Bab 25

Kaisar menahan tangan Luna yang akan segera menghubungi Albirru dan Krystal. Remaja berusia tujuh belas tahun itu menggeleng. "Jangan di telepon, biarin aja lah, Ma."

"Nanti kalau mereka di sana diem aja gimana?" tanya Luna dengan wajah datar. Kalau memasang ekspresi seperti itu, Kaisar jadi teringat dengan Albirru yang setiap hari selalu datar. Dia jadi tahu dari mana asal wajah itu berasal.

"Kalau sekarang ternyata sedang bermesraan, gimana? Jatuhnya malah ganggu, dong?"

Kaisar memang kesal karena tidak diajak, namun, dia juga ingin kakaknya memiliki hubungan yang baik dengan Albirru. Dia melihat kemarin saat Krystal berciuman dengan Albirru. Dan dilihat dari hal itu saja Kaisar bisa tahu kalau hubungan kakaknya dengan Albirru sedang berjalan dengan baik.

"Kayaknya hubungan mereka akan lebih baik lagi sepulang dari Malang," ujar Kaisar menambahi.

"Semoga begitu, sih," jawab Luna penuh harap.

Di usia yang semakin tua dan kondisi yang tidak sehat, membuat Luna sangat menginginkan cucu. Wanita paruh baya itu berharap bisa melihat anak dari putra tunggalnya, setidaknya sekali sebelum dia meninggal. Albirru sudah banyak menderita, karenanya Luna ingin melihat anak lelakinya bahagia sebelum jantungnya berhenti berdetak.

Kaisar mengusap bahu Luna. Remaja itu tidak begitu mengerti kenapa Luna begitu menginginkan cucu, padahal usia pernikahan kakaknya masih muda. Namun, Kaisar merasa senang karena Luna ternyata sangat menyayangi kakaknya.

***

Albirru dan Kaisar memutuskan menonton film di bioskop setelah makan malam. Mereka pergi setelah perut kenyang tapi tidak merasa ngantuk untuk pergi tidur.

"Dingin banget, ya, di sini," bisik Krystal ketika mereka berdua baru saja duduk dj kursi bioskop.

Albirru menatap Krystal yang sudah memakai jaket. Lalu, menyentuh punggung tangan wanita itu dan terkejut sendiri karena Krystal benar-benar kedinginan. Padahal wanita itu biasanya betah dengan cuaca dingin.

"Mau pulang aja?" tawar Albirru dengan ikut berbisik juga. Ia melindungi kaki Krystal dengan tangannya, khawatir terkena orang yang melewati mereka berdua.

"Nggak, lah. Udah terlanjur juga," balas Krystal. "Tapi, lucu nggak, sih? Kalau nonton mah sebenarnya di Jakarta juga bisa. Tapi kita malah jauh-jauh ke Malang," lanjut Krystal sembari terkekeh.

Albirru ikut terkekeh. Mengiyakan ucapan Krystal yang memang benar. "Besok kita ke Pantai atau ke tempat wisata yang ada di Batu. Banyak tempat menarik di sini," balas Albirru singkat lalu memberikan cubitan pelan di pipi istrinya.

Krystal mengangguk, menaikkan kakinya ke atas kursi. "Boleh lah."

Setelah itu keduanya fokus pada film yang sudah di mulai. Namun karena Albirru tipe orang yang tidak terlalu suka menonton film, di pertengahan dia malah fokus menatap wajah sang istti.

Meski gelap tapi wajah cantik Krystal masih bisa ia nikmati.

Krystal yang merasa terus diperhatikan menoleh, menatap Albirru dengan wajah bingung. "Kenapa? Ngantuk?"

Wanita itu langsung menatap ponselnya, melihat jam yang memang sudah cukup malam.

"Nggak, cuma bosan aja."

"Nggak suka film romance, ya?" tanya Krystal balik. Jadi merasa bersalah karena dia langsung memilih film yang ingin ditonton tanpa bertanya dulu sama Albirru tadi. Padahal tidak semua orang memiliki selera yang sama.

Albirru menggeleng. Bukan karena genre, dia cuma tidak terlalu suka dengan film atau pun drama. Karena Albirru lebih suka membaca.

"Bukan. Filmnya bagus, kok. Cuman aku nggak terlalu suka menonton film saja."

Krystal mengangkat alisnya tinggi. Ternyata ada juga orang yang tidak suka menonton film. Padahal Krystal pikir film adalah sesuatu yang akan semua orang suka. Wanita itu lalu menunjuk kecil pintu keluar.

"Mau keluar aja?"

Dan Albirru tetap menggeleng. "Nanggung banget, Krys. Ini bentar lagi selesai filmnya. Kamu balik nonton aja sana."

Krystal menghela napas dengan lemah. Memasang wajah cemberut karena benar-benar merasa tidak enak dengan Albirru.

"Yakin? Nggak apa-apa?"

Albirru mengangguk. Selanjutnya Krystal kembali fokus ke film meski dia sudah terlewat beberapa adegan. Sedangkan Albirru kembali fokus pada Krystal. Lelaki itu mengambil tangan wanitanya dan menyimpannya di dalam saku hoodie.

Karena sudah mengungkapkan perasaannya, Albirru jadi lebih berani menyentuh sang istri. Albirru juga jadi lebih nyaman membicarakan banyak hal.

"Krystal, i love you," bisik Albirru dan mengecup pelan pipi istrinya.

Krystal tentu saja langsung menyentuh pipinya. Juga menoleh pada Albirru yang ia lihat sedang menyunggingkan senyum tipis. Bagaimana Krystal bisa fokus pada film kalau tingkah Albirru sedang menggemaskan dan membuat hati melting begini?

"Kamu kayaknya udah bucin banget sama aku, ya?" tanya Krystal balik.

Dan Albirru tidak berusaha menyangkal apa yang Krystal katakan. Lelaki itu mengangguk dan kembali memberikan kecupan, namun, kali ini di bibir. Begitu cepat sampai Krystal tidak sempat melakukan apa-apa.

"Birru?" panggil Krystal lembut.

"Hm?"

"Kamu buat aku deg-degan," ucap Krystal jujur.

Albirru hanya terkekeh dan mengelus puncak kepala Krystal dengan lembut. "Bagus kalau kamu deg-degan. Soalnya aku juga ngerasain hal yang sama."

***

Karena lama tinggal di kota yang padat dan jarang menikmati alam, Krystal dan Albirru memutuskan pergi ke pantai. Merek menyewa mobil dan berangkat pagi-pagi sekali ke pantai. Jaraknya yang jauh dari Batu membuat mereka tidak ingin beresiko terjebak macet di jalan.

Krystal melepas kaca mata yang ia pakai dan meletakkannya di atas kepala.

"Aku udah lama banget nggak ke pantai," ujar Krystal. Terkahir kali dia pergi ke pantai yang ada di Bali bersama squad yang sekarang sudah melupakannya.

"Sama, aku juga. Sudah dua atau tiga tahun malah," balas Albirru.

"Masa?" tanya Krystal sembari menoleh pada sang suami.

Albirru sangat tampan dengan kemeja putih dan celana putih selutut. Wajahnya yang memukau tambah membuat terpanah dengan kaca mata yang bertenggar di hidung mancungnya. Krystal berdecak kagum, untung lelaki di depannya ini adalah suaminya sendiri.

"Iya, sejak Mama sakit nggak pernah pergi liburan aku. Karena beliau juga nggak bisa diajak pergi jauh-jauh," balas Albirru dengan santai.

"Kamu pasti sedih," ujar Krystal dengan prihatin.

Dia tidak menyangka Luna yang terlihat sehat dan ceria ternyata memiliki penyakit jantung. Mertuanya itu tidak pernah cerita padanya dan Albirru sebelumnya juga menutupi kesehatan ibunya.

"Sedih karena Mama sakit, sih, iya. Tapi kalau karena nggak bisa liburan ya nggak."

Krystal mengusap lengan suaminya, kemudian bersandar pada bahu yang dilapisi kemeja putih itu.

"I love you, Albirru," ucap Krystal pelan.

Namun, Albirru masih bisa mendengarnya. Ini pertama kalinya sang istri mengatakan hal seperti itu. Selama ini hanya Albirru yang mengatakannya tanpa ada jawaban dari Krystal.

"I love you more, babe."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top