Chapter 38 Rachel Vs Benjamin

Jangan lupa untuk memberikan tip dan Vote untuk menyemangati aku. Terimakasih :)

Hati-hati Typo bertebaran dimana-mana!

Jangan lupa Voment oke guys jangan jadi sider wae wkwkwk 😂😂

^_^ Happy Reading ^_^

-_ Mr. Perfect Alexanders_-

Mata Coklat Rachel menatap terkejut ketika namanya diteriakkan oleh Tristan. Dia tak menyangka jika Tristan bisa berteriak sekencang itu karena pada dasarnya Tristan orang yang tenang, kalem dan pendiam.

Grace yang sebelumnya menjauh dari Rachel langsung ditarik oleh Samuel untuk menjauhi dari tempat yang dijadikan arena perkelahian mendadak itu. Sedangkan Tristan mendekat kearah Rachel dan menarik tangan Rachel seperti yang dilakukan oleh Samuel namun Rachel dengan keras kepalanya dia menggelengkan kepalanya seraya menghentakkan tangan Tristan yang sudah berada di lengannya, dia tidak akan kabur sebelum melawan tuan muda sombong di depannya. Masa, belum berperang namun sudah mengibarkan bendera putih tanda menyerah. Dia bukanlah wanita lemah yang takut karena harus berduel dengan laki-laki.

"Aku tidak pernah mengizinkanmu untuk bertarung atau apapun yang berbau fisik, apalagi kamu harus melawan laki-laki. Tentu saja kamu akan kalah telak dengan dia. Dia pemegang sabuk tertinggi karate. Camkan itu!" Bisik Tristan pada Rachel dengan nada penuh penekanan.

Mendengar bisikan Tristan, Rachel hanya bisa mendengus. Lalu berbisik "Aku tidak akan mundur sebelum berperang, aku tidak sepengecut itu. Ingatkah kau tuan Tristan aku juga pemegang sabuk hitam Taekwondo. Aku tidak akan kalah dengannya" Kini nada bicara Rachel tampak serius dan tajam.

Tristan mendengar itu tampak kesal, Rachel benar-benar tidak bisa di kendalikan. Tristan sangat mengerti tabiat Rachel jika dia ingin sesuatu harus terlaksana tidak ada ucapan tidak untuknya. Tristan menjauh dari jangkauan Rachel dan kini berada di tengah-tengah Rachel dan Ben.

"Baik saya akan memperbolehkan kalian untuk berduel disini. Jika Rachel yang menang Grace tetap berada di sisi kami, sedangkan jika Ben yang menang, Ben berhak untuk menanyakan baik-baik pendapat Grace apakah dia ingin ikut bersamamu atau tidak? Gimana deal?" Ucap Tristan dengan lantang. Di sambut dengan suara sorakan riuh para penonton dadakan, bahkan banyak yang bertepuk tangan memeriahkan pertarungan ada juga yang berteriak ayo! ayo! seakan mengadu domba diantara Rachel dan Benjamin.

"Aku pasti akan menang melawanmu tuan muda sombong. Jika kau berusaha untuk menanyakan apakah kak Grace akan ikut bersamamu, pasti sudah tau kan jawabannya jika kak Grace tidak mau ikut karena tuan muda ini begitu pemaksaan, siapa yang menyukai lelaki pemaksaan sepertimu tuan muda hahaha"  Ucap Rachel dengan percaya diri dengan diakhiri tawa sumbangnya namun matanya menatap tajam kearah Ben.

Tanpa babibu Ben langsung menyerang Rachel ketika Tristan sudah tidak ada lagi di antara mereka.

"Apakah benar kamu akan membiarkan Rachel melawan Benjamin. Rachel akan kalah Tris" Ucap Samuel kini berusaha untuk menenangkan Grace di pelukannya yang sambil menangis.

"Ini berat sebelah karena Rachel bertubuh kecil dan dia perempuan sedangkan lawannya laki-laki yang jauh lebih tinggi darinya" Ucap Chris. Angela pun ikut membenarkan ucapan Chris.

"Apakah dia akan baik-baik saja Tris?" tanya Abigail ibu Tristan. Bahkan David juga menenangkan istrinya yang tampak gelisah  di pelukannya. Abigail tau jika Tristan sekarang sedang ada hubungan dengan gadis kecil yang bertarung di sana. Abigail bukan tipikal orang tua yang melarang anaknya memiliki hubungan yang bukan pilihannya. Jadi dia selalu setuju dengan wanita yang menjadi pilihan Tristan selama wanita itu baik.

"Aku sudah memberitahunya mom, dia begitu keras kepala. Aku tidak pernah menemukan orang sekeras kepala dirinya. Aku sudah memperingati dirinya namun semuanya percuma. Ucapanku selalu diabaikannya. Aku percaya dia bisa melawan Ben karena selama ini dia memperlihatkan ke piawaiannya dalam berkelahi. Aku yakin itu" Ucap Tristan sambil menatap Rachel dengan sendu penuh kekhawatiran tapi yang terlihat hanya sorot mata datar dari mata birunya. Ya jelas dia khawatir jika gadis troublemaker nya kini siap bertarung yang pastinya di tonton oleh semua orang di dalam ballroom ini. Tristan tak ingin Rachel terluka kembali seperti saat misi pencarian Angela waktu di Italia. Dia tak ingin melihat keadaan Rachel bersimbah darah lagi. Ia takut bahkan sangat takut.

Ben memukul kearah dada Rachel namun Rachel bisa menghindari, lalu di balas dengan tendangan kepada pinggang Ben, Ben pun bisa menghindarinya. Setelah tak berapa lama mereka saling memukul, menendang dan menghindar. Pada akhirnya Ben bisa juga untuk membuat Rachel terjatuh tersungkur meninggalkan luka lecet di lutut dan tangannya. Benjamin melihat itu langsung tersenyum puas.

"Masih berani melawanku bocah?" Tantang Benjamin membuat Rachel tersulut api amarah. Bemjamin berusaha untuk merapikan kemeja dan vest yang mulai kusut akibat pertarungannya dengan Rachel serta menepuk-nepuk celana kainnya seakan ada sebutir debu, padahal tidak ada yang kotor dari celananya.

Rachel bangkit sambil membersihkan luka lecetnya. Rasa sakitnya mengalahkan rasa amarah karena di anggap remeh oleh lelaki bermata coklat itu. Rachel langsung menyerang kembali namun Ben bisa berkelit menghindari serangan begitu juga sebaliknya membuat pertarungan kali ini jauh lebih menyeramkan karena Rachel dan Ben sama-sama menyerang selama 15-30 menit.

Saat keduanya berada di posisi awal untuk mengatur nafas karena selama itu mereka sama sekali tidak ada jeda yang ada hanya saling menyerang. Mata coklat itu menatap mata coklat di depannya dengan tajam. Suasana kini semakin tak terkendali karena suara sorakan para pendukung masing-masing pihak menyaring.

Tiba-tiba Rachel mengacungkan sebuh pistol Desert Eagle kearah Ben. Desert Eagle sendiri pistol mematikan buatan dari Israel yang bisa membuat menembus tubuh target. Ukurannya sendiri sekitar 30 sentimeter dengan bobot bisa mencapai 2 kilogram. Jika tembakan di layangkan dari pistol ini meninggalkan suara tembakan yang amat keras.

Beberapa penonton terbelalak kaget dengan aksi Rachel. Yang tadinya banyak suara riuh saling mendukung Rachel dan Ben kini hanya terdengar suara tercekat orang-orang. Bahkan suasana kini tampak mencekam, seakan mendukung pertarungan dua orang yang saling bertatapan.

Ben melihat Rachel mengacungkan pistol yang sepertinya familiar dimatanya. Tangannya meraba saku celananya yang sebelumnya didalamnya ada pistol Desert Eagle namun kini pistol itu berpindah tangan ke Rachel. Sialan!! umpat Ben. Ternyata dalam pertempuran mereka Rachel mengambil pistol itu dari saku celana Ben. Rachel benar-benar cerdas untuk gadis yang berusaha untuk melumpuhkan lawannya. Jelas-jelas kemenangan berada dipihak Ben namun kini beralih pada Rachel. Ben langsung mengangkat kedua tanganya diudara seraya menyerah akan pertarungan diantara mereka.

Rachel tersenyum puas ketika melihat Ben mengibarkan bendera putih. Dia tentu saja tidak hanya menakut-nakuti Ben namun ada hal licik yang berada di kepala cerdas Rachel.

Ben takut, bahkan sangat takut jika Rachel menembakkan pistol itu kearahnya. Rachel memang pandai untuk berkelahi bahkan baru 1 kali Ben menumbangkan Rachel namun hitungannya imbang karena Rachel berhasil melawannya cukup lama bahkan seakan tenaga Rachel tidak ada habisnya. Di sisi lain Ben tidak percaya jika Rachel mahir untuk bermain dengan senjata karena memeng baru kali ini ada yang berani menantangnya apalagi yang menantangnya seorang perempuan. Ben takut jika Rachel malah lebih mencelakakan dirinya atau bahkan bisa membunuhnya seketika dengan pistol mematikan yang diakui oleh dunia.

"Menyerah heh?" Tanya Rachel masih dalam sikap sama yaitu menodongkan pistol itu kearah Ben. Ben membalas tatapan Rachel yang mencemooh itu dengan tatapan dinginnya. Ben ingin semuanya tidak ada terluka termasuk dia dan semua para penonton. Ben berharap tidak ada peluru nyasar yang diciptakan oleh Rachel.

DORRRR!!!!! Suara tembakan yang dilayangkan oleh Rachel setelah pistolnya di kokang. Semua penonton tercengang dengan aksi Rachel karena suara tembakannya terdengar memekakkan telinga. Jelas karena besar suara tembakannya sebesar 2000 joule.

Peluru itu melesat kencang mengenai kemeja navy Ben dan menyayat sedikit bahunya meninggalkan segaris lurus yang mengeluarkan cairan merah kental. Tidak terlalu dalam memang namun darah yang dikeluarkan cukup banyak berbanding terbalik dengan luka sayatan kecil yang tak seberapa.

"TUAN MUDA!" Teriakan para bodyguard mendekat kerah tuan mudanya yang berusaha menutupi luka di bahunya dengan menekankan tangan kirinya pada lengan kanannya yang terluka.

Beberapa bodyguard mengacungkan pistol mereka kearah Rachel dengan posisi memblokade tuan mudanya. Semuanya berada sikap siap menyerang siapapun yang berusaha untuk mencelakakan tuan mudanya.

Dengan gerakan cepat Tristan, Samuel dan Chris serta para tangan kanan mereka Elmer, Kenzo dan Greg turut membentengi Rachel, jangan lupakan jika mereka masing-masing memegang pistol dan mengacungkan kearah Benjamin dan para anteknya, karena kondisi sekarang sudah tidak kondusif maka dari itu mereka harus langsung turun tangan.

"Bisa kah kau sudahi permainan gilamu ini Hel" Bisik Samuel yang mulai kesal dengan Rachel yang berada di belakangnya. Rachel yang memang sudah berbuat curang, karena diawal pertarungan kesepakatannya bertarung menggunakan tangan kosong tidak ada senjata diantara mereka.

Chris pun turut gemas dengan kelakuan Rachel yang di luar dugaannya. Sedangkan Tristan hanya terdiam kaku fokus pada Benjamin di depan sana.

"Dia membuat wajah cantikku terluka, tentu saja aku tidak terima aku tak akan diam." Balas Rachel dengan bisikan. Semua yang membentenginya mendengar pernyataan Rachel. Rachel sama sekali tidak merasa bersalah dan malah acuh dengan ancaman dari para antek Benjamin.

"Dasar lemah, begitu saja sudah langsung di lindungi oleh antek-antekmu. Hahaha. Aku cukup baik kepadamu tuan muda sombong karena aku tidak melukai wajah tampanmu. Biarkan aku saja yang menerima luka di pipiku. Entah aku harus menguras uang seberapa banyak untuk menghilangkan luka ini" Ucap Rachel terdengar keras di seluruh penjuru ballroom membuat beberapa orang pendukung pihak Rachel tertawa keras.

"Bisakah kau diam dan tak membuat suasana lebih kacau lagi" Ucap Tristan dengan nada rendah dan tajam tanpa mengalihkan pandangannya dari Benjamin yang rahangnya mengetat menahan amarah mendengar harga dirinya diinjak oleh gadis tengik itu.

"Tuan muda seharusnya kita bisa pergi dari sini, karena gadis itu berada di bawah perlindungan keluarga Alexanders. Melawan keluarga Alexanders sama saja mengumpankan diri kita pada hiu yang lapar. Apalagi ini adalah acara pernikahan Chris Alexanders. Mohon jangan membuat lebih kacau lagi tuan muda" Ucap tangan kanan nya yang berada di belakang Benjamin. Benar juga apa yang dibicarakan oleh tangan kanannya. Melawan Alexanders sama dengan melawan dunia, apalagi perusahaan Alexanders adalah perusahaan yang sangat berpengaruh di dunia bisnis.

"Baiklah sekarang tarik semua pasukan dan kembali ke mansion sekarang juga" Titah Benjamin lalu meninggalkan ballroom yag suasananya kembali ricuh karena semuanya tidak menyangka jika Benjamin memilih mundur dan meninggalkan arena pertempuran.

-_Mr. Perfect Alexanders_-

Semoga mimin bisa secepatnya update ya. Terimakasih sudah mau menunggu.Mimin udah cepat ni update setiap hari 1 chapter. Mimin usahain secepatnya menyelesaikan cerita ini. Karena rencana mau di jadikan 1 novel dengan 3 pemain utama Chris, Samuel dan Tristan. Bagusnya dibuat Trilogy atau di gabung aja gess. Langsung Komen ya. Aku tunggu ya gess.

Jun-JunFish


Tuesday 6 Sep 22


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top