🍪32| What Happened?

Play: Tomorrow - ryu ji hyun
Ost because this is my first life

Sudah tiga hari berlalu, dan Jungkook sama sekali belum kembali. Lagi-lagi, Dahyun berangkat dan pulang sendiri. Rasanya seperti kembali ke masa saat dirinya belum bertemu Jungkook, namun bedanya, kali ini ia tinggal di apartemen lelaki itu. Kadang jika sedang rindu, Dahyun akan meneleponnya, bahkan tidur di ranjang Jungkook hanya untuk mencium wangi tubuhnya yang telah menyatu di sana supaya ia dapat merasakan kehadirannya.

Senin depan, lelaki itu sudah akan berangkat ke Jerman. Waktu Jungkook berada di Seoul kurang dari tiga hari lagi. Dahyun menghela napas bosan, kalau terus seperti ini, bisa-bisa ia berpisah dengan Jungkook lebih cepat.

Noona, kau pulang sendiri lagi?” tanya Hyunjin saat melihat Dahyun yang tengah berada di halte. Gadis itu menatap Hyunjin kesal.

“Menyindirku, huh?”

Ani, Mr. Hwang memangnya kemana? Aku sudah lama tidak melihatnya.”

“Itu bukan—“

“Itu bukan urusanmu, Hyunjin. Iya, kan? Kau pasti akan mengatakan itu? sudah tertebak.”

Dahyun memutar bola matanya malas. Mood-nya benar-benar buruk hari ini, dan keberadaan Hyunjin malah membuatnya benar-benar ingin mengutuk hari ini.

Ah, aku ada kencan sekarang. Aku pergi duluan, ya. Bye bye noona!”

“Ya … ya … pergilah secepatnya.”

Begitu bus yang ditunggunya tiba, Dahyun segera masuk ke dalamnya bersama beberapa orang lain. Ia memilih duduk di pojok kanan, menatap ke luar jendela yang menampilkan landscape perkotaan dengan gemerlap lampu. Waktu terasa berjalan sangat cepat disaat lelaki itu tak ada. Padahal ini baru tiga hari, tapi Dahyun sudah merasa kehilangan Jungkook.

Dahyun langsung tersenyum lebar saat ponselnya yang bergetar menampilkan panggilan dari Jungkook. Panjang umur sekali, baru saja ia memikirkannya, lelaki itu sudah meneleponnya.

“Hello, Ms. Hwang. What are you doing right now?”

Gadis itu terkekeh saat mendengar Jungkook yang menyapanya dengan bahasa inggris, “Ya geumanhe, jangan membuatku berpikir kalau kau sudah ada di Jerman ya sekarang.”

“Hehe … kalau memang sudah bagaimana?”

Mwo? Jinjja? KENAPA TIDAK MEMBERITAHUKU?!” Dahyun tanpa sadar berteriak hingga mengundang pandangan bingung dan risih dari para penumpang lain. Dahyun melempar senyum canggung, lalu membalikan tubuhnya ke samping jendela karena malu. “Haishh … kau benar-benar membuatku terlihat seperti orang gila. Cepat katakan kalau kau berbohong tadi.”

Sialannya, Jungkook malah tergelak di seberang sana. “Kenapa heboh sekali? Saat ini aku sedang berada di toko dessert milik Wonwoo. Kau mau kubelikan apa?

“Aku mau kau. Tunggu aku disana sepuluh menit lagi.” Dahyun segera mematikan panggilannya lalu memukul kepalanya spontan. Dasar bodoh, lelaki itu pasti kegirangan di sana. Tapi senyumnya tak lagi luntur setiap ia mengingat kalau sebentar lagi ia akan kembali bertemu dengan Jungkook.

Ya Tuhan, aku sangat merindukannya.

Sesuai dugaan Dahyun, saat ini Jungkook terus tersenyum seperti orang gila sembari menatap layar ponselnya yang memakai wallpaper foto dirinya dan Dahyun yang ia ambil minggu lalu. Kakinya sekarang sudah lebih baik, ia hanya perlu meminum obatnya setiap rasa nyeri itu muncul lagi.

“Ck, berhenti tersenyum seperti itu! senyummu itu membuat pelangganku jadi gila,” celetuk Wonwoo setelah meletakan cookies pesanan Jungkook di mejanya. Lelaki itu menarik kursi di hadapan Jungkook lantas mendudukinya seraya menatap Jungkook penasaran.

“Kau menelepon siapa tadi? Yeoja cinggu?”

Eoh,” balas Jungkook sekenanya. Ia langsung menyomot cookies-nya dan memakannya lahap, “Hmm, aku sangat merindukannya.”

“Cih, menggelikan. Memangnya sudah berapa lama kalian tidak bertemu?”

Jungkook nyengir. “Tiga hari.”

Jawabannya membuat Wonwoo langsung berdecak lelah. “Dasar!”

Lelaki itu kembali memakan cookies-nya dengan semangat, sesekali maniknya curi-curi pandang ke arah jendela, menanti kedatangan Dahyun. Jungkook bahkan tak memperdulikan tatapan yang dilayangkan para gadis yang ada di sana, ia terlalu sibuk mengunyah dengan perasaan membuncah.

Beberapa menit kemudian, gadis yang dinantinya itu muncul. Jungkook segera melambaikan tangannya gembira sementara manik Wonwoo membulat kaget. “Jangan bilang kalau dia …  “

“Iya, dia pacarku,” potong Jungkook seraya merangkul Dahyun mesra, Wonwoo segera memalingkan wajahnya. Entah kenapa lelaki itu terlihat tidak suka melihat Jungkook berhubungan dengan Dahyun.

“Sejak … kapan?”

“Entahlah, kita sudah berpacaran berapa lama, Sayang?” tanya Jungkook yang langsung mendapat cubitan di pinggangnya dari Dahyun.

Ya, geumanhe, kau membuatku malu,” cicit Dahyun pelan, tapi ia langsung balas melirik tajam para gadis yang diam-diam membicarakannya.

Wah … aku benar-benar tidak menyangka. Kupikir Dahyun-ssi bukan tipemu? Kau mengatakannya saat aku memberimu nomor teleponnya.” Perkataan Wonwoo membuat Jungkook melotot.

Ya, kapan aku mengatakan itu?”

“Kau tahu kan tipe idealku itu gadis yang memiliki tubuh seperti gitar spanyol dan tinggi! Ya, dia cantik juga sih tapi dia pendek! Bukan seleraku.” Wonwoo memutar rekaman di ponselnya sembari menarik sudut bibirnya tipis. Sementara tubuh Jungkook sudah menegang.

“Oh … jadi aku ini bukan seleramu?” perkataan Dahyun semakin membuat lelaki itu mati kutu.

“Oh itu … itu aku bukan sedang membicarakanmu kok.”

“Saat itu Dahyun-ssi ada depan tokoku sembari melihat ke arah cookies milik Jungkook. Mungkin saat itu kalian belum saling menyadari satu sama lain, tapi Jungkook langsung meminta nomormu padaku—arrgghh.” Jungkook menghentikan injakannya pada kaki Wonwoo seraya meringis tipis ke arah Dahyun yang menatapnya datar.

Mian, saat itu aku belum tahu kalau kau adalah Dahyun yang selama ini kukenal. Lagipula kau berubah sangat drastis dulu pipimu ini sangat berisi, sekarang kemana semua ini menghilang, hm?” Jungkook menangkup kedua pipi Dahyun dengan lengannya hingga bibir gadis itu mengerucut. “Lepaskan, kau mau mati,” desis Dahyun tajam, membuat Jungkook segera menjauhkan tangannya dari pipi Dahyun.

Gadis itu mengusap pipinya yang memanas, lalu menatap Wonwoo bingung. “Geunde, Wonwoo-ssi, tadi kau mengatakan kalau Jungkook meminta nomorku padamu. Memangnya … kau mendapat nomorku darimana?”

Wonwoo menarik senyum tipis. “Sepertinya kau sudah lupa ya. Aku ini mantan pacarnya Eun Bi.”

Wajah Dahyun langsung pucat saat mendengar nama “Eun Bi”. Tidak, ini tidak mungkin. Ke-kenapa aku baru tahu sekarang? I-itu pasti bukan dia.

Jungkook menyadari hal itu, ia bahkan dapat melihat keringat dingin yang mulai keluar dari pelipis gadisnya. “Hey, kau kenapa?” tanyanya yang langsung membuat Dahyun memalingkan wajah padanya dengan panik.

“Oh? Ani … aku hanya … sangat lelah, ayo kita pulang.” Dahyun segera bangkit berdiri dan berajalan ke luar dari toko itu.

Jungkook merasakan kejanggalan antara Dahyun dan Wonwoo. “Ada apa ini? apa kau … memiliki hubungan yang kurang baik dengan Dahyun?” tanyanya pada Wonwoo, sementara lelaki beriris tajam itu hanya menarik senyum simpul sembari menatap Dahyun yang terus menggigiti kukunya gelisah di luar sana.

“Entahlah, kau bisa tanyakan hal itu langsung ke pacarmu. Aku akan melayani pelanggan lain, bersenang-senanglah.”

Wonwoo menepuk bahu Jungkook sekilas sebelum pergi meninggalkan lelaki itu untuk kembali melayani para pelanggannya. Sementara Jungkook mengamati Wonwoo dan Dahyun bergantian.

Ada apa ini?

Hayo loh dahyun knp? 😢

Translate:

Ani = Tidak
Yeojachingu = Pacar
Geumanhe = Berhenti
Geunde = Tapi, omong-omong

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top