Bab 12
"Ini foto Albirru waktu kecil," ujar Luna sembari menunjukkan satu figura yang paling menjadi favoritnya.
Krystal memperhatikan anak laki-laki dengan kaos biru dan celana panjang putih. Terlihat manis ketika tersenyum dan bahkan lelaki yang sudah menjadi suaminya sudah terlihat tampan sejak kecil. Krystal memberikan senyum tipis, mengusap lembut wajah Albirru.
"Ini umur berapa, Ma? Tujuh tahun atau delapan?"
"Tujuh tahun, dia kelas dua SD dan ini diambil waktu dia habis menang lomba gambar," ujar Luna menjelaskan. Wanita berusia lima puluh dua tahun itu mengambil satu lagi foto Albirru sewaktu masih bayi.
"Kalau ini dia masih berumur tiga bulan, ini foto yang paling mengharukan sebenarnya. Mama suka foto yang itu karena Albirru terlihat senang setelah mengetahui apa yang diinginkan dalam hidupnya," ujar Luna menerangkan.
Krystal bisa merasakan betapa besar kasih sayang Luna kepada Albirru. Sebagai seorang Mama, Luna sudah melakukan yang terbaik dalam membesarkan Albirru. Lihat suaminya sekarang, dia menjadi pria tampan yang sukses karena Luna.
"Maaf, Ma. Tapi aku nggak lihat ada foto Papa Albirru." Krystal terlihat hati-hati saat mengatakannya.
Luna memasang wajah sedihnya. Matanya mulai berkaca-kaca menatap wajah Krystal. "Dia nggak pernah cerita ke kamu?"
Krystal menggeleng dan itu membuat Luna semakin merasa sedih.
"Mama cerai sama Papanya Biru sejak dia usia sepuluh tahun. Papanya toxic banget, sering mukulin Mama dan nggak mau kerja, bisanya hutang mulu dan nggak mau bayar. Mama yang waktu itu udah nggak kuat langsung ngajuin cerai. Makanya kasihan Albirru, dia nggak pernah ngerasain enaknya punya Papa."
Luna mengusap matanya yang mulai berair. Membuat Krystal jadi memasang wajah sendunya. "Maaf, Ma. Krystal jadi buka luka lama."
Wanita cantik itu merengkuh tubuh sang mertua. Membuat tangisan Luna semakin pecah. Krystal memperhatikan ruang tengah di mana Albirru sedang sibuk dengan ponselnya. Krystal tidak pernah tahu kalau Albirru ternyata punya pengalaman yang begitu menyakitkan.
"Pernah waktu mama tanya kenapa dia nggak pernah deket sama wanita," kata Luna lagi yang mulai tenang. "Dia bilang dia takut nyakitin hati wanita seperti Papanya."
Krystal menggigit bibirnya, hatinya terasa sakit membayangkan Albirru mengatakan hal yang seperti itu. Padahal selama ini, Albirru selalu terlihat seperti pria yang dingin dan kaku. Siapa sangka pria tsundere itu memiliki perasaan yang rapuh dan lembut.
***
"Besok kita berangkat ke jogja," kata Albirru ketika mereka sudah selesai sarapan bersama pagi itu. Krystal yang baru saja berniat untuk menyalakan televisi langsung menolehkan kepala.
"Ngapain?"
Albirru menatap datar sang istri. "Kalau kata Mama sih namanya honeymoon."
Krystal langsung membulatkan mata. Tubuhnya bergerak mendekat pada Albirru yang sedang memilih pakaian di lemari.
"Kalau kata kamu namanya apa?"
"Kerja," jawab Albirru cuek. "Lusa pembukaan restoran cabang baru di sana, makanya aku harus ke jogja."
Setelah mendengar jawaban tersebut, Krystal berdecak. "Pantas ngajakin pergi. Taunya sekalian kerja."
"Kamu bisa pergi liburan sendiri selama aku kerja," balas Albirru yang masih bingung harus memakai apa.
Prihatin karena Albirru yang terus-terusan bingung padahal hanya memilih pakaian, Krystal dengan inisiatif sendiri mengambil satu kemeja merah. Dan memberikannya pada Albirru yang langsung setuju memakainya.
"Nggak seru liburan sendirian," kata Krystal dengan suara manja. "Kenapa nggak main bareng aja setelah kamu selesai kerja?"
Albirru membuka kaos putih yang ia kenakan di depan Krystal. Membuat wanita itu mendelik kaget. Hanya beberapa detik saja, karena setelah itu Krystal justru menikmati pemandangan di depannya.
"Selesai kerja kita balik ke Jakarta. Ada deadline komik yang harus aku kejar." Albirru menoyor pelan kepala Krystal, membuat wanita itu mengaduh dengan kesal.
"Liat apaan?" ketus Albirru.
"Dih, udah jadi suami juga masih aja nggak boleh liat," balas Krystal sewot. "Jadi berapa lama ke Jogjanya?"
"Tiga hari dua malam."
"Kalau gitu namanya bukan honeymoon, dong," kata Krystal dengan gemas. Rasanya dia ingin memukul wajah tampan suaminya ini sekarang juga.
"Nggak apa-apa. Yang penting Mama taunya kita pergi honeymoon."
Albirru menyisir rapi rambutnya dan menyemprotkan parfum ke bajunya yang sudah rapi. "Lagian kamu mau disuruh honeymoon terus?"
"Bohongin orang tua dosa," peringat Kryatal sembari menyilangkan kedua tangan. "Kamu yang tanggung."
"Oke." Albirru mengerlingkan mata, dan Krystal yang melihatnya langsung berpura-pura muntah.
***
Perjalanan dari Jakarta ke Jogja memakan waktu satu jam lima belas menit, dan itu sudah cukup membuat Krystal kelelahan. Wanita itu bahkan berjalan malas-malasan saat keluar dari area bandara.
"Ayo, cepetan dong jalannya. Biar cepet sampai ke hotel," kata Albirru yang menyeret tubuh Krystal. "Kayak nggak pernah naik pesawat aja."
"Nggak pernah naik yang ekonomi," balas Krystal sewot. Padahal dia yakin kalau Albirru sebenarnya mampu membayar kursi eksekutif.
"Nggak ada bedanya duduk di kelas mana aja, sama-sama sampek ke Jogja."
Krystal hanya memutar bola matanya malas. Tak lagi meneruskan perdebatan konyol mereka.
Kalau tadi Krystal dibuat kesal dengan naik pesawat kelas ekonomi, sekarang dia justru dibuat senang karena Albirru memesan kamar yang mewah dan besar. Bahkan dari kamar, mereka bisa melihat indahnya kota Jogja yang cantik.
"Kirain bakalan pesen kamar murah yang sempit," kata Krystal setelah merebahkan tubuhnya ke atas ranjang iing size.
"Mau pindah ke kamar yang kayak gitu?" tanya Albirru menangang. Kryatal jelas saja langsung menolak.
"Enggak lah, enak aja."
Si lelaki mendengus mendengar jawaban istrinya. Memang benar dugaannya, anak mantang menteri kaya raya seperti Krystal jelas tidak bisa diajak hidup susah. Baru naik pesawan kelas ekonomi saja langsung rewel dan cerewet sepanjang jalan.
"Kamu istirahat aja, aku mau keluar setelah ini."
"Ke mana?" tanya Krystal kepo. "Kerja atau jalan-jalan?"
"Ketemu temen," balas Albirru singkat.
"Ketemu untuk kerja atau jalan-jalan?"
Albirru menggeram rendah. Krystal memang wanita yang susah dipuaskan. Sangat ribet seperti kebanyakan wanita.
"Bisa kerja bisa jalan-jalan juga. Bukan urusan kamu jadi jangan banyak nanya!"
Terdengar decakan keras dari Krystal. Ia tidak menyukai Albirru yang seperti ini, sama sekali tidak terbuka. Padahal kalau mereka sudah memutuskan menikah, seharusnya Albirru sudah siap berbagi apapun.
Namun, Krystal langsung sadar. Hubungan pernikahan mereka tidak dijalani karena suka sama suka. Wajar kalau Albirru masih bersikap ketus dan sama sekali tak terbuka padanya.
"kayaknya kalau nanti ditanyain Mama, gimana honeymoon kalian? Aku bakalan jawab jujur deh. Suami aku sibuk jalan-jalan sama yang lain, Ma. Sibuk kerja juga."
Albirru memutar bola matanya malas. "Dasar! Drama queen gila lu!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top