Chapter 23
Hati-hati Typo bertebaran dimana-mana!
Jangan lupa Voment oke guys jangan jadi sider wae wkwkwk 😂😂
^_^ Happy Reading ^_^
-_ Mr. Perfect Alexanders_-
Grace tampak cantik dengan dress putih bermotif bunga matahari. Mengawali pagi hari yang cerah dengan mood yang baik. Grace tersenyum kepada Samuel yang di sampingnya yang menggenggam tangannya. Samuel pun membalas senyuman indah Grace. Keduanya berjalan menuju penthouse Chris di lantai teratas C'Alexanders Company. Setelah Kemarin siang sampai di New York karena perjalanan Palermo ke New York memakan waktu 9 jam, mereka berdua memutuskan untuk mengunjungi Angela keesokan harinya.
Setelah sampai di depan panthouse Chris, Samuel memencet beberapa angka sandi pintu panthouse itu pun terbuka. Samuel dan Grace masuk dan langsung menuju kearah kamar Chris. Mereka yakin jika Angela berada disana.
Pada saat bertepatan Angela sudah bangun. Ia terbangun karena morning sicknessnya kambuh lagi. Ia langsung melepaskan selang infus yang tertancap pada tangan kirinya. Angela begitu terkejut saat membuka pintu kamar melihat Samuel dan Grace di sana. Dengan cepat dia melewati di tengah-tengah keduanya dengan kedua tangannya berusaha menutupi mulutnya yang kembali ingin muntah. Namun baru 1 langkah dia langsung meringis sakit spontan tangannya memegang kakinya yang sakit. Ia lupa jika kakinya masih patah karena di tinjak Jemmy.
"Kau kenapa Ngel?" Panik Grace yang sudah berada di samping Angela.
Angela menggelengkan kepalanya, ia masih berusaha menahan gejolak perutnya yang tak enak. Angela menunjuk kearah kamar mandi berkali-kali, berharap Grace dan Samuel mengerti isyaratnya. Jika dia berbicara kemungkinan besarnya dia akan muntah saat itu juga, dia sendiri berusaha menutup mulutnya yang terasa penuh cairan dari perutnya karena menahan agar tidak muntah saat itu juga. Ia juga tak bisa secepatnya ke kamar mandi karena kakinya yang patah.
Grace langsung mencubit perut Samuel yang berada di sampingnya. Samuel mengerti maksud dari Grace itu pun langsung membopong Angela ke kamar mandi. Setelah diturunkan di depan westafel oleh Samuel, Angela langsung mengeluarkan cairan yang berada di mulutnya. Terasa pahit dan asin bersamaan. Terasa tidak Enak.
Rasa mual kembali menyerang Angela pada detik selanjutnya ia memuntahkan isi perutnya lagi. Badannya terasa lemas dan tak berdaya. Angela benci menjadi lemah seperti ini. Sedari tadi Grace dan Samuel hanya melihat setiap pergerakan yang ditimbulkan Angela dari balik pintu.
"Aku capek Grace!" Keluh Angela ketika rasa mual kembali menyerangnya. Kata yang sama ketika saat bersama Tristan. Ia kembali menangis tak tahan dengan keadaannya sekarang, benar-benar menguras energi. Ia benci morning sickness benar-benar dibuat tidak berdaya oleh anak di kandungnya. Emang derita menjadi seorang calon ibu pengorbanannya begitu besar.
Setelah membilas wajahnya agar terlihat lebih segar, Angela tersenyum pucat seakan mengatakan ia baik-baik saja pada sepasang sejoli yang menatapnya dari tadi. Angela berjalan dengan terseok. Grace dan Samuel membantu memapah Angela kembali ke kamar.
"Kau hamil?" Tatapan menganalisa Grace kepada Angela yang sudah berbaring dan menyelimuti badannya.
Angela tertegun ketika sahabatnya pun mencurigai dia. Jika tetap jujur apakah Grace akan marah dengannya karena dia hamil di luar ikatan pernikahan. Memang hal yang wajar di Amerika, namun dulu dia sangat kukuh jika ia harus memiliki anak dari lelaki yang menikahinya bukan seperti ini. Hal ini tidak pernah ada dalam list hidupnya. Bahkan setiap kali Grace mengajaknya ke night club ia selalu menolak, bahkan untuk meminum alkohol pun hanya sekali pada saat dia dijebak oleh Marcus itu pertama kali dan terakhir kalinya ia meminum alkohol. Ia tak ingin berada di bawah kungkungan alkohol dan berakhir menjadi liar lagi.
"Aku tidak buta Ngel. Aku melihat kau juga berubah semakin kurus apalagi aku juga melihat salah satu tanda kehamilanmu, morning sickness" Kini Grace sudah duduk di pinggir tempat tidur Angela. Angela merenung sedih, ia ingin jujur pada Grace namun tidak banyak memiliki nyali untuk berbicara kebenarannya.
Akhirnya Angela hanya bisa menangis tertahan, dia pun memunggungi Grace dan Samuel agar keduanya tidak melihatnya menangis. Tangannya berusaha menghampus air mata yang tiap kali keluar. Melihat itu Grace bergerak kearah Angela mengajak Angela ke dalam pelukannya.
"Apakah Chris yang menghamilimu?" Tanya Grace hati-hati karena ia tau jika seorang ibu hamil perasaannya terlalu sensitif. Bukan menjawab Angela menangis semakin nyaring. Grace langsung mengelus punggung Angela agar lebih tenang.
"Ak...akkuuu huaaaa" Angela kembali menangis sambil memeluk Grace semakin erat.
"Aku sedikit terkejut saja. Tidak apa-apa Chris akan bertanggung jawab apa lagi mendengar jika anak itu adalah darah dagingnya" Grace berusaha menenangkan Angela. Samuel sendiri berdiri kaku di samping tempat tidur Angela. Bahkan yang tercipta di bibir Samuel hanya senyuman kaku penuh makna tersirat.
"Aku masih tidak berani untuk memberitahu Chris perihal anak ini, aku takut anak ini akan ditolak oleh Chris" Ucap Angela sambil mengelus perutnya yang masih rata.
"Dia tidak akan menolak darah dagingnya sendiri. Ayah mana yang akan menolak anak kandungnya" positive thinking milik Grace membuahkan hasil karena Angela semakin semangat untuk secepatnya akan memberi tahu Chris mengenai anak di kandungnya. Ia langsung mengelap air matanya. Ia bertekad untuk memberitahu Chris hari ini juga.
Tiba-tiba derit pintu kamar berbunyi memperlihatkan Chris bersama dengan lelaki muda berpakaian rapi di belakangnya. Chris langsung mendekat kearah ketiganya dan diikuti lelaki muda itu.
"Perkanalkan dia dokter Alvin, dokter keluarga Alexanders" Kata Chris ketika melihat kerutan di dahi Angela. Sedangkan Grace sudah bertemu beberapa kali dengan dokter Alvin, jadi Grace sudah mengetahuinya.
Angela mengangguk mengerti. Lalu dokter Alvin memeriksa keadaan Angela.
"Ummh dokter, aku rasa kaki kananku patah" Cicit Angela pada dokter Alvin. Dokter Alvin langsung mengecek dengan menyentuh sedikit kaki Angela sehingga Angela mengaduh. Chris mendengar itu langsung memelototi dokter Kevin yang sibuk membalut kaki Angela dengan gips. Setelah selesai mengurus kaki patah Angela, dokter Kevin beralih mengurus infus Angela yang terlepas.
"Kau mengalami dehidrasi parah. Aku sudah menambahkan beberapa vitamin dan obat penguat kandungan untukmu" Ucap dokter Alvin sambil memang kembali infus yang di lepas Angela sebelumnya dan menyuntikkan beberapa cairan melalui selang infus itu.
"Apa maksudmu dengan kandungan?" Tanya Chris kaget dengan perkataan dokter pribadinya itu.
"Miss Skylar tengah hamil hampir memasuki 2 bulan kehamilan, kehamilan muda bisa menyebabkan keguguran jika tidak di jaga baik-baik. Apalagi kemarin dia tidak menyentuh makanan ataupun minuman membuat bayinya semakin melemah. Untung saja kemarin anda datang tepat waktu sebelum anda akan kehilangan bayi anda" Jelas dokter Alvin.
Chris benar-benar terkejut. Angela hamil? Apa ia tak salah mendengar. Atau semua ini hanya halusinasinya. Ia merutuki kebodohannya tidak menggunakan pengaman, padahal biasanya dia selalu menggunakan benda tersebut. Ia masih belum siap menjadi seorang ayah. Baik secara fisik maupun mental. Ia benar-benar masih belum siap.
Chris hanya menampilkan senyum kaku seperti Samuel. Samuel pun melihat pergerakan kaku dari sepupunya. Ia sangat mengetahui jika seorang Chris tidak akan siap mengahadapi anak kecil cerewet dan menyita segala perhatian dari wanita yang dicintainya. Ia tak ingin merasa repot dengan kehadiran anak.
"Pekerjaan saya telah selesai, saya pamit undur diri, tuan" Ucap dokter Alvin sambil berlalu meninggalkan kamar yang keadaannya hening tidak ada yang memulai percakapan setelah bermenit-menit saling diam. Seakan memikirkan sesuatu yang berat.
Chris pun keluar dari kamar untuk menenangkan dirinya yang diikuti oleh Samuel di dalamnya.
"Tidak seperti biasanya kamu menebarkan benihmu ke orang tanpa pengaman, Chris" Ucap Samuel saat sudah berada di rooftop C'Alexanders.
"Aku tidak bisa menerima anak itu Samuel. Kau tau betapa bencinya aku dengan seorang anak kecil" Gundah Chris. Dia sudah duduk di pinggiran pagar semen di rooftop. Tangannya mengeluarkan sebatang rokok dan memantik api pada rokoknya. Ini yang akan dilakukan ketika merasa tertekan yaitu merokok.
"Aku tidak melakukannya pada orang lain, namun Angela terasa begitu berbeda dengan yang lain. Aku mulai mencintainya" pikiran Chris terasa sempit, hanya sebatang rokoknya lah yang membuat pengalihan atas masalahnya.
"Sudah aku tebak, kau akan mencintainya dalam waktu dekat. Aku juga tau atas perlakuanmu terhadap Angela begitu berbeda dengan wanita-wanita yang biasanya kau jadikan one night stand"
"Jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya mengenai anak yang di kandung Angela?" Tanya Samuel
"Mungkin aku akan menyuruhnya menggugurkan bayi itu" Ucap Chris enteng. Terasa begitu tidak merasa bersalah ketika dia menghilangkan nyawa darah dagingnya sendiri.
"Kau gila! Itu adalah darah dagingmu. Anak yang tercipta akibat perbuatanmu sendiri!" Seru Samuel. Kemana pikiran Chris hingga rela membunuh anaknya yang masih suci dan tak berdosa. Anak yang berharap dilahirkan di dunia ini.
"Kau sudah tau tabiatku dari dulu Sam, aku tidak akan merubah itu. Aku hanya tidak ingin berbagi wanita yang kucintai dengan siapapun" Jelas Chris sambil menghisap kembali rokok di tangannya.
"Tapi tidak dengan cara menggugurkannya, Chris. Kau bisa saja memberikannya pada Kaitlyn dan Houston untuk merawatnya. Jadi kau dan Angela masih bisa mengunjunginya, jika kau ingin" Kata Samuel geram.
Chris hanya terdiam dan merenung. Bisa benar juga perkataan Samuel untuk menyuruh Ibu dan ayahnya mengurus anaknya, namun itu bukanlah pilihan terbaik. Ia tidak ingin ibunya mengetahui jika dia sudah berhasil menghamili anak orang di luar ikatan pernikahan. Ibunya tau jika Chris adalah seorang player dan selalu mewanti-wanti untuk tetap memakai pengaman agar tidak ada masalah kesehatan ataupun masalah lain datang. Kaitlyn tidak ingin mendengar jika tiba-tiba ada wanita yang mendatanginya dan mengaku jika ia hamil anak dari Chris. Atau mendengar anaknya mengidap penyakit seks.
"Seperti pilihanku akan tetap menggugurkan anak itu" Final Chris sambil melangkah meninggalkan rooftop. Sebelum pergi dari rooftop, teleponnya berbunyi. Ia melihat siapa penelponnya dan sedikit terkejut. Ini wanita yang baru saja di bicarakan olehnya dan Samuel. Ia langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Iya ada apa Mom?"
"Hari ini ajak Samuel dan Tristan kemari. Bantu mom untuk mempersiapkan acara untuk besok. Kau tak lupa dengan acara besok kan?" Tanya Kaitlyn dari seberang. Chris pun mendengus malas. Dia tak pernah suka dengan acara yang penuh dengan ibu-ibu teman mommynya. Yang ia dapatkan setiap kali mommynya memaksanya untuk ikut ke acara adalah teman mommynya selalu berusaha untuk menjodohkan dirinya dengan anak-anak perempuan mereka. Membuatnya sedikit jengah dan kesal. Seperti yang kalian tau jika Chris adalah bukan tipikal orang yang suka dengan sebuah ikatan. Ia hanya ingin bebas memanfaatkan masa mudanya yang menyenangkan.
"Baik aku akan memberitahu pada Tristan dan Samuel, mom" Ucap Chris langsung mematikan panggilannya sepihak. Memang anak yang kurang sopan santun pada orang tuanya.
"Setengah jam lagi kita akan ke mansion orang tuaku. Ibuku besok akan mengadakan pesta ulang tahunnya" Setelah mengucapkan kalimat tersebut Chris langsung mennggalkan rooftop tanpa melihat kearah Samuel di belakangnya.
-_Mr. Perfect Alexanders_-
"Tristan?" Tanya lelaki bermata abu-abu melihat lelaki di depannya dalam keremangan ruangan tempat di sekapnya. Ia yakin jika dihadapannya adalah seorang Tristan Alexanders.
Lelaki yang di panggil hanya menampilkan raut wajah datar dan senyuman segaris tipis nyaris tidak terlihat.
"Adam" Panggil Tristan dengan menyalakan lampu di ruangan tersebut membuat ruangan itu terang benderang.
Lelaki di samping Adam terbangun dan matanya menyipit menyesuaikan cahaya yang baru diterima matanya.
"Lepaskan kami!" Seru Marcus saat dirinya sudah sadar sepenuhnya. Tubuh Adam dan Marcus sedang diikat di 2 buah kursi saling bertolak belakang. Marcus berusaha melepaskan ikatan itu namun nihil.
"Combo yang benar-benar mengesankan. Berusaha menyamar untuk menjadi salah satu anggota mafia. Kalian berhasil masuk dan sudah menumbangkan banyak orang untuk menemukan ruangan penyekapan Angela namun kalian salah jalan. Kalian tidak dapat menemukan Angela dan kamilah yang pertama kali menemukan Angela. Koneksi kekuasaan kalian masih kurang besar untuk lebih unggul dari kami, Adam dan Marcus yang terhormat" Cemooh Tristan sambil berjalan mengeliling keduanya yang masih dalam posisi terikat. Kini terlihat senyuman miring Tristan yang begitu nyata. Tristan menatap seksama sanderanya saat ini. Mereka terlihat berantakan dengan beberapa memar diwajah tampan Adam dan Marcus yang di dapatkan karena mereka berusaha melawan dan memberontak anak buah Eric ketika mereka akan dievakuasi ke sini.
"Bagaimana keadaan Mr. Abraham, Dam?" Basa-basi Tristan berusaha mencairkan suasana.
"Apa maumu, Tris!" Seru Adam berkilat marah. Ia tau jika Tristan bukanlah tipikal orang yang senang berbasa-basi.
"Adam Nelson, Anak dari Abraham dan Ama Nelson. Memiliki saudari bernama Aubree Nelson yang telah hilang dan ditemukan kembali dengan nama Angela Skylar, right?" Cerita Tristan mengenai Adam. Untuk apa Tristan memberi tahu informasi yang Adam dan Marcus sudah mengetahui. Tatapan mata tajamlah yang terlempar dari Adam pada Tristan yang berdiri 1 meter dihadapannya.
"Seorang Marcus Wesley adalah sehabat baik dan teman kecil dari Adam Nelson" Tristan masih melanjutkan ceritanya.
"Apa maumu!" Kini yang berteriak bukan Adam tapi melainkan Marcus.
"Aku hanya ingin membuat perjanjian dengan kalian. Tinggalkan Angela, biarkan dia bersama Chris, jangan pernah mengusik mereka. Termasuk kamu Adam. Anggaplah Aubree atau Angela adikmu tidak memiliki hubungan apapun dengan kalian berdua. Aku tidak ingin media sampai mengetahui infomasi mengenai itu" Kata Tristan tetap tenang, setenang air.
"Apa maksudmu? Kau menyuruhku memutuskan ikatan saudara dengan adik kandungku yang baru ku temui, HAH?" Raung Adam penuh amarah. Jika saja posisinya tidak dalam terikat mungkin Adam sudah menghajar habis Tristan, begitu mudahnya mulutnya berbicara seperti itu, rasanya ingin menyobek mulut Tristan.
"Kau melakukan negosiasi yang sia-sia Mr. Alexanders yang terhormat" Nada penuh ancaman dari Marcus. Tanpa takut dari aura gelap yang dikeluarkan oleh Tristan.
"Negosiasiku tak pernah gagal selama ini" Tristan semakin mencemooh keduanya. Membuat Adam semakin berang. Adam membernarkan itu, karena Tristan bukan orang yang mudah di tolak karena kekuasannya begitu besar.
"Aku akan membebaskan kalian jika kalian berjanji akan memutuskan hubungan kalian apapun itu dengan Angela. Aku tidak memperbolehkan kalian berada di dekat Angela. Ingat! Jangan pernah mengganggu hubungan Chris dan Angela. Aku tau jika Marcus menyukai Angela"
"Aku bisa melaporkan penggelapan pajak yang dilakukan Nelson Company selama 5 tahun belakangan ini senilai 50 juta dollar, aku akan memberikan applause kepada orang jenius yang bisa menggelapkan pajak sebanyak itu"
"Aku juga bisa melaporkan penerimaan aliran dana gelap sebesar 25 juta dari Nelson Company pada perusahaanmu, Marcus"
"Ingat aku bisa mempublikasikan ke media tentang itu agar seluruh dunia pun tau dan membuat perusahaan kalian bangkrut karena investor menarik sahamnya dari kalian" Ancaman terakhir dari Tristan.
Marcus dan Adam bersama-sama kaget atas ucapan Tristan. Rahasia keduanya sudah diketahui oleh Tristan. Padahal yang mengetahui rahasia itu adalah beberapa orang kepercayaan mereka saja. Tristan adalah orang yang sangat handal untuk mengetahui informasi apapun, jangan meragukan kejeniusannya untuk menghack komputer, bahkan komputer yang paling sulit di tembus keamanannya pun dia bisa melakukan itu dengan cepat.
Marcus dan Adam langsung lemas. Ia masih bingung. Apa yang harus mereka lakukan. Harus memutuskan hubungan dengan Angela terasa tidak fear jika di bandingkan perusahaan mereka. Mengapa Tristan memberikan pilihan yang begitu sulit.
Tanpa suara Tristan meninggalkan keduanya dan mendatangi ruangan Eric. Ia masih ada sedikit urusan dengan Eric. Sedangkan Elmer membukakan pintu untuk tuannya. Yap Elmer masih berada di Palermo bersama tuannya. Ia juga memperhatikan setiap kegiatan tuannya selama di ruangan ini. Bagai sapi di cucuk hidungnya, Elmer salalu mengikuti kemanapun tuannya pergi.
"Ada apa kau kembali kesini?" Tanya Eric duduk di kursi kebesarannya dan memunggungi Tristan yang baru datang. Elmer memutuskan untuk tetap di luar ruangan menjaga ruangan Eric. Membiarkan tuannya masuk ke dalam seorang diri.
"Apa yang akan kau lakukan dengan organisasi pamanmu?" Tanya Tristan duduk di sofa tengah ruangan tanpa di persilahkan oleh pemilik ruangan.
Eric memutar kursinya menghadap kearah Tristan. Matanya menatap jenaka kearah Tristan, seakan masalah organisasi pamannya adalah masalah kecil.
"Aku akan mengambil organisasi itu menjadikan satu dengan organisasiku dibawah naunganku. Mengenai pamanku, dia akan tetap bersamaku menjadi wakilku. Awalnya dia keberatan dengan sedikit ancaman diapun menurut. Untuk Jemmy mungkin akan ku serahkan pada Chris karena Jemmy adalah inti dari permainan ini" Jelas Eric sambil tersenyum lebar.
"Benar, Chris memintaku untuk memberikan Jemmy kepadanya. Nanti akan kubawa Jemmy bersamaku ke New York" Kata Tristan menumpukan kakinya pada meja di depan sofa. Tidak begitu sopan memang namun Eric tidak mempermasalahkan itu.
"Berarti masalah sudah clear" Kata Eric to the point. Eric pun masih melemparkan senyum lebarnya pada Tristan.
"Belum clear jika kamu masih harus berurusan denganku mengenai Rachel?" Tristan menatap tajam kearah Eric.
"Ahhh, gadis kecil yang bersamamu waktu itu bukan?" Eric sambil mengelus dagunya seakan-akan berfikir.
Tristan langsung berlari kearah Eric. Menaiki meja kerja Eric dan memberikan satu pukulan kuat pada Eric.
Eric begitu terkejut jadi dia tidak bisa menghindari pukulan begitu tiba-tiba dari Tristan.
"Apa maksudmu memukulku!" Teriak marah Eric. Eric langsung berdiri di depan Tristan. Tristan sudah turun dari meja Eric dan berdiri di depan meja kerja Eric.
"Kau berjanji akan menjaganya, namun kau lalai dengan janjimu. Itu hukuman yang tidak seberapa daripada harus menerima beberapa jahitan karena luka akibat kelalaian yang kau timbulkan. Apakah ancamanku tidak kau tangguhkan hingga kau menyepelekanku!" Kini Tristan berteriak kencang mungkin terdengar keluar dari ruangan ini. Biasanya Tristan selalu tenang menghadapi masalah apapun. Namun kali ini berbeda karena ini menyangkut tentang Rachel, gadis yang di bawah pengawasannya.
"Aku percaya padanya. Dia juga bukan tipikal wanita lemah seperti yang sebelumnya pernah ku katakan. Dia pemegang sabuk hitam taekwondo hitam itu benar. Karena aku sendiri melihatnya melakukan gerakan seperti orang yang profesional untuk menumbangkan lawannya. Dia melawan lawannya dengan tangan kosong sedangkan lawannya menggunakan pisau. Ia tidak sempat menghindar karena gerakan lawan begitu tiba-tiba untuk menyakitinya, seperti yang pernah dia katakan" Jelas Eric menatap sengit kearah Tristan di hadapannya.
"Setidaknya bisakah kau mempercayai gadis itu. Dia tidak membutuhkan pujianmu, namun dia sendiri bisa membuktikan atas ucapannya. Aku ingin memberi tahu kepadamu jika Rachel membuat kami kagum dengan tubuh kecil itu bisa menumbangkan 3 orang sekaligus, walaupun keadaannya sedikit mengkhawatirkan karena luka sayatan di lengan kanannya" jelas Eric sambil merapalkan kata sabar agar dia tidak menciptakan keributan dengan investor barunya.
"Mengenai aku melalaikan ucapanmu, aku minta maaf" Terang Eric pada Tristan ketika sudah tenang.
"Kau hanya perlu percaya padanya jika dia bisa menjaga dirinya sendiri, tidakkah itu mudah" Ucap Eric menepuk pundak Tristan 2 kali dan berlalu meninggalkan Tristan di ruangannya. Ia membiarkan Tristan untuk berfikir jernih saat ini, ia percaya Tristan juga memerlukan waktu untuk sendiri.
Tristan sendiri masih berdiri di tempat yang sama persis sebelumnya. Ucapan Eric begitu menohok. Ia masih begitu mengingat pesan ayah Rachel untuk tetap menjaga Rachel dalam kondisi apapun. Ia melakukan ini semua hanya demi Rachel, bahkan ia tak pernah melakukan ini pada siapapun.
-_Mr. Perfect Alexanders_-
Jangan lupa Vomment ya guyss.
Regrads,
Jun-JunFish
26/3/2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top