16. Temukan Aku
Haiiii...
Mr. D comeback!!!
Jangan lupa vote dan komentarnya yaaa:)
***
Jika bisa, jika memang kekuatan super itu benar-benar ada, maka Andrea menginkan kemampuan agar dapat mengetahui isi kepala seseorang.
Kedua tangannya bertumpu di atas meja, helaan napas terdengar beberapa kali. Masih ingat dengan sebuah paket misterius yang dikirimkan seseorang tak dikenal ke rumahnya. Paket dengan kotak bertuliskan D, yang sekilas saja Andrea tahu bahwa itu ditulis dengan darah.
Entah kedua orang tuanya sudah menyadari hal tersebut atau belum, Andrea tidak tahu. Karena begitu dirinya menyadari bahwa huruf D itu ditulis dengan darah segera dia mengakui bahwa paket itu adalah untuknya tanpa memikirkan seberapa berbahayanya barang tersebut jika dibukanya sendirian. Ia tidak punya kemampuan untuk menerawang isi sesuatu dalam kotak tertutup. Ia hanya memikirkan satu hal, tidak mau membuat orang tuanya khawatir karena anaknya mendapatkan paket misterius yang bertuliskan oleh darah.
Siapa sangka isi paket kotak besar itu hanya sebuah kotak kayu sebesar ponsel pintanya yang tersembunyi di balik gabus-gabus putih sterofoam. Dan siapa sangka paket misterius itu hanya berisi sebuah kertas bertuliskan tulisan merah. Tidak itu bukan darah, hanya ditulis oleh tinta merah.
"Temukan aku:)"
Hanya dua kata itu yang ditulis tinta merah tersebut.
Dua kata itulah yang membaut Andrea ingin sekali memiliki kemampuan untuk membaca isi kepala orang lain, baik itu dekat maupun jauh. Sayangnya kekuatan super hanya ada di dalam film-film dan cerita-cerita fiksi. Tidak ada di dunia nyata.
Namun, psikopat benar-benar ada di dunia nyata.
Andrea melipat kertas tersebut mengikuti lipatan semula dan memasukannya ke dalam kotak kecil tersebut.
Orang yang menulis ini salah satunya.
Andrea akan memberitahu Zayyan tentang hal ini. Namun, pagi harinya saat Andrea hendak memberitahukan mengenai surat yang dikirimkan psikopat yang dipanggil Zayyan Mr. D itu, kabar baik mendadak datang.
"Meri udah mau bicara."
Selama mengenal pria ini Andrea tidak pernah melihatnya sebahagia ini. Sampai-sampai sebelum Andrea mengatakan sesuatu, sekedar bertanya "Benarkan?" dengan antusias saja tidak karena Zayyan sudah lebih dulu menarik tangannya. Begitu tiba di depan kampus Zayyan segera menyetop sebuah taxi dan menaikinya bersama Andrea. Setengah jam kemudian mereka sampai di Gedung Perlindungan Anak dan Perempuan tempat dimana Meri berada.
"Aku harap kamu jangan bertanya macam-masam dulu padanya." Fardhan menahan pundak Zayyan yang hendak masuk ke kamar Meri.
Zayyan mengangguk mengerti.
Andrea hendak masuk menyusul Zayyan namun Fardhan menahannya. "Kamu sudah dengar sesuatu?" pertanyaan yang kurang jelas sehingga Andrea hanya mengernyit.
"Sepertinya kamu belum tahu." Fardhan menatap ke sekeliling, terlihat awas, seperti dirinya merasa sedang diawasi.
"Tentang apa?" akhirnya apa yang Fardhan katakan memancing rasa ingin tahu Andrea.
"Kamu mendengar sesuatu tentang Rineka?"
"Rineka?"
Fardhan sekali lagi menatap awas sekeliling. Membuat Andrea ikut-ikutan melakukan hal yang sama. Sebenarnya dia merasa waspada karena apa?
"Dia bunuh diri."
Lutut Andrea mendadak terasa lemas, terhuyung ke belakang dan hampir jatuh jika saja Glen tidak datang di saat yang tepat dan memegangi bahunya.
"Kamu gak apa-apa?" tanya Glen.
"Rineka..." pertanyaan Glen tidak masuk sama sekali ke telinga Andrea.
"Iya, dia ditemukan gantung diri di pintu kamar mandinya tadi pagi."
"Tapi kenapa?"
Mendadak ingatan hari itu muncul, hari dimana Rineka meminta maaf karena selama ini dia selalu merundung Dea tanpa alasan, menyebarkan gosip demi menumbuhkan kebencian orang banyak pada Dea semakin besar. Kalau dipiki-pikir lagi setelah kejadian tersebut, ia tidak pernah lagi bertemu dengan Rineka di manapun. Di kerumunan kantin, di taman fakultas tempat dimana berkumpul anak-anak hits di kampus, ia tidak menemukan Rineka dimanapun.
"Terakhir dia meminta maaf karena sudah menyebarkan kebencian terhadap Dea sama aku." Andrea ragu, dengan mengatakan hal ini kemungkinan besar ia akan menjadi orang yang paling dicurigai. "Dan aku mengabaikannya."
Kalau hal tersebut benar, berarti Andrea sudah membunuh dua orang secara tidak langsung.
"Kami masih menyelidiki penyebab Rineka bunuh diri." Fardhan sejenak melongok ke dalam, melihat Zayyan yang sedang berusaha mengajak Meri berbicara dengannya. Gadis kecil itu terlihat takut-takut, bersembunyi di balik lengan perawat muda bernama Selly itu.
"Aku akan sangat menghargai kalau kamu bersedia untuk ikut bersama kami untuk dimintai keterangan."
Andrea menelan ludah. Tangannya meraba tali tas yang tersampir di bahu kanannya. Andrea bisa mengatakan pada Zayyan tentang paket misterius yang Mr. D kirimkan padanya setelah ia ikut dengan Fardhan.
"Baiklah." Andrea memberanikan diri menatap mata Fardhan. "Aku akan ikut."
Tanpa berpamitan terlebih dahulu pada Zayyan yang membawanya ke tempat ini, ia pergi begitu saja bersama dengan Fardhan. Glen tetap tinggal untuk mengawasi dan menjaga Meri.
Untuk kedua kalinya Andrea duduk di ruang 2x2 meter berdinding gelap ini. Salah satu sisi terpasang kaca gelap besar. Pertama karena kasus Dea dan sekarang karena kasus Rineka.
Ia mungkin pantas duduk di kursi dingin ini bagai pesakitan yang membunuh dua orang secara tidak langsung.
Seperti biasa, meskipun Fardhan sudah tahu identitas dirinya Fardhan tetap menanyakan hal tersebut.
"Andrea Rayana. 19 tahun. 22 Maret 2001..."
"Bisa kamu paparkan secara rinci pertemuan terakhir kamu dengan Rineka?"
Andrea mengangguk dan mulai menceritakan kejadian hari itu pada Fardhan. Tidak ada yang ia tutup-tutupi sama sekali. Jangan tanya apakah Andrea tidak takut akan kemungkinan dirinya dicurigai sebagai orang yang mendorong Rineka untuk bunuh diri? Jawabannya sudah jelas. Andrea sangat takut, amat sangat ketakutan. Namun apa gunanya juga menutupi sesuatu. Fardhan seorang detektif berpengalaman, dia pasti punya cara untuk mengulik keterangan sedetail-detailnya dari Andrea.
Terakhir yang Fardhan lakukan adalah menyodorkan tangannya.
"Apa yang kamu katakan akan sangat berguna untuk mengetahui tentang penyebab kematian Rineka."
Andrea menjabat tangan Fardhan.
"Itu adil untuk Rineka..." jawab Andrea, namun sesuatu mengambang di ujung lidahnya. "...dan juga adil untuk aku."
Setelah memberikan keterangan selengkap-lengkapnya tentang hari terakhirnya bertemu dengan Rineka, ia pun dipersilakan pulang. Seorang polwan sudah berdiri di depan ruangan iterogasi dengan sebuah nampan berisi barang-barangnnya. Andrea mengambil semua itu dan mengucapkan terimakasih.
Ponselnya sebelumnya yang sebelumnya dimatikan langsung disambut oleh banyaknya pesan beruntun dari Zayyan.
"Kamu dimana?" tanya Andrea begitu panggilannya diangkat oleh Zayyan di ujung sana.
"Ada sesuatu yang harus kamu tahu."
"Tunggu aku disana."
Zayyan mengatakan bahwa dia berada di sebuah cafe dekat dengan tempat Meri berada. Tak lama kemudian Andrea sampai. Keberadaan Zayyan yang lusuh dan menonjol langsung dapat ia temukan diantara ramainya pengunjung cafe siang itu.
"Dari..."
"Aku takut." belum selesai Zayyan bertanya Andrea sudah lebih dulu mengatakan apa yang dirasakannya.
Zayyan terlihat kebingungan.
"Rineka bunuh diri."
Zayyan terkejut. Dia belum mendengar kabar ini sama seperti Andrea tadi pagi.
"Dan ini..." Andrea meletakan kotak kecil itu di atas meja.
Masih dengan tatapan yang sama Zayyan menggambil kotak tersebut dan membukanya. Sekarang keterkejutan bercampur rasa penasaran terlihat.
"Mr. D tahu aku." Andrea menahan desakan dadanya yang kian terasa amat sanggat sesak. "Dan kemungkinan Rineka bunuh diri karena aku."
"Aku terpojok." Andrea menghapus air matanya. "Antara aku dituduh sebagai orang yang menyebabkan Rineka bunuh diri atau... Mr. D menemukan aku. Aku gak tahu apa yang akan dilakukan Mr. D."
"Temukan aku." gumam Zayyan.
"Apa yang akan dia lakukan setelah aku menemukan dia?" Andrea menggenggam tangan Zayyan. "Apa kita menyerah saja?"
***
Kebayang gak sih kalau kalian di posisi Andrea?
Kalau aku pasti takut banget, bahkan mungkin akan depresi. Dituduh membuat orang bunuh diri itu mimpi buruk. Dan juga Mr. D itu psikopat tak terlihat, entah apa yang bakal dia lakukan
Apa nih yang bakalan kalian bilang ke Andrea?
Terima kasih sudah baca Mr. D
Kasih semangat dong buat Andrea
210320
Iis Tazkiati N
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top