Chapter 34

Jangan lupa memberikan bintang 5, komen dan tip kepada Author. Terimakasih :)

Maafkan author yang sudah menerlantarkan cerita ini. Karena memang sebelumnya sibuk dengan agenda Ekspedisi Nasional. Jadi mohon maaf atas keterlambatannya :) Luv luv

Hati-hati typo bertebaran dimana-mana!

-_Mr. Perfect Alexanders_-

Suara bisikan orang-orang terdengar bagaikan suara lebah di telinga Angela karena ini sudah terlambat 30 menit dari estimasi waktu dalam undangan yang sudah di sebar. Bahkan Angela sudah cemas setengah mati karena memang nyatanya Marcus sama sekali tidak ada kabar. Jika memang permainan Marcus yang tidak ingin serius dengannya mengapa harus di gagalkan di hari pernikahaan mereka? Jika memang dari awal tidak ingin menikahi Angela mengapa dia selalu bersikeras untuk mengadakan upacara sakral seperti pernikahan seperti ini. Pernikahan bukan ranahnya untuk bermain-main.

"Permisi Miss, ini sudah telat 30 menit. Pernikahan ini harus tetap berjalan. Saya sarankan Miss segera naik ke atas Altar" Kata pegawai WO yang sedari tadi berada di dekat Angela.

Angela memandang pegawai WO itu dengan pandangan tak terbaca. Bahkan kini wajahnya tidak memancarkan kebahagiaan seperti sebelumnya. Wajahnya kini mulai menyayu. Apa yang dia katakan kepada seluruh undangan jika sampai akhir acara Marcus masih belum muncul batang hidungnya. Memikirkan itu saja membuatnya sakit kepala.

Mata hijau itu menatap Grace dan Rachel seakan mengatakan apakah dia harus mengikuti perkataan pegawai WO itu atau bagaimana? Grace dan Rachel pun mengangguk seraya menyiratkan semuanya akan baik-baik saja serta meyakinkan jika Marcus akan datang tak lama lagi. Grace dan Rachel pun memberikan senyuman terbaik untuk menghilangkan kegelisahan Angela bahkan tangan mereka mengusap pelan di kedua tangan Angela.

Tibalah saatnya pintu terbuka dan memperlihatkan Angela yang sangat cantik di balik gaun pengantin berwarna putih bersih. Bahkan Veil yang tebuat dari berlian itu tampak mengkilat dengan kain panjang menjuntai beberapa meter di belakangnya. Bucket bunganya pun berwarna senada dengan pakaian yang digunakan dengan pita berwarna coklat tua.

Konsep pernikahannya adalah outdoor dengan tema berwarna putih dan coklat tua mengesankan kata klasik. Dekorasi yang mewah namun klasik itu memenuhi resort B&B Mondello Resort. Resort ini adalah salah satu resort mewah di Palermo. Seperti yang kita ketahui jika resort ini di khususkan untuk orang yang beruang dan menghabiskan uangnya demi mendapatkan fasilitas terbaik dari resort ini.

Grace dan Rachel berada di samping kanan dan kiri dari Angela, berarti disini Angela yang diapit oleh kedua orang itu. Banyak mata yang terbius akan kecantikan Angela yang begitu natural di balik make up wedding yang natural dan tidak berlebihan. Begitu pula dengan Grace dan Rachel yang tak kalah cantiknya. Keduanya yang menjadi bridal Angela pun tidak melepaskan senyumannya membuat semua orang terpesona dengan ketiga wanita itu. Ingin saja Samuel berteriak agar Grace jangan memberikan senyuman ke sembarang orang dan harus dirinyalah yang diperlihatkan senyum indah itu. Ingin rasanya mengurung Grace ke dalam kamar dan tidak memperbolehkannya keluar agar semua orang tidak bisa melihat keindahan dari Grace.

Angela segera berjalan ketika pintu tersebut sudah terbuka lebar dan memperlihatkan sisi altar yang hanya terdapat pastur di depan mejanya. Matanya sedari tadi tidak menangkap sosok Marcus dimanapun. Namun dengan paksaan Grace dan Rachel menyuruh Angela agar terus tetap berjalan kearah altar. Di belakang mereka terdapat Samuel dan Tristan yang masing-masing memegang bunga persis seperti Angela. Kedua Alexanders itu tampak lucu ketika tubuh sekekar itu menjadi penggiring pengantin apalagi di tangan mereka terdapat bunga, sungguh di luar dugaan. Seorang Alexanders ini tampak seperti bukan mereka seperti biasanya.

Semua tamu terkesiap melihat aura menakjubkan yang berasal dari kelima orang yang berjalan di altar. Bahkan aura ketampanan dari seorang Alexanders benar-benar tidak bisa dipungkiri bagi kaum hawa, nyarisnya semua kaum hawa yang berada di sana menatap terpana ke arah Samuel dan Tristan. Bahkan untuk kaum adam itu menatap takjub kearah Grace dan Rachel yang menggunakan gaun kembar berwarna coklat tua yang imut tampak kontras sekali dengan konsepan bernuansa klasik elegant.

Setelah sampai di depan altar Angela berdiam diri karena Grace, Rachel, Samuel dan Tristan sudah kembali ke tempat duduk. beberapa menit keheningan bahkan tidak ada satupun orang yang berani membuka suara termasuk sang pastor.

Tiba-tiba suara langkah tegas dan jelas di seluruh indera pendengaran. Suasana yang sebelumnya sepi dan sunyi kini kembali bising layaknya dengungan lebah. Seluruh orang saling berbisik dan matanya pun menatap tak percaya dengan apa yang mereka liat saat ini.

Bukannya Marcus yang berjalan kearah altar namun melainkan lelaki bertuxedo coklat tua dengan accessories rantai menghiasi tuxedonya yang menampilkan kesan semi formal. Rambut coklat goldennya bahkan sudah tersisir rapi serta kilauan sepatu pantofelnya mengkilat kala terkena cahaya. Wajah tegasnya kini membuat banyak orang terbengong tak percaya jika sebelumnya seorang Chris Alexanders yang biasanya tidak pernah serapi ini untuk menghadiri acara manapun. Bahkan diacara pertemuan resmi dengan presiden dia tetap menyisir rambutnya dengan kesan badboy.

Senyuman lebar kini tampak di bibir Chris seraya tetap melangkah dan mendekat kearah Angela yang masih bingung dengan semua ini. Mata biru itu menatap sayang dan permintamaafan secara tulus kearah Angela yang masih terbatu tidak bisa menerima suasana seperti ini.

Setelah mendekat kearah Angela, Chris mengambil tangan Angela dan menggenggamnya kuat seakan Chris takut akan kehilangan Angela lagi untuk kesekian kalinya. Mata hijau itu hanya menatap tak percaya dengan kenekatan lelaki yang sekarang notabanenya mantan kekasihnya itu. Sedangkan Chris malah menyunggingkan senyuman puas dan kemenangan kearah Angela dan hanya di balasan dengan pelototan mata tak percaya.

Chris benar-benar gila!

Ia tak habis pikir mengapa Chris melakukan hal senekat ini bahkan mengambil alih tugas Marcus sebagai mempelai pengantin lelaki bahkan lelaki itu sama sekali tidak ada merasa bersalah dan yang ada melainkan senyuman manis terkembang di bibir tebalnya. Ia terlalu sibuk berfikir mengenai pandangan orang-orang kepadanya mengenai informasinya yang menikah dengan Marcus Wesley bukan seorang Chris Alexanders. Jemari lentik Angela kini sudah berada di depan bibir Chris dan Chris pun mendaratkan ciuman kepada tangan kecil yang di rindukannya.

Beberapa wanita yang melihat kejadian live itu langsung berjengit kaget. Mereka tidak menyangka jika seorang Chris Alexanders sebegitu romantisnya dengan lawan jenisnya.

Pastor yang sedari tadi hanya melihat gerak gerik Angela dan Chris kini berdehem. Membuyarkan keromatisan Chris yang di tayangkan secara live di publik.

"Apakah mempelai wanita sudah siap?" Tanya sang pastor kini mentap kearah Angela yang wajahnya tertutup veil. Angela mengangguk mengikuti alur yang di ciptakan oleh Chris. Dia ingin sekali menjadi gila kali ini. Ia seharusnya yang hari ini menikah dengan Marcus dan kini pernikahan itu batal dan di gantikan dengan pernikahannya dengan seorang Chris Alexanders. Sangat di luar perkiraan.

Pastor itu tersenyum dan melihat kearah Chris dan menanyakan hal yang sama yang pastinya di jawab dengan anggukan penuh semangat oleh Chris Alexanders.

Sebelum pastor itu berbicara mengenai sumpah sakral pernikahan, Angela menyeletuk. "Kau culik Marcus kemana. Kami semuanya mencarinya" Bisik Angela sambil berusaha tersenyum di depan umum. Berbanding terbalik dengan hatinya yang kesal, sedah, kaget dan tak percaya akan kenekatan seorang Alexanders. Ingatkan dia, jika dia tidak akan berani bermacam-macam dengan keturunan Alexanders.

"Dia sudah kupastikan tetap aman. Hari ini bisa ku pastikan jika ini adalah Hari terbahagiamu" Mata biru itu menatap serius kearah mata Hijau. Senyuman lebarnya membuat persendian Angela melemas bahkan wangi musk maskulin dari Chris membuat Angela merasa betah berdekatan dengan Chris.

Pikiran Angela seketika blank, tidak bisa berfikir apapun. Sumpah serapah dan pertanyaan yang sedari muncul di kepalanya seketika menguap ketika melihat tatapan memuja dari Chris ditujukan untuknya. Kemana keberanian Angela yang dari tadi ingin memberontak jika pernikahan mereka ini salah. Seharusnya kini pernikahannya bersama Marcus bukan dengan lelaki yang ia pernah cintai dan kini tetap mencintainya namun egonya yang sebesar gaban itu tidak dia tunjukkan kepada siapapun termasuk dengan Marcus dan Adam orang terdekatnya.

-_Mr. Perfect Alexanders_-

Cahaya temaran berasal dari lampu watt kecil di dalam mobil van hitam kelam yang jaraknya lumayan jauh dari B&B Resort tempat upacara sakral oleh Angela dan Chris.

Lelaki berjas coklat tua itu ini berusaha menggerakkan badannya namun semua terasa sia-sia terutama untuk kedua tangannya yang posisi saat ini sedang terikat di belakang tubuhnya.

"Kan sudah ku bilang. Seharusnya kau tidak perlu bersusah payah untuk menyembunyikan Angela, apalagi dengan mudahnya kamu menyetujui permintaanku yang berusaha menyembunyikan Angela dari Chris. Tentu saja aku lebih berpihak ke keluarga walaupun dia menjadi orang yang bersalah. Disini aku membantumu karena ingin Chris cepat menyesal dengan pilihannya. Di lain sisi kamu sendiri tidak sabar untuk menjadi suami Angel dan menjadi ayah pengganti untuk baby Carl, sedangkan Chris juga butuh waktu untuk sadar dari kesalahannya. Tapi aku juga berterimakasih kepadamu karena acara pernikahanmu ini membuat Chris tersadar dan menggagalkan pernikahanmu" Kini suara dingin Tristan terdengar dari kursi samping pengemudi. Bahkan Tristan sudah melipat tangannya di depan dada di balik keremangan yang menyelimuti mereka.

"Ja...Jadi bagaimana pernikahanku sekarang" Kini Marcus tampak bingung, kecewa dan percaya jika Alexanders lah yang menggagalkan pernikahannya dengan gadis impiannya. Mata hitam itu menyorotkan kesakitan dan kekecewaan kearah Tristan di depannya. Bahunya pun merosot ketika terdengar suara bariton Samuel membelah keheningan. "Sudah ku katakan jangan pernah bermain-main dengan seorang Alexanders. Apakah ultimatumku yang terakhir kalinya kau melupukannya. Jangan karena kita sekutu untuk menyembunyikan Angela dari Chris jadi kamu merasa aman. Ingatkah jika kartu as mu sudah lama berada di tangan kami"

Suara Samuel memberat dan membuat Marcus yang mendengarkannya langsung menggigil penuh kengerian.

"Aku bisa saja membuatmu bangkrut dalam sekejap. Melaporkanmu kepada pihak berwajib mengenai kasus penggelapan dana terlalu mudah untukmu. Apakah kau sudah mengetahui jika kami sudah memegang kartu as mu yang paling besar" Senyum miring tercetak di bibir Samuelberbayang ketika sang pemilik suara itu menghadap kearah Marcus.

Awalnya Marcus tampak santai saja jika permasalahan penggelapan dana itu. Ia terlalu biasa untuk suap menyuap kepolisian serta kejaksaan yang menangani kasusnya. Ini bukan pertama kalinya dirinya sudah tertangkap karena penggelapan dana.

Mata hitam yang sebelumnya mencemooh sedetik kemudian menatap penuh ketakutan kearah Samuel. Apakah rahasia yang hanya di ketahui oleh dirinya sendiri sudah diketahui Samuel dan Tristan. Marcus menggelengkan kepalanya jika yang dipikirkan bukanlah yang diketahui Samuel.

Seketika melihat respon Marcus, Samuel dan Tristan tertawa kencang. Suara tawanya begitu menakutkan di telinga Marcus.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top