Bab 28
"Gue kira suami lo bakal ikutan juga ke sini," ujar Diana yang menghampiri Krystal lebih dulu.
Wanita cantik itu memeluk Krystal singkat sebelum membawanya duduk. Khloe juga mendekat dan memeluk Krystal singkat dari samping. Mereka bersikap seolah-olah tidak pernah mempermalukan dirinya sebelumnya. Benar-benar kumpulan orang yang munafik.
Ada uang mereka akan dengan senang hati mendekat. Kalau tidak memiliki uang, mereka akan mendorong keluar dari circle.
"Suami lo nggak diajak, Krys?" tanya Alfa.
Krystal menggeleng. "Nggak lah. Dia lagi sibuk ngejar deadline. You know, dia seorang komikus terkenal."
Krystal menyampirkan rambutnya ke belakang telinga. Membanggakan suaminya adalah suatu kewajiban yang harus dia lakukan di depan para manusia berengsek ini. Karena mereka akan melihat seberapa hebat lelaki yang dia nikahi.
"We know lah siapa itu Albirru. Gue kaget waktu liat story lo berdua, gue kirain pacaran doang. Taunya malah nikah," sambung Devano.
"Cepet banget lagi lo nikahnya, Krys," sambung Alfa.
"Mana nggak ngundang kita lagi," imbuh Khloe. Wanita berambut pirang itu menatap Krystal dengan pandangan sedih, dan itu membuat Krystal sangat muak.
"Dia tadi titip salam buat kalian, sih, dia sebenarnya mau ikut tapi ya gitulah dia banyak kerjaan," balas Krystal pura-pura nggak enak.
"Oke lah, kita paham," sambung Devano akhirnya. "Mau gimana lagi kalau emang sibuk. Kita bisa kenalan lain kali," lanjutnya.
Krystal hanya membalasnya dengan senyum tipis. "Kalian gimana kabarnya? Sehat, kan? Gue kaget waktu tiba-tiba kalian satu persatu nge-DM gue terus ngajakin ketemuan. Kirain cuma mau nge-prank doang. Taunya mana beneran."
Krystal terkekeh sebentar. "Tapi jangan DM adik gue segala dong, dia takut digangguin tante pirang."
Khloe yang pirang sendiri langsung tersedak ludahnya. Membuat Keystal menutup mulut menahan tawa. Mereka semua akhirnya tertawa dengan canggung dan itu membuat Krystal puas.
Sekali-sekali manusia sampah kayak mereka memang harus dikasih tahu dengan cara yang elegan. Karena kalau tidak mereka tidak akan pernah berubah.
"Ya sorry, habisnya lo nggak bales, sih, kalau di chat sendiri," sahut Khloe setelah tawanya reda. "Makanya gue chat adik lo si Kaisar."
"Ya karena gue ngira itu tadi, kalian nge-prank doang, makanya gue nggak mau nanggepin. Kalian kan nggak mau berurusan sama temen yang miskin," balas Krystal dengan suara yang tenang.
Tubuhnya bersender ke kursi dan kedua tangannya merentang ke samping. Berada di belakang punggung Diana dan Khloe.
Dia adalah big boss yang sebenarnya. Sejak awal Krystal lah yang memulai circle menyebalkan ini. Karen itu, dirinya juga yang akan menghancurkan lingkaran tak beradab ini.
"Maafin kita lah waktu itu, Krys. Lagian kalau lo jadi kita juga bakalan bully yang miskin, apalagi yang niatnya mencuri," ujar Devano yang langsung mendapat anggukan setuju dari Alfa.
Krystal berdecak kecil. "Bener, sih. Tapi nggak bakalan nyuri kalau kalian ada niatan untuk mengulurkan tangan membantu gue. Bukannya gimana, tapi gue kan juga pernah nolongin kalian waktu susah. Setidaknya tahu balas budi lah."
Sebenarnya berbicara panjng lebar seperti ini tidak ada dalam rencana Krystal. Karena dia tahu, mereka hanya akan mendengarkan saat ini namun akan melupakannya besok. Tapi karena sudah terlanjur, dia hanya bisa pasrah dengan reaksi mereka setelah ini.
"Kita minta maaf, Krys. Kita mau ketemu lo ya niatnya memang mau minta maaf sama lo sekalian liat suami lo yang ganteng itu, sih," balas Diana diselipi dengan tawa renyah.
Krystal hanya membalas tersenyum. "Lain kali gue kenalin deh ke kalian si Albirru."
Lalu, Krystal mengambil satu gelas tinggi berisi wine. "Ayo bersulang untuk berkumpulnya kita."
***
Albirru sedang mengerjakan deadline ilustrasi yang harus dia serahkan malam ini juga. Namun dentingan ponsel yang terus-menerus membuat fokusnya jadi terganggu. Sebenarnya dia setiap kali sedang fokus mengejar deadline begini, seluruh notifikasi akan dia matikan.
Namun, karena sekarang Krystal sedang tidak ada di dalam rumah, ia jadi khawatir dan tidak mematikan notifikasinya. Khawatir kalau istrinya itu ada sesuatu.
"Ini nggak mungkin Krystal, sih. Notifikasi dia khusus," gerutu Albirru kesal.
Lelaki itu meraih ponselnya. Dengan malas membuka beberapa chat dari Aldo. Ia mendelik setelahnya, Aldo mengirimkan foto Krystal yang sedang menari di dance floor sebuah club.
Rahangnya mengeras seketika. Menyesal karena sudah membiarkan istrinya keluar sendiri. Seharusnya Albirru tidak tergoda sama sekali dengan Krystal tadi.
Tanpa membuang waktu lagi, Albirru menyambar jaketnya. Lelaki berusia dua puluh tujuh tahun itu meraih kunci mobil dan berjalan cepat menuruni tangga. Mengabaikan sapaan Luna yang sedang menonton televisi dengan Kaisar.
"Damn it. Krystal bener-bener liar," ucapnya setelah menyalakan mobil.
Dengan kecepatan tinggi, Albirru mengemudikan mobilnya ke Club yang alamatnya sudah dikirimkan oleh Aldo. Wajahnya memerah menahan amarah, segala pikiran buruk sudah memenuhi isi kepalanya.
Bagaimana kalau Krystal malah melakukan sesuatu yang aneh-aneh di sana?
Albirru bukan lelaki bodoh yang tidak tahu apa yang biasanya di lakukan wanita dan lelaki mabuk di club.
Membayangkan saja sudah membuat kepala Albirru sudah hampir pecah.
***
Krystal terus menari dengan kondisi yang sedikit mabuk. Namun, sebisa mungkin dia selalu menghindari lelaki. Dia masih tahu diri kalau sekarang dirinya sudah bersuami. Dia akan di cap sebagai wanita murahan kalau masih mau di sentuh lelaki lain.
"Hai, Krystal," sapa lelaki yang langsung merngkul pinggang Krystal.
Krystal yang terkejut langsung berhenti menari, namun, lelaki itu malah semakin menarik tubuhnya mendekat.
"Sorry, kita terlalu dekat," balas Krystal sembari mendorong bahu si lelaki.
"Ayolah, ini adalah club. Kita bebas dekat selama kita single."
"Tapi gue nggak single," ujar Krystal. Dia menunjukkan jari manis, di mana cincin pernikahannya melingkar manis. "Gue udah nikah."
Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya. Kemudian tersenyum miring. "Milik orang memang lebih menantang."
"Fuck you," umpat Krystal spontan.
Dia menoleh ke arah Devano, bermaksud meminta bantuan. Namun, Devano malah sudah tidak terlihat di tempatnya. Sedangkan temannya yang lain sudah sibuk dengan pasangan masing-masing. Krystal semakin keras mengumpat.
"Nice word, baby. Gue sejak lama emang udah ngincer lo. Gue suka cewek seksi yang kasar," ujar si pria.
Krystal mendelik kesal. "Gue yang nggak suka sama lo. Gue udah bersuami, bego. Lo bisa jauh nggak?"
Lelaki itu terkekeh. Semakin keras memeluk pinggang Krystal. "Gue nggak takut, sih. Lagian kalau hubungan kalian baik-baik aja, nggak mungkin kan lo ada di sini."
Krystal mendorong wajah lelaki itu menjauh, namun, dia kalah tenaga. Lelaki itu malah semakin memajukan wajahnya.
"Heh, istri!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top