Chapter 15
Hati-hati Typo bertebaran dimana-mana!
Jangan lupa Voment oke guys jangan jadi sider wae wkwkwk 😂😂
^_^ Happy Reading ^_^
-_ Mr. Perfect Alexanders_
Angela menatap wanita cantik dengan tubuh tinggi semampai bak model berbalut pakaian formal warana merah maroon. Kulit khas Asia Timur dan mata sipit itu kembali mengingat mayoritas warga Tiongkok dengan ciri-ciri seperti wanita ini.
"Oh jadi benar kau Chris!" Ucap wanita itu sambil tertawa kecil.
Wanita gila tertawa tanpa sebab, batin Angela. Ia menatap kesal kearah wanita itu, sepertinya sifat protektifnya kali ini muncul.
"Bagaimana kabarmu Chris?" Tanya wanita itu lagi.
Chris menutupi rasa kagetnya dengan menormalkan kembali ekspresi wajahnya seperti biasa.
"Aku baik seperti biasanya" Jawab Chris tersenyum sopan.
"Mengapa kau berada di New York?" Tanya Chris
"Seperti yang kamu liat, aku sedang ada meeting dengan klien di kota ini. Aku hanya ingin makan di restoran yang famous di Instagram" Wanita itu menunjuk pakaian formalnya lalu menunjuk restoran yag mereka tempati.
Chris pun mengangguk meng-iyakan.
"Bolehkah aku duduk disini?" Wanita itu mengambil kursi kosong tepat di samping Chris.
Chris memang sengaja mengambil tempat meja panjang yang menghadap luar restoran memperlihatkan hiruk pikuk kesibukan kota New York. Di tambah suasana menjelang malam memperindah suasana.
Chris pun mengiyakan karena ia merasa tak enak untuk menolak wanita itu.
"Bagaimana kabarmu, Long Feng?" Basa-basi Chris. Bahkan sekarang Chris melepaskan genggaman tangannya dan asik berbincang pada wanita yang Angela tak mengenalnya. Merasa di abaikan membuat Angela keki.
Tak berselang lama kemudian Tablo mengantarkan makanan pesanan Angela. Telinga Angela tampak panas ketika Chris menanyakan pada wanita itu 'Apakah kau sudah pesan makanan' dan sebagainya.
"Thanks Tablo yang tampan" Angela bersuara nyaring agar terdengar oleh Chris, ia ingin melihat Chris cemburu pada Tablo seperti sebelumnya. Chris kali ini benar-benar mengabaikan dirinya.
Dengan kesal Angela menyentakkan garpunya ketika ia mengambil salad dan memakan dengan bunyi decakan yang nyaring. Tak membuat Chris dan Long Feng terpengaruh. Mereka anggap Angela ini apa? Hantu kah? atau Angin?
Suara lelaki memangilnya menginterupsi makan Angela, mata hijau itu menatap lelaki yang tak asing.
"Mr. Nelson?" Tanya Angela meyakinkan dirinya. Ia melihat Adam tampak tampan dengan Suit navy melekat di tubuh proposionalnya, berbeda ketika terakhir kali saat insiden Adam sangat tampan dengan pakaian kasual-nya. Rambut coklatnya bahkan sudah disisir rapi membuat Adam semakin tampan.
"Jangan panggil itu, aku merasa tua dan menjadi ayahku jika kau panggil seperti itu" Jawab Adam sambil terkekeh.
"Panggil saja Adam" Angela mengangguk mengerti permintaan Adam.
"Maukah kau makan bersamaku? Aku tidak memiliki partner dinner hari ini" Ajak Adam.
"Jadi biasanya kau selalu memiliki partner dinner yang berbeda setiap dinner? Dasar Playboy" nyinyir Angela menatap bosan lelaki di depannya. Ingin rasa nya memasukkan tubuh orang dengan type sepertinya ke dalam kandang buaya, agar di terkam hinggak tak tersisa.
Adam terlihat terkekeh mendengar penuturan tanpa di saring oleh Angela.
"Bagaimana?" Tanya Adam
Angela melirik kearah kedua orang di sampingnya yang tampak berbincang dengan serunya sehingga Adam datang pun mereka tak mengetahuinya. Mereka merasa dunia hanya milik mereka berdua. Daripada dianggurin dan dianggap menjadi nyamuk diantara mereka lebih baik Angela menerima tawaran Adam, lagipula sepertinya Adam juga orang baik-baik.
Angela langsung menyanggupi tawaran Adam dan meninggalkan Chris bersama wanita bernama Long Feng itu.
Namun sebelum pergi Angela masih bisa menangkap pembicaraan serius diantara mereka 'Apakah kau mau menerima perjodohan dari ayahku?'
Seketika itu pula Angela ingin berbalik dan mencakar wanita bernama Long Feng itu hingga masuk rumah sakit, namun tubuhnya dirangkul oleh Adam dan di paksa menuju lantai 2 restorant ini khusus untuk pengunjung VIP. Adam juga mendengar pembicaraan Chris dan Long Feng maka dari itu ia memaksa Angela tetap melangkah dan berharap Angela mengabaikan pembicaraan Chris.
Setelah sampai di lantai 2 ruangan restoran privat bagi pelanggan itu tampak sunyi. Angela tak berselera makan padahal dihadapannya adalah makanan kesukaannya yang pesankan oleh Adam. Adam sendiri tadi izin untuk ke toilet namun belum kembali-kembali juga.
Tak lama Adam kembali bersama dengan lelaki bermata hitam kelam, Angela mengenali wajah itu.
"Mr. Wesley?" Pekiknya kaget sambil berdiri dan membungkuk hormat.
"Hai Angela, panggil aku Marcus saja" Marcus pun mengambil tempat duduk di seberang Angela sedangkan Adam duduk di samping Angela.
"Bagaimana kabarmu? Aku menerima surat izinmu hari ini, apakah kamu sakit?" Tanya Marcus.
Angela menggeleng pelan, ini pasti ulah Chris. Mengizinkan dirinya bekerja dengan alasan sakit. Sungguh ide yang brilliant.
"Angela aku ingin berbicara serius padamu. Tapi ku mohon kamu jangan kaget. Aku merasa ini waktu yang tepat untuk memberi tahumu, walaupun sedikit terlalu cepat. Namun kamu akan mengetahui fakta ini cepat atau lambat, maka dari itu lebih baik sekarang aku akan memberi taumu" Kali ini Adam berbicara panjang lebar. Angela tetap diam mendengarkan pembicaraan yang dianggap 'serius' sambil menyesap jus jeruk dihadapannya sedangkan Marcus tampak lahap makan tanpa merasa terganggu sama sekali.
"Angela, apakah ibumu seorang ibu tunggal bernama Charlotte Skylar?" Tanya Adam.
Angela terbelalak kanget. Bagaimana ada tau padahal Angela tak pernah menceritakan tentang dirinya pada siapapun termasuk pada Chris. Melihat reaksi Angela, Adam pun paham. Jadi benar jika Angela adalah orang yang selama ini dicarinya.
"Berarti benar, kau adikku" Adam langsung memeluk Angela. Adam pun menciumi dengan sayang pada adiknya yang baru dia temukan. Angela merasa bingung pun hanya pasrah tak mengerti. Tubuhnya terlalu kaku atas kenyataan yang membuatnya shock.
"Besok ayo kita melakukan tes DNA dan setelah itu aku akan membawamu kerumah tempat asalmu yang sebenarnya" Adam meleraikan pelukannya dan menyuruh Angela kembali menikmati makannya.
Angela diam tercenung. Selama ini yang ia kira ia hanya sebatang kara di dunia ini setelah kematian ibunya semasa ia di Universitas. Ternyata dia memiliki Ayah, Ibu dan kakak laki-laki.
Angela mengangguk mengerti. Dimana dan jam berapa dia harus pergi ke rumah sakit Bellevue Hospital untuk membuktikan jika dia adalah bagian dari keluarga Nelson. Ia tak keberatan untuk Tes itu jika memang benar dia anak dari Abraham Nelson dan adik dari Adam Nelson, tandanya ia memiliki keluarga. Itu adalah berita terbaik dalam sepanjang hidupnya. Bayangan tentang keluarga harmonis yang menjadi impiannya akan segera terwujud.
"Ceritakan perjalanan hidupmu, Angela" Kata Adam.
"Charlotte adalah ibu terbaik bagiku, wanita yang merawatku selama ini dengan penuh kasih sayang. Charlotte memang wanita biasa dengan pekerjaannya sebagai pelayan, bisa menyekolahkanku sampai di perguruan tinggi. Setiap aku bertanya tentang ayah pada ibu dia hanya menjawab jika ayah bekerja jauh pergi mencari uang agar Angela bisa di belikan mainan dan kebutuhan lainnya. Kami tinggal di apartemen sederhana di daerah Portland, Oregon. Semasa kami tinggal berdua kami tidak sama sekali menggunakan marga Skylar, katanya untuk menutupi jati diriku yang ingin di rebut ayah. Aku juga tak mengerti maksud dari ibu, namun yang ku mengerti jika aku tidak boleh untuk meninggalkan ibu. Ketika kuliahku sudah memasuki semester 5 ibu meninggal dengan penyakit gagal jantungnya. Membuatku harus bekerja paruh waktu sebagai pelayan untuk membiayai hidupku dan uang kuliahku. Hingga aku lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan di perusahaan Marcus" Cerita Angela sedih mengingat kembali ibunya. Betapa bahagianya saat kecil memiliki ibu yang begitu perhatian padanya. Selalu membacakan cerita sebagai penghantar tidurnya, selalu mengantar-jemput Angela ke sekolah. Charlotte adalah ibu idaman bagi para anak-anak. Menjadi ibu sekaligus menjadi ayah tugas berat yang di jalani Charlotte. Punggung yang begitu tegar menghadapi sifat Angela selama ini. Membuatnya ingin bisa setegar ibunya itu.
"Sudahlah, kau tak perlu sedih lagi. Disini sudah ada aku yang bisa membuatmu bahagia" Tangan Adam mengacak rambut Angela agar adiknya tetap tenang.
"Bagaimana perasaanmu ketika dirimu masih memiliki keluarga?" Kali ini Marcus membuka suara setelah sekian lama terdiam
"Hmmm. Gimana ya" Angela memegang dagu seraya berfikir tentang perasaannya saat ini.
"Tentu saja senang!" Seru Angela lalu memeluk tubuh Adam lebih erat. Adam terkekeh geli melihat adiknya yang sudah dewasa tapi bersifat seperti anak-anak. Ia membalas pelukan Angela.
"Jika kau ingin tau nama aslimu adalah Aubree Nelson" Adam menepuk pelan berulang kali puncak kepala Angela.
"Kau ingin di panggil Aubree atau ingin tetap di panggil Angela?" Tanya Adam
"Aku ingin tetap di panggil Angela" kata Angela
"Panggilan Aubree tampak cocok denganmu, ngel" Tukas Adam cepat
Angela menggeleng cepat "Angela atau aku tidak mengakuimu sebagai kakakku" Ancam Angela tapi tidak terlalu serius bagi Angela. Ia tak keberatan jika orang lain akan memanggilnya Angela atau Aubree. Namun ia hanya terbiasa jika di panggil Angela.
Mendengar ancaman Angela membuat Adam meringis ngeri. Baiklah dia akan tetap mengikuti permintaan adiknya yang mungil ini.
"Kamu begitu mirip sekali dengan daddy, sedangkan aku malah mirip dengan mommy" Keluh Adam saat memperhatikan seksama Angela.
"Aku ingin secepatnya bertemu dengan daddy" Bayangan figur ayah yang selama ini tak pernah rasakan membuatnya bersemangat. Ia selalu iri pada temannya semasa sekolah ketika para teman-temannya di jemput oleh ayahnya, dan di tanya-tanya seputar sekolah pada anaknya. Sosok itu tak pernah di dapatkan oleh Angela.
"Kau orangnya begitu tidak sabaran ya ternyata" Adam mencubit kedua pipi Angela lalu menariknya kecil membuat Angela mengaduh dan mendelik kesal kearah Adam.
Marcus berdehem merasa terabaikan oleh kakak beradik yang sedang temu kangen.
"Oiya itu Marcus adalah teman masa kecilmu dan masa kecilku. Apakah kau masih mengingatnya?" Tanya Adam yang dijawabi gelengan kepala Angela. Ia menatap Marcus dengan intens berusaha kepalanya untuk mengingat lelaki bermata hitam itu, sekeras apapun ia sama sekali tak mengingatnya.
"Aku tak mengingatnya sama sekali"
"Marcus, mulai besok Angela tak bekerja di perusahanmu lagi" Kata Adam
"Apa-apaan kau kak. Aku cinta dengan pekerjaanku. Aku masih ingin bekerja" Ucap Angela tak terima perlakuan seenaknya Adam.
"Besok sore kamu akan di bantu Marcus untuk pindahan dari apartemenmu bersama sahabatmu itu ke rumah keluarga Nelson. Aku tak terima bantahan" Ucap Adam dengan nada Bossy. Angela hanya pasrah dengan kekeras kepalaan kakaknya.
Setelah semuanya menghabiskan makanan mereka kembali kerumah masing-masing. Adam menyuruh Marcus untuk mengantarkan kembali Angela ke apartemen adiknya itu. Sedangkan Adam kembali kekantor karena ada beberapa berkas yang tertinggal di meja kerjanya. Marcus dengan senang hati. Senang bersama wanita kecil yang dari mereka kecil selalu mencuri perhatiannya.
Setelah sampai di gedung tempat tinggal Angela. Angela tak lupa mengucapkan terimakasih pada Marcus yang sebentar lagi menjabat sebagai mantan atasannya itu. Marcus tersenyum dan melambaikan tangan pada Angela. Angela membalasnya hingga melihat mobil itu makin lama makin hilang dari pandangannya.
Angela langsung masuk ke dalam apartemen setelah memencet beberapa angka untuk membuka pintu apartemennya. Matanya melirik kearah sepatu pantofel laki-laki berwarna coklat. Ia mengingat setiap kali Grace membawa lelaki di apartemen mereka, Angela merasa jadi obat nyamuk di antara dua orang yang kasmaran. Memang Grace adalah tipikal wanita cantik yang gampang menggaet laki-laki yang disukanya. Bodo amatlah! Angela langsung masuk ke ruang tengah disana terlihat Grace dalam pelukan lelaki berambut hitam perak di balik sofa. Keduanya menonton televisi. Ia mendengus tak perduli dan melenggang masuk ke dalam kamarnya.
"Angel kau baru saja pulang?" Teriak Grace dari ruang tengah yang terdengar hingga kamar Angela. Angela menyahuti 'Iya' yang sama-sama teriak seperti Grace.
"Aku sudah membuatkanmu makanan diatas meja, makanlah" Teriak Grace lagi
"Aku sudah makan malam Grace!" Balas teriak Angela.
Setelah mandi dan menggunakan piyama Angela langsung ambruk diatas kasurnya.
"Kasur, aku begitu menrindukanmu" Angela mengelus Springbed nya dan menciumnya seakan-akan kasurnya adalah belahan jiwanya.
Ia langsung bangkit dari tidurnya karena mengingat perkataan Adam yang lalu. Ia harus berberes dan pindah kerumah keluarga Nelson. Dengan malas iya mulai mengepak seluruh barang-barang miliknya.
Mendengar bunyi ribut berasal dari kamar Angela, Grace pun mendatangi Angela. Setelah beberapa kali Grace mengetuk pintu kamar Angela, Angela menjawab dengan teriakan agar Grace masuk.
"Kau ingin pindah kemana Ngel?" Tanya Grace duduk diatas tempat tidur Angela.
"Heiii, ladies" Sapa suara lelaki dan memunculkan kepalanya di balik pintu. Tangan lelaki bermata biru itu langsung membuka lebar pintu kamar Angela ketika melihat barang-barang Angela berserakan dimana-mana sebagian barang sudah di masukkan dalam kardus. Beberapa tumpukan kardus berisikan barang Angela tersusun apik di pojokan kamar.
"Kau ingin pindah kemana, Ngel?" Kali ini lelaki bermata biru itu bertanya pada Angela.
"Samuel" Angela kaget ketika Samuel sepupu Chris yang ternyata dari tadi bersama Grace.
"Aku tidak bisa memberi tahukan kalian dimana tempatnya. Tolong rahasiakan ini dulu dari Chris. Di waktu yang tepat aku memberitahu kalian dan Chris" Ucap Angela di tengah sibuk mengepakkan barangnya.
"Apa kau sudah tak betah tinggal bersamaku Ngel? Apakah aku pernah melakukan kesalah atau perlakuanku yang gak kamu suka?" Tanya beruntun Grace.
"Itu semua tidak benar Grace. Ini benar-benar genting. Tolong mengertilah. Aku akan usahakan menyempatkan untuk mengunjungimu" Angela mendekat kearah Grace dan memeluk sahabatnya yang sudah lama menjadi roomate nya.
"Aku akan menghargai privasimu" Putus grace menghargai keputusan yang di buat sahabatnya.
Samuel menyaksikan percakapan kedua sahabat itu hanya menghela nafas. Ia memang bisa menyembunyikan fakta jika Angela akan pindah, namun seperti yang kalian tau jika seorang Alexanders tidak mungkin tidak mengetahui segala seseorang yang sangkutan dengannya, apalagi menyangkut dengan orang yang disayang.
Setelah selesai mengepak seluruh barangnya. Ia berbaring diatas tempat tidurnya. Mengepak banyak barang juga membuatnya lelah.
Matany beralih pada ponsel yang telah lama tak ia gunakan. Bahkan tak ada notifikasi sama sekali dari Chris. Semudah itu dia mengabaikan Angela dan memilih Long Feng. Angela mengaku jika Long Feng sangat berbeda jauh dengannya. Long Feng tampak cantik, modis, tubuh bak model, wajah kecil impian para wanita di Asia Timur semua terdapat pada Long Feng. Long Feng adalah paket komplitnya.
Angela mendengus kesal pada dirinya, apakah kali ini dia berharap jika Chris akan terus bersamanya. Padahal sebelumnya sudah jelas Chris mengacuhkannya ketika ada wanita bernama Long Feng itu. Angela berguling-guling diatas tempat tidur mendapatkan tempat tenyamannya agar segera tidur dan menghilangkan bayangan Chris yang menghantui kepalanya.
-_Mr. Perfect Alexanders_-
Sebuah taman bermain terlihat dua anak dengan perbedaan umur yang kentara. Gadis kecil cantik berkepang dua dengan bandana pink menghiasi kepalanya. Pakaian sekolah Kindergarden (TK) nya bahkan sudah lusuh ketika ia kedapatan beberapa kali terjatuh ketika mengejar lelaki besar di depannya. Lelaki dengan pakaian Elementary School itu terus berlari menghindari gadis kecil yang dari tadi mengejarnya. Tentu saja gadis kecil itu mengejarnya karena sebelah sepatu gadis kecil itu berada di tangannya. Keadaan gadis itu terlihat lucu dengan sebelah sepatu yang digunakan untuk mengejarnya.
"Berhentilah mengangguku, Acus" Teriak kesal gadis kecil itu tak bisa mengejar pemuda 5 tahun diatasnya.
"Akan ku laporkan kamu pada adam, kau suka sekali menjahiliku" Teriak gadis kecil itu ketika kakinya sudah lelah mengejar anak lelaki yang umur dan kekuatan yang jauh darinya. Anak laki-laki itu mendekat kearah gadis yang memanggilnya Acus. Tetap manis dengan pakaian sekolah lusuh bernametag Marcus Wesley.
"Apa kau baik-baik saja Bree?" Tanya Marcus duduk disamping gadis kecil yang bernama Aubree. Tangan Marcus memakaikan kembali sepatu yang di bawa lari olehnya pada kaki Aubree.
"Menurutmu aku sekarang baik-baik saja?!" Ooow Aubree ngambek padanya. Kedua tangannya melipat didepan dada sedangkan wajahnya kearah lain agar tak melihat Marcus. Tingkah menggemaskan itu membuat Marcus mengecup secepat kilat bibir pink Aubree.
"ACUUUSSSS" Teriaknya kesal memukuli tubuh Marcus di sampingnya. Seketika itu pula ia menangis histeris. Marcus bingung pada bocah ber-rok garis-garis pink di hadapannya. Mengapa ia menangis?
Tangan Marcus langsung menangkap tubuh Aubree dan memeluknya.
"Mengapa kamu malah menangis Bree?"
"Kk-kata Adam jika a-ada orang ya-yang menciumku dia akan jadi pengantinku. Pa-padahal aku ingin menikahi Adam saat aku besar nanti" Ucap Aubree berusaha menghilangkan tangisnya. Tangannya pun kini mengelap air matanya.
"Aku berjanji aku akan menjadi pengantinmu kelak" Jawab Marcus mantap
"Pinky promise?" Aubree memberikan kelingkingnya pada Marcus, Marcus pun mengangguk mantap dan menautkan kelingkingnya di kelingking kecil Aubree.
"Aku janji"
"AUBREEEE!!!" Teriak marcus terbangun dari tidurnya. Itu semua hanya mimpi, mimpi manisnya pada gadis kecil bermata hijau yang selalu menatapnya dengan kesal. Kekesalan gadis itu adalah kesenangan tersendiri. Ketika melihat gadis itu cemberut karena keusilannya, kesal karena sering mengejek gadis itu.
Gadis yang selama ini penyemangat hidupnya.
-_Mr. Perfect Alexanders_-
Cieeeeee Grace udah kecantol sama Samuel playboy cap kapak
Jangan lupa Vomment ya guyss.
Aku usahain setiap hari Update supaya gak ada kata ngaret buat nyelesaikan cerita ini.
Regrads
Jun-JunFish
2/3/2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top