Bab 30
Krystal mengintip Albirru yang sedang fokus di ruang kerjanya. Ini adalah hari sabtu, jadi, tidak heran kalau suaminya itu ada di rumah. Namun, meski weekend pun bukan berarti Albirru akan bersenang-senang. Suaminya itu pasti akan sibuk membuat chapter komik seharian.
Sangat jarang sekali Albirru menghabiskan waktu bersama keluarganya. Walau begitu Krystal bisa memaklumi, Albirru bekerja keras seperti itu juga demi dirinya.
"Ngapain di situ? Samperin, gih."
Krystal tersentak dengan suara Kaisar yang tiba-tiba berbisik di telinganya. Wanita itu memukul lengan sang adik cukup keras. "Ngagetin aja, sih, lu bocah."
Kaisar mencibir. Ruang kerja Albirru berada di sebelah kamarnya dengan Krytsal. Sedangkan kamar Kaisar berada di ujung. Sehingga kalau dia mau menuruni tangga harus melewati dua ruangan itu lebih dulu.
Dan begitu melihat kakaknya yang memgintip suaminya sendiri, Kaisar merasa gemas luar biasa. Sudah terikat dengan pernikahan kok malah masih suka malu-malu.
Padahal mereka berdua seharusnya masih hangat-hangatnya menjalin kemesraan.
"Bodo," balas Kaisar cuek lalu berjalan menuruni tangga.
Krystal mencibir Kaisar dengab sebal. Lalu sudut matanya menangkap Albirru yang sedang berjalan ke arahnya. Krystal menoleh kemudian entah mendapat dorongan dari mana, dia malah langsung kembali ke kamar.
Lelaki itu menatap sendu Krystal yang baru saja menutup pintu kamar. Kemudian menghela napas dengan berat, padahal dia yang dibohongi tapi kenapa malah seperti Albirru yang memiliki kesalahan.
Krystal menepuk jidatnya sendiri. Merasa bodoh dan konyol. Padahal tidak seharusnya dia menghindari Albirru, namun, kakinya tanpa instruksi malah langsung kabur begitu saja.
Denting ponsel Krystal membuat wanita itu menoleh ke atas nakas. Ia langsung mengambilnya dan membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya.
Krystal melipat bibir. Terdiam lama membaca pesan tersebut sebelum akhirnya mengetikkan balasan.
Albirru merenggangkan ototnya yang terasa kaku. Ia melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul empat sore. Dia melewatkan makan siang ternyata, padahal dia mau memanfaatkan momen itu untuk melihat wajah istrinya.
Salah sendiri dia melarang siapapun untuk menganggunya hari ini.
Albirru mengerjapkan mata beberapa kali, kemudian berjalan cepat menghampiri jendela. Tangannya mengepal melihat Krystal yang baru saja keluar mengendarai mobilnya. Lelaki itu mengumpat kesal.
"Krystal pergi ke mana, Ma?" tanya Albirru menghampiri Luna yang sedang memakam kue kering di dapur.
Wanita paruh baya itu menoleh. "Ke rumah temennya."
Albirru mengangguk-anggukan kepalanya. Terlihat percaya walau dalam hati sama sekali tidak memercayainya. Albirru yakin kalau Krystal akan menemui teman-temannya yang semalam.
"Katanya pulang jam berapa?" tanya Albirru lagi.
Lune terkekeh. "Mama ya nggak tahu dia mau pulang jam berapa. Jangan posesif gitu lah, Al. Krystal pasti pulang, kok. Lagian biarin dia keluar sama temennya sekali-kali. Masa mau dikurung di rumah terus tuh anak."
Albirru menghela napas. Bukannya mau mengurung istrinya, Albirru hanya tidak suka Krystal seperti ini. Kata cinya yang diucapkan istrinya itu terdengar sangat palsu saat ini.
***
Krystal kembali merias wajahnya dengan lebih bold di dalam mobil. Dia izin untuk mengunjungi rumah temannya, karena itu Krystal tidak mau berdandan heboh di rumah. Bisa-bisa Luna akan mencurigai dirinya.
Krystal kemudian melepas hoodie yang sejak tadi membungkus tubuhnya. Wanita itu merapikan dress sexy yang memeluk tubuhnya dengan erat. Konsepnya hari ini adalah terlihat tangguh dan berani.
Karena Krystal akan menemui Samuel, mantan kekasih yang pernah mencampakkan dirinya. Krystal harus terlihat percaya diri dan hidup dengan jauh lebih baik. Meski Krystal yakin kalau Samuel pasti sudah memgetahui kehidupannya saat ini.
"Hello, Krystal."
Diana melambaikan tangan menyambut kedatangan Krystal. Ini masih sore hari, jadi, tidak banyak orang yang berada di Club.
"Gue kira gue yang datang duluan," balas Krystal setelah memberikan pelukan singkat pada Diana.
"Lo dateng yang terakhir malah," ujar Alfa yang baru saja kembali dari toilet bersama Khloe.
"Eh, nggak ding. Devano sama Samuel juga belum dateng," ralat Alfa setelah menyadari kalau belum ada pria di antara mereka.
"Samuel ngapain tiba-tiba gabung?" tanya Krystal penasaran.
Sebenarnya dia setuju untuk datang kemari adalah karena kehadiran Samuel. Lelaki yang dulu berselingkuh setelah hidup bergantung dengannya. Krystal bahkan masih mengingat dengan jelas bagaimana lelaki itu membelikan hadiah mahal pada selingkuhannya setelah meminta uang pada Krystal.
"Katanya, sih, kangen lo," jawab Diana sembari terkekeh.
"Hallah, bullshit!"
"Apa yang bullshit?" tanya Devano yang baru saja tiba dengan Samuel.
Krystal menoleh ke belakang, matanya bertabrakan dengan Samuel yang kini jauh lebih matang dan tampan dari sebelumnya. Rambut blonde yang diikat separuh membuat lelaki itu mengeluarkan aura bulenya.
"Kepo lo," balas Diana sewot.
Diana sengaja berpindah tempat duduk ke sisi Krystal yang satunta, agar Samuel bisa duduk di sebelah wanita cantik itu.
"Hai, Krys. Long time no see," sapa Samuel ramah.
Krystal tersenyum miring, tidak membalas dengan kata-kata. Terkesan sombong di mata Samuel namun juga terasa semakin menantang. Mereka sibuk mengobrol sampai tanpa sadar ini sudah mulai malas. Pengunjung yang datang ke Club juga semakin ramai.
Krystal sendiri juga entah sudah habis berapa gelas alkohol sampai dirinya sudah mulai mabuk. Ucapannya semakin ngelantur tidak jelas, sedangkan Samuel yang sejak tadi mengamati mantan kekasihnya itu tersenyum.
"Krystal?" panggilnya dengan suara seduktif.
Krystal menoleh dengan wajahnya yang memerah. "Hm? Samuel ya?"
Krystal menangkap wajah si lelaki dengan kedua tangan. Kemudian mendekatkan wakahnya. "Kok ngganteng, sih?"
Samuel terkekeh. Krystal benar-benar sudah mabuk sekarang.
"Guys, gue bawa Krystal dulu. Dia udah siap kayaknya," ujar Samuel dengan mata yang masih tertuju pada Krystal.
Lelaki dengan rambut blonde itu menarik pelan Krystal untuk berdiri. Wanita itu terkekeh dan masih merancau tidak jelas. Namun, Samuel masih bisa terliha sabar sampai membawa wanita itu ke dalam mobilnya.
***
Albirru mengumpat keras ketika melihat tempat yang dituju Krystal. Lelaki itu langsung melajukan mobilnya dengan cepat. Albirru masih dengan marah menatap ponselnya, melihat maps yang menunjukkan keberadaan sang istri.
"Awas kalau sampai macam-macam," geramnya marah.
Albirru menggigit bibirnya. Kalau memang Krystal tidak mencintai dirinya, seharusnya wanita itu tidak mengatakan kalimat cinta berulang kali. Karena kalau sudah begini, Albirru sendiri tidak akan lagi bisa mempercayai istrinya.
Albirru langsung bergegas keluar dari mobilnya saat sudah sampai di pintu lobi hotel. Ia melempar kunci ke sekuriti dan langsung menemui resepsionis.
"Wanita mabuk yang tadi ke sini menempati kamar nomor berapa?"
"Mohon maaf, kami tidak bisa memberi tahu Anda, Pak."
Albirru melengos. Kemudian menggebrak meja resepsionis dengan cukup keras.
"Gue harus bayar berapa biar lo buka mulut?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top