🍪47| Weird

Play: Drawing a star - Uji
Ost bcs this is my first life


Hepi reding ♡

Seminggu telah berlalu, sesuai perkataan Chanyeol, jika kondisi Jungkook terus membaik, maka hari ini ia bisa pulang. Lelaki itu menghirup udara di luar rumah sakit dengan dalam, seolah merasakan udara bebas yang sudah lama tidak ia rasakan. Perjuangannya tidak sia-sia, dalam waktu empat bulan ia bisa kembali berjalan dengan normal, walau intensitasnya masih perlu di kurangi.

Senyumnya terukir saat melihat mobil berwarna merah miliknya yang kini telah menepi di depannya. Beberapa saat kemudian, kaca mobilnya terbuka, menampilkan Dahyun yang memanggilnya supaya segera naik. “Kali ini, biarkan aku yang menyetir ya, Mr. Cookie,” sahut gadis itu dari dalam mobil.

Jungkook terkekeh sesaat, lantas masuk ke dalam mobilnya. Detik selanjutnya, mobil itu melaju di jalanan Seoul yang cukup padat di akhir pekan. Lelaki itu menurunkan jendela, membiarkan angin menerpa rambutnya yang tumbuh kian panjang. “Hah … aku merindukan suasana ini. berada di rumah sakit terasa seperti penjara karena tidak bisa pergi kemana pun.”

Dahyun melirik Jungkook sekilas, ia juga merasa sangat senang karena Jungkook akhirnya bisa sembuh. “Hari ini mau kencan?” tanyanya, yang membuat Jungkook langsung menatap ke arahnya dengan semangat.

Owaah jinjja? Tentu saja!”

Dahyun tergelak mendengar nada bicara Jungkook yang terlau bersemangat, ia lantas menancap gas semakin kencang. “Baiklah, hari ini saatnya kencan ala Shin Dahyun, jadi kau jangan protes ya, cukup ikuti semua keinginanku,” terangnya.

Jungkook mencubit pipi Dahyun pelan karena gemas. “Aigoo, kau sekarang jadi mulai mendominasi ya.”

“Tentu saja. Aku tidak mau terus meminta padamu, jadi sekarang giliranku untuk membalasnya.”

Ya, Dahyun memutuskan untuk sepenuhnya percaya pada Jungkook. Ia tak akan membahas perihal komik dan surat dari Wonwoo itu. Untuk hari ini, ia benar-benar ingin merayakan kepulangan Jungkook yang telah berjuang untuk kesembuhannya selama ini.

Arrasseo, lakukan semua yang kau inginkan, Dub-ttungie.”

Mwo? Ya! Aku sudah mengatakan untuk tidak memanggilku dengan panggilan itu lagi, kan?”

“Memangnya kenapa? itu menggemaskan.”

“Tapi aku tidak suka!”

“Tapi aku suka.”

YA!”

Keduanya terus bertengkar sepanjang perjalanan, sementara mobil itu terus melaju entah kemana. Walau demikian, pertengkaran itu tak membuat kencan mereka gagal. Justru saat ini mereka malah tak mau kalah memilih tempat untuk berkencan yang paling cocok. Dahyun memilih bioskop sementara Jungkook keukeuh ingin ke pantai.

“Ayolah, aku sudah lama tidak ke pantai.” Jungkook masih merengek.

“Tapi aku juga sudah memesankan tiketnya!” Dahyun masih keras kepala dan tak mau mengalah. Gadis itu menginjak pedal gas semakin dalam hingga membuat mobil itu melaju kencang. Masa bodoh, Dahyun mengabaikan Jungkook yang masih terus protes dan membawa mereka ke tempat tujuannya—bioskop, yang waktu penayangannya tinggal beberapa puluh menit lagi.

“Woah … bukankah film barusan sangat seru? Rasanya aku ingin kembali lagi menjadi anak kecil yang tak tahu apapun selain bermain.” Dahyun masih tak bisa melupakan film cartoon yang baru saja di tontonnya. Sementara Jungkook yang berjalan di sampingnya hanya mengangguk tanpa semangat. Film cartoon yang girly seperti itu benar-benar bukan seleranya, ia lebih suka menonton serial film marvel atau sejenis film action yang lebih menantang.

Dahyun terus mengoceh sembari berjalan sementara perhatian Jungkook kini tertuju pada toko dessert yang menjual berbagai jenis makanan manis yang menggemaskan. Belum lagi seorang pegawai yang menjajakannya terlihat memakai kostum ironman yang sangat besar, membuat Jungkook semakin ingin melihatnya dari dekat. “Woah … “ Tanpa sadar Jungkook berjalan mendekati toko itu dengan tatapan berbinar.

Ya, Jungkook-ah, kau tahu, aku sangat sen … “ Dahyun tidak melanjutkan perkataannya saat menyadari Jungkook sudah tidak bersamanya. “Kemana dia?” Gadis itu celingukan mencari keberadaan Jungkook yang bisa saja menghilang di tengah banyaknya pengunjung mall saat ini yang cukup ramai.

Dahyun mengeluarkan ponselnya untuk memanggil Jungkook, namun panggilannya tidak kunjung diangkat. Ia terus mengamati sekitar dengan gelisah sampai maniknya menangkap pemandangan seorang lelaki jangkung yang tengah memakan sesuatu di toko dessert, dengan beberapa orang yang mulai mengerubuninya. Dahyun berdecak kesal dan segera mematikan panggilannya saat ia dapat melihat dengan jelas siapa yang tengah menjadi pusat perhatian orang saat ini. “Aigoo … aku lupa kalau dia orang yang cukup terkenal di sini.”

Gadis itu perlahan menerobos kerumunan orang itu hingga bisa melihat Jungkook lebih dekat. Lelkai itu menyadari kehadirannya, lantas melambai ceria dengan tangannya yang penuh dengan cemilan. Dahyun meringis malu, tanpa basa-basi, ia segera menyeret lelaki itu untuk pergi dari sana dan membawanya masuk ke dalam mobil.

Keduanya sama-sama mengatur napas, orang-orang yang sempat mengejar mereka kini mulai bubar. Jungkook sempat melambai-lambaikan tangannya lagi saat melihat anak-anak yang terlihat menggemaskan. “Hah … aku merasa telah menjadi seorang selebriti,” lirihnya merasa bangga.

Sementara Dahyun berdecak, ia melirik Jungkook yang masih bisa tersenyum lebar itu dengan sebal. “Ya, jangan lupakan kalau kau baru saja keluar dari rumah sakit.” Dahyun segera merebut permen lolipop di tangan Jungkook. “Dan ini, kau seharusnya jangan makan makanan seperti ini dulu,” omelnya lagi. Sungguh, Dahyun merasa seperti sedang membawa anak kecil yang sangat sulit di atur.

Jungkook memberengut, ia menyimpan semua makanan manis di tangannya ke dashboard lalu menghela napas dengan tampang menyedihkan. “Arrasseo. Aku hanya memakannya sedikit.”

Dahyun jadi tidak tega. Ia lalu mengulurkan lagi lolipop di tangannya pada Jungkook. “Ini, kau boleh memakannya.”

Jungkook melirik Dahyun dan lolipop itu bergantian, namun alih-alih mengambil lolipopnya, ia malah mengecup bibir Dahyun kilat.

“Aku ingin memakan yang ini,”ujarnya santai.

Dengan sialannya, Jungkook malah kembali menyentuh bibir Dahyun perlahan dengan tatapannya yang seduktif, sementara Dahyun sebisa mungkin menahan godaan si lelaki buaya itu. Dalam sekejap, lelaki yang kekanakan itu berubah menjadi lelaki dewasa yang haus akan nafsu.

“Bukan bibirku, tapi lolipop ini. Kau boleh memakan—mmpphh.” Jungkook segera membungkam bibir Dahyun dengan bibirnya. Ia memanggut bibir yang tak kalah manis dari lolipop itu dengan rakus, membuat suara decapan di dalam mobil itu semakin intens. Dahyun mencoba untuk menjauhkan wajahnya, namun Jungkook malah semakin menekan tengkuknya, membuat Dahyun semakin sulit untuk menghindar.

Ciuman itu tidak berlangsung lama, Jungkook segera menyudahinya saat tak merasakan balasan apapun dari Dahyun. Kening mereka masih menempel dan deru napas mereka saling memburu.

“Katakan, ada apa? Kau menyembunyikan sesuatu dariku? Hm?” bisiknya lirih seraya menatap Dahyun dalam. Jungkook sudah memikirkan hal ini sejak Dahyun mengajaknya kencan, itu bukan Dahyun sekali.

Dahyun memejamkan matanya, ia benar-benar tidak ingin merusak hari ini. “Aniya, eopso. Kau mau ke pantai kan? Sekarang kita akan ke pantai.”

Jungkook masih terus mengamati Dahyun saat gadis itu mulai kembali menyalakan mobilnya. Perasaannya tidak enak, sungguh. Tapi entah kenapa ia juga takut kalau hal itu akan merusak hari ini yang sudah dimulai dengan sangat baik. Pada akhirnya, ia memilih untuk membiarkan Dahyun melakukan semua keinginannya, tanpa mengorek lebih jauh rasa penasarannya.

Well, kenyataannya, sangat sulit untuk saling terbuka satu sama lain. Karena pada dasarnya, manusia pasti memiliki satu sisi, yang tidak ingin diketahui oleh siapapun, termasuk orang yang paling disayanginya sekalipun.

Translate:

Aniya = Tidak
Eopseo = Tidak ada

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top