangat menakutkan.
"Kenapa harus aku sih?"
"Karena cuma ada kamu. Moonbyul dan Nancy sedang mewakili rapat di ruang meeting."
"Yang lain? Kamu?"
"Yang lain juga ada urusan Sohyun. Aku juga harus membenahi file-file penting buat rapat Pak Doyoung besok. Sudahlah.. jangan banyak protes. Kamu niat kerja nggak sih sebenarnya?"
"Iya iya. Jangan ngambek gitu dong. Sini berkasnya."
Dengan terpaksa, aku pun menuju ke ruangan Bos yang tak jauh dari ruang tim pemasaran.
Tok Tok Tok..
"Masuk."
Aku membuka pintu pelan-pelan. Tak kudapati lagi wanita itu di ruangan bos. Kenapa aku jadi penasaran ya?
Dan sejak kemarin, aku merasa ada yang aneh dari Bos. Tapi apa??
"Bos. Ini ada berkas penting yang harus Bos periksa sebelum dikirimkan ke perusahaan mitra."
"Letakkan di atas meja."
Begitu saja?
Aku masih berdiri mematung. Dan reaksi Bos tetap sama. Ia masih terpaku pada laptopnya dan mengetik sesuatu disana. Kalau dia bekerja keras seperti ini, keren juga! Tapi kalau sudah----
"Kenapa masih di sini?"
Baru saja aku mau bicara. Kalau sudah kembali ke kesehariannya selain bekerja, ia berubah menjadi menjengkelkan. Seperti saat ini.
"Bos harus memeriksanya dulu, baru saya bisa ambil lagi dokumennya untuk diserahkan kepada Saeron."
"Oh. Bilang dari tadi..."
Ckk..
"Nih. Semua sudah tertulis dengan sempurna. Cukup detil dan saya rasa tidak ada yang kurang."
Bos menyerahkan fokumen itu padaku. Namun aku masih belum melangkah pergi.
"Kenapa masih disini?"
"Ehm.. itu. Saya mau tanya Bos.."
Tanya..
Nggak..
Tanya...
Nggak..
Tanyain aja lah!
"Cewek yang tadi ke ruangan Bos siapa ya?"
Bos Taeyong langsung menoleh padaku. Ah. Tatapan sengit itu lagi. Aku jadi merinding.
Tidak. Aku tidak boleh takut. Lagipula, aku mendapat restu dari ahjumma untuk berbuat apapun padanya.
"Oh, jadi kamu??"
"Saya? Saya kenapa Bos?"
"Nona dengan pakaian warna merah berambut sepunggung dan berbau parfum menyengat!"
Apa?! Tunggu! Apa maksudnya ini??
"Bos. Saya bertanya tentang wanita itu, kenapa Bos malah tidak nyambung sama sekali?"
"Tidak nyambung?! Wah wah wah! Karyawan baru sudah berani telat lagi di hari keduanya bekerja??"
Deg.
Bagaimana Bos tau?? Mati aku!
"Kamu pikir saya tidak tau huh?"
Bos Taeyong berdiri. Wajahnya mulai mendekat ke wajahku. Darisini, aku bisa melihat mata bulatnya yang membelalak. Menakutkan!
"Kamu yang mengantar wanita itu tadi pagi kan?"
"Saya sudah kasih kamu peringatan di hari pertama! Tapi kamu menyepelekannya??"
Lanjut Bos.
"B-bos.. saya bisa jelaskan.."
"Saya tidak perlu penjelasan! Kamu mau saya pecat??"
Tidaaakkk!! Aku tidak mau!
Sohyun.. ini sudah keterlaluan. Kau tidak akan sanggup lagi kalau harus mendapat ancaman itu. Ayolah.. bertindak. Ingat. Kau bisa lakukan apapun padanya!
Aku menarik nafas dalam-dalam. Dengan penuh keyakinan, aku akan melawannya kali ini.
Ya!
Tanganku mengepal. Dengan penuh keringat dingin, aku membulatkan tekad. Bos semakin menatapku tajam. Lihat saja, betapa tajam pula mataku ini. Dan...
"Aagh!! Apa yang kau lakukan??! Kim So-Hyun??!!"
Dia berteriak padaku. Aku tak peduli karena yang aku lakukan barusan adalah mendorongnya sampai dia terduduk kembali pada kursi kerjanya. Yah.. mungkin sedikit keras sih.
Aku meletakkan satu tanganku pada meja kerjanya. Dan satu tangan lagi menunjuk tepat ke wajahnya.
"Bos! Mulai sekarang, saya tidak akan terima perlakuan Bos kepada saya. Ingat, saya punya hak atas Bos. Saya bisa lakukan apapun pada Bos. Jika Bos mengancam akan memecat saya lagi, saya akan lapor pada Ahjumma bahwa Bos tidak akan pernah punya pasangan karena Bos tidak punya aura kejantanan. Dan---"
"Hei! Kau bilang apa?? Tutup mulutmu! Jangan kencang-kencang!!"
"Oh. Atau bos ingin supaya aku mengatakan kepada seluruh kantor kalau Bosnya yang keren ini tidak pernah punya pacar??"
"Sohyun?! Jangan berteriak!"
"Sstttt"
Taeyong terlihat ketakutan dengan ancamanku. Aku sedikit lega. Akhirnya, aku menemukan titik kelemahannya
Selama ini ia dikenal menakutkan, dingin, serta kejam. Lalu bagaimana reaksi karyawan kalau tahu Bos mereka tidak ahli dalam percintaan?
Aku tertawa penuh kemenangan!
.......................
Hari semakin sore. Pekerjaan hari ini begitu melelahkan. Kulihat langit mulai menampakkan semburat senja dan lampu-lampu perkotaan mulai menyala berkelap-kelip.
Aku menyandarkan kepalaku ke meja kerja.
"Uh. Melelahkan sekali!"
"Sohyun?"
Seseorang memanggilku.
Aku mendongakkan kepala karena itu suara laki-laki.
"Op-- eh.. Pak Doyoung?"
Apa yang dilakukan Doyoung kemari?
"Kau lelah ya?"
"T-tidak. Aku tidak lelah. Aku hanya.. beristirahat sebentar saja."
"Mau makan malam denganku?"
Dia mengajakku makan malam. Oh ayolah, siapa yang mau menolak ajakan dari pria tampan sepertinya?
Namun sayangnya dia masa laluku. Dan aku tak ingin terjebak cinta lagi padanya. Aku harus menolaknya. Tapi bagaimana?
Mataku menangkap pintu ruangan bos. Dan ide itu pun muncul.
"Maaf. Hari ini aku ada deadline mengumpulkan file penting ke ruangan Bos."
"Aku bisa meminta Taeyong menunda jamnya. Aku dan dia cukup dekat."
Apa? Mereka dekat? Bagaimana ini?
Ck.
"Tidak bisa. Bos juga mengajakku makan malam bersama nanti."
Bodoh kau Sohyun. Kebohonganmu terlihat jelas sekali. Mana mungkin karyawan bau kencur sepertimu sudah bisa diajak seorang bos besar untuk makan malam?
"Oh ya? Aku baru tau kalau Taeyong tipe pria yang mudah mengajak makan malam karyawannya. Apalagi dia perempuan."
Tuh kan?
"M-memang..d-ia mengajakku. Kau tidak percaya??"
"Tentu saja. Itu mustahil."
"Baiklah. Akan aku buktikan!"
Aku pun berjalan ke ruangan Bos dengan ragu.
Aku menetralkan degup jantungku yang tak terkontrol ini. Tentu saja aku sedikit gugup. Tapi aku mencoba menjadi Sohyun yag berani melawan Bosnya seperti tadi pagi.
"Yak! Lee Taeyong?!"
Aku mendobrak pintunya tiba-tiba. Sebenarnya bukan mendobrak, melainkan tanganku yang terlalu gemetaran malah jatuhnya membuka pintu kekencangan.
"Astaga!! Kau mengagetkanku!"
Bos Taeyong melonjak dan hampir jatuh dari kursinya. Sungguh. Ekspresinya kali ini benar-benar lucu.
Namun, saat keheningan melanda kami, untuk beberapa detik aku mendengar suara-suara desah.
Aish!! Telingaku yang error! Lalu pikiranku berubah ketika tiba-tiba Bos menatap kembali laptopnya dengan panik. Lalu ditutupnya laptop iku hingga membuatku semakin yakin akan sesuatu.
"O-oohhh??"
Aku tersenyum jahil lalu mendekatinya kini aku semakin berani. Yeah!
"Jadi.. ini yang Bos lakukan ketika sendiri di dalam ruangan?"
Aku menaik-turunkan alisku. Aku menggodanya dan benar saja, mukanya terlihat lebih panik dari yang awal.
"Ap-apa? Apa? Jangan berpikiran macam-macam!"
"Bos?"
Aku mengamati wajahnya dengan lekat. Lalu meletakkan telapak tanganku pada laptopnya.
"Sekarang aku tau semua rahasiamu disini."
Matanya melebar.
"Baiklah!! Apa maumu huh??"
Akhirnya dia menyerah juga!
Bagus!
..............................
Doyoung menatap kami curiga. Sebenarnya ini bukan kemauanku, tetapi Doyoung memaksa ikut makan malam bersamaku dan Bos.
Dia benar-benar penasaran. Padahal aku hanya mengelabuhinya tadi. Aku tidak niat makan malam sungguhan dengan Bos. Dan.. dengan terpaksa, berakhirlah aku disini. Makan malam bersama Doyoung dan Bos Taeyong.
Canggung?
Tentu saja.
Kami bertiga hanya banyak diam.
"Hei. Makan dengan benar!"
Bos Taeyong tiba-tiba mengucapkan sepenggal kalimat yang membuatku terkejut.
Ya.. tidak hanya kalimatnya. Tetapi mendadak dia membersihkan mulutku dengan tisu yang ada di tangannya.
Aku menelan ludah.
Apa yang bos lakukan? Kenapa aku jadi merasa seperti terkena sengatan listrik?
Uhuk..uhuk
Aku terbatuk. Doyoung membulatkan matanya. Dia sama terkejutnya denganku.
Bayangkan saja, kau melihat mantan pacarmu makan malam bersama Bosnya. Dan Bosnya bertindak seromantis ini.
Aku tak menyangka!
"Apa?"
"Tidak usah ke-PD-an. Aku hanya tidak suka melihat hal-hal yang kotor. Apalagi kau makan belepotan seperti itu."
Aishhh.. baru saja aku terbawa perasaan dibuatnya.
Wajahku pun langsung berubah, dari memerah menjadi ketus.
.
.
.
.
.
.
"Sohyun, ayo kuantar pulang."
"Hah?"
Doyoung menawariku pulang bersama setelah makan malam yang super membosankan tadi.
Aku melirik ke arah Taeyong. Dan dia masih terlihat flat.
Ck.. pria ini.
"Ehmm..tapi sayangnya, Bos mau mengantarku pulang. Iya kan Bos?"
Aku melirik Taeyong dengan nada ancaman. Seketika raut wajahnya berubah dan ia meng-iya-kan pernyataanku.
"Sejak kapan kau mengantar pegawaimu pulang?"
Tanya Doyoung menyelidik pada Taeyong.
"Sejak dia kerja di kantorku."
Jawab Taeyong singkat sambil melayangkan kesinisannya padaku. Tapi sepertinya Doyoung menanggapi hubungan kami lain.
"Ya sudah. Kita pulang duluan ya... daa.."
Aku menggaet lengan Taeyong dan mengajaknya buru-buru pergi.
Fyuh.
"Apa hubunganmu dengan Doyoung?"
Taeyong menanyakan pertanyaan itu tiba-tiba saat di dalam mobil. Membuatku sedikit kebingungan untuk menjawab.
"Ehm.. hanya teman lama."
"Teman? Aku tidak yakin."
Dan setelah itu kami pun saling bungkam. Tak banyak bicara lagi.
Hingga, aku teringat sesuatu!
"Bos?"
"Hm."
"Sepertinya tasku tertinggal di kantor."
"Terus?"
Dia sangat tidak peka.
"Antarkan aku ke kantor. Terus apalagi?"
"Nggak. Ambil aja sendiri. Naik taksi sana."
"Bos mau kalau aku sebarkan rumor tentang laptopmu tadi ke grup karyawanan kantor?"
Ancamku sambil memegang ponsel.
"Jangan beraninya kau!!"
"Isshhh.. oke-oke. Aku antarkan. Dasar pengancam!"
"Kau juga pengancam, Bos .."
..........................
Suasana kantor sangat sepi. Berhubung ini pukul 9 malam.
Aku berjalan sendirian menuju ke dalam. Bos tidak mau mengantar, oke. Tidak masalah selama ia masih menuruti permintaanku untuk mengantarku pulang.
Lama-lama kenapa suasananya begitu mencekam ya? Aku sering melihat film-film horror dimana hantu sering muncul pada tempat-temlat sepi seperti ini.
Ih.. aku mulai parno saja.
Tap tap tap..
Hanya suara high heels-ku yang memenuhi koridor.
Itu dia tasku!
Aku segera menyabet tasku dan berlari meninggalkan ruangan mengerikan ini.
Tiba-tiba lampu mati!!
Semua menjadi gelap! Aku tak bisa melihat apapun kecuali cahaya lampu kota yang terlihat dari balik jendela kaca.
"Halo?? Apa ada orang disini?"
Tidak ada jawaban.
Asal kalian tahu, kegelapan adalah hal yang paling aku takuti.
Aku mulai menjerit ketakutan. Tapi tetap tak ada seorang pun yang mendengarkan. Aku berlari dan terus berlari menuju jalan keluar.
Aku lupa! Ini di lantai 7. Itu artinya aku harus menggunakan lift jika mau turun. Dan lampu sedang mati. Lift tidak akan berfungsi!
Tidak.
Aku masih terus melangkah dengan resah. Hingga, aku menabrak sesuatu yang keras.
Aku berteriak semakin kencang.
"Aaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!"
"Hei...!!! Berisik! Jangan teriak!!"
Apa?!
"Kau siapa?"
Tanyaku.
"Ini Bosmu bodoh! Ternyata kau penakut juga."
"Aku tidak takut apapun. Kecuali gelap!"
"Oh ya?"
Suara langkahnya terdengar menjauh.
"Bos?"
"Bos?"
"Bos jangan tinggalin saya sendiri dong?!"
"Bos?"
Aku mengikuti suara langkah kaki Bos.
"Bos?"
Lalu, ada sesuatu yang menarik pundakku!
"Aghh!!"
Aku terjungkal ke belakang. Namun anehnya, lantai ini tidak kasar. Melainkan cukup empuk untuk menjadi landasan pantatku.
Setelah itu, aku menyadari sesuatu.
Terdengar hembusan nafas dari balik telingaku.
Aku jantungan. Bos pergi meninggalkanku entah kemana. Lalu siapa yang ada di bawahku??
"Berdirilah! Tubuhku jadi kaku semua karenamu! Makanya jangan asal mengikutiku. Kau hampir saja jatuh ke tangga darurat jika aku tidak menarikmu."
"Bos?"
Hai hai hai..
Chapter ini sepertinya panjang sekali. Hehe..
Lagi niat nulis.
Maaf baru update. Lagi sibuk-sibuknya ngerjain tugas ditambah lagi kegiatan yang cukup padet.
Semoga kalian suka sama cerita ini.
Tunggu kelanjutannya ya...
Next (?)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top