Side Story :: Jaehyun
Ini sudut pandangnya Jaehyun ya
Banyak yang bilang, kalau Jaehyun itu anak yang aneh.
Bisa dibilang, ia tidak bisa mengenali atau menyampaikan emosi. Ia bisa merasakan, tapi tak tahu cara mengungkapkannya. Sejak kecil, ia selalu ditinggalkan di rumah seorang diri, dipandang sebelah mata oleh orang lain membuatnya tak memiliki teman. Lelaki itu tidak suka melihat mereka bercanda tawa bersama, oleh sebab itu, ia akan mengambil apapun yang membuat mereka senang supaya ia bisa merasa senang saat melihat mereka tersiksa dan menangis.
Setiap liburan, ibunya selalu mengajaknya ke tempat asalnya, dimana semua saudara dan kakek neneknya dari pihak ibu tinggal—keluarga Shin. Dan di sanalah, ia bertemu Shin Dahyun. Tidak seperti saudaranya yang lain, Dahyun selalu menemaninya. Tidak peduli diperlakukan seperti apapun oleh orang lain, gadis itu selalu punya cara untuk dapat membuat lingkungan sekitarnya menjadi lebih berwarna.
Hari hari berlalu dengan cepat. Setiap liburan, Jaehyun pasti menginap di rumah Dahyun. Lelaki itu jadi lebih bersemangat setiap akan bertemu dengan Dahyun. Ia merasa seperti … memiliki seseorang yang menganggap kehadirannya. Dan ia bisa benar-benar bersikap seperti ‘manusia’ normal hanya saat bersama Dahyun.
Gadis itu membuatnya merasa nyaman dan tidak memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk dapat dihargai karena gadis itu selalu menerima semua yang ia lakukan. Ya, setidaknya ia terus merasa senang sampai seorang lelaki yang seumuran dengannya muncul sebagai tetangga Dahyun. Dia Jungkook, dan sejak awal, Jaehyun sudah tak menyukainya.
Ia merasa terasingkan saat Dahyun lebih memilih untuk main bersama lelaki itu, walau gadis itu tetap mengajaknya, tapi ia tidak suka. Jaehyun sangat tidak suka jika ada yang mengambil ‘miliknya’. Apalagi, lelaki itu selalu membuatnya terlihat aneh didepan Dahyun.
“Ya, Dub-ttungie, kenapa kau selalu menerima apa yang ia berikan?” Saat itu, Jaehyun memberikan boneka barbie pada Dahyun namun Jungkook langsung menentangnya.
“Ah … bonekanya cantik.”
“Tapi itu barang curian? Kau tak tahu? Itu milik Yu Ri.” Jungkook melirik Jaehyun sinis. “Kau mencurinya, kan?”
Jaehyun mengangkat kedua bahunya acuh. “Ani, itu salahnya tidak menyimpan barangnya dengan baik. Lagipula, Daday memang menginginkannya, kan?” Jaehyun beralih pada Dahyun yang memegang boneka itu erat. “Kau pernah mengatakannya pada oppa.”
“Walaupun Dubu menginginkannya, kau tidak sepatutnya mencuri milik orang lain,” terang Jungkook membuat tangan Jaehyun mengepal. “Dubu, itu milik Yu Ri, aku sempat melihatnya kalang kabut mencari boneka kesayangannya itu. Kau masih menginginkannya? Kita bisa membeli yang lebih bagus dari itu.”
Dahyun menunduk, ia takut mengecewakan Jaehyun tapi perkataan Jungkook ada benarnya. “Mian, Jae Oppa. Aku tak bisa menerimanya.” Gadis itu mengembalikan bonekanya pada Jaehyun. “Ukhm … aku melakukan ini bukan karena membenci oppa tapi—tidak semua barang bisa kita miliki walaupun kita menginginkannya. Lagipula, aku hanya bilang kalau bonekanya cantik, bukan berarti oppa harus mencurinya dari Yu Ri untuk memberikannya padaku.”
“Ahh arrasseo. Mian, Oppa tidak tahu.”
“Ck, mana mungkin kau tidak tahu kalau mencuri itu dilarang?” Dahyun langsung menginjak kaki Jungkook supaya lelaki itu berhenti bicara. “Aniya oppa gwenchana. Kita bisa mengembalikan boneka itu dan langsung meminta maaf pada Yu Ri.”
“Kau membelanya?” tanya Jungkook pada Dahyun. Lelaki itu langsung menarik tangan Dahyun saat gadis itu akan pergi ke rumah Yu Ri. “Kau diam di sini. Jaehyun sudah besar, biarkan dia mempertanggung jawabkan perbuatannya sendiri.”
“Tapi—“
“Jungkook benar, ini salahku.” Jaehyun tersenyum tipis pada Dahyun lalu pergi ke rumah Yu Ri untuk mengembalikan boneka itu. Namun sejak saat itu, Jaehyun semakin membenci Jungkook. Seperti boneka ini yang pada akhirnya kembali pada sang pemilik, ia juga akan membuat Dahyun seperti itu. Lelaki itu akan membuat Dahyun kembali kepadanya dan hanya menjadi miliknya seorang.
Hari yang paling dinanti Jaehyun tiba. Jungkook pergi ke Jerman dan tak pernah kembali walau Dahyun terus mengiriminya surat. Jaehyun senang, selama itu, ia selalu mencoba untuk terus dekat dan lebih dekat dengan Dahyun. Namun perceraian antara kedua orangtuanya membuatnya tidak bisa menemui Dahyun dengan bebas karena ia berada dipihak sang ayah yang bermarga Kim. Oleh sebab itu, ia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hati Dahyun.
Seiring berjalannya waktu, ia juga mulai belajar untuk bersikap ‘normal’ layaknya manusia biasa. Malah ia pandai sekali memanipulasi orang lain lewat senyuman lesung pipitnya.
Jaehyun bekerja dengan giat namun tidak ada yang tahu kalau dibalik itu, ia juga bergabung dengan komplotan berdarah dingin dan menjual organ manusia ke berbagai lapisan. Markasnya ada di Jepang, itu sebabnya bisnis mereka bisa berjalan selama ini sampai Eun Bi menguping pembicaraan mereka. Tadinya, ia tidak akan membunuh Eun Bi, hanya saja … ia sudah tahu terlalu banyak. Apalagi bawahannya telah menangkap basah gadis itu akan memberitahu Dahyun soal ini.
Beruntung, Jaehyun sempat kabur saat Dahyun mendapati sahabatnya telah tewas, ia juga mengirim orang, untuk mengancam Dahyun supaya tidak mengungkap pembunuhan itu dan mengalihkannya menjadi aksi bunuh diri.
Bertahun-tahun ia sudah menantikan saat dirinya bisa membawa Dahyun ke Jepang, namun lagi-lagi Jungkook menggagalkan rencananya. Lelaki itu kembali, setelah belasan tahun tinggal di Jerman dan dengan sialannya, Jungkook selalu menggagalkan rencananya. Dari mulai melarang Dahyun pergi bersamanya hingga saat flat Dahyun terbakar. Ya, sebenarnya dalang dibalik terbakarnya flat Dahyun juga Jaehyun.
Lelaki itu memutuskan untuk kembali ke Jepang selama beberapa saat namun ia masih terus memantau Dahyun dari kejauhan. Dan kepergian Jungkook menjadi momentum yang pas baginya untuk kembali memiliki Dahyun.
Saat itu, Jaehyun berniat membelikan Dahyun dessert, akan tetapi ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Dahyun tengah berbicara dengan pemilik toko dessert itu. Ia bahkan dapat mendengar percakapan mereka karena mobilnya berada tak jauh dari mereka saat ini.
“Sialan. Ini tak bisa dibiarkan.”
Ia kemudian mengenakan topinya, lantas ke luar dari mobilnya dan mengikuti Dahyun dari belakang. Niatnya, ia hanya ingin mencari tahu di mana Dahyun tinggal saat ini, tapi sepertinya gadis itu sadar kalau tengah diikuti. Ia mengenakan masker hitamnya dan menurunkan topinya supaya wajahnya tidak terlihat.
Namun Dahyun malah berlari, membuat Jaehyun mengejarnya lalu tanpa sadar meraih tangannya memuat Dahyun seketika menunduk ketakutan. “K-kau siapa?!” Gadis itu bahkan tak mau melihat ke arah Jaehyun, entah ia harus senang atau tidak tapi Dahyun terlihat sangat ketakutan hingga enggan menatapnya.
“Berhentilah mencari tahu.” Jaehyun merendahkan suaranya supaya Dahyun tak mengenali suaranya. “Semakin kau ingin tahu, maka semakin cepat tiba giliranmu untuk menyusul temanmu ... yang tewas lima tahun yang lalu.”
Jaehyun berbalik saat menyadari ada seseorang yang mendekat, ia lantas memegang topinya dan kabur meninggalkan Dahyun yang masih mematung. Sialannya lagi, ada sebuah mobil yang tiba-tiba saja membuntutinya dari belakang, ia mencoba berlari ke celah-celah sempit namun mobil itu terus mengikutinya, hingga akhirnya ia terjebak di jalan buntu.
Jaehyun sempat mematung saat melihat Jungkook ke luar dari mobil itu. Dia masih di korea?
Lengah, Jungkook langsung membanting tubuh Jaehyun hingga membentur dinding. “Siapa kau?” bentak Jungkook, menatap langsung ke matanya membuat manik Jaehyun membola. “Kau—arghh!” sebelum terlambat, Jaehyun segera menendang kaki Jungkook lalu berlari sekuat tenaga. Ia sempat melihat Jungkook ke luar dari mobilnya dengan kaki yang agak pincang, dan melihat lelaki itu tak lagi bisa mengejarnya membuatnya menghela napas lega. Sial, kenapa Jungkook selalu menggagalkan rencanaku?
Hingga akhirnya saat Jaehyun berhasil menculik Dahyun pun, Jungkook masih nekat mengejarnya. Dasar bodoh.
Keadaan kini berbalik, walau kini Dahyun sudah mengetahui jati dirinya yang sebenarnya, tapi ia tak peduli. Karena gadis itu sekarang sudah sepenuhnya menjadi miliknya.
Well, dari chap awal-awal, aku udh nyelipin clue ini sebenernya tapi pada gk ngeuh ya :")
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top