CHAPTER 27

Hati-hati Typo bertebaran dimana-mana!

Jangan lupa Voment oke guys jangan jadi sider wae wkwkwk 😂😂

^_^ Happy Reading ^_^

-_ Mr. Perfect Alexanders_-

"Cepat-cepatlah sembuh" Bisik Adam. Pemilik suara itu seraya mengusap pelan rambut auburn Angela yang masih tertidur. Usapan itu mengganggu tidur Angela membuatnya bangun dan mendelik kesal kearah kearah Adam.

"ADAM!!" Jerit kesal Angela. "Jangan menggangguku!" Ucap Angela sambil menepis tangan Adam yang masih di rambutnya.

"Kenapa hmmm?" Suara lembut Adam menciutkan amarah Angela yang barusan saja meledak.

Angela tidak menghiraukan Adam dan langsung menarik selimutnya dan kembali menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut menandakan ia sedang tidak ingin diganggu. "Jangan ganggu aku ADAM!"

Bukannya kesal dengan tingkah laku adiknya melainkan hanya terkekeh senang jika adiknya seperti itu.

Adam membuka selimut Angela dan berkata. "Kau sudah ditunggu oleh Ayah di ruangannya". Adam berusaha untuk menarik tangan Angela agar Angela segera bangun dan menemui ayah mereka.

"Aku malas, nanti saja" Angela ingin menarik selimutnya namun di tahan oleh Adam. "Bangun sekarang atau harus aku yang mandikan?" Tanya Adam sambil mengancam Angela. Angela menghela napas dan langsung melangkah ke kamar mandi tanpa mendebat Adam kembali. Adam hanya tersenyum puas karena adiknya begitu lugu dan penurut.

Setelah mandi dan menggunakan pakaian, Angela langsung datang ke kamar Adam. Karena ia tidak mengetahui ruangan kerja ayahnya. Ia juga tak ingin membuat tubuhnya lelah karena harus berkeliling mencari ruangan yang tak diketahui di mansion begitu besar dan megahnya.

"Adam!!" Seru Angela sambil mengetuk pintu kamar Adam dengan keras. Sudah lewat beberapa menit orang yang di carinya tak kunjung datang. Handle pintu kamar Adam juga terkunci membuat Angela tidak bisa masuk.

"CEPAT BUKA PINTUNYA ATAU KU DOBRAK!" Teriak Angela dengan kesal. Badan mungil Angela sudah dalam posisi mendobrak.

1 Langkah

2 Langkah

3 Langkah sudah mendekat kearah pintu, pada saat yang bersamaan pula Adam membuka pintu membuat Angela terjatuh.

"Ish!!" Kesal Angela sambil menatap Adam sengit dan kesal. Lalu ia bangkit tanpa di bantu Adam. Kakak macam apa ini melihat adiknya jatuh bukannya di bantu malah hanya di lihat saja dengan senyuman menggelikan yang di tunjukkannya.

"Uhhhh adikku yang manis" Gemas Adam sambil mencubit dan memutar-mutarkan pipi chubby Angela. Angelalangsung menepis tangan Adam dan jalan menuju keluar kamar.

"Daddy sudah menunggu kita di ruangannya. Dia tak sabar menunggu kedatanganmu" Kini tangan Adam merangkul Angela yang masih kesal dengan Adam.

"Sudah-sudah jangan ngambek nanti cepat tua loh. Senyum dulu dong" Ucap Adam kini menarik di kedua ujung bibir Angela membentuk senyuman. Tanpa ada rasa kesal lagi Angela tersenyum, karena kelakuan kakaknya yang benar-benar manis.

Tanpa terasa langkah mereka sudah sampai di depan pintu besar berwarna kecoklatan berbahan dasar kayu oak.

Adam sudah beberapa kali mengetuk pintu ayahnya namun tidak ada sahutan. Beberapa menit berlalu pun masih tidak ada jawaban dari dalam. Akhirnya Adam dan Angela memutuskan untuk membuka pintu dan mengintip di sela-sela pintu.

Pemandangan di dalamnya membuat Angela dan Adam kaget. Disana ada Abraham bersama dengan wanita yang sangat jauh lebih muda sedang melakukan kegiatan panas diatas meja kerja Abraham. Disana terlihat Abraham dengan cepat menggagahi wanita muda tersebut. Wanita yang menjadi kencan kilat Abraham tampak puas, lemas dan menyukai apa yang dilakukan oleh Abraham.

Nyeri di kepala Angela tiba-tiba menyerangnya. Tubuhnya tampak hampir terjatuh namun Adam langsung menopang Angela.

"Ada apa?" Tanya Adam berusaha membangkitkan Angela sambil menahan bobot tubuh Angela.

Angela menggelengkan kepalanya seraya memegang kepalanya yang semakin lama semakin menyakitkan.

Sekelebat bayangan persis apa yang dilakukan oleh Abraham itu mengingatkan dirinya dengan kejadian yang tidak diingat, tapi dia tidak bisa di pastikan karena dia juga tidak terlalu mengingatnya. Melihat Abraham dengan wanita itu terasa seperti menyakitkan.

Ada apa ini denganku? Batin Angela sambil mengenyahkan pikirannya yang menganggap kejadian Abraham tampak pernah terjadi. Sedangkan dirinya pun baru kali ini kembali menemui Abraham. Memikirkan semuanya membuat kepalanya bertambah sakit.

Melihat adiknya hampir saja terjatuh yang kedua kalinya, Adam langsung menggendong Angela masuk ke dalam ruangan Abraham.

Di dalamnya Abraham kaget melihat kehadiran kedua anaknya. Segera dia merapikan pakaiannya dan menyuruh perempuan itu keluar dari ruangan.

Setelah kepergian perempuan itu karena Abraham mengusir perempuan itu dan pakaian Abraham sudah kembali di rapikan, Abraham tersenyum melihat kedua kakak beradik itu tampak dekat walaupun sudah terpisah belasan tahun.

"Welcome back home my little daughter" Ucap Abraham sambil merentangkan tangannya. Angela tersenyum dan masuk kedalam pelukan Abraham. Senyum tulus tak pernah pudar dari bibir Abraham ketika dirinya masih bisa memeluk anak perempuannya.

Adam mulai mendekat kearah daddy nya yang sedang melepas rindu dengan adiknya.

"Daddy seharusnya mandi aku membenci bau orang setelah having sex " Ujar Adam sambil menghendus-hendus aroma tubuh ayahnya yang beraroma amis tidak terlalu menyenangkan.

"Oke-oke daddy akan mandi" Jawab Abraham sambil melepaskan pelukannya kepada Angela.

"Kami tetap menunggu disini" Ucap Adam sambil duduk di sofa tamu yang terletak ditengah ruangan.

Setelah itu Abraham pergi membersihkan dirinya di kamar mandi yang terletak di dalam ruangan kerja ini.

Adam menawarkan Angela untuk minum teh namun Angela menolak dan ingin berkeliling melihat barang-barang yang ada di ruangan Abraham. Ruangan dengan nuansa abu-abu dan coklat itu menonjolkan kesan klasik. Mulai dari guci-guci besar, pigura bergambar pemandangan dan gambaran abstrak tampak menarik perhatian Angela.

Langkah Angela menuju pigura besar di pojok ruangan nyaris hampir tidak terlihat karena cahaya ruangan kerja Abraham tidak sampai mengenai pigura itu. Membuat bingkai foto itu terasa suram dan kelam, terlihat dari debu tebal yang mengelilingi bingkai berwarna emas itu bertanda jarang di bersihkan dan tak terawat.

Mata hijau itu menatap pigura di balik keremangan. Di balik pigura itu terdapat foto dengan keluarga bahagia. Abraham yang lebih muda nan gagah tersenyum kearah kamera sedang menggendong bayi berumur 1 tahun bermata hijau yang tampak cantik dengan pakaian serba pink tak lupa pula dengan bandana berwarna senada di sampingnya terdapat perempuan cantik bermata coklat sambil menggenggam tangan laki-laki kecil yang memperlihatkan gigi ompongnya sehingga menimbulkan kesan imut dan lucu.

Itu semua gambaran keluarga Nelson dikala Angela dan Adam masih kecil. Keluarga harmonis idaman orang-orang, namun semuanya berbanding terbalik. Semua itu hanya settingan dan realitanya keluarga Nelson bukan baik seperti pandangan orang. Kenyataannya Abraham tipe orang yang suka bermain dengan sekretarisnya, untuk Ama adalah orang yang hypersex apalagi dia menyukai anak-anak muda yang dijadikan teman bermainnya. Jangan lupakan jika Ama orang yang sangat senang bermain dengan teman-teman sehobinya. Kalian semua pasti tau pasti tentang hobi yang dimaksudkan disini. Sedangkan untuk Adam sendiri bisa di bilang lumayan menyukai kegiatan dewasa namun tidak terlalu kecanduan seperti kedua orang tuanya karena dia harus membagi waktu untuk pekerjaannya dan kebutuhan biologisnya. Bisa di bilang Adam orang yang 50 50 mengenai hal itu.

Angela memandangi dengan seksama wajah Abraham ketika muda, setiap berusaha untuk mengingatnya namun membuatnya semakin sakit kepala. Ada apa ini? Apakah ada sangkut pautnya dengan Abraham.

Mata hijau itu kembali mengamati kesekitar. Matanya menatap dengan penasaran kearah meja yang tadi digunakan Abraham untuk menggagahi wanita cantik yang tak di kenalinya. Namun mengapa otaknya memerintahkan dirinya untuk melihat meja itu. Itu hanya meja biasa. Kenapa otaknya selalu memikirkan hal yang tidak penting. Untuk apa mengingat meja? pikir Angela kalut.

Kakinya tanpa sadar mendekat kearah meja yang menjadi pusat perhatiannya. Tangannya memegang ujung dari lampu baca diatas meja.

Flashback ON

Seorang gadis kecil itu mengintip kearah ruangan besar. Disana terdapat daddy nya yang tengah bersiuman panas dengan seorang wanita berpakaian kemeja dan rok pendek atau lebih tepatnya sangat pendek mungkin saja bisa memperlihatkan celana dalam wanita itu. Tangan daddy nya mulai merambat dari paha ke pusat inti perempuan itu membuat sang empu melenguh nikmat.

Gadis kecil bermata biru itu tanpa sadar menangis tanpa suara melihat penghianatan daddy nya kepada mommy nya. Apa karena daddy seperti ini yang membuat mommy melakukan hal yang sama. Gadis itu bukan anak kecil yang tidak mengerti apa yang di lakukan orang dewasa seperti halnya yang dilihat saat ini. Kemarin Gadis itu mendapati jika mommy nya bersama teman-temannya sedang bermain-main dengan seorang anak laki-laki muda mungkin seumuran dengan kakaknya Adam. Reaksi tubuhnya bukan menjerit atau menangis histeris namun melainkan hanya menangis tanpa suara seperti saat ini yang dilakukan ketika melihat daddy nya juga sama. Dimana seharusnya yang dilakukan oleh kedua orang tuanya bukan seperti ini. Daddy yang bersama sekretarisnya dan mommy nya bersama dengan anak muda. Gadis itu tau jika semua itu salah namun harus bagaimana dia bisa mengembalikan ke harmonisan kedua orang tuanya seperti dahulu. Ia tidak buta karena memang kedua orang tuanya salah di dalam hubungan yang tidak benar.

Mengingat mommy nya kemarin melakukan hal yang sama dengan daddy nya sekarang membuat Angela berteriak histeris di cela pintu ruangan Abraham. Tidak bisa menahan tangis lagi karena sudah terlalu kecewa dengan kedua orang tuanya. Tangan mungil itu menutupi telinganya kala mendengar kembali desahan menjijikkan yang dikeluarkan oleh wanita yang sudah di gagahi daddy nya.

Tanpa ada rasa takut, Angela membanting pintu dan masuk ke dalam ruangan kerja daddy nya, mendekati kedua insan yang dilanda gairah memuncak. Hal itu membuat Angela kecil marah.

Tangan mungil Angela langsung menarik rambut perempuan itu hingga beberapa helainya menyangkul di kepalan tangan Angela karena terlalu kuat tarikan dari Angela kecil. Wanita itu berkali-kali berteriak minta rambutnya segera di lepaskan namun dengan tatapan Angela benci, marah, kesal membuat wanita itu terbungkam tak berkutik.

Abraham yang merasa terganggu aktifitasnya langsung menarik rambut Angela dan kedua tangannya agar tak mengganggu kegiatan menuntaskan birahi pada wanita-nya?

Bukan meraung kesakitan karena di jambak rambutnya serta tangannya yang di tarik paksa yang mungkin akan meninggalkan jejak kebiruan. Namun Angela hanya dia dan menatap dingin kearah ayahnya yang masih dalam keadaan naked. 

"Anak sialan!!" Marah Abraham sambil mendorong Angela masuk ke dalam kamar mandi.

"Kau sudah berani membangkangku! sudah berani menggangguku!" Tangan kanan Abraham kini melayang dipipi putih Angela hingga meninggalkan jejak kemerahan. Kekuatan tamparan Abraham sangat menyakitkan apalagi dengan usia muda Angela pasti lebih menyakitkan.

Angela masih menahan kekecewaannya, dia hanya bisa menampilkan wajah tetap dingin dan benci karena hanya itu yang membuat dirinya bisa memberanikan diri melawan ayahnya yang memang sudah salah dari awal.

Tangan Abraham menyalakan shower air dingin hingga mengenai tubuh Angela. Angela tak percaya jika daddy nya secepat itu berubah karena selama ini daddy nya selalu memanjakannya bahkan tidak pernah sama sekali daddy nya melakukan kekerasan kepadanya. Namun kali ini? ini sungguh keterlaluan.

"Anak seperti kamu itu tidak bisa di banggakan. Apa yang bisa di banggakan dari anak manja yang selalu merengek minta ini dan itu. Semua uang yang kamu gunakan itu uang dariku. Dan kali ini kamu sudah mengganggu aktifitasku. Sialan!" Di akhir umpatan Abraham, Abraham menampar kembali pipi kanan Angela kecil. Cukup puas untuk menyakiti anaknya.

Angela menangis namun tersamarkan oleh rintikan air dari shower. Berusaha tetap berani untuk menatap tajam kearah mata Abraham penuh dengan kebencian.

"Aku bertanya pada daddy, apa yang daddy lakukan dengan wanita itu adalah bentuk kekesalan daddy pada mommy yang memulai perselingkuhan kan?" Nada dingin Angela yang keluar membuat Abraham terbelalak kaget, bagaimana gadis seusia kecil bisa mengerti arti dari perselingkuhan. Secepat kilat Abraham langsung mengubah raut wajahnya yang dari terkejut kembali ke marah.

"Kalau sudah tau mengapa kau bertanya bocah tengik! Itu semua karena mommy mu lah yang memulainya. Berani-beraninya dia bermain di belakangku apalagi dengan anak laki-laki muda yang menjadi korbannya bersama teman-temannya" Teriak marah Abraham tak terkontrol.

"Aku disini hanya ingin daddy dan mommy kembali seperti dulu. Apa itu susah?"  Suara pelan menyayat hati dari Angela yang selama ini ingin sekali di bicarakan namun tidak mengetahui harus berbicara dengan siapa.

Abraham bukannya tersentuh oleh omongan dari Angela, malah melainkan tersenyum miring mengejek Angela. "Kau hanya anak kecil yang tidak mengetahui urusan orang dewasa. Terlalu sulit untuk di cerna oleh otak kecilmu" Tangan Abraham kini beberapa kali menoyor kepala Angela keras. Angela hanya diam dan tidak menggubris jika ayahnya menyakitinya. Hubungan kedua orang tuanya lah yang lebih penting diatas semuanya.

"Kau pasti diajarkan oleh mommy mu itu untuk bersikap tidak sopan kepada orang tua kan? Cepat ngaku! Dasar anak tidak tau diri! Oh jangan bilang kau akan mengikuti jejak mommy mu yang kamu banggakan dengan menjadi jalang HAHAHA!"  Tawa tanpa perasaan dari Abraham membangkitkan bulu kuduk Angela karena dia tau Abraham kini sudah sangat marah besar. Abraham lebih marah dari sebelumnya, tanpa di sadari tangannya membenturkan kepala Angela ke dinding kamar mandi hingga membuat lautan darah bergabung menjadi satu dengan air shower yang masih di nyalakan. Tanpa rasa bersalah Abraham keluar dari kamar mandi meninggal Angela dengan kesadaran yang mulai menurun.

Jika aku akan mati aku tidak papa tuhan, asalkan mommy dan daddy kembali bersatu. rintih Angela di tengah kesadaran yang mulai menghilang. Tubuhnya pun menggigil hebat karena guyuran air masih membasahi tubuhnya.

Tuhan tolong kabulkan permintaan terakhirku Lirih Angela kecil sambil memeluk tubuhnya menciptakan rasa hangat walupun semuanya terasa sia-sia.

Di kesadaran yang semakin menipis matanya melihat sekelibat anak lelaki seumuran dengan kakaknya menghampirinya. Mata biru itu menyiratkan kepanikan yang luar biasa. Kedua tangan anak itu mengguncang tubuh Angela agar Angela tetap sadar namun semuanya terasa terlambat karena Angela mulai mengantuk.

"Kau tidak boleh meninggal seperti ini" 

Hanya suara itu yang terakhir Angela ingat. Setelah itu semuanya hanya buram dan hitam seakan tidak ada kehidupan. Apakah ini yang disebut kematian. Hanya ada warna hitam di matanya, tidak sedikit pun ada cahaya.

Flashback OFF

Ingatan itu kembali membuat Angela mengerang kesakitan sambil memegang kepalanya. Apa itu semua? Mengapa itu terasa nyata? Siapa anak lelaki bermata biru yang menolongnya?

Disaat yang bersamaan Abraham baru saja keluar dari kamar mandi, spontan membuat Angela menjerit lalu berlari menuju pojokan ruangan. Mulutnya berteriak histeris sambil menutup telinganya.

"Jangan pukul aku. Kumohon" Badan Angela bergetar ketakutan, bahkan air matanya sudah membanjiri seluruh permukaan wajahnya. 

Melihat adiknya ketakutan tanpa sebab membuat Adam mendekat kearah Angela.

"Ada apa denganmu?" Kini Adam mulai panik barusaha memeluk adiknya agar lebih tenang. Abraham mulai mendekat kearah keduanya, tidak mengerti mengapa tiba-tiba Angela seperti itu.

"Jangan Mendekat!!!" Teriak Angela sambil menggerakkan tangannya menyuruh Abraham tidak mendekat.

"Ada apa hmm?" Tanya Adam kini sudah menarik Angela kedalam pelukannya.

"Dia pernah menyiksaku" Tunjuk Angela kearah Abraham dengan takut, bahkan matanya tak berani melihat langsung kearah Abraham. Sosok Abraham begitu menakutkan baginya.

Seketika Angela menjerit ketika Abraham baru saja mendekat kearahnya. Abraham tak percaya dengan apa yang dilihatnya, mengapa Angela menjadi seperti orang yang tidak waras seperti ini. Apakah Angela kembali mengingat tentang kejadian masa lalu.

-_Mr. Perfect Alexanders_-

"Ada apa ini dad, mengapa Aubree menjadi begini!" Kini amarah Adam ditujukan pada daddy nya, karena merasa tidak mengatahui apapun diantara Angela dengan Abraham.

"Aku harus mengejar Aubree" Adam hendak mulai berlari namun tangannya ditahan oleh Abraham. "Lepaskan aku, aku akan mengejar Aubree!" Adam menyentak tangan Abraham.

"Dia akan di kejar oleh Marcus" Ucap Abraham masih berusaha untuk tenang. Adam yang tidak mengerti dengan perkataan daddy nya hanya mengernyit heran.

"Tadi ada Marcus kesini untuk mendatangi Aubree, dia sedari tadi menunggu kita di ruang tamu" Kata Abraham.

"Jadi tidak perlu mengejar, pasti aku yakin kamu lebih memilih untuk mendengarkan kejadian yang membuat Aubree seperti itu saat melihatku" Lanjut Abraham dengan pelan namun ia tahu, disini ia harus tegar saat menceritakan semuanya kepada anak lelaki satu-satunya. Mau tidak mau, suka tidak suka semuanya harus di jalani.

Adam pun mengangguk dan kembali duduk di sofa sedangkan Abraham berada di sofa seberangnya.

Mulailah cerita itu mengalir dari mulut Abraham mulai dari perselingkuhan Ama lalu ke perselingkuhannya dengan sekretarisnya. Kemudian beberapa kali Angela mendapati dirinya berhubungan badan dengan sekretarisnya ternyata membuat Angela muak dan kesal. Anak kecil itu bahkah sudah mengerti arti dari perselingkuhan. Sudah tau jika hubungan kedua orang tuanya tidak harmonis. Untuk final dari kengerian yang dilakukan oleh Abraham yaitu membenturkan kepala kecil Angela ke tembok hingga Angela kritis. Dan parahnya meninggalkan Angela dalam keadaan kedinginann karena air kucuran dari shower bahkan tak pernah berhenti mengenai tubuh Angela kecil.

"Aku tau jika itu adalah kesalahanku terbesar. Bahkan membuat dirinya psikisnya terganggu dan trauma berat. Tapi aku harus bagaimana lagi, dia sudah terlanjur membenciku. Dulu bahkan hanya melihatku saja dia histeris lebih parah dari sekarang. Aku tau saat ini dia tidak bisa memaafkan daddy nya namun itu adalah karma yang harus aku terima. Seperti yang kamu tau jika ada namanya karma tabur tuai. Apa yang ku tabur itulah yang akan ku tuai. Aku menabur kesakitan pada Aubree kini aku juga yang sakit ketika Aubree selalu menujukku jika aku adalah orang jahat" Terang Abraham.

"Pada saat aku kehilangan Aubree aku tidak perduli dengan semua itu, karena aku terlanjur kecewa kepada Ama karena Ama begitu mudahnya untuk melakukan perselingkuhan di balik sifat baiknya kepada kalian. Bahkan mulai saat itu aku lebih sering bermain wanita dan minum-minum. Kau bisa mengatakanku jika aku benar-benar brengsek, tapi itu memang nyatanya. Aku bahkan mulai tidak menjadi suami sekaligus daddy yang baik untuk kedua anakku. Dengan teganya aku menelantarkan kalian. Daddy ingat saat itu kamu sudah bersekolah di Senior High School di Paris, yang pastinya kamu sedang tidak ada disini." Sambung Abraham

"Aku selalu menceritakan kepadamu jika keluarga kita baik-baik saja agar kamu tetap tenang sampai lulus kuliah. Pada saat kamu sudah kembali ke New York, aku membuat alasan dengan akal-akalanku jika Aubree hilang di culik namun itu semua tidak benar. Maafkan daddy yang sudah berbohong padamu. Aku dan mommy mu sudah menyetujui jika Aubree akan di rawat oleh Charlotte Syklar seperti yang mungkin kamu ketahui jika Charlotte adalah kakak dari mommy mu" Jelas Abraham lagi.

"Lanjutkan" Ucap Adam masih dengan seksama mendengarkan cerita dari Abraham.

"Setelah Charlotte setuju untuk merawat Aubree, mommy mu menjaminkan seluruh kebutuhan Aubree agar tetap berkecukupan. Karena psikis Aubree terganggu membuat mommy mu mengambil keputusan untuk melakukan hipnoterapy agar melupakan kejadian buruk. Mommy mu mengambil keputusan itu dengan sangat berat. Karena harus merelakan jika daddy, mommy dan kamu harus di lupakan. Karena kamu dan mommy mu lah yang orang terdekatku dan pasti akan mengingatkan kepadaku, di sisi lain karena kesehatan Aubree yang semakin menurun juga. Tidak ingin makan, minum ataupun berbicara dengan orang lain. Yang dilakukan oleh Aubree hanya berteriak histeris di pojokan kamar bahkan setiap ada laki-laki mendekat dia selalu lebih histeris meneriakkan 'jangan pukul aku!' Kadang kala ia selalu berdiam diri di pojok kamar tanpa melakukan apapun kecuali terdiam bagai tak ada nyawa. Itu membuatku sedikit tersentil karena akulah yang menyebabkan itu semua"

"Yang aku tau jika Charlotte dan Aubree pindah entah kemana membuatku kehilangan jejak, bahkan beberapa deterktif yang ku sewa tidak bisa mendeteksi keberadaan Charlotte dan Aubree hingga akhirnya kau menemukan Aubree kembali. info yang kudapatkan jika Charlotte meninggal karena gagal jantung. Aku menyesali semua perbuatanku, maafkan daddy" Hembusan nafas lelah Abraham membuat Adam memakluminya jika sudah menjadi masa lalu tidak bisa di ubah lagi. Yang bisa dilakukan nya hanya memperbaiki agar tidak ada kesalahan yang sama.

"Tapi bagaimana bisa ingatan Angela bisa kembali jika dia sendiri di bawah pengaruh Hypnoterapy" Gumam Adam sambil mengelus janggut tipisnya karena sudah jarang bercukur. Sekedar merawat diri pun sudah tak sempat.

"Yang daddy ingat dari penjelasan dokter, Hypoterapy bisa membangkitkan kembali ingatannya jika ada orang, barang atau apapun yang membuatnya kesakitan akan suatu hal dan bersangkutan dengan ingatan yang harus paksa untuk di tidurkan. Kamu bisa melihat seluruh ruangan ini bukan?" Tanya Abraham sambil mengamati keseluruhan ruangannya.

Adam membalasnya dengan mengangguk. Ia sudah terlalu sering keruangan ayahnya hingga dia bisa hapal setiap riancian barang yang berada di ruangan ini.

"Meja ini" Abraham memegang pinggiran meja kayu  kuat yang sudah berumur puluhan tahu yang sama sekali tidak pernah di ganti karena memang mejanya terbuat dari bahan kayu dengan kualitas terbaik. Sedangkan Adam masih terus melihat setiap pergerakan apapun yang dilakukan oleh Abraham.

"Meja ini yang pertama kali yang dilihat oleh Aubree saat aku tengah bersetubuh dengan sekretarisku. Salah satu kelakuan ku yang membuat Aubree tergoncang psikisnya. Namun yang paling parah memang saat aku memukulinya di kamar mandi itu, meninggalkan dia di dalam dalam keadaan kritis. Aku mengingat persis jika anak lelaki yang dijadikan boneka seks Ama dan teman-temannya itu berhasil menyelamatkan Aubree yang hampir mati hipotermia karena perbuatan laknatku" Sesal Abraham dengan lesu sambil menyandarkan kepalanya pada punggung kursi kebesarannya.

Angela memutuskan untuk menjauh dari mansion megah keluarga Nelson. Ia hanya bisa berlari menjauhi tempat kejadian buruk masa kecilnya. Kepalanya terasa sakit akibat terlalu banyak menangis di tambah lagi memory otaknya entah mengapa bisa mengingat kembali masa lalunya.

Kakinya terus melangkah entah kemana. Bahkan dia sudah tidak berpikiran untuk menggunakan alas kaki, sepatunya sudah ditinggalkan di mansion.

"Aubree!! Ms. Skylar!!" Teriak dua lelaki tampan mengejar Angela dari belakang. Mata hijau itu melihat kearah sumber suara. Disana terlihat Ren dan Marcus sedang berlari mendekatinya. Angela tidak memperdulikan panggilan keduanya yang berulang kali memanggil namanya.

Kakinya semakin cepat berlari menghindari keduanya, ia pun berlari semakin kencang. Hingga pada akhirnya Marcus dan Ren berhasil mengejar Angela. Kedua lekai tampan itu tampak ngos-ngosan berusaha untuk menetralkan pernapasannya yang memendek akibat mengejar Angela dengan seluruh tenaga mereka.

"Ini pakailah" Ucap Marcus menaruh sendal bulu rumahan berwarna hitam di aspal dan memakaikannya di kedua kaki Angela.

"Nona, mengapa anda berlari. Tidak kasihankah pada janin yang anda kandung. Harus ikut ngos-ngosan karena mommy nya berlari" Ucap Ren yang kali ini di dengarkan oleh Angela.

Tangan mungilnya menyentuh perutnya yang terasa sedikit membuncit, walaupun tidak terlalu nampak tapi dia bisa merasakan kehadiran janinnya bagian tubuhnya. Ia bahkan sudah menghapus air matanya yang meninggalkan jejak di pipinya. Berusaha untuk tegar demi anaknya. Aura positif yang di keluarkan Ren kini sungguh berefek kepada Angela, hingga membuat Angela kembali tersenyum lebar kearah kedua lelaki di hadapannya. Benar-benar moodswing ibu hamil begitu mengejutkan. beberapa detik yang lalu baru saja Angela menangis namun sekarang sudah tersenyum.

"ACUSSS!!!!" Teriak Angela dengan riang dan kini sudah memeluk erat Marcus yang masih kaku dan terlalu terkejut untuk menerima perlakuan manis Angela yang begi tu mendadak.

Walaupun Marcus masih kaget dengan cepat dia meneria pelukan Angela, bahkan tangannya kini mengusap punggung Angela dengan sayang. Melihat itu Ren hanya meninggalkan segaris senyuman tipis karena Angela dengan mudahnya dipengaruhi apalagi dengan embel-embel bayinya, ia pasti secepat kilat mendengarkan apapun demi kebaikan bayinya. Benar-benar calon ibu idaman.

"Kau sudah mengingatku?" Tanya Marcus menjauhkan badannya namun membuat mereka saling berhadapan.

Tanpa bicara pun Angela membalas dengan anggukan, Marcus yang mengerti dengan baha isyarat Angela hanya tersenyum senang. Bahkan ia pun sudah melayangkan ciuman-ciuman kecil pada kening Angela.

"Aku senang mendengar berita baik ini" Marcus kemabli untuk memeluk Angela dengan erat sakan tidak ada waktu esok untuk mereka berdua. Hati Marcus begitu bahagia kali ini. Ia tidak yakin awalnya jika Angela adalah 'teman' bermainnya yang selalu memakai bando pink. Bocah yang dulunya sering di ganggu oleh dia dan Adam kini tumbuh menjadi wanita cantik dengan paras yang begitu menggoda kaum adam.

"Tuan, nona mari kita pulang" Suaran memecahkan keheningan dikala Marcus dan Angela sudah cukup lama berpelukan tanpa bersuara.

Angela mendengar itu langsung menggeleng keras. Ia tak ingin kembali melihat orang yang menyakitinya walau sekalipun itu adalah dadddy nya sendiri, ia tidak sudi. Daddy macam apa yang menerlantarkan anaknya, bermain gila dengan wanit lain di hadapannya dan yang paling gila lagi daddy nya lah di balik ketakutannya selama ini.

Marcus lalu mengambil ponselnya dan menelpon seseorang dengan masih posisi berpelukan dengan Angela.

"Bagaimana apakah ada saran. Aku tak yakin dengan pilihanku karena dengan mudah Chris bisa melacak seluruh properti yang dimiliki oleh Wesley Company" Ucap Marcus dengan orang di seberang telpon. Tampak ada sahutan dari lawan bicara nya, Marcus hanya memjawab.Oke dan baik saja.

"Mari bersiap-siap kita akan pergi" Ucap Marcus sambil menggandeng Angela. Namun Angela menahan tangan Marcus. Dia butuh informasi yang jelas dari Marcus, seperti mereka akan kemana, mereka akan menggunakan apa? dan lain sebagainya. Pertanyaan Angela yang tercokol sedari tadi di dalam otaknya.

"Kita akan ke Italia sekarang" Ucap Marcus dengan nada otoriternya.

-_Mr. Perfect Alexanders_-

Sorry Ges baru di perbaiki soalnya baru nyadar disini gak terlalu jelas padahal lagi menjelaskan tentang Flashback karena kemarin baru author pindah dari Finnovel ke Wattpad lagi. Thanks Guyssss.

08/9/22


Jun-JunFish

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top