22
Stella menginjakkan kakinya ke ruang tamu panti yang sudah pernah ia datangi sebelumnya. Sore itu semua orang sedang berkumpul di semacam ruang duduk di mana ada banyak bangku serta meja.
"Hai...apa kau Stella?"tanya seorang perawat.
"Ya"
"Ah... Bu Anastasia sudah menunggumu. Mari ikuti aku"kata perawat itu seraya mengantar Stella ke kamar Anastasia.
"Beliau sudah menunggumu dari tadi. Sejak pingsan ia terus menerus menyebut namamu"
"Oh...ia pingsan?"
"Ya. Jantungnya sudah mulai lemah. Kasihan beliau"kata perawat itu seraya membukakan pintu kamar perawatan. "Aku akan tinggalkan kalian berdua"
Stella masuk & melihat Anastasia yang terbaring dengan wajah pucat di ranjangnya. Di sekelilingnya terdapat alat kedokteran yang ia tak tahu apa namanya, tapi ia yakin itu untuk mengontrol detak jantungnya. Tangan kirinya yang kurus & keriput dipasangi selang. Ia merasa sedih melihat keadaan Anastasia.
Anastasia membuka matanya saat mendengarkan suara langkah kaki Stella yang diselingi suara ketukan tongkat di lantai kamarnya. "Stella..."gumamnya mengulurkan tangan ke arah Stella.
Stella mendekat & menyambut uluran tangan Anastasia. Terasa dingin & gemetar. "Bu Anas...."
"Aku bukan Anastasia, Stella. Aku adikmu"ucapnya gemetar.
Stella terkejut. Sekali lagi ia mengatakan demikian. Stella tak tahu harus berkomentar apa.
"Aku Fiona, kak"
"Tapi....bagaimana bisa?"tanya Stella bingung. Ia menduga apakah Anastasia sedang berkhayal.
"Jiwa kami berdua tertukar saat aku menyalakan kotak musik itu. Tiba-tiba aku sudah berada di sini. Dengan tubuh tuaku, kak. Semua karena kotak musik itu. Aku dijebak, kak..."
Stella mendengarkan dengan bingung. "Apa maksudmu? Kalian bertukar tempat?!!"
"Ya kak, maafkan aku selama ini. Semua kejadian aneh selama ini karena ulahku. Karena kotak musik itu yang membantuku"
"Bagaimana aku bisa yakin kalau kau memang adikku, Fiona?!"
"Karena kau kakakku, yang memiliki tanda lahir berbentuk bulan sabit di punggung bawahmu"ujarnya dengan tenang.
Stella terkesiap. Itu memang benar. Dan hanya keluarganya yang mengetahui tanda lahirnya. Dia memang Fiona. "Fiona....bagaimana bisa kau? Apa yang harus aku lakukan?!"
"Pergilah ke kamar Anastasia. Seharusnya ia masih memiliki kotak musik cadangan di kamarnya. Temukan & hancurkan, kak, agar tidak ada korban lainnya"
"Tapi bagaimana denganmu?"isak Stella
Fiona tersenyum. "Semoga saja kami bisa bertukar tempat lagi. Yang penting temukan dulu kotak musik itu & hancurkan, kak, please. Hanya kau yang bisa membantuku"
"Oke, aku akan coba mencarinya. Kau tunggu aku ya, Fiona"ucap Stella mengusap air matanya.
Fiona mengangguk lemah. Stella merasa tak tega melihatnya. Sepertinya kondisi badan Anastasia yang renta sudah tak kuat lagi. Ia bergegas keluar kamar perawatan & berjalan cepat dengan bantuan tongkatnya melewati lorong mencari kamar milik Anastasia ketika ia bertemu dengan wanita tua yang pernah mengatakan bahwa kotak musik itu terkena kutukan.
"Maaf, permisi...apa anda tahu dimana kamar Anastasia?"tanya Stella
Ita menoleh memandang Stella. Meski usianya sudah lanjut tapi ia ingat dengan wajah gadis muda ini.
"Mau apa kau ke sana?!"
"Hmmm...bu Anas meminta bantuanku untuk mengambilkan barangnya"
"Kamarnya ada di sebelah kanan lorong dengan pintu coklat. Aku tak mau masuk ke sana. Nanti aku terkurung lagi. Kau juga harus hati-hati"
"Terimakasih bu"sahut Stella tanpa menunggu lama segera berjalan kembali. Ia membuka pintu kamar. Melihat sebuah ruangan kecil & nyaman dengan nuansa warna krem. Ia segera membuka lemari di samping ranjang. Tak ada kotak musik.
Lalu kakinya melangkah ke lemari baju warna coklat besar di mana di dalamnya hanya ada beberapa gaun sederhana. Ia merogoh & membuka laci di dalamnya. Tak ada juga. Stella mulai panik. Ke mana kotak musik satu lagi?! Harapan terakhirnya ketika ia melihat sebuah peti coklat di samping bangku dekat jendela.
Stella membukanya. Terdapat banyak buku serta bingkai foto saat Anastasia masih muda dulu. Bukti jejak ketenarannya. Stella melihat sebuah kotak dari kardus. Ia mengambil & membukanya. Kotak musik itu ada di dalamnya. Sama persis dengan yang dimiliki Fiona. Tangannya mengambil kotak musik indah tanpa cela itu. Terlihat masih mulus, seperti masih baru.
Tbc....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top