[Part:2]
Riou langsung menggendong Saburo,"Tidak akan kubiarkan! Sekarang pulang dulu ke rumahku, setelah keadaanmu membaik baru kupulangkan kau ke rumah"ucapnya menolak perkataan Saburo lalu mendudukkan Saburo di atas motor dan mulai melaju ke dalam hutan,Saburo hanya pasrah dan memutuskan untuk diam saja sambil menatap punggung Riou dengan tatapan kosong,'Kuso...harusnya aku tak jatuh hati pada siapapun...ini...sakit...cih'pikirnya sepanjang perjalanan
Sesampainya dirumah,Riou menggendong Saburo dan mendudukkannya di sofa lalu beranjak ke dapur,tak lama kemudian Riou kembali sambil membawa wadah berisi air hangat dan kain,"Permisi"gumamnya sambil membuka pakaian Saburo,"Tenanglah... aku hanya membersihkan tubuhmu sekligus lukamu"bujuknya sambil mengusap wajah Saburo dengan kain yang dibasahi air hangat
Saburo tetap menatap kosong ke sekelilingnya,matanya kemudian berkaca-kaca dan akhirnya satu tetes air mata mengalir dipipinya,"...I...chi...nii...kaa-san..."gumamnya pelan.Riou hanya bisa menggigit bibirnya sendiri untuk menahan tangisnya,dengan cepat ia menyelelesai membersihkan tubuh Saburo,lalu Riou mengenakan kaos putih yang sedikit kebesaran pada Saburo.Ia lalu menempelkan plester kompress pada pipi Saburo yang membengkak,"Gomen..."gumamnya pelan menatap Saburo dengan tatapan sendu,"Hiks..."Saburo menutup mulutnya menahan isakan,"...shine...."gumamnya pelan,Riou kemudian memeluk Saburo sambil berkata,"... ya... kau boleh membunuhku jika kau benar-benar membenciku"
Saburo akhirnya pasrah dan memutuskan menenggelamkan wajahnya dilututnya,"...ichi...nii..."gumamnya menahan isakan,Riou kemudian mengangkat wajah pria dihadapannya dan menatap manik heterocromia milik Saburo,"Saburo..."gumamnya sambil mencium bibir Saburo lembut,beberapa tetes airmata akhirnya turun membasahi wajah Riou
Sabur hanya terus mempasrahkan diri,"Ka..san.."napasnya mulai memburu dan akhirnya ia pingsan,"Huh...? Ya... hari ini begitu berat untukmu, maafkan aku Saburo"ucap Riou sambil menggendong Saburo dan mebaringkannya di atas futon,"Apa yang harus kukatakan pada Ichiro-kun?"tanyanya pada diri sendiri sembari mengelus lembut kepala Saburo.Napas Saburo tetap memburu,ia meremas selimut yang dipakainya keras,"...hiks...hiks..."Saburo pun mulai menangis,"Ichi...nii"igaunya.Riou kembali mengelus kepala Saburo lagi,"Ya... aku hanya merusak hidupmu"gumamnya penuh penyesalan,"R...riou-chan..."igau Saburo lagi,"Hm... nande?"tanya Riou sambil mengusap punggung Saburo
"Aku akan memulangkanmu setelah kau baikan"lanjutnya,"A..aisteiru.."gumamnya sambil memeluk selimut,"Arigatou,Aisteiru mou,cepatlah sembuh"ucap Riou sembari mendekat dan mengecup kening Saburo,ia lalu berbaring disisi Saburo lalu menaikkan selimut hingga nyaris membungkus seluruh tubuh Saburo
Saburo berbalik menghadap Riou lalu memeluknya,"...jangan...pergi...seperti Jiro-nii"Riou langsung membalas pelukan Saburo sambil berkata,"Tidak... aku tidak akan pergi"ia lalu mengecup kening kening Saburo,"Dan ya... aku yakin Jiro akan kembai,tenang saja"lanjutnya sambik mengusap-usap punggung Saburo di balik selimut.Saburo kembali tertidur lelap,namun saat tengah malam,ia mengalami mimpi buruk,sialnya,napasnya kembali memburu akibat mimpi buruk tersebut,"...Hekh...hekh..."Saburo berusaha keras agar dapat bernapas,"Saburo... saburo..."Riou mengguncang tubuh pria disebelahnya agar terbangun,"Doushite?"tanyanya sambil menatap wajah penuh keringat dingin milik Saburo
" Heh...hekh..."Saburo akhirnya terbangun sambil berteriak,"RIOU-SAN!!"ia terengah sambil menatap sekitarnya,mencari pria besar yang kini berstatus sebagai kekasihnya,"Uhuk..hhuk"Sabur terbatuk kecil,Riou kemudian memberikan segelas air hangat sambil bertanya,"Saburo... daijobu?"
"Apa kau baru saja bermimpi buruk?"tanyanya lagi,pelan.Saburo meminum air yang diberikan oleh Riou sedikit lalu meletakkannya disebelahnya dan langsung memeluk pasangannya erat sambil terisak pelan," Tenanglah... aku masih disini"ucapnya untuk menenangkan Saburo lalu membalas pelukannya,"Hei... pernah dengar jika mimpi baik dipendam maka itu akan terjadi, sedangkan mimpi buruk yang diceritakan pasti tidak akan terjadi"ujar Riou sembari membaringkan tubuh di atas futon bersama Saburo ,"Jadi... ceritakanlah"
Saburo masih menangis sesenggukan
"Ya... baiklah... aku tidak akan memaksamu menceritakannya. Jika masih ingin tidur tidurlah... tapi jika kau ingin tetap,terjaga mungkin semangkuk bubur dan herbal tea akan sangat cocok untukmu"gumam Riou lembut pada Saburo.Saburo mengangguk kecil,"Baiklah"gumam Saburo sambil melepas pelukannya," Makan dulu ya..."tawar Riou pada Saburo
" Ergh...ya"angguk Saburo lalu merenggangkan badannya perlahan
Riou menyerahkan semangkuk bubur dan herbal tea hangat kemudian Riou mulai menyendok bubur & meniupnya perlahan,"Aa..."
Saburo membuka mulutnya sedikit unruk memakan bubur yang berada dihadapannya
"Aum... "Riou mulai menyuapi Saburo
"Enak?"tanya Riou sambil menyuapi Saburo,"Un..."gumam Saburo
Riou kembali menyuapi buburnya sampai habis," Hm... Saburo, coba kulihat lukamu "kata Riou sembari membuka plester kompres di pipi Saburo
"..ittai..."Saburo meringis,Riou menatap luka yang awalnya bengkak "Yappari... anak muda memang lebih cepat sembuh daripada pria tua sepertiku" gumam Riou sambik mengusap pipi Saburo yg sudah tidak berbekas lebam
" Umh...wakatta"gumam Saburo sambil menunduk dan meremas selimut,Saburo bertanya,"...Riou-san..."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top