Mr. Eagle Wants To Marry Soon



Intro

[•]

Elang : 37 tahun. Kebelet menikah. CEO of PA(PropArt). Sulung dari lima bersaudara; Renjani, Rajawali, Panorama, Pungkasa. Anak dari ibu Gaeyuna dan ayah Sriwitahta.

Loka : 30 tahun. Takut menikah. Freelancer writer, pemilik toko oleh-oleh di Kota Semarang. Tunggal dari pasangan Tarisia(ibu) dan Ragani(ayah).

Prolog

[•]

PAKAIAN lengkap keduanya habis terbuang dan tak terpakai di lain tempat. Tanpa dibalut satu apa pun mereka bergerak liar. Mencoba memecah situasi penuh kepanikan yang sedang melanda Loka.

"S-stop..."

Loka terus mencoba mendorong tubuh Elang yang tidak bisa dielakkan, tetapi wanita itu harus menghentikan tindakan tersebut. Cukup sesi bermain-mainnya. Karena Loka sedang merasakan ketakutan sekarang.

"El... stop!"

Mau tidak mau, Elang menghentikan diri. Sebentar lagi, dia akan memberikan kejutan pada Loka dengan kebesaran yang ia miliki.

"Kenapa?"

Wajah lelaki itu tidak bisa menyembunyikan keinginan terbesarnya. Elang ingin mendapatkan pelepasan dan kepuasan dari Loka.

"Aku belum siap," ucap Loka dengan cepat.

Elang masih sempat menertawakan Loka. Tepat di depan wajah wanita itu. Elang menurunkan wajahnya kembali, hingga napasnya menyentuh permukaan kulit Loka. Memberi rasa geli yang belum pernah Loka rasakan sebelumnya, karena sebagai wanita, Loka memang tidak begitu suka tubuhnya dijamah sembarang laki-laki.

"El, aku serius." Loka menambahkan.

"Haha. Aku juga serius, Ka. Kamu itu lucu. Masih sempat membuat candaan disaat tubuhku dan tubuh kamu sudah panas begini."

Elang kembali mengecupi wajah dan terus turun pada bagian tubuh Loka lainnya. Wanita itu memang menikmati, tapi selalu menolak ketika Elang akan bersiap memasukinya.

Untuk kesekian kali, larangan Loka tidak diindahkan oleh Elang. Dia bersiap, lalu merangsek, memaksa sesuatu untuk dimasukinya.

"ELANG, BERHENTI--AKH!"

Loka memeluk punggung Elang ketika merasakan sesak. Airmatanya mengalir seiring dengan keterkejutan Elang.

"Oka... kamu... --"

"Jangan!" Loka menarik Elang agar tetap mendekapnya.

"Sial. Kamu enggak pernah ngomong soal ini," desah Elang merasa serba tanggung, sekaligus merasa bersalah karena memaksa Loka untuk berhubungan seperti ini.

"Ini... sakit. Jangan tahan, oke? Aku serius. Ini tanggung, Ka."

Bujukan Elang memang sebenarnya tidak diperlukan. Tanpa perlu dibujuk, Loka memang mau Elang terus melanjutkannya.

"Ya... El, go ahead."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top