06 |

Dewangga

Aya selalu berhasil membujukku melakukan hal-hal gila. Kali ini mana bisa aku menolak bujukan Aya jika ia sudah tampil begitu menggoda di hadapanku. Kulit Aya yang seputih susu terekspos jelas dan semua area rahasianya terpampang dalam sorotku.

"Let's make it quick," kataku.

Aya akhirnya tersenyum setelah mendengar persetujuanku.

Aku buru-buru melucuti kaos dan celana. Ah, peduli setan dengan sisa peluh sehabis membersihkan rumah. Aku yakin wangi parfumku masih menempel di badan.

Aya segera menghambur memelukku ketika aku menyusulnya di matras. Ia menghujaniku dengan ciuman bertubi-tubi, membabi buta. Milikku yang sudah terbangun menjadi kian menegang akibat perlakuan Aya. Seakan menyadari adikku sudah membesar; Aya pun mendorongku agar berbaring, ia lantas menghampiri milikku dan mengulumnya liar.

Napasku mulai berantakan. Selain itu irama jantungku juga sangat kacau akibat khawatir akan kepulangan Ileana.

"Ehmh, ayo, Sayang." Aku menggeram kepayahan. Apa yang Aya lakukan di bawah sana terasa sangat nikmat. Akan tetapi kami harus melakukannya dengan cepat, bukan? "Masukin," buruku.

Aya menyeringai. Ia justru memperlambat kuluman untuk menyiksaku. Lidah Aya menyusuri tiap inci batangku, lalu menari-nari di ujung kepala licinnya.

"Aya ..." Aku frustrasi dan membenamkan wajah dalam tangkupan telapak tangan. Tiada lagi yang bisa kulakukan selain pasrah dalam penjara kenikmatan dari Soraya Ivona.

[ CUT. BACA UTUH DI KARYAKARSA / BESTORY ]

Sorry, ya, babnya segini dulu.

Buat yang mau baca jalur cepat silakan pindah ke KK atau Besto, ya 🖤 Yuk, traktir Ayana beli tahu bulat 🖤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top