Kisah Sekolah Kita! -4
[Resleting]
Kyo selesai mempresentasikan tugas yang telah ia buat dalam waktu lama. Bu Meiko memujinya dan memberinya nilai A+. Ia mendapat nilai tertinggi di kelas.
Luar biasa. Kyo nyengir dengan pede.
Tapi kebahagiaan Kyo selesai sampai disitu.
"Kyo! Resleting celananya belom ditutup!" teriak Kikaito.
Kyo nyengir malu dan kabur ke pojokan.
[Melek]
"Kayaknya dari tadi kamu tidur terus deh. Kapan bangunnya?" Tanya Matcha, teman sebangku Kikaito.
"Gara-gara lihat celana Kyo yang resletingnya kebuka, mataku langsung melek."
[Salah fokus]
Kikaito memang susah fokus, tapi sekali disuruh fokus, dia bisa fokus.
Masalahnya, dia fokus ke hal yang salah.
Contohnya resleting celana Kyo.
[Sesuatu]
"Kyo!" panggil Zunko.
"Ya?"
"Aku mau bilang sesuatu..."
Jantung Kyo berdetak kencang. Daya pendengarannya makin tajam. Penasaran dengan apa yang akan dikatakan sang gebetan.
"Apa?"
"Sesuatu... Dah gitu aja. Hahahaa."
Kowashina Kyo, 16 tahun, baper.
[Jujur]
"Ah! Jangan marah dong! Aku emang mau jujur ke kamu." Wajah Zunko memerah.
"Mau bilang apa sih?" Kyo sport jantung lagi.
"Resleting celanamu kebuka."
Kowashina Kyo, 16 tahun, udah baper malu lagi.
[Ingat]
Rei sudah mandi dan makan malam. Sudah ganti baju dan pakai piyama. Sekarang ia berbaring di tempat tidurnya yang nyaman.
Ia memejamkan matanya, bersiap tidur.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
"OH IYA! ADA PR DARI BU MAIKA! NGUMPULINNYA BESOK LAGI!"
[Gapapa]
"Halaah, gapapa. Paling si Mayu udah ngerjain. Tidur lagi, ah..." gumam Rei sambil meluk guling.
[Izin]
Keesokan harinya, Rei terbangun. Langsung buka hape.
Ada notif dari chat group kelas.
[Yamikana Mayu - Eleven D : Woy, gue nitip ijin yak. Gue ada acara nih di rumah kakek gue.]
Rei banting hape.
[Kudet]
Rei melangkah menuju kelas 11-D dengan lesu. Sedih gak ada gebetan merangkap tempat nyontek PR. Siap-siap kena damprat dari bu Maika jam 7 teng.
Oh iya, Rei berangkat pagi. Jadi nggak langsung dimarahin.
Ia terkejut dengan kehadiran Mayu.
"Loh katanya ijin ada acara?" Rei heran.
"Itu bbm lu error, apa lu yang kudet ya? Gue ijin tuh dari kemaren."
Rei menyesal banting hape.
"Btw, gue nyalin PR lu ya." Ujar Rei santai.
[Rapat]
Kalau denger guru rapat, murid-murid pada seneng. Tapi ga semua.
Contoh murid yang gak seneng? Kagene Rei.
Loh, biasanya paling bahagia sampe joget-joget di koridor?
Baik, biar saya jelaskan.
Rei udah capek-capek nyalin PR dari Mayu.
PR sejarah yang jumlah soalnya cuma 10 soal essay dimana satu soal bisa beranak minimal empat dan jawabannya panjang-panjang harus mencopas dari buku atau bahkan wikipedia.
(KAYA GITU LU BILANG CUMA!?)
Rei udah nyalin SEMUA yang ditulis Mayu. Gaya bahasa, inti jawaban bahkan letak tanda baca, 100 persen copas buku Mayu. Yang beda paling cuma tingkat kerapian tulisan. Tulisan Rei seperti tulisan dokter.
Setelah tepar menulis semua itu, Iroha sang ketua kelas menendang pintu kelas seenak jidatnya dan teriak keras-keras kayak gini.
"WOOOOOY BU MAIKA RAPAAAAAT! PE ER KAGAK JADI DIKUMPUL! NGUMPULNYA MINGGU DEPAN! SEKALIAN ULANGAN!"
"ANJIIIR! BUAT APAAAAA GW NYALIN PE ER NYA MAYUUUUU!?" Rei langsung seriosa di depan kelas.
Kagene Rei, nasibnya sial kuadrat.
[Contoh]
"Anu, permisi?" Pak Tonio masuk ke kelas 11-D
"Ya, pak! Ada apa ya?" Sahut Nigaito.
"Yang tadi abis seriosa itu siapa, ya? Suaranya merdu, temponya tepat, pengaturan napasnya juga bagus. Mau saya jadikan contoh di kelas seni musik. Tadi saya dengar suaranya dari kelas ini." Ujar Pak Tonio.
"Oh, itu Kagene Rei, Pak!" Nigaito nyengir.
"Yang mana orangnya?"
"Yang itu!" Seisi kelas 11-D nunjuk ke arah Rei yang udah melorot di meja belajar dengan ngenesnya seolah-olah kecapean kerja.
(Yah, sebenernya sih Rei emang capek nyalin PR)
"Oh, yang itu, ya? Rei, ayo ikut bapak sekarang! Kita ke kelas seni musik."
Kagene Rei, tanpa diduga jago nyanyi seriosa.
[Anak baru -2]
Rei digiring Pak Tonio ke kelas 10-F.
"Sekarang kita mulai tes menyanyi seriosa. Contohnya tolong kalian dengarkan. Rei, bisa dimulai."
"PAAAAAAAAAAK~ SAYA KENAPAAAA~ DIBAWA KESINIIII~" Rei bertanya dengan aksen seriosa yang sempurna #eeaa.
"Seperti itu! Ada pertanyaan?"
"Pak! Pak Tonio!" Seorang siswi berambut drill mengacungkan tangannya.
"Silahkan, Kasane Teto?"
"Umm, Teto murid baru ya?" Rei malah nyamber.
"Nggak kok, emang kenapa kak?" Teto memiringkan kepalanya.
"Soalnya aku pengen memulai hidup baru sama kamu..."
Rei, katanya kamu nggebet Mayu, kok yang di gombalin Teto, sih?
"Ih, kak Rei mah! Teto punya aku, kakaa!" Suiga Sora menghadiahkan sebuah bogem di wajah Rei.
JEDUAAAAAK!
Rei terbang keluar kelas.
[Korban kartun]
Rei nyungsep dengan sangat (tidak) elit di semak-semak. Setelah dipipisin sama guguk numpang lewat, ada dua orang menghampiri Rei.
"Anu, Mas tau nggak orang yang tadi seriosa di sekolah itu?" Tanya yang cewek.
"Wah, saya sendiri, Mbak! Emang ada apa, ya?" Rei garuk-garuk rambutnya yang agak basah. Kalian pasti tau kenapa.
"Kebetulan nih! Saya Clara, dan ini Bruno! Ini kisah kami semua-"
"Woy! Clara, bukan gitu ngomongnya!"
Clara Benace, korban kartun malaysiong.
[Bakat]
"Sebenernya kami dari agency Utauloid Got Talent, dan kebetulan kami tertarik pada suara mas... siapa ya?" Bruno menjelaskan dengan gajenya.
"Saya Kagene Rei, mas" Rei masih kagok.
"Saya panggil mas Rei, ya! Mas Rei mau nggak, ikutan audisi Utauloid Got Talent?"
"WHAAAAAAA~ SAYA MAUUUUUU~" Rei ber-seriosa lagi.
"Suara mas bagus, lho! Untuk info selanjutnya mas bisa hubungi kami di 08xxxxhsjdbx. Ditunggu ya partisipasinya!" Clara mencatatkan nomer telepon agency dan memberinya kepada Rei.
"Semoga bisa lulus audisi, ya!"
Kagene Rei, calon kontestan Utauloid Got Talent.
[Penipuan]
Saat Rei udah menghilang dari pandangan, Bruno dan Clara ketawa ngakak.
Mereka langsung ngebuka jas yang mereka pake. Ternyata mereka murid SMA Crypton juga.
"HUAHAHA! Ketipu tuh bocah!"
"Iyah! Btw, elu ngasih nomer siapa ke Rei?" Tanya Bruno.
"Gue ngasih nomer adek sepupu gue yang namanya Aoki Lapis." Clara nyengir.
[Ingat -2]
"Oh iya! Gue baru inget!" Clara nepuk jidat.
"Apaan?" Tanya Bruno.
"Gue belom minta duit ke bocah tadi!" Jerit Clara seriosa.
[Ternyata -2]
Rei udah jalan sampe sekolah. Masih bawa kertas yang tadi dikasih sama dua orang sengklek yang ngakunya orang yang kerja di Utauloid Got Talent.
"Telpon dulu ah nomernya. Awas kalo bohong."
TUUUUT... TUUUUT... TUUUUT...
"Halo, dengan siapa saya berbicara?" Rei berusaha ngomong sopan gak pake seriosa. Padahal saking groginya udah pengen pipis di celana.
"REI KAGENE, TOHHH? NGAPAIN TELPON SAYA? KANGEN, YAAA? ATAU PENGEN FOTO YAOI-NYA DIPAJANG DI MADING?"
Rei melotot horror.
"HAAH!? INI AOKI LAPIS, YA!?"
"Iya, Rei. Ini bukan Utauloid Got Talent, ini klub fujodanshi SMA Crypton. Disini bersama Aoki Lapis." Aoki udah nahan ngakak di seberang sana.
"Ea elah, gue kira ini nomer manajemen Utauloid Got Talent! Eh, gue ikutan dong, sama klub elu!" Rei mulai OOT.
"Beneran!? Selamat yak, elu anggota cowok pertama disini."
"Jangan bikin fanart yaoi tentang gue yak. Gue udah suka sama seseorang nih."
"Oke."
"Eh, udahan dulu ya? Pulsa gue tipis nih."
TUT TUT TUT
Telepon diputus. Rei menghela nafas. Udah capek teriak lagi.
"Ah elah, pengen jadi kontestan Utauloid Got Talent, malah jadi anggota klub Fujodanshi SMA Crypton. Kampret, ternyata gue ditipu. Tapi lumayan lah bisa dapet 'penyegar mata'" Batin Rei.
Kagene Rei, seorang fudanshi korban penipuan.
[Pulsa]
Rei mengecek pulsa hapenya.
/...sisa pulsa anda senilai 2000 rupiah.../
...anjrit. batin Rei.
"Masih ada dua ribu. Telpon Aoki lagi ngga ya? Suaranya imut sih..."
Kagene Rei, jomblo kebanyakan inceran.
[Rencana]
"Kok si Rei bisa tau nomer hape gue, ya? Salah sambung apa gimana?" Aoki masih ngeliatin hapenya.
Sebenernya Aoki tuh suka sama Rei, tapi dia belom yakin Rei itu straight apa yaoi.
Di luar sana, Clara menyeringai. Rencananya berhasil.
[Matchmaker]
Sebenernya, Clara adalah matchmaker paling terkenal dan paling berhasil di SMA Crypton. Udah banyak orang jadian gara-gara dia.
Mau contoh? Rana ama Oliver. Taito ama Kiku. De el el.
Kok dikit yak? Tadi katanya banyak.
[Jomblo]
Yah, sebenernya si matchmaker sendiri masih jomblo. Gak tau mau ngepairing dirinya sama siapa.
Ama Bruno? Hih. Ogah sih ogah tapi ada rasa ga bisa nolak gitu.
Clara, seorang tsundere.
[Mainstream]
Rana dan Kokone disuruh membawakan buku dan tas laptop Pak Kiyo. Di perjalanan menuju kantor, Kokone menyadari sesuatu.
"Kok lu bawa coklat?" Kokone memperhatikan coklat berbentuk hati yang dibawa Rana.
"Buat Oliver, hari ini dia ultah." Rana nyengir.
"Kok ngga buatin kue aja?"
"Kue udah mainstream."
[Anaj kos]
"Lagian coklat lebih simpel, lebih gampang dibawa. Kebetulan Oliver juga suka coklat."
"Bener juga, ya. Besok gue juga bikin, ah~"
"Eeee, Kokone mah. Ntar kalo las tanggal tua lu gak makan apa-apa gimana?"
Kokone, lupa kalau dia seorang anak kos.
[Ketinggalan]
Rana dan Kokone meletakkan buku dan tas laptop di meja Pak Kiyo. Mereka segera keluar.
Saat mereka hampir sampai di kelas, Rana menyadari sesuatu.
"YOLOOH COKLAT GUEEEE! KETINGGALAN DI MEJA PAK KIYO!"
=end chap 4(_ _)=
A/N : Hueee! Maap update lama (_ _) kuota tak bisa diajak kompromi --" maap kalo tambah garing jugaaaaa TTATT Jeje ga ada ide pas ngetik ini tapi kok pengen ngetik ya udah ngetik #ngomongapanak
Mind to VoMment? XD
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top