Bab 21
Albirru sepertinya benar-benar kesal pada Krystal kali ini. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya. Acara makan malam kali ini bisa dikatakan gagal total. Tidak ada adegan romantis, atau sekedar mengobrol biasa. Yang ada hanya kecanggungan sejak Albirru memasang wajah kesalnya.
"Kamu marah?" tanya Krystal yang sudah tidak tahan dengan kecanggungan mereka.
Tidak ada jawaban dari Albirru. Lelaki itu hanya fokus menyetir dalam diam. Membuat Krystal jadi serba salah. Seharusnya dia yang merasa kesal, karena makan malam hancur sejak datangnya mantan kekasih suaminya.
Ini kok malah Albirru yang kelihatan kesal.
"Birru!" panggil Krystal sedikit keras, tepat di sebelah telinga Albirru. Sampai membuat lelaki itu menjauhkan kepalanya sedikit dari Krystal.
"Bicara pelan-pelan, aku nggak tuli."
Krystal mendengus. "Aku nggak akan teriak kalau kamu nggak diem aja sejak tadi dipanggil," balasnya heboh.
Lelaki itu tidak lagi memberikan reaksi. Membuat Krystal mengepalkan tangan di depan wajah, berlagak ingin meninju wajah tampan suaminya. Kalau dipikir-pikir, memang tidak ada acara kencan yang sukses di antara mereka berdua.
Selalu ada saja yang mengacaukan. Entah itu dari pihak Krystal atau pun dari pihak Albirru.
Mereka berdua seolah-olah tidak ditakdirkan memiliki momen menyenangkan bersama.
Membuat kesal saja.
"Tuh, kan, diem lagi," lanjut Krystal dengan suara kesalnya. Bibirnya sudah maju dengan lucu, berharap Albirru peka dan mau menghiburnya. Atau setidaknya lebih lunak dan mau berbicara.
Lelaki itu menghela napas, lalu melirik kecil pada Krystal yang sedang menatap jalanan dengan kedua tangan menyilang di depan dada. Dalam hati sebenarnya Albirru merasa bersalah pada Krystal. Ia diam karena terus merutuk dalam hati betapa kacaunya makan malam yang sudah ia siapkan.
Dan lagi, sekarang Krystal jadi memiliki bahan untuk mengolok dirinya.
"Aku nggak marah, cuma kesel aja," kata Albirru. Tangannya terulur mengusap pundak Krystal yang terbuka. "Sorry, makan malam kali ini nggak sesuai rencana."
Albirru sungguh merasa bersalah dan merasa tidak becus menjadi suami. Padahal dia ingin Krystal mulai merasakan apa yang dia rasakan. Namun, keadaan tidak selalu berpihak padanya.
"Kesel sama marah tuh beda tipis," balas Krystal. "Aku juga kesel tapi kalau kamu diem aku jadinya makin kesel."
"Iya, maaf. Aku yang salah," ujar Albirru dan mencium punggung tangan istrinya.
Perlakuannya yang lembut dengan suara rendah yang hangat sukses membuat Kryatal tersentuh. Wanita itu menatap Albirru dengan terpana, baru kali ini suaminya berkata selembut itu. Ternyata Albirru yang cuek bisa menjadi hangat dan sedikit romantis juga.
"Wanita tadi kenapa bisa jadi mantan kamu? Kata yang lain kamu nggak pernah pacaran," ucap Krystal menyuarakan rasa penasarannya.
"Memang nggak pernah pacaran," balas Albirru santai. "Lily cuma korban dare aku aja."
Krystal mengerutkan dahi bingung. "Maksudnya?"
"Aldo waktu itu nantang aku buat deketin cewek dan bilang kalau aku mau nikah sama dia. Yah, cuma pembuktian aja kalau aku normal, sih."
"Oh, begitu. Jadi, pacarannya berapa lama?" tanya Krystal kembali.
Albirru memiringkan kepalanya, berpikir keras karena dia sudah lupa dengan kejadian itu. "Mungkin dua atau tiga hari. Nggak tau lah, aku lupa."
"Bentar banget," balas Krystal. "Aku paling cepet pacaran juga dua hari, sih. Sama Riki temenmu itu."
Kalau Krystal memikirkannya dalam keadaan yang sekarang, ia sebenarnya malu pernah mendekati Riki hanya karena uang. Apalagi sekarang dia menikahi temannya, Krystal yakin kalau pandangan Riki dan yang lain sangat buruk tentangnya.
"Kenapa waktu itu Riki?"
Krystal memiringkan kepalanya. "Karena kamu nggak berhasil malam itu."
Albirru mengangkat kedua alisnya. Kemudian bergumam paham ketika teringat Krystal sempat mendekati dirinya di club malam. "Jadi, aku target pertama?"
Krystal mengangguk. "Bisa dibilang begitu."
"Aku nggak tau kalau kamu susah waktu itu. Sorry karena sempat berpikir kamu bukan wanita yang baik," ucap Albirru. Di pertemuan pertama, Albirru memang memiliki kesan yang buruk tentang Krystal. Bahkan sebelum menikah pun, dia juga berpikir kalau Krystal tidak layak untuk dirinya.
"Jadi, kenapa kamu menikahi aku yang bukan wanita baik ini?"
Sebagai seorang wanita yang penuh rasa penasaran, Krystal merasa lega karena dirinya bisa menyuarakan pertanyaan yang terus muncul dibenaknya.
"Karena aku butuh pernikahan jangka pendek waktu itu," balas Albirru tenang. Tidak ada ekspresi apapun selain datar di wajah tampannya yang memukau. "Karena kamu terlihat seperti wanita yang nggak baik, makanya aku mau menikah. Dengan harapan kalau aku bisa menceraikan kamu dalam hitungan hari."
Krystal membuka mulutnya tak percaya. Alasan yang sungguh konyol dan juga jahat. Albirru sama saja dengan mempermainkan dirinya kalau begitu.
"Mama juga pasti berhenti nyuruh aku nikah."
"What the fuck!"
Krystal tidak bisa menahan mulutnya untuk mengumpat. "Demi itu kamu rela buat rencana untuk menjadi duda? Bahkan kamu memanfaatkan aku," ujar Krystal tak percaya.
Albirru meringis. Merasa bersalah karena dia pernah sejahat itu.
"I'm so sorry for that, My Krystal," ucap Albirru dengan suara penuh rasa bersalahnya.
Krystal melengos, tak tersentuh dengan ucapan Albirru.
"Tapi sekarang aku nggak ada niat untuk bercerai sama kamu, seriously," lanjut lelaki itu dengan wajah yang serius.
Mobil yang mereka berdua kendarai sudah memasuki perumahan tempat di mana rumah Albirru berada. Krystal menyenderkan tubuhnya dengan malas. Ternyata ada manusia yang lebih jahat dari pada dirinya di dunia ini.
"Aku nyaman sama kamu sekarang," ujar Albirru.
Mobil sudah berhenti di depan rumah mereka. Krystal yang ingin segera keluar terhalang karena pintu mobil yang sama sekali tidak bisa ia buka. Dengan kesal Krystal melirik Albirru.
"Buka pintunya."
"Maafin aku," ucap Albirru. Tangannya meraih wajah Krystal, mengarahkan wajah manis itu menatap dirinya. "Sorry for everything."
Krystal menepis tangan Albirru. "Buat apa?"
Hubungan yang mereka jalani tidak sebaik milik semua orang yang menggunakan cinta sebagai alasan untuk bersama. Jadi, Krystal berpikir tidak perlu ada kata maaf yang keluar dari bibir Albirru. Mungkin ini adalah balasan dari Tuhan bagi Krystal yang tidak pernah menjalani hidup dengan baik.
Makanya dia dinikahi dengan alasan yang tidak baik juga.
"I love you, Krystal."
Krystal menatap Albirru dengan mata bergetar. Terkejut kalimat itu akan keluar dari sosok Albirru. "Kalau itu untuk membuat aku tenang, kamu nggak usah ngelakuin itu."
Albirru menggeleng. "Aku serius. I love you. I really really love you. And i want you so bad," ujar Albirru dengan wajah serius. Ia menempelkan dahinya dengan dahi Krystal, bahkan hidung mereka sampai menempel.
"Seriuosly?" tanya Krystak dengan suara bergetar.
Albirru mengangguk, kemudian memiringkan kepalanya. Secara naluri Krystal langsung menutup kepala, seperti ada kupu-kupu beterbangan yang memenuhi perut sampai membuat Krystal pusing.
Kehangatan yang Albirru berikan sangat memabukkan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top