Chapter 24
Hati-hati Typo bertebaran dimana-mana!
Jangan lupa Voment oke guys jangan jadi sider wae wkwkwk 😂😂
^_^ Happy Reading ^_^
-_ Mr. Perfect Alexanders_-
Disinilah Angela sekarang berada, di ruangan besar yang disulap menjadi megah karena ruangan ini digunakan untuk acara ulang tahun pemilik mansion ini. Nuansa mewah berwarna pastel dan hitam yang sangat elegan.
Ia sedikit risih dan tak menyukai tempat ramai, bahkan dia lebih memilih untuk di kamarnya dan membaca semua novel kesukaannya.
Angela tampak cantik dengan gaun selutut berwarna soft blue tanpa lengan. Tidak ada sapuan make up berlebih pada Angela, membuat Angela sangat cantik dengan wajah naturalnya. Bahkan bibir pinknya hanya berbalutkan lipgloss. Jangan lupakan tentang kaki kanannya yang di gips membuat kecantikan dia tidak berkurang. Karena kakinya yang patah membuatnya duduk diatas kursi roda. Angela merasa tak terlalu kuat ketika harus banyak melangkah.
"Apakah kau sudah bertemu Chris hari ini?" Tanya Angela pada lelaki di belakangnya yang selalu setia mendorong kursi rodanya kemanapun jika Angela berpergian.
Lelaki itu menggeleng pelan. Lelaki yang seumuran dengannya tampak tampan dengan tuxedo hitam dengan beberapa accesories rantai di beberapa bagian tuxedonya.
Angela menghela nafas lelah. Ia sedikit kecewa ketika Chris mulai kemarin tidak menemuinya hingga saat ini. Terakhir Angela menemui Chris saat Chris datang bersama dokter Alvin yang mengecek kondisinya. Setelah itu Chris bahkan tidak pernah menampakkan batang hidungnya.
Hatinya sedih karena Angela tau sepertinya Chris menolak kehadiran anak di kandungannya, terlihat dari gelagat saat sebelum pergi dan tak pernah terlihat lagi. Ia pasti kecewa pada Angela. Ibu mana yang tidak sedih jika ayah dari anaknya bahkan menolak kehadiran anak kandungnya. Memikirkan itu dadanya terasa nyeri menyakitkan. Ia selalu berpikiran positif seperti kata Grace yang meyakinkan dirinya jika Chris hanya memerlukan waktu berfikir untuk menerima sepenuhnya anak di kandungan Angela.
Mengenai lelaki sebaya dengan Angela di belakangnya, itu adalah Ren. Ren lah yang menjadi orang yang selalu membantunya ketika melakukan apapun, mengantar kemanapun dan kapanpun. Ren seperti babysitter Angela selama Angela masih sakit. Awalnya Angela kaget mengapa ada Ren di dalam kamarnya saat dirinya baru bangun tidur. Ren menjawab jika dia disuruh Chris untuk membantu dan menjaga Angela. Angela rasa sedikit berlebihan, namun setidaknya dia lebih bersyukur karena adanya Ren memudahkan dia untuk melakukan aktivitasnya.
"Ingin saya ambilkan cemilan, nona?" Tanya Ren pada Angela.
"Jangan berbicara formal padaku, ingat kita sebaya. Jadi kau bisa memanggilku Angel" delik kesal Angel pada Ren. Bahkan ini sudah entah ke berapa kali Angela memperingati Ren.
Ren hanya terkekeh melihat Angela yang kesal. "Baiklah nona Angela, mau ku ambilkan cemilan?" Tawar Ren sekali lagi. Angela tersenyum manis dan mengangguk semangat.
Sebelum Ren sampai di stand cemilan, Angela berteriak menyuruh Ren mengambil cemilan yang banyak. Membuat beberapa pasang mata menatapnya penasaran padanya. Angela sendiri merasa diperhatikan, dia langsung menyembunyikan wajahnya di telapak tangannya. Pipinya merah karena menahan malu.
"Hai Angela" sapa Grace yang baru tiba bersama Samuel. Grace tampak cantik dengan baju panjang menyapu lantai berwarna maroon. Belahan dadanya yang rendah berbentuk V membuat tampak semakin anggun. Di bagian punggungnya pun terbuka dengan hiasan tali spagetti berwarna senada. Sedangkan Samuel memakai tuxedo berwarna senada dengan Grace membuatnya tampak tampan seperti biasanya. Ciri-ciri pasangan yang serasi, Grace yang sangat cantik dan Samuel yang sangat tampan.
"Kalian apakah sudah bertemu dengan Chris?" Tanya Angela pada keduanya. Ia masih mencari keberadaan Chris. Ia ingin mengetahui alasan Chris seperti menghindarinya mulai kemarin.
"Aku bertemu dengannya di kamarnya lantai 2. Jika kau ingin bertemu dengannya kau mungkin bisa kesana. Mulai kemarin dia berada disini" Ujar Samuel sambil mengeratkan pelukan di pinggang Grace karena Grace tampil begitu mencolok baju yang dibilang terlalu terbuka di beberapa bagian.
"Aku akan kesana setelah Ren kembali dari mengambilkan ku cemilan" kini Angela menunjukkan senyuman lebar memperlihatkan gigi ratanya. Grace pun menggeleng pelan, kesukaan sahabatnya begitu suka dengan makanan. Kemanapun perginya Angela hanya memikirkan makanan.
"Sekarang kau tinggal dimana?" Tanya Angela pada Grace.
"Aku sudah pindah ke mansion Samuel. Mengenai apartemen kita, aku sudah menyewakannya pada orang lain. Aku tidak akan mau menjual apartemen kita yang penuh kenangan" Terang Grace. Samuel jengah dengan pandangan orang-orang pada Grace seakan ingin melahap Grace hidup-hidup itu langsung melepaskan tuxedonya dan menyampirkan di bahu Grace yang menyisakan vest maroon dan kemeja berwarna hitam bergaris putih. Grace sendiri malah mendelik sebal karena Tuxedo Samuel menutupi keindahan pakaian yang digunakan.
"Samuel selamat datang di acara sederhana Tante" Ucap wanita paruh baya dengan pakaian begitu glamor berwarna hitam yang sudah ada di samping Samuel. Samuel yang di sapa pun langsung mencium tangan tantenya ala-ala princess dan mencium kedua pipi tantenya.
"Ini bukan acara sederhana, Tante. Tante terlihat luar biasa cantiknya malam ini" Puji Samuel pada Kaitlyn ibu kandung Chris. Kaitlyn tersenyum malu karena gombalan Samuel.
"Ini ada sedikit hadiah untuk tante" Kata Samuel sambil menyerahnya paper bag berisikan jam tangan berbalut berlian yang sangat cantik.
"Terimakasih atas hadiahnya Samuel, seharusnya kau tak perlu repot-repot menyiapkan hadian untukku. Tadi juga Chris memberikan gelang ini padaku" Pamer Kaitlyn saat memperlihatkan pergelangan tangan yang sudah terdapat gelang melingkar disana. Angela pun tersenyum ketika perkataan Chris memang benar, jika kemarin gelang yang dipilih Chris saat berbelanja bersamanya untuk hadiah ulang tahun ibunya.
"Tante ini Grace Kennedy dan ini Angela Skylar" ucap Samuel memperkenalkan kedua gadis di sampingnya.
"Hai sweetie. Perkenalkan nama Tante Kaitlyn, ibu Chris " Kaitlyn mencium pipi Grace dan Angela bergantian. Angela sedikit gugup. Ia hanya tak menyangka jika di depannya adalah ibu Chris. Ia memang belum mengetahui keluarga Chris karena memang Chris tidak pernah membawanya bertemu dengan keluarganya, bahkan untuk pembicaraan mengenai Chris pun nyaris ia tak mengetahuinya.
Mengetahui kegugupan Angela, Grace langsung mengelus pelan lengan Angela agar tampak tak tegang.
"AKU TIDAK SUKA KAU PAKSA!!" Suara teriakan wanita tampak lebih nyaring dari suara lagu yang mengalun diruangan itu. Suara teriakan berasal dari pintu utama mansion. Disana terlihat Tristan bersama dengan Rachel yang tampak berusaha memberontak melepaskan genggaman tangan Tristan di lengannya. Tristan dengan suit biru dongker sedangkan Rachel dengan tampilan casual menggunakan sweeter biru putih dan celana jeans. Pakaian yang tampak mencolok karena tidak cocok dengan suasana formal pada malam hari ini.
Tristan terus menarik Rachel kearah Kaitlyn, Angela, Grace dan Samuel. Walaupun awalnya Rachel memberontak namun pada akhirnya ia tetap menurut mengikuti Tristan agar lengannya semakin tidak sakit karena tarikan kuat Tristan.
"Hai Tris! Bagaimana kabarmu" Kini Kaitlyn menyapa Tristan dengan pelukan hangat. Tristan membalas tantenya dengan senyuman kecil nan manis membuat Rachel kembali terpesona. Rachel tak percaya jika Tristan bisa tersenyum selain senyum miring. Senyuman kali ini terlihat lebih manusiawi karena memang Tristan bukan tipikal orang yang murah tersenyum.
"Baik tante"
"Apakah dia pacarmu?" Tembak Kaitlyn menangkap sosok kecil di samping Tristan. Kaitlyn sedikit terkejut karena baru kali ini Tristan membawa seorang wanita dihadapan publik. Biasanya Tristan bahkan tidak memusingkan ketika Kaitlyn berusaha menjodohkannya dengan anak teman-temannya.
"Seperti yang tante lihat" Tristan kini menaikkan tangannya menunjukkan pada Kaitlyn tangannya yang bergenggaman dengan tangan Rachel. Rachel saat itu hanya terkejut dan speechles mematung. Tristan mengakui jika dia memiliki hubungan dengan Rachel? Sedikit terdengar mengerikan apalagi jika para fans akan menyerbunya karena tidak merelakan idolanya memiliki pasangan. Ia sangat mengetahui seberapa gilanya wanita di luaran sana untuk mendapatkan most wanted incaran seluruh wanita di dunia.
Sebaliknya dengan Rachel, Kaitlyn hanya tersenyum senang dan memberikan selamat kepada Tristan. Lalu Kaitlyn izin pergi untuk menyapa tamu lainnya.
"Ayo kita ambil makanan" Seru Grace sambil menggandeng Samuel. Tristan pun mengikuti keduanya bersama Rachel yang masih kesal di sampingnya.
"Maaf lama, Ngel. Tadi aku harus ke toilet dulu. Ini pesananmu. Aku harus bermuka tebal mengambil cemilan segini banyaknya" kekeh Ren sambil menyerahkan sepiring besar dengan beberapa cemilan yang berbeda dan membuat piring tersebut menggunung.
"Hehe. Maafkan aku. Jika saja kakiku tidak patah aku tidak akan menyuruhmu Ren" Ren mendorong kursi roda Angela ke sebuah meja bundar di tengah ruangan.
Ren tersenyum ketika melihat Angela memakan cemilannya dengan semangat, seperti anak kecil yang memakan permen kesukaannya.
"Oiya Ren. Bisakah kau setelah ini mengantarkan ku ke kamar Chris. Aku harus berbicara dengannya" Kata Angela di sela-sela makannya. Ren pun mengiyakan, lagipula permintaan Angela bukanlah permintaan yang sulit.
Setelah puas makan lalu keduanya menuju kamar Chris. Ren menunggu di depan pintu kamar ketika Angela mulai masuk ke ruangan yang dituju.
"Hai" Sapa Angela seraya mendorong kursi rodanya dengan kedua tangannya mendekat kearah Chris yang sedang berbaring malas diatas tempat tidur. Chris pun masih menggunakan tuxedo dengan posisi terlungkup.
Mendengar sapaan orang yang baru masuk, Chris pun langsung berdiri melihat sumber suara.
Chris menatap Angela sebentar dan langsung berbalik menghadap kearah jendela kamarnya yang menunjukkan suasana teras mansion yang ramai orang hilir mudik.
Chris masih belum siap bertemu dengan Angela. Ia tak ingin Angela marah padanya karena ide gilanya untuk menggugurkan bayinya. Ia sangat tahu perasaan seorang ibu akan tetap mempertahankan anaknya dalam keadaan apapun walaupun seluruh dunia akan membencinya.
Siluet Angela mendekat kearah Chris. Sebuah tangan melingkar di pinggang Chris.
"Mengapa kau menghindari ku mulai kemarin?" Tanya Angela sambil memeluk Chris. Chris hanya berdiam diri dengan mata masih menatap ke arah luar jendela. Merasa tak terusik dengan keberadaan Angela. Bahkan suara Angela pun dia abaikan karena pikirannya sedang kalut. Ia ingin menyuruh Angela menggugurkan bayinya namun bagaimana caranya tanpa menyakiti hati Angela. Ia tak ingin Angela membancinya.
Angela mengerti akan kediaman Chris. "Kau pasti tak menginginkan bayi ini kan?" Tanya Angela dengan suara bergetar menahan tangisnya. Tangannya semakin mengetat untuk memeluk Chris. Chris masih diam tak bergeming.
"Jawab aku Chris!!!" Suara teriakan tertahan Angela. Chris ingin berbalik badan menghadap Angela namun seakan Angela tak memperbolehkan Chris bergerak sedikitpun. Angela hanya tidak ingin Chris melihatnya menangis.
Sentuhan lembut membelai punggung tangan Angela yang melingkari perut Chris. "Aku ingin memiliki anak tapi bukan saat ini. Aku tak ingin berbagi wanita yang kucintai dengan orang lain termasuk kepada anakku. Jadi kumohon gugurkan anak itu" Dada Chris terasa sesak ketika mengucapkan semua kalimat yang mengganjal di hatinya mulai kemarin. Ia tak bisa melihat raut wajah Angela saat mendengar dirinya menolak kehadiran bayinya karena Angela terus memaksanya untuk tidak bergerak dengan pelukannya yang kuat.
"Aku masih ingin menghabiskan waktu bersamamu tanpa diganggu oleh kehadiran anak kita. Aku tak ingin jika waktumu habis dan tersita untuk mengurus anak. Menjadi seorang ayah juga memerlukan mental dan fisik yang siap, sedangkan aku masih belum siap keduanya Ngel"
"Aku akan merawat bayi ini sendiri tanpamu jika kau tidak menginginkan bayi ini" Final Angela lalu beranjak keluar dari kamar Chris.
Setelah sampai di luar Angela langsung meraung sedih. Bagaimana Chris begitu tega menggugurkan darah dagingnya. Mengucapkan kata laknat itu dengan mudahnya. Ingin sekali rasanya ingin mencabik-cabik mulut Chris, tapi ia tidak bisa karena lelaki itu adalah orang yang dicintainya.
Ren langsung menghampiri Angela ketika suara rauangan gadis itu terdengar nyaring dan memilukan.
"Ada apa Angela?" Ren panik melihat tangis Angela yang semakin lama semakin nyaring. Ia bingung harus berbuat apa ketika berhadapan dengan wanita yang menangis. Karena dia tipikal orang yang jarang sekali memiliki orang terdekat berjenis kelamin wanita. Karena menurutnya wanita adalah makhluk yang menyebalkan dan merepotkan.
"Aku a-akan per-gi. To-tolong jangan mengikutiku" Ucap Angela sambil terbata-bata karena dia masih berusaha meredakan tangisannya.
Angela langsung mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Pada di dering ke 5, orang yang ditelponnya mengangkat panggilannya.
"Kak... Jemput aku di mansion orang tua Chris" Angela langsung memutuskan sepihak, karena ia yakin jika kakaknya akan langsung menjemputnya tanpa harus memberi tahu alamat mansion orang tua Chris.
Mata hijaunya sedari tadi masih mengalirkan air mata walaupun Angela tidak mengeluarkan isak tangisnya. Kemudian kedua tangannya mendorong roda kursinya kearah lift, sebelum dia masuk ke dalam lift Ren membantu mendorong kursi roda Angela.
"Sudah ku katakan jangan mengikutiku. Pergilah kau pada tuanmu. Uruslah dia, jangan mengurusiku!" Kesal Angela. Angela pun berusaha kuat menahan dadanya yang sesak dan tidak menangis lagi. Tangannya pun sudah menghampus kasar air matanya yang entah keberapa kalinya.
"Aku memang bekerja dengan Tn. Chris Alexander tapi aku ditugaskan untuk menjagamu dan sekarang kau adalah tuanku" Ucap Ren sambil mendorong kursi roda Angela ketika lift yang ditunggu sudah terbuka. Angela hanya menghela napas pasrah, membiarkan Ren mendorong kursinya.
Tak sampai berapa lama Adam sudah berada di parkiran kediaman orang tua Chris, Angela yang melihat itu langsung mengampiri Adam sambil berlari kecil menyeimbangkan kekuatan kakinya yang patah.
Adam langsung memeluk Angela dan menciumi kepala adiknya yang lama tak ditemuinya. Angela pun membalas pelukan hangat dari kakaknya. Beberapa pertanyaan kecil dari Adam yang dijawab oleh Angela dengan semangat. Melihat Angela yang begitu semangat, Adam pun menepuk beberapa kali puncak kepala adiknya dengan sayang yang tentunya sambil tersenyum menawan dan begitu mempesona. Seakan Angela sudah melupakan tentang hal menyedihkan sebelumnya. Adam benar-benar moodbooster baginya. Adam pun mengajak Angela masuk kedalam mobilnya dan Ren mengikuti keduanya dengan mobil yang berbeda.
Lalu kedua mobil itu hilang di pagar mansion orang tua Chris. Chris melihat itu semua. Tangannya mengepal keras dan matanya menajam menatap kepergian mereka. Ia tau jika Angela kecewa dengannya namun mengapa harus Adam mendapatkan senyum Angela, padahal seharusnya di posisi Adam adalah dirinya. Bahkan Angela menangis ketika berhadapan dengan Chris, begitu senang dan bahagia ketika bersama Adam. Apa-apaan itu?
Sebuah tepukan pelan di bahunya mengagetkan Chris.
"Aku melihat kau kesal terhadap Adam?" Tanya Samuel orang yang menepuk pundaknya.
"Apakah harus aku yang kembali turun tangan langsung untuk memperingati Adam kedua kalinya?" Kini Tristan yang bersuara. Tristan berada di samping Samuel. Ternyata kedua sepupunya itu sudah dari tadi berada disini.
"Tidak perlu, besok aku akan memberikan sedikit pelajaran untuknya" Kini Chris tersenyum miring, senyuman yang begitu misterius.
"Baiklah" Jawab Tristan pendek.
"Kemarin Tristan kemari bersama Jemmy. Apa yang akan kau lakukan dengan Jemmy?" Tanya Samuel duduk diatas meja belajar Chris waktu kecil.
"Aku akan melakukan hal menyenangkan untuknya sebelum dia pergi dari dunia ini" Suara Chris begitu serak dan dalam. Pikirannya berkeliaran tentang bagaimana kejinya sisi lain dari seluruh keturunan Alexanders.
"Hai Boy! Cepatlah turun, para orang tua kalian sudah menunggu kalian di bawah" Kini Ayah Samuel teriak dari arah pintu bersama gedoran keras memekakkan telinga.
"IYA DAD KAMI AKAN KESANA" Teriakan nyaring dibalaskan oleh Samuel pada ayahnya. Lalu gedoran itu menghilang pada saat yang bersamaan terdengar suara langkah kaki menjauh.
"Aku sudah menempatkan Jemmy di ruang eksekusi basecamp kita" Lapor Tristan. Lalu meninggalkan kedua sepupunya dan mengikuti pamannya (ayah Samuel) untuk segera turun.
"Sebaiknya kita juga harus ikut turun sebelum para ibu-ibu mengomel dan menjodohkan kita kembali. Setelah acara ini selesai kita akan sama-sama mengeksekusi Jemmy" Kata Samuel enteng. Lalu Samuel menggandeng tangan Chris menuju lantai dasar karena acara puncak akan dimulai sebentar lagi.
-_Mr. Perfect Alexanders_-
Angela bersama Adam sudah sampai di sebuah mansion mewah bergaya victoria. Mansion bernuansa serba putih itu terlihat sangat elegan walaupun hanya terlihat dari terasnya. Mansion itu tidak kalah dengan mansion milik orang tua Chris. Beberapa pohon cemara memanjang menghiasi di pinggir jalan menuju mansion. Jarak antara pagar dan mansionnya sendiri sangat jauh diyakini jika berjalan kaki akan terasa melelahkan.
Adam langsung menarik Angela agar masuk ke dalam mansion tempat tinggalnya bersama ayahnya, karena sedari tadi Angela hanya berdiri menatap mansion lama seperti orang bodoh.
Setelah sampai di dalam, Angela masih menatapi seluruh penjuru ruangan yang diinjak. Termasuk melihat pigura besar yang disana terdapat seorang wanita cantik berumur awal 20-an menggunakan pakaian dengan konsep Kerajaan Inggris tahun 1800-an. Di sampingnya terdapat lelaki sebaya yang juga tersenyum dan menggenggam tangan wanita di sampingnya. Keduanya terlihat seperti pasangan yang bahagia.
Tanpa sadar, kakinya sudah mendekat ke arah beberapa pigura berukuran raksasa yang tertempel di dinding. Kakinya terus melangkah hingga langkahnya berhenti pada pigura yang terdapat foto remaja lelaki yang menggendong bocah perempuan berpita pink di bawah pohon oak yang besar. Pancaran kebahagiaan itu terlihat sangat jelas, jika sang adik tengah senang di gendong oleh kakaknya.
Berlanjut pada pigura di sampingnya. Terdapat sebuah foto 2 remaja lelaki sebaya sedang berdiri dengan gadis kecil di antara mereka. Bahkan gigi ompong sang gadis kecil itu tidak membuat gadis itu terlihat jelek malah membuat bertambah imut dengan bandana pink yang sering digunakannya. Gadis itu terlihat mendelik kesal seraya menggembungkan pipinya kepada remaja bermata hitam yang terlihat gemas sambil mencubit pipi tembem gadis kecil itu. Sedangkan remaja bermata abu-abu itu hanya tertawa melihat tingkah lucu keduanya.
"Ini aku?" Tanya Angela menunjuk kearah gadis kecil yang dari tadi di lihatnya. Gadis bermata hijau di dalam pigura itu diyakini adalah dirinya.
Adam pun mengangguk membenarkan, ia juga membiarkan adiknya untuk bernostalgia melalui gambar-gambar yang di kumpulkan dan dicetak oleh Adam selama ini untuk mengingat kembali adiknya yang telah lama hilang. Ia selalu mengingat kenangan manis selama bersama adiknya.
"Ini kakak dan Marcus, bukan?" tanya Angela ketika wajah Marcus kecil tidak jauh beda dengan sekarang, yang menjadi perbedaannya hanya saja sekarang kakaknya dan Marcus bertambah dewasa dan tentunya tampan.
"Aku dan dia sudah bersahabat dari kecil. Termasuk juga kamu bersahabat dengan dia. Ah tidak, lebih tepatnya dia menyukaimu mulai dari kamu lahir"
"Setelah kelahiranmu dia selalu berkunjung kerumah setiap sepulang sekolah hanya karena ingin melihatmu. Ia begitu tertarik dengan gadis kecil berpipi tambun yang selalu tersenyum padanya. Mengingat kembali jika waktu kamu kecil, kamu sangat jarang sekali tersenyum pada orang lain selain daddy, mommy, aku dan tentunya Marcus. Kamu akan menangis ketika digendong dengan orang lain termasuk pada kedua orang tua Marcus"
"Aku bersahabat dengan Marcus karena orang tua kita dan orang tua Marcus bersahabat dari lama. Bahkan daddy nya Marcus berinisiatif akan menjodohkan kalian jika kalian sudah besar, daddy yang mendengar itu pun jelas langsung setuju karena ia tahu jika Marcus adalah orang yang bisa bertanggung jawab untuk menjagamu. Marcus juga menyetujuinya karena ia sangat menyukaimu walaupun kami masih remaja dan kamu masih menjadi bocah ingusan" Diakhir kata Adam mengejek Angela padahal dalam kenyataannya Angela kecil adalah sosok princess yang banyak digilai lelaki. Adam kembali mengingat ketika ada 1 remaja yang selalu menjadi penguntit Angela setiap Angela kemanapun pergi disitulah penguntit itu ada. Beberapa kali tertangkap basah oleh Adam namun tampaknya penguntit itu tidak pernah menyerah untuk tetap mengikuti Angela kemanapun. Anehnya Angela juga tidak mengusir penguntit itu, nampak senang-senang saja dan menerimanya.
Perjodohan dengan Marcus? Terdengar sedikit menakutkan. Apa kata teman-teman Angela di kantor ketika mendengar perjodohan konyol antara dirinya dan pemilik perusahaan tempat mereka bekerja.
Tiba-tiba perutnya kembali mual dan pandangannya mulai berputar.
"Kak, apakah kau merasa gempa?" Tanya Angela
"Disini tidak terjadi apa-apa Ngel" Jawab Adam.
Tubuh Angela langsung ambruk. Sebelum tubuh itu terjatuh mengenai lantai, Adam langsung sigap menahan tubuh Angela. Adam langsung menggendong Angela ke kamar.
"Rena!!" Teriak Adam lalu tak berapa lama datanglah pelayan muda yang mengikuti Adam di belakangnya.
"Cepat panggil dokter" Titah Adam
"Baik tuan" Jawab Rena lalu pergi untuk melaksanakan tugas yang di berikan tuannya.
"Aku baik-baik saja kak. Hanya kelelahan" Ucap Angela sambil memejamkan mata berusaha menghilangkan denyut kepalanya yang terasa menyakitkan.
"Jika kau baik baik saja, kau tidak akan seperti ini. Kau ini bisanya membuat orang lain khawatir saja" Ucap Adam dengan nada jengkel.
-_Mr. Perfect Alexanders_-
Jangan lupa Vomment ya guyss.
Regrads,
Jun-JunFish
3/4/2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top