25. Pemilik Tulisan

Hai, selamat pagi...

Ketemu lagi dengan author yang lebih sering ngilangnya daripada munculnya

Selamat membaca

***

Zayyan ingin tahu bagaimana rasanya punya keluarga setelah selama ini dia hidup sendirian setelah kematian Dea yang menurut orang lain wajar namun baginya itu mencurigakan. Harus ia akui ketika seseorang menjadi orang yang dikenal banyak orang dia akan mendapatkan banyak gangguan. Beban tekanan dari orang-orang akan bertambah. Namun, ia tahu bahwa Dea kakak tirinya bukan tipe orang yang akan bunuh diri begitu saja. Apalagi saat itu baru dua tahun setelah kematian orang tua mereka di kecelakaan tunggal. Dea tahu bahwa dia masih punya Zayyan yang saat itu masih duduk di Sekolah Menengah Pertama. Dea adalah orang yang lebih memikirkan tanggung jawabnya daripada memikirkan beban yang diembannya.

Ya, seberat apapun yang terjadi padanya, sebanyak apapun cacian yang ditujukan padanya, dia tidak akan runtuh. Karena ada Zayyan disampingnya. Adik tiri yang harus dia jaga.

"Gue gak punya siapa-siapa lagi Dre." entah kenapa Zayyan mengatakan hal itu. Mungkin ia ingin menunjukan kepada Andrea bahwa ia pun tahu bagaimana rasanya takut kehilangan keluarga satu-satunya.

"Papa dan mama tiri gue meninggal di kecelakaan tunggal, ninggalin gue dan kakak gue." Fakta bahwa dulu ia harus merelakan kepergian papa dan mamanya saat ia baru menerima mama barunya merupakan hal yang sulit.

Andrea yang sedang sibuk mencocokan tulisan teman satu kelas mendongak.

"Siapa tahu lo pengen penasaran kenapa gue bersikeras banget buat menemukan siapa Mr. D." ujar Zayyan sambil tersenyum.

Andrea pun ikut tersenyum dan menepuk-nepuk punggungg pria itu. Andrea belum pernah kehilangan seseorang yang ia anggap amat sangat penting, amat sangat ia sayangi. Saat ini ia merasa takut sesuatu terjadi pada ayahnya. Ia merasa takut sementara Zayyan merasa sedih karena orang misterius itu belum ditemukan.

Meri belum bisa membantu banyak. Anak 5 tahun itu tidak mengatakan apapun lagi selain petunjuknya waktu itu tentang seorang om yang mengunjungi ayahnya sebelum dia meninggal. Sambil menunggu Meri bisa menceritakan lebih banyak tentang hari kematian ayahnya---hari dimana om yang dia sebut sebagai teman ayahnya datang itu lebih jelas lagi. Saat ini keadaan Meri masih dipantau oleh pihak rumah perlindungan, dan itu membutuhkan waktu yang tak singkat. Mereka tahu hal tersebut dan melakukan hal-hal yang sekiranya bisa dilakukan.

Mengikuti Pak Dino.

Mencari tahu kalung tersebut dibuat dimana.

Fardhan masih memantau perkembangan kasus ayahnya Meri.

Dan mereka melakukan hal ini sekarang, mencocokan tulisan ancaman dari paket yang Andrea terima beberapa waktu lalu setelah ia susah payah mengatakan pada Zayyan tentangnya.

"Kita gak pernah mengharapkan seseorang pergi dari hidup kita." ujar Andrea berharap Zayyan sedikit terbebas dari kesedihannya. "Bantu gue juga lindungin mama dan papa gue."

Zayyan mengangguk. Tak ada alasan bagi dia untuk mengatakan tidak pada permintaan tersebut karena mencari Mr. D itu artinya ia juga harus membantu Andrea untuk melindungi keluarganya. Mr. D ditemukan artinya keluarga Andrea selamat.

"Za." Andrea mengunjukan ponselnya pada Zayyan. "Bukankah tulisan ini mirip?"

Zayyan melongok dan seketika menggelengg. "Huruf A nya berbeda."

Lalu Andrea memperhatikan kembali kedua tulisan tersebut. Seperti kata Zayyan huruf a pada surat ancaman dan lembaar jawaban milik Ridwan berbeda.

Mereka berdua menghela napas. Pekerjaan mereka sudah mencapai 50% akan tetapi pemilik tulisan belum juga ditemukan pemiliknya.

"Lo yakin yang nulis ini salah satu temen kita?" mendadak Andrea ragu.

"Yakin." secepat Andrea ragu, secepat itu juga Zayyan mematahkan keraguannya dengan keyakinan. "Ingatan gue kuat banget tentang ini."

Gadis itu mengangguk-angguk lalu memutuskan untuk minum dan mengistirahatkan matanya sejenak. Berbeda dengan Andrea yang baru sebentar saja sudah lelah dan minum, pria di sampingnya tampak tak lelah sama sekali.

"Dre." Zayyan meletakan ponselnya perlahan tepat di samping surat ancaman itu.

"Bukannya ini sama?" tanyanya.

Dengan antusias Andrea pun menatap kesamaan antara kedua tulisan itu. Huruf a yang bulat, huruf d yang memiliki ekor, dan sedikit miring. Tak salah lagi, mereka menemukan pemilik tulisan pada surat ancaman yang Andrea terima. Sekilas tulisan tersebut mirip dengan tulisan laki-laki yang kebanyakan ramping-ramping, miring-miring, dan pendek. Seperti rasa senang yang mereka rasakan ketika berhasil menemukannya, ketika melihat siapa pemilik tulisan itu mereka pun kaget luar biasa.

"Za, kok bisa?" tanya Andrea kelewat kaget dan tak percaya.

Zayyan menjambak rambutnya.

"Sialan!" umpat Andrea.

"Gue udah menduga kalau Bella tahu sesuatu."

***

Andrea ingin segera menarik Bella ke tempat sepi dan memberondongnya dengan banyak pertanyaan namun masalahnya Zayyan melarangnya melakukan hal itu. Katanya mereka harus memastikan kembali tulisan Bella secara langsung. Maka yang dilakukan Andrea sekarang adalah berdiri di depan kursi Bella dan menyodorkan sebuah kuisioner.

"Ini dari siapa?" Bella mendongak.

"Dari anak Psikologi." jawab Andrea ngasal. "Temen gue minta tolong."

"Yang lain dikasih juga?" dia mengedarkan pandangan ke setiap penjuru kelas dan menemukan bahwa hanya dirinya yang diberikan kuisioner tersebut.

Andrea nyengir. "Karena di kelas ini lo yang paling kelihatan ambis." jawaban Andrea tak sembarangan sama sekali.

Di kelas ini Bella memang orang yang paling ambisius terhadap nilai, mengejar kesempurnaan demi mempertahankan beasiswanya. Dan rupanya alasan yang dilontarkannya itu membuat Bella tak bertanya hal lain lagi.

"Kasih tahu gue kalau udah selesai diisi ya."

Bella mengangguk dan Andrea kembali ke kursinya yang berada paling belakang.

Bertepatan dengan masuknya Pak Dino ke kelas Bella menyerahkan kuisioner yang sudah selesai diisinya. Andrea memasukannya ke dalam tas secara hati-hati dan mengikuti pelajaran seperti biasa. Zayyan tidak ada karena dia harus pergi ke rumah perlindungan menemui Meri.

***

Sebenernya aku agak bingung lanjutin cerita ini, karena pertama ini udah lama banget dan kedua aku gak punya rancangannya sama sekali...

Disinilah aku sadar pentingnya buat kerangkanya dulu sebelum buat cerita

Btw, makasih banyak buat yang setia nungguin cerita ini update

Sending hug

Iis Tazkiati Nupus
210120

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top