[Part:11]

"Tidak rindu Ichiro?"tanya Riou,"...itu..."Saburo bingung mau jawab apa,masa dia jawab,'Gak'padahal kenyataannya dia kangen?,"Aku akan pulang ke Ikebukuro,tapi tidak kerumahku"jawabnya sambil melirik tasnya,"Hm... baiklah... kemanapun kau pergi aku akan tetap ikut"sahut Riou,"....kau tak boleh ikut,ini...urusanku"tolak Saburo dengan nada datar yang sangat ketara,"Hei... sejak aku bersamamu, urusanmu jadi urusan juga"Riou mengelus kepala Saburo lembut,"Terlebih mengingat situasi dan kondisimu saat ini, sangat tidak memungkinkan jika aku membiarkanmu sendirian"lanjutnya

"Urusanmu jadi urusanku juga"ucap Riou dengan penuh penekanan disetiap perkataannya,Saburo memijat kepalanya sendiri yang mendadak pusing,"Nanti kuantarkan saja alamatnya"kata Saburo dengan nada datar,"Haah...sudahlah,aku yakin aku bisa kok"lanjut Saburo sambil memakai kembali pakaiannya,"Ja ne,mata ashita"ucapnya lalu menyambar tasnya kemudian berjalan keluar,ia segera pergi kestasiun,memesan tiket dan langsung naik ke kereta menuju Ikebukuro,sesampainya di Ikebukuro,ia berjalan keluar sambil sesekali memegangi perutnya yang terasa nyeri,"...ukh...ayolah sedikit lagi"ia berjalan memasuki gang sempit lalu keluar disebuah jalan raya,ia kemudian menyebrang dan masuk ke gedung apartemen mungil disebrang jalan,ia masuk ke lift,lalu turun di lantai 4 lalu masuk kekamar 404 lalu menguncinya dari dalam

Sementara itu,Riou terlihat sedang berusaha menelepon Saburo,"Ayolah... angkat...."gumamnya mulai cemas,Saburo terduduk dilantai lalu meraba saku celananya untuk mencari HPnya lalu mengangkat panggilan dari Riou,"Moshi-moshi,dare ga?"sapa Saburo,"Ini aku... sudah sampai di Ikebukuro?"tanya Riou sambil menyandarkan diri di dinding dapur

"Hah?"Saburo kontan menjauhkan hpnya dari telinganya,"Oh...
Sudah,bentar aku kirimin alamatnya aja ya"ia lalu mematikan panggilan lalu mengirimkan posisinya saat ini,Riou kemudian menerima lokasi Saburo,"Hm... apartemen ya"ia lalu memikirkan sesuatu lalu mengirimkan chat pada Saburo

CrazyCooking:)
Baiklah,nanti aku akan berkunjung,ingat kodeku! Ketukan pintu 3x, dua kali suara batuk, kemudian 2x ketukan pintu setelahny
Selain itu jangan bukalah pintu!

Saburo membaca chatnya lalu membatin,'Ribet anjir'lalu ia membalasnya

Saburokawaii++
Ywdh

CrazyCooking:)
Apa yg kau rencanakan?

Saburokawaii++
Ga ad


"Mampus mampus gimana nih?"gerutu Saburo,"Dasar"

CrazyCooking:)
Sudah kuduga
Tetap di tempat aku akan mengantarkan sesuatu untukmu

Saburokawaii++
Y


"Sembunyiin aja dulu"gumam Saburo sambil menyembunyikan berbagai benda berbahaya dirumahnya kegudang

Tok tok tok
Uhuk uhuk
Tok tok

Riou mengetuk pintu apartemen Saburo tepat setelah Saburo selesai menyembunyikan benda berbahaya,Saburo lalu mengintip lewat jendela,"O...oh"ia laku membuka pintunya,"Uhm...hai?"

"Saya mengantarkan pesanan anda"Riou berbicara dengan suara yang dibuat buat, pakai seragam kerja dari resto makanan cepat saji, menunduk dengan topi yang menutupi matanya,"Silahkan..."ucapnya sambil menyerahkan sekotak besar bento.Saburo langsung memasang wajah kesal lalu menendang tukang kering Riou dengan ganas,"Dasar kau..."

"Uh... aitetete...."erang Riou sambil mengusap bekas tendangan Saburo,
Setidaknya berikan aku tip"ucap Riou nyengir,urat kesabaran Saburo langsung putus,ia menarik Riou masuk lalu menghantamkannya ketembok,"Ngapain kesini?"tanyanya sambil menahan sakit diperutnya,"Riou"

Riou membenturkan dahinya ke dahi Saburo,"Harusnya aku duluan yang bertanya! Kenapa kau kesini tanpa rencana? Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu?Kau pikir aku akan tenang tenang saja mengetahuinya?"tanya Riou balik sambil mengomel,Saburo mengepalkan tangannya yang masih terluka lalu menonjok tembok hingga retak,"Gue kan udah bilang jangan kesini! Gue udah bilang,janc**!"Saburo meringis,"Sesuka lo ajalah"ia melirik bom kecil yang diletakkan diatas meja,'Mampus lupa'batinnya lalu mengambil bom itu lalu meletakkannya digudang,"Huh... sudah kuduga"ucap Riou saat masuk ke gudang,"Terlalu banyak yang kau sembunyikan dariku"ucapnya lagi ketika menarik Saburo keluar dan mendudukkannya di sofa,"Kau belum makan, belum minum obat, belum merawat lukamu. Apa rencanamu mati konyol disini sendiri dan membuatku depresi karena rasa bersalah? Jangan harap!"omel Riou sambil membuka perban di perut Saburo, membersihkan sedikit darah yang mengering di bekas jahitan,lalu mengganti perban di perut Saburo,Saburo memutuskan untuk bersandar disofa lalu menghela napas panjang,"Untung tadi udah disusun rapi"gumamnya sangat pelan,ia lalu meringis kecil,"Sakit..."

"Lebih sakit lagi kalau kamu terlalu banyak gerak dan nggak minum obat"omel Riou sambil membuka bento yang tadi dibawa,"Jadi... makan dulu, kali ini aku tidak memberimu makanan ala rumah sakit yang isinya hanya bubur dan sup"lanjutnya

"Yaudah deh"gumam Saburo lalu memakan bentonya,"Ugh..."erang Riou karena ia mulai merasa pusing,"Habiskan kalau sanggup"lanjutnya lalu tiduran di sofa,Saburo langsung menghabiskan bentonya,"...iya deh"setelah makan,ia meletakkan kotaknya diatas meja,ia melirik kamera mini disetiap sudut ruangan lalu memutuskan tiduran didekat Riou,"Sudah berhari hari tidurku tak nyenyak, mungkin ganti suasana tidak buruk juga"gumam Riou sambil memijat tengkuknya yang sakit sejak kemarin dan masih terpejam,"Ya tidurlah"ucap Saburo dengan nada biasa,"Ada obat tidur juga kok,aku biasa minun 10tab sekaligus"lanjutnya kelewat santai

"Jangan dibiasakan..."ucap Riou lalu menarik kekasih mungilnya kedalam pelukannya,Saburo hanya mengangguk kecil lalu menggigit bibir bawahnya,"Perutku rasanya kayak abis ditonjok"keluhnya,"Ng... maaf"Riou langsung melepas pelukannya,"Apa sakit di bagian luka jahitnya?"tanyanya sambil bangun dan menatap Saburo,"Tidak juga sih"jawab Saburo lalu memeluk pasangannya erat,"Hei... setidaknya katakan bagian mana yang sakit"Riou mengangkat dagu lancip Saburo agar bisa melihat wajahnya

"Tanganku?"

"Hm... yang mana?"

"Yang...hei apa tadi aku menonjok tembok?"tanya Saburo menatap tembok yang retak,"Atau kau yang terhantam? Atau apa?"

"Pffttt.. . Ahaha hahaha.... baiklah baiklah.... aku tau dimana masalahnya"Riou tertawa menatap jari tangan Saburo yang sedikit membiru,"Agak sulit mengendalikan dirimu yang lain"ucapnya sambil nengoleskan krim pereda memar,"Tanganmu tidak berdarah, hanya memar dan linu kan?"tanyanya

"Ehm...ya?Ketawa aja terus"gerutu Saburo lalu tiduran disebelah Riou hingga akhirnya tertidur beneran,paginya Saburo terbangun lalu membersihkan tubuhnya,setelah itu ia memanaskan sup dikulkas,menyusun buku pelajarannya sambil sarapan,pakai sepatu lalu berkata,"Ittekimasu"lalu berangkat kesekolahnya,"Ng... Saburo...."Riou yang terbangun setelah Saburo berangkat celingak celinguk mencari Saburo,"Hm... sekolah ya, ugh... kenapa harus sekarang?"ucapnya sambil mencengkeram kepala yang terasa sakit,'Mungkin tidur lagi aja cukup'pikir Riou lalu berusaha kembali tertidur,sementara itu,sesampainya Saburo disekolahnya,ia kembali dibully habis-habisan oleh teman-temannya,Saburo baru pulang ketika hari sudah hampir tengah malam,"Tadaima"ucapnya sambil melepas sepatu dan berjalan masuk kerumah,ia lalu mencuci mukanya di wastafel,kemudian ia menatap cermin yang merefleksikan wajahnya yang penuh lebam yang cukup mengerikan

"O... okaeri..."sambut Riou yang baru keluar dari bilik shower tanpa atasan dan wajah memerah,"Ugh... siapa lagi yang melakukannya  pa... da..mu?"tanya Riou sambil berjalan ke arah Saburo dengan langkah gontai,"Kamu sakit?"Saburo bertanya balik sambil melirik dari cermin," Bukan siapa-siapa...aku tadi jatuh ditangga disekolah"jawab Saburo lalu menyentuh sudut bibirnya,"...akh"ringisnya pelan,Riou kemudian merangkul Saburo dan memaksanya menatap cermin,"Khawatir kan dirimu dulu, sudah kubilang jangan berbohong di depanku!"omel Riou,ia merasa sangat pusing sampai harus menundukkan kepala di bahu Saburo,"Emh.... ayo obati lukamu"paksanya pada Saburo lalu menuntunnya ke arah sofa dan mulai mengobati luka di wajah Saburo,"Maaf aku tidak membuatkanmu sarapan"Riou berusaha tersenyum dan sedikit mengernyit menahan sakit kepala,Saburo langsung mencengkram dagu Riou keras lalu menjejalkan paksa obat,"Telan atau kupatahkan lehermu"perintah Saburo
"Glup akh... air..."Riou langsung mengambil segelas lemon tea yang sudah ada di meja dan meminumnya,"Uhuk uhuk ehm... ah....Hei... aku tidak butuh obat..."ucapnya sambil menempelkan plester pereda memar di pipi Saburo yang tumben pasrah nggak ngelawan,"Itu obat yang dibeli Saburo khusus buat dia dan aku dipasar gelap"jelas Saburo santai,"Ehm... baiklah... terimakasih
Apa masih ada bagian lain yang sakit?"tanya Riou yang sedang berusaha mengatur nafas senormal mungkin,'Gawat....tubuhku makin terasa panas'batin Riou,"Gak"jawab Saburo sambil mengambil P3K ditasnya,ia lalu mengambil segulung besar perban,setelah itu,ia menaikkan kausnya yang memperlihatkan luka jahit yang terbuka,ia meletakkan perban disisinya lalu mulai menjahitnya ulang tanpa bius sama sekali,"Nggak sakit?"tanya Riou sambil mengambil plester penurun panas dan menempelkannya di dahi,"Biar kubantuUHUK UHUK"tawarnya,"Lo sendiri sakit jan***"umpat Saburo,"Ya nggak lah!"jawabnya ketika selesai menjahit ulang perutnya sendiri lalu memperbannya kemudian lanjut mengobati memar ditubuhnya,Riou sudah beranjak ke dapur,ia sedang memasak air untuk membuat teh,"Ng.... camomile tea... camomile tea... "Riou membuka kresek yang dibawa dan mencari teh yang dimaksud,"Ugh... kenapa nggak ada? Pasti jatuh di sekitar sini"Riou berjalan mengelilingi dapur untuk mencari camomile tea yang hilang sambil memegangi kepalanya,'Semakin nunduk semakin pusing saja...'batinnya,Saburo berjalan ke dapur lalu memungut teh yang terjatuh dilantai,"Riou-san,ini tehnya"ucapnya sambil memberikan teh itu pada Riou,"Uhm...arigatou"gumam Riou lalu menyeduhnya,setelah selesai menyeduhnya,Saburo membawa Riou kekamar lalu membaringkannya dikasur,ia lalu duduk disamping Riou,"Gomenne"ucapnya pelan

Riou meletakkan gelas berisi camomile tea hangat didekatnya,"Ng... harusnya aku yang minta maaf.Bukannya membantumu aku malah merepotkanmu, tapi... tenang saja. Ini hanya efek sisa operasi bulan lalu"ucapnya sambil meraih teh di meja,"Ayo... minum, aku membuatkannya untukmu"tawarnya,"Uh...baiklah"Saburo langsung meminumnya,"Oh ya...kamu emang dioperasi kenapa?"tanya Saburo

"Ah... itu insiden lama"jawab Riou sambil mengusap kepala bagian kanannya,"Hanya luka ringan akibat peluru timah berkaliber 45mm"lanjutnya,Saburo mengangguk kecil,"Oh"ia lalu memeluk bantal dan menggigit bibir bawahnya,"Aku ketoilet sebentar ya"Saburo lalu pergi ketoilet lalu menguncinya

BRAKKK

Riou langsung mengejar Saburo lalu mendobrak pintu kamar mandi,"Ugh... mau... ngapain lagi..???"tanyanya lalu terjatuh ke belakang dengan posisi terduduk,"A-ku... sangat.. tidak suka jika kau... tiba-tiba seperti ini! Jangan... lukai di-rimu... lagi-!"ia mundur dari kamar mandi dan meringkuk di lantai kesakitan,"Argh!!"Saburo berteriak frustasi,"Aku sedang tak membawa apapun tahu!! Aku...aku..."ia lalu menghela napas panjang,keluar kamar mandi lalu menyeret Riou kekasur,"Ergh...bodoh..."gerutunya ketika membaringkan Riou dikasur,ia lalu terduduk dilantai,"Gomen... aku over... pro-tective padamu"Riou memijat kepalanya perlahan,"Aku takut... kau menyakiti dirimu... lagi"lanjutnya,Saburo menunduk dalam lalu menangis dalam diam,Riou mengelus kepala Saburo lembut,"Semua akan baik baik saja, ya... suatu saat"

Saburo memeluk lututnya sendiri,"I hate myself...hiks..."isaknya,ia lalu menghela napas panjang,"Tidurlah...aku mau mandi sebentar"ucapnya beralasan,ia lalu melepas semua benda ditubuhnya kecuali pakaiannya,ia masuk masuk kekamar mandi dan menguncinya dari dalam,kemudian ia menyalakan shower air dingin,melepas pakaiannya kemudian duduk dibawah shower,"Hah..."

Tok tok tok...

Riou mengetuk pintu kamar mandi,"Jangan lama lama... aku juga mau mandi"ucapnya,"Yaa"jawab Saburo setengah berteriak,ia kemudian menangis sejadi-jadinya dibawah shower,Riou yang mendengar suara yang janggal di dalam kamar mandi berkata,"Ah... keluar atau.... aku dobrak?"

"T..tunggu!!"teriak Saburo lalu dengan cepat menyelesakan kegiatan mandinya lalu pakaian dikamar mandi,ia kemudian memakai concealer buat nutupin mata yang sembab,setelah itu barulah ia keluar kamar mandi,"Y..ya?"jawabnya sambil berusaha menormalkan suaranya,Riou menangkup wajah Saburo,"
Kau... menangis?"tanya Riou sambil mengusap kelopak mata Saburo dengan ibu jari,"Kau cukup pintar menyembunyikan mata sembabmu, tapi lihat! Matamu merah dan aku masih bisa merasakan nafasmu yang tidak teratur akibat isakanmu yang nyaris tak terdengar berkat suara shower"jelasnya sambil menunduk lebih dalam,"Katakan apa yang terjadi?"perintahnya,Saburo membuang muka,"T...tidak kok.Aku tidak menangis kok,tadi aku hanya mandi...kok"jawabnya tersenyum manis,"Dan airnya sangat dingin,itu saja"lanjutnya berusaha santai,"Andai kau Pinokio aku yakin panjang hidungmu sudah dapat menyentuh dasar laut Yokohama"ucapnya mencubit hidung Saburo gemas,"Aku sudah baikan, setelah mandi akan kubuatkan kau makan malam"lanjut Riou lalu masuk ke kamar mandi untuk mandi,Saburo cemberut,"Ya baiklah baiklah"gumamnya sambil mendudukkan diri ditepi kasur lalu tersenyum paksa,ia lalu mengeluarkan hpnya yang rusak parah,"Ini hpku yang keberapa?"tanyanya sambil menatap hpnya yang tinggal puing(?) Riou kembali setelah mandi,ia hanya pakai bawahan celana hitamnya,ia membawakan Saburo sandwich lalu meletakan di meja,kemudian ia duduk di belakang Saburo dan mengecup tengkuknya,"Hm... hp mu rusak lagi?"tanyanya sambil menarik Saburo hingga pria mungil itu duduk di pangkuannya,Saburo mengangguk,"Digilas motor"jawabnya tersenyum miris,"Hm... oke, baiklah"Riou lalu mengambil HP dan membukakan aplikasi belanja online,"Pilih sesukamu"ucapnya sambil menyerahkan hpnya kepada Saburo,"Tidak perlu"tolak Saburo sambil mengembalikannya,ia lalu pergi kegudang dan mengambil satu HP yang masih baru,"Huft...ini hp keluaran terbaru"ia menghela napas panjang,"Kalau rusak lagi yaudah mau gamau beli lagi"gumamnya pelan

Riou terlihat mengeluarkan aura hitam bertuliskan

[-Riou cowok gaguna-]

Saburo berbalik lalu menahan tawa kecil,"Ampun...dah"gumamnya lalu memeluk Riou erat,"Ngerasa nggak guna kenapa?"tanyanya lembut,Riou membalas meluk dan menurunkan kepala hingga ke bahu Saburo,"Aku nggak guna... nggak bisa bantu apa apa dan malah ngerepotin aja...."jawabnya masih mengeluarkan aura yang suram.Saburo melepas pelukan,"Oh"ia hanya ber-oh-ria lalu menggertakkan gigi,"Leher atau kepala?"tanyanya sambil menyeringai,"Patah atau retak?"tanyanya lagi,Riou masih memeluk Saburo,aura hitamnya hilang,"Aku minta dispensasi dari kekejamanmu"pinta Riou sambil nduselan dileher Saburo,"Aku baru saja sakit dan ini masih kurang enak badan, jadi... tolonglah...."pintanya setengah memohon,"Ada syaratnya"Saburo memasang senyuman keji,"Berenti nganggep lo itu gaguna...terus lo jangan bilang lo nyusahin dia didepan dia"Riou menghirup aroma dari leher jenjang Saburo,"Hm... oke... gomene"

Saburo kembali melemas dipelukan Riou menandakan kesadarannya berganti,"...ukh?"ia mengerinyit,"Hm... ada apa?"tanya Riou lalu menatap Saburo khawatir,"Gapapa"jawab Saburo sambil tersenyum,"Huh...masa hpku dilempar ketengah jalan sama temen"gerutunya sambil mencebik kesal,"Mana abis itu dihajar lagi"umpatnya melampiaskan kekesalannya,"Huft...tapi aku tak mau Saburo yang lain menghajar mereka"lanjutnya pelan,"Ah... baiklah.... oh sampai kelupaan"Riou 
mengambil sandwich laku menyodorkannya pada Saburo,"Makan..."perintahnya

Saburo langsung menghabiskannya lalu berkata,"Anu...malam ini aku harus begadang"

"Hm... ada tugas yang harus kau selesaikan?"tanya Riou sambil memainkan jari kecil Saburo,"Ya"jawab Saburo,ia mengangguk kecil lalu mengeluarkan note book dari sakunya,kemudian membukanya dan memperlihatkan separuh isi buku yang bertukiskan daftar tugas,"Ini daftar tugasku hari ini"

"Hm... baiklah...."deham Riou lalu memakai kausnya,ia lalu keluar kamar untuk membuat teh melati,kemudian ia kembali sambil membawa nampan berisi satu termos berisi teh, sebuah cangkir, setoples kecil gula batu, juga satu piring penuh cookies,"Akan kutemani dan bantu sebisa mungkin"ucapnya sambil meletakkan nampan di meja lalu duduk di samping Saburo,"Uh makasih"Saburo tersenyum berterima kasih lalu mengeluarkan laptopnya,menyalakannya lalu mulai mengerjakan tugasnya,"...sejujurnya aku ngantuk,tapi sebagian besar tugasku dikumpul besok"keluhnya,Riou mengecup kening Saburo,"Kafein dalam kopi tidak baik bagi anak muda sepertimu
Akan kutambahkan potongan  lemon agar ngantukmu hilang"ucapnya sambil mengambil lemon yang sudah dipotong dan memasukkannya ke dalam cangkir teh Saburo,"Take it"katanya sambil memberikannya pada Saburo,"Makasih"Saburo lalu mencium pipi Riou sekilas,lalu ia lanjut mengerjakan tugasnya

Jam 5 pagi,terlihat seorang Saburo yang kawai++ merenggangkan tubuhnya sambil berkata,"Haah...selesai juga"dan terlihat seorang Riou yang ikemen++ tertidur dengan posisi duduk bersila dan kepala tertunduk dalam,"Zzz.... zz.... zzzz...."dengkurnya,Saburo menyipitkan matanya lalu menyeret tubuh besar Riou kekamar,"Sibongsor ini makan apa sih? Berat..."gerutunya sambil menaikkan Riou kekasur lalu menyelimutinya asal,"Haah...alamat tidur di uks eh tapi...mana bisa aku tidur di uks"gumamnya beranjak pergi kedapur lalu mencuci piring kotor yang agak menumpuk,Riou terbangun sesaat lalu menyusul Saburo yang sedang mengelap tangannya sehabis mencuci piring,ia lalu menggendong Saburo ala karung beras,"Ti... dur!"perintahnya sambil mebaringkan Saburo di atas kasur,ia lalu menahan Saburo dengan satu tangan dan satu kaki yang memenjarakan tubuhmu di atas kasur,"Sekolahmu masuk jam 7 pagi & akan kupastikan kau sudah berada disana 10 menit sebelumnya, have a nice...hoaamm.... dream"ucapnya lalu tertidur

"Ya baiklah terserahmu"gumam Saburo lalu ia langsung jatuh tertidur sambil memeluk pasangannya erat,paginya,terlihat Saburo masih tertidur dengan nyamannya diatas kasurnya,"Hm... little prince, wakeup! The sun is looking for you"ucap Riou sambil mengecup pipi, dahi dan bibir Saburo agar segera bangun,Saburo langsung terbangun,"Ugh..maaf merepotkanmu"erangnya lalu berjalan kekamar mandi sambil memejamkan matanya lalu mandi dengan mata setengah terbuka,ia kemudian keluar dari kamar mandi dengan seragam acak-acakan dan tidak terlihat beraturan,Riou menghampiri Saburo lalu membuka kancing bajunya dengan wajah datar,namun Saburo tetap merasa sangat mengantuk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top