Kisah Sekolah Kita! -3

[Bullying]

Hari itu Kasane Teto dibawa ke UKS lagi. Di badannya terdapat banyak luka memar. Pipinya lebam. Kaki kanannya keseleo. Dahinya benjol.

Bullying dari geng Akita Neru memang parah.

[Bohong]

Anon yang hari itu menjadi petugas di UKS, bertanya pada Teto.

"Kamu dibully lagi?"

"Ngga kok, cuma jatuh dari tangga..."

Teto anak baik yang sangat tidak pintar berbohong.

[Kasihan]

"Kamu pasti dibully, kan? Ngaku aja. Gapapa kok."

"Iya kak. Awalnya saya emang jatuh dulu dari tangga, terus diketawain sama mereka, terus dipukulin."

'Sudah jatuh dari tangga, dibully. Kasihan banget...' batin Anon.

[Ironi]

Padahal beberapa menit sebelumnya, ia juga tertawa melihat Teto yang terjatuh dari tangga dengan tidak elit.

[Maaf]

"Teto, maaf..." ucap Anon begitu mengingat bagaimana ia tertawa saat melihat Teto jatuh.

"Maaf kenapa, kak?"

"Eeh, gak papa kok."

Untung Teto tidak tahu, batin Anon.

Untung dari mananya coba?

[Amin]

Sebelum ulangan, SeeU membuka situs Facebook miliknya.

Dia mengetik 'Amin' di salah satu kolom status yang bertuliskan 'Semoga yang like dan komen AMIN sukses pas ulangan!'

Kaiko yang melihatnya sweatdrop.

[Bohong -2]

Di tengah-tengah ulangan fisika.

"Dell, udah selesai belom?" Tanya Lio, teman sebangkunya.

"Belom, gue masih kurang banyak banget!" Bisik Dell.

5 menit kemudian, Dell maju dengan kertas di tangan. Kertas itu ia letakkan di meja guru. Dell duduk lagi, terus tidur.

'KATANYA BELOM!?' jerit Lio dalam hati.

[Ulangan]

Kaiko keluar dari kelas 11-A setelah menyelesaikan ulangan Fisika. Berhubung ia selesai tepat saat bel istirahat berbunyi.

"Kai? Tadi abis ulangan Fisika, ya?" Tanya Rin.

"Iya emang kenapa?" Jawab Kaiko.

"Soalnya berapa biji?"

"Pilihan ganda apa isian?"

"Kalo essai, soalnya beranak gak?"

"Materinya dari mana aja?"

"Waktunya berapa lama?"

"Kalo udah selesai langsung dicocokin ga?"

"Tempat duduknya diubah ga?"

"Pada bisa nyontek ga?"

Kaiko langsung dibanjiri pertanyaan dari kelas 11-E yang akan melakukan ulangan pada jam pelajaran selanjutnya.

[Pesta]

Bedak, cek.

Lipstick, cek.

Blush on, cek.

Eye liner, cek.

Eye shadow, cek.

Cermin kecil, cek.

Tak lupa tongsis, yi cam, go pro, fish eye juga dibawa.

Neru, kamu itu mau ke sekolah apa ke pesta, sih?

[BP]

Neru selalu memakai dan membawa kemana-mana semua alat yang sudah disebutkan di atas. Termasuk ke sekolah.

Bila ditambah dengan kasus bullying dimana dia sebagai pemimpin disana, jangan heran kalau Neru sering masuk BP.

[Jatah]

Selesai menyidang Neru yang habis melakukan bullying kepada Teto dan menyita alat make up Neru, Lola selaku guru BK memanggil kedua rekannya, Ruko dan Ritsu.

Kelihatannya mereka sedang memikirkan cara supaya Neru jera melakukan bullying dan tidak membawa alat makeup ke sekolah lagi.

"Ruko, Ritsu. Hari ini Akita membawa alat make up ke sekolah lagi."

Kedua rekannya mendengarkan dengan serius.

"Blush on dan lipstick miliknya berhasil saya sita. Kalian mau? Ambil saja. Itu jatah kalian"

"Yes! Terima kasih, Lola!" Sorak Ritsu.

Ternyata guru BP seperti itu, ya? =='

[Niat]

Hibiki Lui. Anak pintar yang langganan dapat ranking 2 di kelas 11-B. Bener-bener rangking 2. Cukup menakjubkan jika kita tahu sifatnya.

Lui datang paling terakhir. Selalu mepet lima menit sebelum bel masuk. Selalu menenteng tas yang kelihatannya sangat ringan, kosong malah.

Teman sebangku merangkap orang yang menjadikan Lui gebetan, Suzune Ring, bertanya pada Lui. Itung-itung pedekate.

"Lui, kalau ke sekolah bawa pulpen gak?"

"Nggak. Pinjem." Jawab Lui singkat.

"Kalo misalnya disuruh bawa jangka, penggaris, kamus, atau yang lain kamu harus gimana?"

"Pinjem." Lui nyengir sambil nyomot pulpen dari meja Gumiya. Kebetulan gak ada orangnya.

"Kok tasmu enteng banget? Bawa buku nggak sih?"

"Buku-bukuku aku masukin laci semua." Lui menunjukkan lacinya yang penuh buku paket, buku tulis dan LKS.

"Kalo ada PR gimana?"

"Aku kerjain sendiri."

"Loh, caranya?"

"Buku PR sama buku paket atau LKSnya aku bawa pulang. Pas dikumpul, buku PRnya aku bawa."

Lui niat sekolah gak, sih?

[Sesat]

Jika dengan cara sesat itu Lui bisa ranking 2, Ring memutuskan untuk mengikuti cara Lui. Siapa tahu dia bisa ranking 3.

[Iri]

Saat Lui sedang berbincang dengan orang yang diam-diam menyukainya, ada 3 orang yang sedang membicarakan dirinya.

"Malesnya keterlaluan begitu, tapi rangking 2 terus." bisik Rook.

"Makan apa sih tuh orang?" tanya Teiru dengan absurdnya pada dua temannya.

"Emaknya waktu hamil ngidam apaan sih?" Pertanyaan dari Mikio makin absurd.

Pintar dari lahir emang bikin orang iri.

[Sama]

Nakagawa Gumiya. Anak RAJIN dan pintar yang langganan dapet ranking 1. Bukan cuma di kelas 11-B. Paralel juga. Berarti dia yang paling pintar satu angkatan.

Gila.

Otomatis dia jadi tempat bertanya satu kelas.

"Gum! Ini nomer 5 cara ngerjainnya gimana?" Tanya Ted.

"Caranya gini, ini sama ini lu kaliin, terus lu bagi 2, kalo udah ketemu satuannya lu ubah biar sama kayak yang diminta di soal." Jelas Gumiya.

"Ngerti! Ngerti! Makasih!" Ted langsung cabut dengan buku tulis di tangan.

"Oke, sama-sama..."

Lalu Akaito gantian menghampiri meja Gumiya.

"Miya! Ajarin gue nomer 5 dong!"

Gumiya menghela nafas. Dia paling gak suka ngulang penjelasan nomer yang sama.

"Tanya aja sama Ted!"

Saat Akaito sudah berlalu, Gumiya banting meja.

[Gebetan]

"Gumiya... Gimana sih ngerjain nomer 5?"

Gumiya ingin mengamuk lagi, tapi begitu menyadari jika yang bertanya adalah Yuzuki Yukari, sang gebetan yang beruntung mendapatkan hatinya tetapi sayangnya sangat tidak peka, ia tersenyum ganteng.

Tersenyum kalem tapi dalam hati jerit jerit dan doki doki.

"Oke. Sini aku ajarin."

Bagi gebetan, hukum ngamuk tidak berlaku.

[Hilang]

Saat Gumiya sudah tenang dari doki-dokinya, ia baru sadar ada sesuatu yang hilang.

Pulpen favoritnya.

Nampaknya Gumiya tahu pelakunya.

"Miya! Nih pulpen lu! Maap tadi gue lupa bilang kalo pinjem!" Lui nyengir lengkap dengan pulpen warna ijo tintanya item dan hiasan Keroppi di tangannya.

Gumiya merasakan firasat buruk.

Dia meraih pulpen itu, memakainya menulis. Tak ada tinta yang keluar.

Humm, sudah kuduga.

"LUUUUIIIIII! UDAH 5 KALI LU NGABISIN PULPEN GUE! BALIKIN LIMA-LIMANYA COEG!"

Lalu Lui dan Gumiya berolahraga bersama mengitari koridor.

[Kesempatan]

Saat Gumiya dan Lui kejar-kejaran di koridor, murid-murid kelas 11-B mencuri buku tulis kedua orang yang langganan dapat ranking puncak tersebut.

Kalo ada kesempatan, harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

[Tegas]

Saat lagi asyik-asyiknya lari, Lui melihat Meiko sang setan merah.

Lebih tepatnya guru Matematika merangkap wali kelas mereka yang telah dinobatkan sebagai guru ter-KILLER oleh seluruh murid SMA Crypton dan diberi gelar "Setan Merah" oleh siswa-siswi kelas 11-B.

Lui berhenti.

"KETANGKEP LU!" Gumiya nangkep Lui.

"Oi-oi, Gum. Mending kita masuk kelas sekarang deh!" Lui berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Gumiya.

"URUSAN GUE SAMA LU BELOM SELESAI!" Gumiya mendorong Lui. Lui bertahan. Gumiya muter-muter. Lui terhuyung. Gumiya ketarik. Dua-duanya jatoh. Nabrak Meiko. Meiko jatoh.

Tunggu, Meiko? Setan merah?

"NAKAGAWA! HIBIKI! KALIAN NGAPAIN DISINI!?"

"Ma-maaf, Bu..."

Gumiya kicep. Lui mengutuk dalam hati.

"SEKARANG PEL KORIDOR INI!"

Walaupun Meiko tahu kalau Gumiya dan Lui adalah murid andalan di kelasnya, yang bahkan sering dikirim kemana-mana untuk mengikuti olimpiade, tetap tidak ada ampun.

Anak pintar, you have no power here, batin Lui dan Gumiya sambil mengepel lantai dengan berat hati.

[Guru favorit]

Seandainya yang mereka tabrak itu Pak Akira Arsloid, guru penjas yang paling disayang sama semua murid SMA Crypton karena sifatnya yang sangat terlalu baik, jadinya gini :

"Ma-maaf, Pak!"

"Gapapa kok. Di kelas gak ada gurunya, ya? Sana masuk kelas lagi, kerjain tugas."

"Iya, Pak!"

Betapa indahnya dunia seandainya Pak Arsloid jadi wali kelas mereka.

[Stalker]

Ternyata, Lui dan Gumiya punya stalker. Bukan cuma satu, tapi banyak. Tapi mereka tidak menaruh hati pada kedua orang itu. Mereka punya alasan lain.

"Ketua! Dapet gak fotonya?" Tanya seorang gadis dengan mata yang berbeda warna, Yan He.

"Dapat..." Galaco tersenyum penuh kemenangan, memamerkan kamera digital miliknya.

"Nanti yang bagus pasang di mading!" Saran Yan He pada Galaco.

"SIAP! Bilangin ke anggota lain, nanti ada rapat." Ucap Galaco.

Yeah. Klub FUJOSHI. Sungguh nista.

[Ketua]

Sepulang sekolah, Galaco, Yan He, dan beberapa anggota klub nista tersebut sudah berkumpul di kantin, markas mereka.

Walaupun anggota klub itu hanya berjumlah lima orang, klub fujoshi tersebut sudah sangat terkenal karena foto-foto aib nan 'romantis' yang sering mereka suguhkan di mading sekolah.

"Woy! Pilihin foto-foto yang bagus dong! Nanti biar gue bilangin ke Kanon, biar dipajang di mading!" Galaco, sang ketua ekskul, memulai pembicaraan.

"Males ah," Aoki lebih memilih main HP.

"Terserah lu aja," Azuki menguap.

"Terserah lu aja, lu kan ketua," tambah Kiku.

Galaco menghela nafas. Setelah menentukan beberapa foto yang akan diserahkan pada Kanon, Galaco meminta tolong pada para anggotanya untuk mencetak foto-foto aib nan nista itu.

"Oi! Anterin gue ke tempat cetak foto dong!"

Tak ada yang merespon.

"Aoki, tolong guee!" Galaco memohon.

"Ogah. Gue trauma pas lu minta beliin es krim. Lu belum ngebalikin duit gue." Keluh Aoki.

"Azuki?"

"Nanti gue mau ngerjain tugas."

"Kiku?"

"Ga bisa. Mau pergi ama Taito."

"Yan He?"

"Nggak ah. Ntar kena marah emak lagi."

Galaco menghela napas. Emang susah jadi ketua, apa-apa dia yang harus ngurusin.

[Protes]

Keesokan harinya, foto nista Gumiya dan Lui sudah terpasang di mading sekolah. Lengkap dengan caption 'Sang Siswa Peringkat Satu Sudah Ketemu Jodoh!'

Terpampang foto Lui yang sedang dipojokkan ke dinding oleh Gumiya.

Galaco bersyukur Kanon sudah mau menemaninya mencetak foto itu.

"Yah, harusnya bukan foto yang itu yang dipajang."

"Bagusan foto yang ini. Lebih kelihatan romantis."

"Lagian yang itu agak ngeblur."

TWITCH!

Di kepala Galaco numbuh 12 siku-siku. Soalnya di tengah-tengah suara ramai siswa yang ngakak dan siswi yang fangirling-an, serta suara umpatan dari pihak Gumiya, dia mendengar suara protes dari anggota klubnya.

"KATANYA KEMARIN TERSERAH GUE MAU MAJANG YANG MANA!? GAK USAH PROTES LU BERTIGA!" bentak Galaco kepada ketiga anggota klub nistanya itu, lebih tepatnya Kiku, Aoki, dan Azuki.

Kiku, Aoki, dan Azuki kicep.

[Sebulan]

Klub nista ini, alias klub fujoshi, memang melakukan penyiksaan batin bagi para korbannya, lebih parah dari bullying yang dilakukan Neru.

Agar selamat dari sidang BP, mereka hanya beraksi sekali sebulan.

Tak hanya faktor BP, mereka juga sulit nyari foto aib yang romantis.

[Ingat]

4 Desember 2032.

"Haaaaai~!" Miki menyapa teman-temannya dengan ceria.

"Hai, Miki!" Aria membalas sapaannya dengan ceria.

"Kalian ingat tidak, ini hari apa?" Miki senyam-senyum gaje. Pasalnya, hari ini hari ulangtahunnya.

"Emang sekarang tanggal berapa?" Rin mengalihkan pandangan dari bukunya.

"Tanggal 4." Miki nyengir.

"OH IYA! KLUBNYA GALACO PASTI MAJANG FOTO YA'OI DI MADING!" jerit Aria.

"GUE MAU LIAAAAAT!" Rin langsung ngacir ke mading.

"IKUUUUUT!" Aria ngejar Rin. Meninggalkan Miki yang headbang di tembok.

"Oh iya, Miki! HBD ya! Gue liat mading dulu!" Teriak Rin dari kejauhan.

"HBD Mik! Traktir yak!" Aria ikutan teriak.

Miki terharu. Ternyata teman-temannya masih ingat ulang tahunnya, meskipun mereka lebih mementingkan foto aib berbau yaoi.

Tunggu. Yaoi?

"WOOOOY GUE JUGA MAU LIAT FOTONYAAAAA!" Teriak Miki sambil menyusul kedua sahabatnya.

Ah, dasar fujoshi.

.
.
.

MURID'S STORY PART 3 : END!

Continue, stop, or delete?

Thank you for reading, mind to VoMment?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top