Chapter 31

FYI, Jika author udah mengupdate chapter namun belum di publish berarti masih dalam tinjauan Editor. Jadwal libur Editor itu di weekend, Sabtu dan Minggu jadi kemungkinan akan di publish di hari seninnya. Thanks :)

Jangan lupa memberikan bintang 5, komen dan tip kepada Author. Terimakasih :)

Hati-hati typo bertebaran dimana-mana!

-_Mr. Perfect Alexanders_-

Bayi laki-laki itu tampak imut di balik balutan selimut berwarna biru muda. Mata bulat berwarna biru itu membius siapa saja yang melihat bayi itu. Mata itu terbuka menatap orang yang sedang menggendongnya, bayi itu tampak bahagia karena sesekali suaranya keluar saat menatap orang yang menggendongnya tak lupa pula jika bayi itu memiliki lesung pipi dalam di kedua pipi gembulnya. Setiap orang yang melihat bayi itu mungkin ingin langsung mencubit pipinya karena bayi itu sangat-sangat menggemaskan.

"Apa nama yang di berikan pada anakmu?" Tristan yang kini berdiri di samping tempat tidur Angela bersama dengan Rachel yang berada di sampingnya.

Angela menggeleng pelan, memang pada kenyataannya dia tidak menyiapkan nama untuk bayinya. Saat bayinya berada di dalam kandungannya dia berinteraksi dengan panggilan baby  saja.

"Aku belum sempat menyiapkan nama namun aku hanya ingin jika anak itu menggunakan marga Alexanders. Walaupun Chris masih belum bisa menerima anaknya namun Chris adalah ayah kandung dari baby itu" Jelas Angela.

Tristan hanya mengangguk membenarkan keinginan terbaik Angela sedangkan Marcus dan Adam yang sudah dari tadi menemani persalinan Angela tampak tidak rela jika bayinya akan diberikan nama belakang Alexanders. Sebegitu baik hatinya Angela, walaupun Chris membenci kehadiran bayi itu namun Angela tetap mengakui jika Chris adalah ayah biologis bayinya.

"Kakak baik-baik saja? Maaf aku tidak bisa membantu persalinan kakak karena aku calon dokter umum bukan dokter obgyn, aku mengetahui bagaimana persalinan namun aku bukan profesor yang bisa langsung menangani persalinan"Sesalnya Rachel. Tangan Rachel kini menggenggam tangan Angela seraya berusaha untuk menguatkan. Angela membalas dengan anggukan kepalanya seraya tersenyum seakan mengatakan jika dirinya sekarang sudah baik-baik saja.

Awalnya memang dia tidak baik-baik saja, kontraksi sebelum melahirkan baby begitu luar biasa sakitnya. Bahkan selama proses pembukaan demi pembukaan terasa begitu menyakitkan tak lupa jika Marcus, Adam dan Ren lah yang menjadi korban kekerasan Angela. Mereka ber-3 tak lepas dari Angela karena Angela ingin menyalurkan kesakitan yang dialaminya. Jambakan, cakaran serta teriakan dialami oleh ketiga lelaki dewasa mungkin membuat mereka trauma. Baju Marcus yang sudah kusut sana sini akibat genggaman Angela, jangan melupakan jika rambutnya juga menjadi korban Angela. Banyak cakaran yang diterima Adam di beberapa bagian yang dihadiahkan oleh Angela. Serta Ren yang telinganya terasa tuli, saat Angela berteriak, meraung kesakitan.

Bahkan dokter yang menangani Angela terkekeh geli ketika melihat ketiganya secara bersamaan  melawan kekuatann new super mom Angela. 3 lawan 1, bahkan ketiganya kewalahan melawan Angela, berusaha untuk menangkannya namun itu semua mustahil yang ada Angela berteriak katika mengalami kontraksi, kedua tangannya menjambak dan mencakar apapun yang bisa digapainya.

"Bagimana dengan Carl Felix Alexanders artinya laki-laki yang kuat dan memiliki keberuntungan" Ucap Tristan sambil tersenyum lebar membayangkan betapa tampannya bayi kecil di pelukan suster itu. Ia sangat percaya dengan hasil keturunan Chris dan Angela jika bayi kecil itu jika dewasa pasti menjadi most wanted. Kecilnya saja sudah sangat tampan apalagi jika besar. Bahkan membuat Tristan menggelengkan kepala membayangkan itu. Chris yang di gilai banyak wanita dan Angela yang benar-benar extraordinary. Benar-benar kombinasi yang begitu menakjubkan.

Angela hanya mengangguk, mengiyakan saran nama dari Tristan. Nama yang cukup baik. Sedangkan Adam dan Marcus menghela nafas karena berusaha untuk menghormati keputusan besar Angela demi baby Carl.

Baby Carl diserahkan kepada Angela untuk mendapatkan asi pertamanya. Dengan naluri keibuannya dia menyusukan asi pada baby Carl. Semua lelaki disana memerah menahan malu karena baru kali ini mereka melihat secara langsung ibu menyusui. Serempak Adam, Marcus dan Ren langsung membalikkan badan sedangkan Tristan langsung melangkah pergi keluar ruang inap Angela. Pemandangan yang begitu mengejutkan bagi lelaki belum menikah seperti mereka.

Rachel yang melihat ke awkward-an di ruangan ini langsung tertawa nyaring bahkan menertawakan Adam yang wajahnya semakin lama semakin memerah.

Tiba-tiba suara ketukan pintu ruangan inap Angela, memperlihatkan sosok Eric yang membawa sebucket bunga dan paperbag mini di tangan lainnya. Seperti biasa Eric datang dengan senyuman hangatnya, namun di balik senyuman hangat itu terdapat kesadisan tersembunyi.

Eric mendekat kearah Angela, namun langkahnya tertahan oleh tubuh kecil Rachel.

"ERIC TUTUP MATAMU!" Teriak Rachel sambil berusaha menutupi mata Eric yang jauh di jangkau oleh tangan minimalisnya. "Kau tidak boleh melihat kak Angela yang sedang menyusui baby Carl!" Teriaknya lagi. Masih dengan keadaan panik Rachel menutup mata Eric membuatnya hingga melompat-lompat karena berusaha menutup mata Eric sedangkan Eric memiliki tubuh jangkung dan bisa melihat apa yang sedang dilakukan Angela sekarang.

Akhirnya Eric diam menuruti kemauan Rachel dan Rachel bisa menutup dengan pasti mata Eric. Angela melihat semuanya malah terkekeh kecil begitu pula dengan suster yang di samping Angela.

"Ini sus" Angela menyerahkan kembali baby Carl kepada suster dan suster itu berlalu pergi.

"Sudah" Ucap Angela dengan menahan tawanya. Ia masih bisa melihat sisa kemerahan di wajah Adam, Marcus dan Ren. Sedangkan Eric tampak biasa saja. Rachel pun langsung menarik tangannya dari wajah Eric.

Eric mendekat kearah Angela dan memberikan sebucket bunga yang dari tadi di genggamnya.

"Selamat atas lahirnya baby, ini hadiah kecil untuk baby. Jika ingin hadiah yang lain bisa katakan kepadaku" Ini yang di jengkelkan oleh Rachel pada Eric, dia tipikal yang tidak sadar telah menyombongkan kekayaannya. Angela membalas dengan senyuman.

"Terimakasih sudah mampir kesini. Baby Carl baru saja di bawa suster jadi kamu belum bisa melihat wajahnya. Maaf ya" Sesal Angela.

"Tidak apa-apa" Eric kini tersenyum manis kepada Angela. "Aku akan pergi, pamanku sedang menungguku di luar" Ucap Eric lagi. Setelah itu Eric pergi meninggalkan ruang inap Angela.

"Kau benar-benar luar biasa Bree" Ucap Adam sambil menghela napas, lalu duduk di sofa bersampingan dengan Marcus yang sudah dari tadi berbaring disana.

"Kenapa kak?" Tanya Angela dengan polos.

"Kekuatanmu sungguh mengalahkan 3 laki-laki, benar-benar luar biasa" Lelah Adam. Marcus di sampingnya menatap Angela dan menganggukkan kepalanya.

"Jangan lagi kau melahirkan jika membuat semua orang yang menunggumu tersiksa" Kini Adam sudah menselonjorkan kakinya diatas meja.

"Ya sudah, kakak tidak perlu mengurusku lagi" Rajuk Angela sambil menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

-_Mr. Perfect Alexanders_-

Beberapa kali lelaki itu mengacak rambutnya, entah mengapa kali ini dia merasa resah. Seperti sesuatu yang tidak membuatnya nyaman, entah apa itu ia juga tidak tau. Bahkan di tangan kanannya sudah terselip rokok namun tidak juga menghilangkan rasa tak nyamannya itu. Lelaki itu berjalan mendekat balkon seraya menikmati udara siang hari ini. Bahkan tangannya sudah memegang pagar balkon menatap aktivitas orang-orang di bawah sana dari lantai 40.

Suara ketukan 2 pasang sepatu itu mengarah kearahnya. Membuat Chris waspada dan menunggu sosok yang mendekat kearahnya.

"Maaf Mr. Saya sudah melarang Mr. Samuel untuk mengganggu anda, namun beliau tetap bersikeras untuk bertemu dengan anda" Ucap Sera sekretaris Chris dengn takut-takut. Karena dia juga takut dengan Chris sebagai atasannya dan Samuel yang juga menjabat sebagai atasannya walaupun tidak secara langsung. Sera hanya ingin mencari aman dan jika bisa jangan sampai di pecat, dia terlalu nyaman dengan pekerjaannya sekarang.

"Biarkan saja dan kau pergilah" Usir Chris tanpa menatap Samuel yang semakin mendekat kearahnya.

Setelah Samuel berada bersampingan dengan Chris, lalu berkata "Chris anak Tristan sudah lahir dan anaknya sangat tampan" Cerita Samuel. Chris tidak menggubris dan tetap melanjutkan aktifitasnya yaitu menikmati pemandangan dari balkon dan menghisap rokok. Nikotin adalah obat yang akhir-akhir ini diperlukan karena membuatnya tenang.

"Apa kau ingin melihatnya? Baby nya begitu menggemaskan" Samuel kemudian mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto baby Carl. Di dalam foto itu baby Carl sedang tersenyum lebar memperlihatkan lesung pipinya yang berada di kedua pipi gembulnya.

Chris menatap gambar bayi dengan mata birunya yang siap menenggelamkan siapapun yang melihatnya. Tanpa sadar Chris pun membalas senyum bayi yang di katakan oleh Samuel jika itu adalah anak Tristan. Chris terlihat gila karena dia tersenyum walaupun bayi itu tidak akan mungkin membalas senyumannya. Entah mengapa kali ini dia sangat menyukai anak Tristan, baru kali ini juga dia merasa akrab dengan bayi. Biasanya dia tidak pernah perduli dengan anak kecil tapi lebih cenderung tidak menyukai anak kecil. Ia sangat tidak suka mendengar rengekannya, tangisannya dan anak kecil menjadi biang kerepotan dari orang dewasa.

"Namanya Carl Felix Alexanders" Samuel menarik ponselnya dan memandang foto baby Carl yang begitu imut, membuatnya tertular senyum dari gambar sang bayi.

"Dimana sekarang Tristan?" Tanya Chris.

"Entah ada di mana dia, aku juga tidak diberitahu" Sanggah Samuel yang seakan tidak tahu, padahal Samuel pun turut mengikuti permintaan Tristan untuk melindungi Angela dari Chris. Tujuan kedua sepupu Chris itu agar menyadarkan jika Angela dan anaknya yang sekarang penting bagi Chris. Padahal setelah peninggalan Angela, Chris selalu uring-uringan. Lebih sering marah-marah tanpa alasan, apalagi setiap orang yang membicarakan Angela dia langsung naik pitam. Sebegitu besar pengaruh Angela dalam hidupnya. Egonya terlalu tinggi untuk melawan hatinya.

-_Mr. Perfect Alexanders_-

Beberapa bulan kemudian.

"ANGEELLLL!!!" Teriak gadis berambut pirang pasir itu berteriak dari pintu sedangkan orang yang diteriakkan namanya berada di dapur. Suara gadis berambut pirang itu begitu menggelegar, membuat siapapun yang mendengar teriakannya mengeluh jika telinganya sakit.

"KEMARILAH, AKU DI DAPUR SEDANG MEMBUAT SARAPAN" Balas Angela sambil mengaduk sup  untuk makan pagi mereka.

Grace, gadis yang memanggil Angela tadi adalah Grace. Semenjak kepindahan Angela baru kali ini Grace mengunjunginya bersama Samuel yang tampak gagah dengan pakaian casualnya. Melihat kedua sahabat itu sudah bertemu, dia memutuskan untuk bergabung dengan Marcus dan Ren yeng entah dimana saat ini.

Setiap kali Grace merengek ingin bertemu dengan Angela dengan sabarnya Samuel memberitahukan jika pada saat yang tepat dia berjanji akan menemukan Grace dengan Angela. Sebelumnya, Samuel menahan Grace untuk mendatangi Angela karena ia hanya takut Chris bisa melacak keberadaan Angela melalui Grace, maka dari itu Samuel menahan Grace agar patuh dan mendengarkan penjelasannya. Ini dilakukan pun demi kebaikan Angela. Kali ini ia mempertemukan kedua sahabat itu karena kabarnya Chris sedang melakukan perjalanan bisnis ke Afrika Selatan dalam jangka waktu 2 minggu. 2 Minggu waktu yang cukup untuk Grace bertemu kangen dengan sahabatnya.]

"Mana baby Carl?" Tanya Grace melihat kearah sekitar. Tentu saja tidak menemukan apa yang di cari karena disini dapur bukan kamar Angela.

"Dia ada di dalam kamar bersama Marcus dan Ren" Ucap Angela sambil mengangkat masakannya dan dihidangkan di meja makan.

Menu sarapannya telah jadi.

Tangan Angela dengan lihai melepas sarung tangan masak, apron yang melengket ditubuhnya. Lalu melepas ikatan rambutnya yang digunakan agar rambutnya tidak mengganggu acara memasaknya.

"Aku dengar kau akan menikah?" Tanya Grace. Angela yang mendengar itu langsung tersedak ludahnya sendiri.

"Iya aku akan menikah" Jawab Angela pendek.

"Dengan Chris?" Tanya Grace. Angela hanya tersenyum tipis, lalu menggelengkan kepalanya.

"Aku menikah dengan Marcus" Ucap Angela lagi.

"Sudah bisa ku tebak. Apakah kau sudah memikirkannya matang-matang keputusanmu" Tangan Grace sudah mengelus pundak sahabatnya.

"Kapan akan digelar pesta penikahannya?" Tanya Grace lagi.

"Mungkin minggu depan, bahkan minggu ini sudah hampir 80% untuk dekorasinya dan sudah menyebarkan undangan ke relasi Marcus dan Adam" Ucap Angela menahan tangis yang selama ini di tahan.

"Bahkan Adam sangat menyetujuinya alasan salah satunya karena Carl harus memiliki ayah, dia membutuhkan ayah apalagi di dalam pertumbuhan anak harus di lingkupi kasih sayang dari kedua orang tuanya. Alasan lain Adam merestui, karena mulai dari kecil aku dan Marcus sudah di jodohkan. Marcus adalah teman bermainku bersama Adam. Daddyku dan ayah Marcus setuju menjodohkanku dengan Marcus" Akhirnya Angela mengeluarkan uneg-uneg di hatinya. Hanya Grace yang dia inginkan untuk mendengarkan keluh kesahnya. Hanya Grace yang mengetahui apapun yang ada di dalam diri Angela. Grace sangat tahui jika Angela memiliki perasaan yang sama seperti dulu yaitu ia masih mencintai Chris. Bahkan dengan kehadiran Marcus di hidupnya tidak menggoyahkan cinta Angela pada Chris. Padahal setiap apapun yang dibutuhkan Angela, Marcus selalu siap sedia seakan menjadi suami dan ayah yang baik serta siap siaga apapun untuk kebutuhan mereka. Bahkan kadang kala Marcus yang mengurus baby Carl. Mulai dari memandikan, memberi makan serta mengganti popoknya. Semua sudah di lakukan Marcus agar menarik perhatian Angela. Tapi tidak bagi Angela, dia tidak bisa memberikan cintanya pada Marcus, dihatinya masih terisi untuk Chris tidak sama sekali ada orang yang berhak untuk mengisinya.

-_Mr. Perfect Alexanders_-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top