Bab 19
Kaisar dan Krystal segera menuju rumah sakit ketika mendengar kabar dari Albirru jika Luna pingsan. Kedua kakak beradik itu dengan panik menghampiri Albirru yang baru saja menyelesaikan pembayaran administrasi.
"Birru?"
Lelaki itu menoleh, memberikan senyum tipis pada adik dan juga istrinya. "Udah dibilangin nggak usah buru-buru datangnya."
Krystal masih berusaha mengatur napasnya yang tersengal. Saking paniknya dia sampai berlari dari parkiran ke lobi yang jaraknya lumayan.
"Mama gimana?"
"Udah sadar," jawab Albirru tenang. Lelaki itu menarik tangan Krystal untuk berjalan di sisinya. Meninggalkan Kaisar yang kehadirannya seolah dianggap ghaib.
"Mama kenapa pingsan?" tanya Kaisar begitu sudah bisa menyamakan langkah kakinya dengan Albirru.
"Biasa, kelelahan."
Albirru benar-benar terlihat santai. Tidak ada raut panik atau pun khawatir. Seolah yang terjadi pada Luna bukan lah hal yang besar. Krystal sebagai sosok yang cukup dekat dengan Luna akhir-akhir ini tentu saja tidak suka dengan sikap Albirru.
Wanita itu menganggap Albirru terlalu meremehkan kondisi Luna.
"Kamu yakin cuma kelelahan?"
"Iya," balas Albirru sembari menatap Krystal dengan tenang.
Mereka masuk ke dalam ruang VIP, tempat di mana Luna berbaring dengan tenang. Wajahnya begitu damai, terlihat seperti hanya tidur saja. Krystal mengusap lembut tangan Luna, melihat betapa mewahnya kamar yang di sewa hanya untuk orang pingsan membuat Krystal tahu kalau ibu mertuanya itu tidak baik-baik saja.
Ada alat bantu pernapasan di hidung Luna dan juga infus yang menggantung. Krystal menoleh pada Albirru yang berdiri di sampingnya.
"Mama sakit apa?"
Albirru mengedikkan bahunya, tak ingin memberikan jawaban. Karena dia tidak mau baik Krystal atau pun Kaisar jadi ikut memikirkan kondisi mamanya. Namun, Keystal tetap lah Krystal. Dia wanita dewasa yang sangat keras kepala. Tipe seorang wanita yang tidak akan pernah menyerah sebelum mendapatkan apa yang dia mau.
"Jawab aku, Birru!"
Kaisar menatap sendu pada Luna. Tidak tega melihat sosok Mama baru yang ia dapatkan itu terbaring lemah seperti ini. Sama seperti Krystal, Kaisar juga tidak percaya kalau alasan dirawatnya Luna di rumah sakit adalah karena kelelahan saja.
Kaisar membelalakkan mata ketika melihat Luna perlahan membuka kelopak matanya. Remaja lelaki itu segera mendekat.
"Mama udah sadar, Kak," seru Kaisar dengan wajah senangnya.
Albirru dan Krystal menoleh. Krystal dengan wajah khawatirnya mengusap tangan Luna. "Mama baik-baik aja?"
Luna mengangguk, bibirnya sudah membentuk senyum tipis. Berusaha mencoba menghilangkan kekhawatiran dari wajah anak-anaknya.
"Mama baik-baik aja. Maaf sudah membuat kalian khawatir," ujar Luna dengan suara yang masih lemah.
Tangan Kaisar mengusap lembut kepala Luna, membuat wanita paruh bawa itu tersenyum lembut padanya. Ia bisa melihat kekhawatiran yang besar dalam diri Kaisar. Dan wanita itu bersyukur karena sekarang ia jadi merasa begitu di sayangi.
Sejak kehadiran Krystal dan Kaisar di rumah, dia juga jadi tidak terlalu kesepian ketika Albirru tidak ada di rumah.
***
"Mama sakit apa?" tanya Krystal ketika dirinya mengikuti Albirru ke kantin rumah sakit.
Luna yang tidak segera diizinkan pulang semakin meyakinkan Krystal kalau wanita paruh baya itu tidak baik-baik saja. Krystal masih setia dan dengan sabar menunggu Albirru yang sedang memesan makanan. Setelahnya, ia juga masih mengikuti Albirru yang sedang mencari tempat duduk kosong.
"Birru, jawab dong," ujar Krystal yang sudah mulai kesal.
Albirru menghela napas, tangannya membuka botol air mineral dan menenggaknya sampai tersisa separuh.
"Mama sakit jantung," balas Albirru akhirnya.
Rasa terkejut Krystal membuat Albirru mendengus. Karena menurutnya wajah istrinya itu sangat menggemaskan. Mata yang membulat dengan bibir terbuka kemudian berubah menjadi khawatir setelah beberapa detik.
"Kenapa kamu baru bilang ke aku?"
Albirru mengangkat sebelah alisnya. "Harusnya bilang kapan?"
"Sejak awal lah," balas Krystal sewot. "Aku kan sudah bukan orang asing lagi. Jadi, nggak apa-apa kalau kamu bilang sejak awal. Lagian mantu kayak apa yang nggak tahu sama penyakit mertuanya sendiri."
Albirru menatap Krystal dalam diam. Tatapannya lurus membuat Krystal jadi kebingungan sendiri. Krystal menjentikkan jari, takut kalau Albirru hanya melamun saja.
"Jangan ngelamun. Nanti kesambet setan!"
Lelakit itu melengos, merasa konyol dengan apa yang dikatakan Krystal.
"Mau tahu alasan aku menikahi kamu?" tanya Albirru tiba-tiba.
Krystal mengerjapkan matanya. "Jangan bilang karen kamu terus di suruh nikah?"
Albirru mengangguk. "Jawaban yang tepat. Seratus poin buat kamu."
Krystal meringis dengan wajah tak percaya. Ia tak menduga kalau hal seperti ini ternyata bisa terjadi di dunia nyata. Krystal kira terpaksa menikah karena orang tua sakit hanya bisa terjadi di novel ala-ala.
"Dan terima kasih karena sudah menjadi menantu yang baik," kata Albirru dengan wajah yang menampilkan senyum tipisnya.
Krystal tertegun. Terharu dengan kalimat Albirru yang terdengar tulus. Padahal selama ini Krystal tidak pernah merasa kalau dia sudah menjalankan perannya dengan sangat baik.
"Nggak apa-apa. Lagian mama kamu juga sudah jadi mertua yang baik buat aku, nggak hanya ke aku tapi ke Kaisar juga," balas Krystal dengan lembut. "Kami senang kamu sudah mau membawa kami ke dalam keluarga kamu."
Albirru mengangkat alisnya kemudian terkekeh. "Terima kasih sudah mau menikah sama aku yang nggak sempurna ini."
"Apasih, kok kamu jadi banyak bilang terima kasih begini?" Krystal terkekeh karena merasa geli dengan sikap Albirru.
"Karena aku bersyukur kamu bisa ada di sini sama aku," balas lelaki itu yang berhasil membuat Krystal kembali terdiam.
Wanita itu merasa Albirru selembut kapas jika mengatakan hal yang begitu manis dengan tatapan teduhnya. Benar-benar membuat Krystal melting.
***
"Mama senang kamu sudah menikah dengan wanita yang tepat," ujar Luna.
Wanita itu sudah diperbolehkan pulang setelah dokter memastikan kondisinya kembali stabil. Dan kini sedang ditemani oleh anak lelakinya untuk berjemur di taman belakang rumah. Albirru memberikan senyum tipis.
"Mama keliatan seneng dan ceria lagi sejak kehadiran Krystal dan Kaisar," balas Albirru.
Sewaktu menikahi Krystal, Albirru tidak berekspektasi banyak. Dia hanya berharap kalau pernikahan dirinya mampu membuat Luna lega dan tidak lagi menyuruhnya menikah. Namun ternyata, Krystal melebihi ekspektasi yang dia buat.
Wanita itu mampu menjadi teman mamanya. Dan Kaisar juga mampu membuat Luna kembali sering tersenyum seperti dulu. Kalau sudah seperti ini, rasanya Albirru tidak menyesal menikahi Krystal meski belum mengenal wanita itu cukup lama.
"Mama harap kalian langgeng," ujar Luna sembari tersenyum. "Krystal anak yang baik. Dia juga cantik banget, sifatnya juga ceria. Mama yakin anak kalian akan jadi lucu dan pintar nantinya," lanjut wanita itu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top