Bab 5

Karena apa yang dikatakan Aldo, Krystal jadi berpikir yang macam-macam tentang Albirru. Terkait dengan perkataan lelaki itu tadi pagi yang menyuruhnya menjauh dari Riki, wanita cantik dengan dress merah itu jadi mengira kalau Albirru menyukai Riki. Terdengar konyol memang, namun, rasanya jadi masuk akal setelah mengetahui fakta kalau Albirru tidak pernah memiliki wanita di sisinya. 

Krystal tersenyum tipis, menertawakan isi pikirannya sendiri. 

"Kenapa?" tanya Riki yang melihat kekasihnya tersenyum. 

Krystal menggeleng. Dia tidak mungkin mengatakan pada Riki tentang apa yang dia pikirkan pada Albirru. Bisa-bisa dirinya yang dianggap ngawur.

"Nggak apa-apa."

"Riki!"

Suara wanita lantang yang baru saja memasuki restoran membuat semua mata langsung tertuju padanya. Begitu juga si pemilik nama. Riki spontan mendelik melihat sosok Kania yang berjalan ke arahnya dengan raut marah.

"Kania?"

Krystal menatap wanita bernama Kania itu dengan alis terangkat sebelah. Ini kah yang dinamakan Kania?

Wanita yang menjadi tunangan Riki tidak secantik yang Krystal bayangkan. Wajar kalau Riki malah mencari selingkuhan.

"Kamu ngapain di sini? Kan ini bukan reuni sekolahmu?" tanya Riki kurang ajar. Dalam situasi seperti ini pun, dia masih bisa berlagak tenang. Padahal Kania yang terkenal kalem sudah menunjukkan taringnya.

Tatapan mata tajam Kania yang menyorot Riki berganti ke arah Krystal. Kemudian wanita itu berdecak, mengakui kalau selingkuhan dari tunangannya memang lah cantik.

"Jadi, kamu lebih suka mengajak wanita murahan ini dari pada aku yang tunangan kamu?" tanya Kania ketus. Diselingkuhi adalah sesuatu yang sungguh menyakitkan dan sangat menghancurkan harga diri Kania.

"Faktanya wanita murahan ini lebih menarik dan membanggakan dari pada si tunangan," jawab Krystal tanpa takut. Membuat Riki melotot, meminta Krystal untuk diam saja.

Namun, Krystal mana bisa diam kalau harga dirinya sedang diusik seperti ini.

"Dasar kurang ajar!"

Kania melayangkan tangan ingin menampar, namun, Krystal lebih sigap menepis tangan tunangan Riki itu. Wanita cantik dengan dress hitam itu berdiri. Menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan wajah menantang.

Kania sama sekali tidak menyangka kalau wanita yang dikencani Riki adalah tipe yang bar-bar. Bahkan dengan berani mempermalukan Kania balik. 

"Apa? Mau apa? Kalau Riki selingkuh artinya ada yang kurang sama kamu!" Krystal menuding wajah Kania dengan telunjuknya.

Kemudian berdecak kesal. Baru juga dua hari menikmati enaknya hidup sebagai kekasih orang kaya, sekarang sudah ketahuan saja.

"Kamu aja yang menggoda dia, iya, 'kan?"

Kania menoleh pada Riki yang sejak tadi bungkam. "Kenapa kamu selingkuh, hah? Kamu nggak ingat kalau pernikahan kita bahkan sudah direncanakan?"

Aldo melipat bibirnya. Acara reuni yang seharusnya have fun malah jadi ajang pertunjukan kondisi rumah tangga temannya. Ia jadi malu sendiri karena berita ini pasti akan ramai dibicarakan setelah ini.

"Ada apa, sih?" bisik Albirru yang baru datang setelah mengangkat telepon.

Aldo mendelik, menyikut sahabatnya itu. Meminta Albirru untuk tetap diam saja. "Jangan berisik."

Albirru menatap punggung Krystal yang berdiri tegap. Ada Kania juga di depannya, Albirru langsung mengangguk mengerti. Cepat juga Kania datangnya, padahal dia baru memberi tahu wanita itu setengah jam yang lalu.

"Aku nggak selingkuh. Dia cuman temen, nggak usah berlebihan gitu, deh," balas Riki yang berusaha tidak memperburuk keadaan.

Namun Kania sudah terlanjur marah sehingga apa yang dikatakan Riki adalah kebohongan untuknya.

"Bohong. Kalian udah pacaran, kan?" tanya Kania ngotot. Dia kembali melihat Krystal dengan tatapan menghina. "Emang seberapa kayanya dia sampai membuat kamu berpaling begini?"

Krystal menggigit bibir bawahnya, menahan rasa geram yang ia rasakan. Ini terlalu bertele-tele untuknya. "Terus lo mau apa sekarang, hah? Tunangan lo itu sukanya gue."

Kania mendorong Krystal sampai wanita itu terdorong. Beruntung Riki menahan tubuhnya agar tidak sampai jatuh mengenai meja. Namun, yang pria itu lakukan justru membuat Kania semakin murka.

"Kalian berdua memang sampah." Kania menampar pipi Riki cukup keras.

"Lo butuh berapa duit biar mau pergi dari kehidupan Riki, hah?" tanya Kania dengan membentak. Membuat Krystal dalam hatinya  senang luar biasa. Tentu saja dia tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk memeras Kania sebanyak yang ia bisa.

"Kania! Kamu udah keterlaluan," ujar Riki dengan wajah kesal. "Mending kamu pergi sekarang. Kamu bikin aku malu aja."

Albirru menepuk jidatnya. Dalam hati mengumpati Riki yang sudah keterlaluan. Bisa-bisanya lelaki itu malah membela Krystal dibanding tunangannya sendiri.

"Kamu milih dia dari pada aku?"

Riki menghela napas. Dia tentu saja akan memilih Krystal. Namun, kalau sampai hubungannya dengan Kania menjadi berantakan dirinya juga yang akan susah nanti.

"Nggak gitu, sorry, aku memang salah," kata Riki yang mulai melunak.

Krystal menoleh pada Riki dengan wajah terkejut. Ternyata hanya sampai segini saja lelaki itu membelanya.

"Kamu pilih aku apa dia? Jawab sekarang!"

"Dia selingkuh itu artinya dia ya lebih milih aku. Pernah denger, kan, kalau manusia enggak akan selingkuh kalau dia benar-benar cinta?" timpal Krystal semakin melempar api.

Riki menyentuh tangan Krystal dan menatap wanita itu dengan memelas. "Kamu diam dulu."

"Cih," decih Kania. "Kamu tuh cuma selingkuhan. Kamu nggak bakalan bisa nikah sama Riki karena keluarga dia berhutang sama aku."

Riki menutup matanya malu. Kalau Kania tidak segera dihentikan sepertinya aib keluarganya akan terbongkar di sini.

"Bodoamat soal itu. Pokoknya aku bakalan sama Riki terus."

"Keras kepala dan tidak tahu malu," komentar Albirru pelan, membuatnya mendapat injakan dari Aldo di sebelahnya.

Krystal menggandeng lengan Riki posesif. Dia tidak akan pernah melepaskan Riki sampai mendapatkan apa yang dia mau. Entah itu dari Riki ataupun dari Kania.

Kania yang sepertinya juga sudah lelah berdebat langsung mengeluarkan dompet dari tasnya. Kemudian melempar berlembar-lembar uang seratus ribu pada Krystal. Membuat suasana semakin heboh dengan pekikan beberapa orang.

"Kania?" Riki mencoba menghentikan kegilaan tunangannya itu.

"Itu kan yang kamu mau?"

Krystal menatap uang yang berceceran di lantai. Wanita itu kemudian terkekeh, menimbulkan kerutan pada dahi Riki.

"Krys, jangan keras kepala," kata Riki mencoba membuat Krystal bungkam. "Jangan ngomong apapun lagi."

"Kamu kira uang yang kamu berikan ini bisa buat aku ngejauh dari Riki?" tanya Krystal dengan menatap remeh pada Kania. "Nggak sama sekali."

Krystal kemudian maju satu langkah. Menatap lekat pada Kania yang wajahnya sudah memerah. "Itu kurang, sayang. Aku butuh lebih banyak uang."

Kania membulatkan mata tak percaya, begitu juga dengan Riki yang menatap Krystal dengan mulut terbuka. Dia kira Krystal masih akan berusaha untuk mempertahankan hubungan mereka.

"Tanya sama tunanganmu itu nomor rekeningku. Silahkan transfer lima ratus juta dan aku akan pergi dari sisi Riki. Kalau nggak aku mungkin saja bisa mendekati tunanganmu, atau mungkin bapakmu juga."

Albirru menyenderkan tubuhnya pada kursi. Jujur saja, dia ingin memberikan applause pada Krystal sekarang. Wanita itu benar-benar sesuatu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top