🍪22| Coo-kiss
Play: it's Me -
Ost oh my venus
Keduanya telah kembali ke Seoul sejak lima hari yang lalu. Menjalani rutinitas seperti biasa yang penuh kesibukan. Hampir setiap malam Dahyun selalu lembur karena banyak sekali pekerjaan yang belum selesai selama ia mengambil cuti dan hampir setiap malam juga, Jungkook ketiduran saat menunggu Dahyun. Itu sebabnya, di akhir pekan yang sangat macet ini, keduanya memilih untuk menghabiskan waktu di apartemen Jungkook.
“Hey, setelah menonton kita mau kemana? Ada hal yang ingin kau lakukan?” tanya Jungkook seraya memainkan rambut Dahyun. Dahyun meletakan tangannya di dagu, berpikir keras dengan mulut yang penuh popcorn.
“Emm … daripada pergi ke suatu tempat, saat ini aku ingin minum sesuatu.”
Jungkook menunduk untuk melihat wajah Dahyun yang berada di pangkuannya. “Minum apa?”
Dahyun tersenyum lebar setelah memikirkan apa yang ia mau. “Aku mau … Cookie vanilla shake!”
“Cookie? Kau mau meminumku?” tanyanya jahil sembari menyeringai.
“Eyy tentu bukan Kookie yang ini. Yang aku inginkan Cookie sungguhan, sudah lama aku tidak meminumnya,” elak Dahyun dengan pipi memerah. Entah sudah berapa kali Jungkook menggodanya hari ini, sepertinya sulit baginya untuk terbiasa dengan godaan manisnya.
“Baiklah, aku akan membelikannya.”
“Jangan beli. Kau buatkan untukku, bisa, kan? Aku rindu minuman buatanmu. Dulu kau kan sering membuatkannya untukku.”
“Tapi aku tidak punya vanilla, kalau pakai susu saja, tak apa?”
Dahyun mengangguk senang. Gadis itu menegakkan tubuhnya menjadi duduk, lantas menatap Jungkook lekat. “Sejak kapan kau jadi baik dan penurut seperti ini, hm?” tanya Dahyun pada Jungkook. Pasalnya, ia merasa aneh saja dengan tingkah Jungkook yang mengiyakan hampir semua keinginannya, padahal biasanya lelaki itu egois dan cenderung memaksakan keinginannya saja.
“Aku memang baik, baru sadar? Lagipula itu tidak gratis.” Jungkook mendekatkan wajahnya pada wajah Dahyun lantas berhenti tepat di depan bibir Dahyun. “Semuanya pasti ada bayarannya, Sayang.”
Bukannya menjauh, Dahyun malah balas menatap Jungkook lekat. “Apa itu?”
Jungkook mengerling jahil lalu mengacak rambut Dahyun gemas. “Nanti saja! Aku akan buatkan minuman untukmu dulu ya. Tunggu di sini!” Lelaki itu bergegas pergi ke dapur membuat Dahyun langsung mengekor di belakangnya.
“Aku ingin lihat!”
Saat ini, Dahyun tengah duduk di kursi pantry dengan tangan yang menopang dagu. Maniknya terus mengikuti pergerakan Jungkook yang terlihat lihai mengocok semua bahan yang terdiri dari susu cair dan kental manis yang dicampur dengan cookies yang telah di tumbuk dan es batu. Lengan bajunya yang ditarik sampai siku membuat penampilannya terlihat sangat sexy walau tengah meracik minuman. Sungguh, sepertinya Dahyun sudah gila karena mengagumi apapun yang dilakukan Jungkook—yang telah menjadi pacarnya saat ini.
“Hey, selain aku, kau pernah membawa wanita kemari?” tanya Dahyun tiba-tiba membuat pergerakan Jungkook sempat terhenti.
“Oh? Sepertinya tidak pernah. Kenapa?” Jungkook menuangkan cookies milkshake pada gelas yang telah di siapkan sebelumnya.
“Sungguh? Wanita yang waktu itu tidak pernah kau ajak kemari?”
Jungkook tak langsung menjawabnya. Walaupun Dahyun tidak menjelaskan siapa wanita yg ia maksud, tapi Jungkook mengerti, kalau wanita itu adalah Lisa. Ia kembali menaburkan cookies bubuk di atas minuman itu lalu menyajikannya di hadapan Dahyun. “Tidak, aku baru bertemu dengannya lagi kemarin. Cobalah, aku tak yakin dengan rasanya, tapi kau boleh menatapku sepuasnya ketika meminumnya supaya rasanya jadi enak.”
“Cih, dasar pembual.” Dahyun meminum cookie milkshake buatan Jungkook perlahan. Matanya langsung berbinar saat minuman manis itu menyapa lidahnya. “Woah, ini sangat enak! Bahkan lebih enak dari milkshake yang selalu kubeli.” Dahyun mengatakannya dengan semangat hingga tak sadar kalau ada sisa milkshake yang menempel di bibirnya.
“Benarkah? Aku ingin mencobanya.”
“Ini, kau coba—“ Dahyun hendak memberikan milkshake-nya tapi ia langsung terdiam saat Jungkook menjilat bibirnya. Menghabiskan sisa milkshake di permukaan bibir Dahyun hingga bersih. Jungkook tersenyum lebar saat melihat wajah syok Dahyun dengan pipinya yang bersemu. Terlihat sangat lucu. “Iya, rasanya enak.”
Sialan, Dahyun merutuk dalam hati. Debarannya semakin gila saat melihat Jungkook yang dengan sengaja menjilat bibirnya sendiri seraya menatapnya genit. “Aku mau lagi,” ucapnya.
“M-mau apa?”
“Itu—“ Jungkook meneguk cookie milkshake buatannya, hanya sampai di mulutnya saja ia segera menarik tengkuk Dahyun untuk berbagi minuman selagi menciumnya perlahan. Dahyun memegang erat kursinya, matanya mulai memejam sementara bibirnya perlahan mulai membalas lumatan Jungkook, membuat lelaki itu tersenyum.
Jungkook menggeserkan gelas yang menghalanginya, lantas tangannya bergerak mengangkat tubuh Dahyun dan dinaikannya ke atas pantry. Tangan Dahyun sudah mengalung di leher Jungkook sementara lelaki itu terus menyesap bibirnya, berbagi milkshake yang terasa lebih manis.
Ciuman itu semakin lama semakin intens, lengan Jungkook yang semula menyangga tubuh pada pantry kini memeluk pinggang Dahyun erat. Tak mau memberi celah sedikit pun, ia menarik tubuh Dahyun supaya lebih melekat ke tubuhnya. Sementara suara decapan dan helaan napas telah memenuhi dapur itu untuk kedua kalinya.
Sebagian milkshake-nya keluar dan mengalir ke leher Dahyun, menyatu dengan tautan saliva yang telah terjalin. Ketika Dahyun telah kehabisan napas, Jungkook segera turun menjilati rahang hingga leher Dahyun yang dialiri milkshake. Gadis itu melenguh pelan saat Jungkook menyesap lehernya kuat, membuat sebuah tanda kepemilikan yang tercetak jelas di kulit putih Dahyun.
Saking asyiknya dengan kegiatan itu, Jungkook sampai tak mendengar suara bel yang berbunyi. Ponselnya yang disimpan di ruang tengah juga sudah bergetar berulang kali, menampilkan sebuah panggilan ke-5 dari seseorang yang lagi-lagi tak terjawab.
Beberapa detik kemudian, ponsel Jungkook kembali bergetar. Tapi kali ini bukan panggilan, melainkan sebuah pesan yang lagi-lagi dikirimkan oleh Lisa.
“Oppa, sejak tadi aku berada di depan apartemenmu. Kau sedang ke luar?” - Lisa.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top