Taruhan


Kalau kelas nggak berisik ya berisik banget, setuju apa setuju?

Anak cewe kelas yang anggap aja bisa dikata IPA, bisa dikatakan IPS juga sampai pada ngungsi ke kantin, perpustakaan, lapangan, kelas crush dan lainnya.

Intinya yang tadi pada sepaket satu kelas, sekarang pada jadi eceran karena anak cowo kelas mereka sedang melaksanakan taruhan.

Emang apa sih? Kok heboh banget?

Mari kita telusuri, tak perlu bawa tim karena kita yatim. Eh maksudnya, tidak perlu bawa tim investigasi karena kita tidak punya relasi.

Yang pertama terlihat tuh, ada dua orang cowok. SMA. Iyalah jelas, orang latarnya tentang anak SMA.

Nah, diantara mereka tuh ada meja. Jadi ada satu cowok disisi kanan meja dan satunya lagi disisi kiri. Hmmm, karena masih samar, kita telusuri lagi lebih dalam, walau tak sedalam palung mariana.

Oh, adu panco. Skip ah.

"Aih cemen," ejek Isagi yang hampir bikin Chigiri berencana manjangin rambut seperti Dedi Corbuzier.

Chigiri ambil posisi, sikut tangan kanannya sudah meet up dengan meja tadi. "Maju."

Yang menjadi penonton, tetap jadi penonton. Nagi yang tadi cuman main hp, sekarang ikut nontonin taruhan adu panco ini. Posisinya dia duduk dibelakang, tapi yang main panco pada dimeja guru.

Jadi bagaimana cara dia menonton?

Gampang aja sih, udah hebat zaman ini bro. Udah ada teleskop, kok mau repot nonton dari dekat.

Pas Nagi menonton dari teleskopnya, doi hampir kena gagal jantung. Kaget, ini apa ada bulet item, gede pula, setelah dia memperhatikan dengan lebih seksama. Ternyata itu penutup teleskop belum dia lepas.

Balik ke arena panco, Isagi dan Chigiri sekarang udah mulai beradu. Yang lain manas-manasin sambil bikin tim.

Tim Isagi ada Kunigami, Bachira, Shidou, Aiku.

Tim Chigiri ada Rin, Sae, Kaiser, Reo sama Ness.

Panco semakin panas, soalnya dari tadi tangan para pemain pada ke kanan dan ke kiri, udah kaya naik ke puncak aja.

Kiri kanan ku lihat saja, banyak keluarga cemara.

Udah semenit lewat gada juga yang nyerah, sampai urat tangan pada nongol padahal sebelumnya tangan mereka tergolong lebih feminim daripada tangan cewek asli.

Karena bosan belum ada juga yang menang, Nagi dari arah belakang sana jadi punya ide.

"Yang menang panco, dapat hadiah tunai dari Reo!" Emang teman kaya gini tuh wajib buat dilaporin ke pihak berwajib, tiap ada kesempatan selalu aja dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menyeret teman sendiri.

Suasana didepan pun langsung semakin berisik lagi, Chigiri dan Isagi makin ke kiri kanan kiri kanan kiri kita putar jadi tangannya.

Reo yang namanya kebawa-bawa, ga tau kenapa diam aja. Kebanyakan duit kali ya? Kayanya iya, soalnya yang berisik biasanya sih yang kere.

Dan akhirnya kita mendapatkan sang pemenang, meski curang dikit karena memang sejak awal nggak ada peraturan sih.

Jadi pada saat Isagi hampir menang, si Aiku memberikan sebuah rangkaian kata. "Kalau kalah, ntar niat potong rambut kaya Dedi Corbuzier bakal terjadi beneran loh."

Chigiri masang muka nggak senang. "Masa iya? Lagian cuman ide aja."

Aiku berkata lagi disaat Isagi lagi gilanya buat menang panco, aneh emang padahal Aiku menyatakan diri sebagai tim Isagi. "Loh? Kamu tau nggak kenapa pas kecil rambut Sae seperti dora? Itu karena dia ngide, yang akhirnya dikabulkan Rin beneran."

Sae yang dari tadi diam, diam-diam mengumpat maksudnya, akhirnya membeberkan fakta sebenarnya dibalik rambut dora. "Benar, saya dulu ngide buat potong rambut kaya dora. Adik saya Rin dengar itu, dia pikir saya serius karena dia dulu belum tahu komedi. Malamnya pas saya tidur, dia bawa gunting sambil berpakaian seperti peri gigi."

Chigiri jadi takut setengah hidup dong karena kepikiran rambutnya digunting Isagi.

Saat itulah kekuatan garis 3 milik Rayne Amesh seakan-akan memberkati dirinya, yang membuat meja guru itu berbunyi sebagian saksi kekalahan Isagi pada adu panco kali ini.

"Heh, lo tim siapa sih?" Isagi memasang wajah marah pada Aiku yang kompor.

Padahal sedari tadi dialog mereka kaga ada yang beres, tapi berhasil memicu Chigiri untuk menang.

Sesuaikan kesepakatan yang tidak sempat disepakati, Reo memberikan tunai pada Chigiri.

Tapi, satu kelas kembali gempar. Bukan karena jumlah nominal tunai yang diberikan terlalu besar sampai mengalahkan balance unlimited milik Kanbe Daisuki.

Tapi satu kelas gempar karena, Reo ngasih seribu doang ke Chigiri.

"Jatuh miskin lo?" Inilah kata-kata yang dikeluarkan Bachira pada saat Reo memberikan uang seribu pada Chigiri.

"Sembarangan, lagian tadi cuman hadiah tunai. Itu tunai, nominal kaga disebut." Reo membela diri, walau tidak mengeluarkan kuda-kuda.

Terus meja guru bunyi lagi. Masih lebih nyaring bel pulang sekolah tapi.

Ternyata pelakunya Rin.

Yang lain diam merhatiin, kaget aja Rin mukul meja guru. Biasanya juga mukul sarung tinju ditempat arkade sampai pihak manajemen arkadenya rugi bandar. Soalnya Rin sekali main buat sarung tinju, sarung tinju itu langsung bolong.

Soalnya pas main sarung tinju, Rin sambil nempel foto Sae pas baru balik dari Jekardha.

Iya ya, itu kan momen yang meninggalkan rasa sedih tersendiri.

"INI JUDUL CERITANYA NAMA GUE, TAPI GUE NGGAK DAPET PANGGUNG?! YANG BENER AJA, RUGI DONG?"

Yang lain (Isagi, Chigiri, Bachira, Ness, Kaiser, Reo, Sae, Rin, Nagi, Aiku, Kunigami sama Shidou) langsung melirik ke arah pintu kelas.

Yang menulusuri kejadian tadi jadi diam, padahal dari tadi memang udah diam.

"Iya ya?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top