Dua Ucapan Selamat
"Otanjubi omedetto, Hinata!"
Hinata mengulas senyum ke arah ketiga temannnya itu. "Arigatou, minna."
Hari ini adalah hari yang sangat spesial bagi gadis netra dark blue itu. Kenapa? Karena ini adalah hari ulang tahunnya. Kayla mengusulkan untuk merayakan ulang tahun Hinata di sebuah tempat karaoke yang cukup terkenal di daerah mereka, Fauzi dan Ichirou pun setuju dengan ide ini. Sayangnya, Yae tidak bisa datang karena sedang demam. Jadi, ia hanya menitipkan kado dan ucapan selamat untuk senpai-nya itu.
"Baiklah! Pertama-tama, sebelum kita memotong kue atau memberi hadiah, ayo kita nyanyi satu lagu dulu!" Kayla berujar riang. Ia mengancungkan mikrofon yang ia pegang ke arah Hinata, menawarkan gadis itu untuk bernyanyi.
"Wah, sepertinya akan menyenangkan." Hinata menerima mikrofon dari Kayla dengan senang hati.
Kemudian, instrumen sebuah lagu mulai dimainkan. Hinata terkejut, ia tahu betul lirik lagu yang sedang diputar itu.
Dengan cepat, Kayla mendorong Hinata menuju podium kecil di ruangan itu. "Ayo, Hina-chan! Aku ingin mendengar duetmu dengan Ichi-kun lagi."
"Ch - chotto matte! Kenapa harus duet?" protes Hinata, berusaha menahan Kayla agar ia tidak terdorong dari tempatnya.
"Tentu saja karena ini hari spesialmu!" balas Kayla. "Bukan hanya kami yang bersenang-senang, Hina-chan juga harus!"
Di sisi lain, Fauzi tengah menyeret Ichirou sambil mengutak-atik layar tablet kecil yang ada di atas podium itu. Ichirou merengut kesal, namun tetap membiarkan Fauzi melakukan tugasnya.
"Dengar, anggap saja kesempatanmu cuma sekarang. Jangan ragu-ragu lagi, oke?" Fauzi menyerahkan mikrofon yang ia pegang pada temannya itu.
"Tanpa kau beritahupun aku sudah paham." Ichirou langsung menyambar mikrofon itu. Ia memang sudah meniatkan hal ini secara mantap di hatinya, walau dari perkataannya tadi ia terkesan tidak peduli.
Kini, Ichirou berdiri di atas podium, berdampingan dengan Hinata karena tak berhasil membuat Kayla menghentikan aksinya.
Hmm... aku curiga kalau mereka bertiga merencanakan sesuatu.
"Wuuoooh... yeah!" Kayla dan Fauzi sama-sama bersorak, menandakan dimulainya nyanyian mereka.
"Kimi to, onaji kurasu." Ichirou lebih dulu menyanyikan bait pertama, melihat gadis di sampingnya yang masih belum siap.
"Eh? Boku wo, neratteru." Sadar bahwa ini sudah dimulai, Hinata mencoba fokus untuk menyanyikan tiap bait lirik yang terpampang di atas layar tipis itu.
"Sou, kimajime na hiroin." Dengan kompak, mereka berdua menyanyikan bait itu bersama-sama. Diam-diam, Hinata jadi sedikit nostalgia dengan kenangan-kenangan indah yang sudah mereka lewati.
Selama tiga tahun, ia dan Ichirou selalu sekelas dan selalu duduk di bangku yang bersebelahan. Dulu saat pertama kali bertemu, mereka sangat canggung satu sama lain. Yang pertama memecah keheningan pada saat itu adalah Ichirou. Ia menanyakan sesuatu, sesuatu yang mungkin tidak akan pernah dilupakan oleh Hinata.
"Apa kamu suka bunga ume?"
"Itsumo, okorarerushi." Kini gantian Hinata yang menyanyi pertama kali.
"Shinpai, kakechau kedo." Dilanjut dengan sigap oleh Ichirou.
"Sore ga, ureshikattan da." Untuk yang kedua kalinya, mereka bernyanyi dengan kompak seperti sebelumnya.
Ichirou seringkali memarahi Hinata karena terkadang ia bertingkah ceroboh dan tanpa pikir panjang, sehingga membuatnya terkena berbagai masalah. Hinata pun sering khawatir pada Ichirou, karena pemuda itu suka sekali memancing emosi orang lain, membuat ia sesekali terlibat dalam perkelahian dengan siswa lain.
Walau hanya sebatas kepedulian sebagai sesama teman sebangku, hal itu tetap membuat mereka merasa bahagia.
"Ne naiteru no? Boku ni dekiru koto wa?" Ichirou menoleh ke arah Hinata, seolah ia bertanya pada gadis itu.
"Chotto kiiteru? Kigen naoshite." Hinata melirik Ichirou, balas bertanya pada pemuda itu.
Ketika Hinata merasa sedih, Ichirou akan berusaha untuk membuatnya tersenyum kembali dengan caranya sendiri. Tak jarang ia menunjukkan sisi lembutnya, walau ia tak bisa mengontrol keluarnya kata-kata umpatan untuk orang yang telah membuat gadis surai dark brown itu menangis.
Begitupun sebaliknya. Hinata akan menghibur Ichirou jika dirasa suasana hatinya sedang buruk. Hinata lumayan pandai merangkai kata, jadi ia bisa memberikan beberapa kata-kata penyemangat pada Ichirou dengan percaya diri.
Yah, walau ada beberapa kata yang mungkin salah penggunaan. Tapi, Ichirou akan mengoreksinya sambil menertawai gadis itu dengan senang hati.
"Raibaru ni wa makenai kara. Love wo..." Fauzi dan Kayla ikut bernyanyi bersama Ichirou. Katanya, mereka bosan menonton saja.
"Choudai!" Di bagian ini, hanya Ichirou, Fauzi, dan Kayla saja yang mengatakannya.
"Ageru!" Kemudian, dibalas oleh Hinata
"Dare ni mo watasanai. Boku dake no purinsesu. Daisuki ni nareba iin janai?" Mereka berempat bernyanyi bersama dengan kompak.
"Boku ni tsurarechatte. Itte shimaeba ii jan. Aishiteru."
Hinata jadi ingat. Saat mereka kelas 11, mereka sempat membuat sebuah naskah drama yang tadinya akan dijadikan ide untuk penampilan kelasnya Yae. Mereka juga mencoba mempraktekkan isi naskah drama itu sebagai contoh. Ichirou dan Fauzi berperan sebagai pangeran, Hinata sebagai putri, dan Kayla menjadi seorang ksatria.
Dalam alur cerita, Hinata adalah main character dengan Ichirou sebagai male lead-nya. Mereka berdua jatuh cinta pada pandangan pertama, namun mereka tak bisa menjalin hubungan karena kerajaan mereka saling bermusuhan. Saat itulah, datanglah Fauzi sebagai second male lead di kehidupan sang putri.
Hinata jatuh cinta pada kebaikan dan kelembutan sikap Fauzi, tetapi ia tetap tak bisa melupakan Ichirou yang sudah lebih dulu menjadi tambatan hatinya. Ichirou yang cemburu akhirnya bersaing dengan Fauzi untuk meluluhkan hati Hinata. Kemudian, Kayla datang, dan genre drama ini berubah menjadi yuri.
Tentu saja naskah drama buatan Fauzi itu ditolak mentah-mentah oleh Yae, sehingga mereka berusaha memikirkan ide lain yang lebih bagus.
Okay, stop writing about the drama. Let's focus back on their karaoke.
"Te wo tsunaijatte." Wajah Hinata memerah ketika menyanyikan lirik itu.
"He-?" Kayla memiringkan wajah dengan ekspresi polos. Ia tak yakin Hinata akan berani melakukan hal itu dengan Ichirou.
Bukan 'itu' yang 'itu', ya. Jangan mikir yang aneh-aneh kalian.
"Deeto shite." Ichirou menyanyikannya dengan wajah datar, walau ada semburat merah tipis di telinganya.
"Hmm~" Fauzi menatap Ichirou. Ia mungkin akan merekam kegiatan mereka diam-diam saat mereka sedang berkencan nantinya.
"Shiawase ni shika dekinai." Ichirou dan Hinata menyanyikan bait itu bersama-sama. Lirik itu sekaligus mewakili perasaan mereka jika hal itu benar terjadi.
"Fooo-!" Kayla dan Fauzi bersorak untuk mereka.
"Boku ni tsurarechatte. Itte shimaeba ii jan. Daisuki nan da yo." Mereka berempat kembali menyanyi bersama.
"Eh?" Belum sempat Hinata menyanyikan bait selanjutnya, musik yang sejak tadi diputar berhenti secara tiba-tiba. Sadar bahwa Ichirou lah yang mematikan suara itu, Hinata menoleh ke arah sang pemuda, bermaksud untuk bertanya kepadanya.
Namun, yang pertama kali Hinata lihat bukanlah manik emerald Ichirou. Melainkan sebuah kelopak bunga ume yang menyentuh hidungnya. Refleks Hinata mundur sedikit.
"E - kenapa tiba-tiba bertanya?" tanya Hinata, begitu Ichirou melontarkan pertanyaan itu.
"Ti - tidak ada maksud tertentu, sih. Adikku suka bunga ume, jadi kupikir semua anak perempuan menyukainya." Ichirou menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Begitu, ya?" Hinata bertopang dagu, sambil mengamati pohon sakura di taman sekolah. Bentuk bunganya tak jauh berbeda dari bunga ume.
"Sebenarnya, aku menyukainya juga."
"Aishiteru." Ichirou berkata dengan suara tegas. Suaranya tak mencerminkan keraguan sama sekali, terdengar mantap dan yakin. Untuk sesaat Hinata terpaku, tak tahu harus memberikan respon apa untuk pernyataan cinta dadakan ini.
Dari sisi penonton, Kayla meremas jarinya, tak sabar menunggu jawaban dari gadis surai dark brown itu. Sedangkan, Fauzi tetap menonton dengan wajah tenang, walau dalam hati ia sudah fanboying karena apa yang ia lihat sekarang mirip dengan adegan yang ada di shoujo manga.
Hinata menatap wajah Ichirou bunga ume itu secara bergantian. Jantungnya berdegup kencang, wajahnya merona karena malu sekaligus bahagia. Tak disangka orang yang ia suka selama ini juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Perlahan Hinata mengambil kelopak bunga ume itu dari tangan Ichirou, dan memberikan senyum lembutnya kepada sang pemuda.
"Watashi mo."
Walau singkat, kata itu menyiratkan sebuah makna yang begitu dalam bagi Ichirou. Ia tahu, rasa cinta Hinata sama besarnya seperti rasa sayangnya kepada gadis itu.
"Yeay, yeay! Omedetto!" Dengan terlampau bahagia, Kayla menerjang Hinata ke dalam pelukannya. Ia sangat senang karena Hinata memiliki pasangan sekarang. Beruntung gadis netra dark blue itu sempat menahan tubuhnya dengan dinding di belakangnya, jadi mereka berdua tidak terjatuh.
"Hiks, drama yang indah. Tak kusangka kau bisa melakukan hal seperti tadi, Ichirou-san. Aku bangga padamu." Fauzi menyeka ujung matanya, merasa terharu karena keberhasilan Ichirou.
"Kau ini ayahku atau apa?" Netra emerald Ichirou hanya menatap datar pemuda di hadapannya.
"Huah, aku senang sekali! Akhirnya kau pacaran dengannya, Hina-chan!" Kayla masih memeluk Hinata sambil sesekali menggesek kepalanya ke bahu sang gadis, seolah ia adalah boneka.
Aku bukan bonekamu, yang bisa kau suruh- //plak
"Siapa bilang aku akan pacaran dengannya?" Ichirou mengernyitkan dahi, merasa tidak setuju dengan pernyataan Kayla.
"Eh?" Gadis surai hitam itu memasang wajah bingung sambil perlahan melepas pelukannya pada Hinata.
"Aku hanya bilang akan menyatakan perasaanku, bukannya mengajak pacaran. Lagipula, aku tidak ingin membatasi kebebasannya dengan menjadikannya pacarku. Lebih baik aku langsung menikahinya saat sudah cukup umur." Ichirou memberikan argumennya, membuat ketiga orang di ruangan itu terdiam.
"D - dewasa sekali!" Kayla berseru dengan tatapan kagum ke arah Ichirou.
"Bisa dijadikan ide quotes baru." Fauzi menulis kata-kata Ichirou ke dalam buku catatan yang muncul entah dari mana.
Sedangkan Hinata tidak bisa berkomentar apapun. Di satu sisi, ia kagum pada pemikiran Ichirou yang sangat memperhatikannya. Di sisi lain, ia merasa malu karena itu seperti lamaran secara tidak langsung.
"K - kalau begitu..."
Kayla, Fauzi, dan Ichirou menoleh ke arah Hinata.
"Aku... akan selalu setia menunggu sampai Ichirou-san melamarku secara resmi!" Hinata mengacungkan bunga ume yang sedari tadi dipegangnya ke arah Ichirou.
Sekedar informasi, menurut hanakotoba atau bahasa bunga, salah satu makna bunga ume adalah kesetiaan. Alasan Ichirou memberikan bunga ume pada Hinata adalah karena ia berjanji akan setia kepada gadis itu sampai akhir hayat. Dan Hinata memberikannya kembali pada Ichirou, mengisyaratkan bahwa ia juga akan setia pada sang pemuda.
Aku yang nulis, aku yang ikutan baper.
Ichirou mematung dengan wajah memerah, tak menyangka sang gadis bisa dengan berani menyatakan hal itu. Ia jadi teringat salah satu adegan dalam naskah abal-abal buatan Fauzi, dimana Hinata sebagai sang putri memberikan sekuntum bunga pada Ichirou. Setelah adegan itu, sang pemuda tidak melakukan akting sesuai naskah, karena baginya itu terlalu memalukan.
Namun sekarang, ia merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk melakukannya.
Ichirou mengambil bunga ume yang berada di tangan Hinata. Dengan hati-hati, ia menyelipkan bunga itu di sela-sela rambut sang gadis. Tatapan mereka bertemu sejenak. Ichirou meraih tangan Hinata, dan mencium punggung tangannya lembut.
"Baiklah. Tolong tunggu aku, Ōjo-sama." Pemuda surai oranye itu tersenyum hangat, cukup untuk membuat Hinata tak berkutik dengan wajah memerah. Inilah adegan yang Ichirou maksud. Memalukan baginya, namun cukup untuk membuat anak orang baper.
Cekrek!
Kedua pasutri- ekhem, maksudku kedua insan tersebut menoleh begitu mendengar suara jepretan kamera dari smartphone Fauzi.
"Lumayan, asupan," komentar pemuda surai dark blue. Di sebelahnya, Kayla sedang menenggelamkan wajahnya di bahu Fauzi. Wajahnya memerah dan asap imajiner keluar dari kepalanya.
"Astaga Uzi-kun, aku baper. Aku tak menduga Ichi-kun akan bertindak sejauh itu. Damage-nya gak ngotak, rage-nya juga gede. Ya ampun..." racaunya.
"Hehe, defense-ku udah kuat. Jadi gak bakal kena effect." Fauzi terkekeh, sambil mengelus pelan surai hitam tunangannya itu. Mengambil kesempatan, Kayla memeluk Fauzi dari samping, dan menaruh kepalanya di cerukan leher sang pemuda. Wajah Fauzi memerah karena ia bisa merasakan hembusan napas Kayla. Namun, ia tetap mengelus kepala gadis itu dengan penuh kasih sayang.
Akh, pasangan ini juga manis //pingsan
Hinata dan Ichirou saling berpandangan. Seolah bisa membaca pikiran, mereka berdua sama-sama mengeluarkan smartphone dari saku, dan membuka aplikasi kamera.
Cekrek!
***
Kini, Hinata tengah berjalan pulang menuju rumahnya. Acara dadakan dengan teman-temannya tadi ditutup dengan menyanyikan lagu Tokyo Spring Season dari Honeyworks. Entah kenapa mereka memilih lagu itu, mungkin karena sekarang memang sudah memasuki musim semi.
Tadinya, Ichirou ingin mengantarnya pulang. Namun, sang pemuda mendapat telepon dari toko tempat ia bekerja, bahwa sebentar lagi adalah waktu shift-nya. Ia biasa bekerja di sebuah toko kelontong di pagi hari saat libur sekolah. Namun, karena acara ini, dia izin terlambat 1 jam pada atasannya. Untung diperbolehkan.
Sedangkan, Kayla dan Fauzi hanya mengantarnya sampai stasiun kereta, karena daerah tempat tinggal mereka yang tidak sama. Jadilah Hinata berjalan sendirian di tengah hangatnya angin musim semi.
Ping!
Merasa suara itu berasal dari smartphone-nya, Hinata merogoh sakunya, dan membuka aplikasi pengirim pesan di smartphone-nya itu.
:
(Matsuhida) Nao
Today
Udah mau pulang?
Btw, otanjubi omedetto, nee-san
Dan
Omedetto atas pernyataan cintanya
Cie, yang dapat dua ucapan selamat
Lagi dalam perjalanan pulang
Hehe, makasih Nao-chan ^^
Ngomong-ngomong, kok kamu tahu soal pernyataan cinta Ichirou?
Nee-san lupa?
Aku kan punya nomor Keira-senpai
Oh
Kamu yang minta infonya?
Tadinya sih mau begitu
Tapi sebelum minta, senpai udah duluan ngasih
'-'
Yah, semoga beritanya gak kesebar sampai sekolah, deh
Aku ragu soal itu...
:
-----
Hueee kenapa tak sempat? 😭
Tadinya Ai mau triple update semalem, tapi udah keburu disuruh tidur sama Okaa-san
Ini aja ngetiknya sambil google meet
Hshshs maafkan Ai yang tak disiplin ini, minna-tachi 😖
Jadi, Ai dikeluarin nih @Halu_Project ?
Huh, kalau benar begitu, ya sudah deh. Ikhlaskan saja. Paling kalau open member Ai bakal masuk lagi
Eh, bisa memangnya? Sudahlah, Ai tidak tahu
Oke, karena Ai lupa mau ngetik apa saja di author's note, kita cukupkan saja deh sampai di sini
Jangan lupa vote, comment, dan share cerita ini. Kalau berminat, silahkan follow akun Ai juga 😉
Terima kasih sudah membaca dan sampai jumpa di chapter selanjutnya, bay bay~
Beneran deh, Ai berasa kayak jadi youtuber
*insert an sending song*
8 Desember 2021
- [Ai]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top