🍪13| Loser

Play: Somehow - Ost
Weightlifting Fairy
Kim Bok Joo

"Kudengar anakku menginap di apartemenmu semalam? Terima kasih banyak," ujar Hyera selepas acara lounching bukunya selesai. Jungkook hanya mengulas senyum tipis seraya mengangguk penuh hormat.

"Ah iya, Chakka-nim. Tidak perlu sungkan, aku senang karena ada teman."

"Kalau begitu apa sebaiknya malam ini kita makan malam bersama sebelum kami kembali ke Busan? Saya akan mentraktir kalian berdua."

"Ahh ... tidak per-"

"Maaf chakka-nim, sepertinya kami tidak bisa karena malam ini kami ada kencan," potong Jungkook yang langsung mengundang tatapan kaget dari Hyera dan Eun Woo, begitupun dengan Dahyun.

"Kencan?" tanya Eun Woo bingung. Jungkook tersenyum semakin lebar lalu menggenggam tangan Dahyun dengan santai.

"Iya, aku dan Dahyun akan kencan malam ini," terang lelaki itu sementara Dahyun sudah melotot protes.

"Mwo? Chakka-nim tidak, kami tidak-"

"Ssstt-" Jungkook meletakan telunjuknya di depan bibir Dahyun supaya gadis itu tak lagi bicara. "Sudah seharusnya kita memberitahu semua orang kalau kita telah berpacaran, Sayang," ujar Jungkook tenang sementara Dahyun sudah ingin memukul bibir lelaki itu yang dengan santainya mengatakan hal memalukan itu. Beberapa pegawai yang ada di sana bahkan mendadak menjadikan mereka tontonan gratis.

"Ahh ... kalian berpacaran? Sudah kuduga kalau kau pasti menyukai Dahyun." Hyera tersenyum lalu menatap Dahyun lembut. "Padahal aku pernah berpikir akan menjodohkan Dahyun dengan Eun Woo, tapi aku turut bahagia kalau ternyata kalian sudah menyadari perasaan kalian masing-masing."

"Eomma, geumanhe," bisik Eun Woo seraya membalas tatapan tajam Jungkook, namun ia langsung mengulas senyum saat menatap Dahyun. "Dahyun-ah, jika sedang ke Busan jangan ragu untuk mampir ke rumahku. Aku akan menyambutmu kapan pun itu dan akan selalu memberimu kabar, tidak seperti seseorang yang tidak kunjung membalas suratmu saat bepergian jauh. Bolehkan Jungkook-ssi?"

"Oh? Tentu, kami akan datang jika ada waktu. Lagipula aku tidak yakin jika Dahyun masih memiliki waktu untuk itu, karena kami akan sangat sibuk," balas Jungkook tak mau kalah bahkan ia merangkul bahu Dahyun begitu posesif-mengabaikan Dahyun yang sudah menarik-narik kemejanya supaya menghentikan aksi konyol ini.

Sejak awal, Jungkook sudah curiga dengan Eun Woo dan saat ini, lelaki itu dengan santainya membahas soal surat. Tahu darimana dia? Atau justru selama ini dialah yang menyembunyikan surat Dahyun yang seharusnya dikirimkan untukku?

Menyadari situasi yang mulai keruh, Hyera segera memperingatkan Eun Woo dengan tatapannya lantas berpamitan pada Jungkook dan Dahyun. "Ahh, sepertinya mobilnya sudah sampai. Kami pergi dulu ya, selamat berkencan."

Dahyun memaksakan senyumnya saat mengantar Hyera dan Eun Woo sampai ke depan gedung. Begitu mobil berwarna merah itu sudah menghilang dari pandangan, gadis itu langsung menatap tajam Jungkook yang malah tersenyum semakin lebar.

"Ya, apa maksudmu dengan kencan? Kenapa tidak membicarakannya dulu denganku?" protes Dahyun setelah berhasil menyeret Jungkook ke tempat yang jauh dari keramaian.

"Oh, jadi kau mau makan malam bersama cecunguk itu?"

"Mwo? Cecunguk? Ya, dia itu lebih tua beberapa bulan darimu!"

Jungkook mengangkat kedua bahunya tidak peduli. "Masa bodoh, pokoknya malam ini kita kencan ya, pacar kontrakku." Jungkook mengusak pucuk rambut Dahyun gemas sebelum akhirnya pergi meninggalkan gadis itu.

Dahyun memandang punggung Jungkook yang semakin menjauh itu dengan kekesalan yang memuncak. Semenjak perjanjian konyol itu tercetus, kelakuan Jungkook semakin menjadi-jadi, dan parahnya, saat ini ia tidak bisa mengelak selain mengikuti alur yang telah direncanakan si tuan cookies itu. Apapun yang akan terjadi nanti, sepertinya ia harus menyiapkan hatinya supaya tidak jatuh ke dalam jebakan pesona lelaki itu.

"Kita mau kemana?"

Setelah perdebatan yang cukup panjang mengenai acara kencan dadakan yang dibuat Jungkook, akhirnya Dahyun mengalah dan masuk ke dalam mobil Jungkook yang entah akan pergi kemana.

Jungkook meletakan tangannya di bawah dagu seraya berpikir, "Kau mau pergi kemana?" Bukannya menjawab, ia malah membalasnya dengan kembali melontarkan pertanyaan.

"Aku ingin pulang."

"Ya, jawab yang serius!"

"Aku sangat serius. Aku ingin pulang karena sangat lelah karena sudah bekerja seharian. Tidak bisakah kencannya di lakukan di rumah saja?"

"Hah ... kau ini tidak seru sekali. Apanya yang kencan kalau hanya diam di rumah sembari menonton film dan memakan ramen."

"Nah itu dia!" Dahyun menyahut dengan raut wajah cerah. "Ayo kita lakukan itu saja, kita tinggal beli beberapa ramyeon dan bir lalu memakannya di apartemenmu."

"Mwo? Ya, apa yang menyenangkan dari itu?"

"Ya, kau tidak tahu gaya kencan ala korea, kan? Ini ide yang bagus, menonton film dan makan ramen di apartemen berdua, bukankah itu romantis?" balas Dahyun terlalu bersemangat. "Siapa tahu ini juga bisa menambah riset untuk novelmu nanti."

"Ah, benarkah?" Jungkook menoleh ke arah Dahyun sekilas lalu kembali melihat ke arah jalanan, namun fokusnya saat ini bukan pada rencana kencan mereka tapi justru pada Dahyun. Padahal beberapa menit yang lalu gadis itu sangat lesu tapi kenapa kini Dahyun terlihat bersemangat sekali?

"Ya, kau sungguh tidak merencanakan sesuatu, kan?" tanya Jungkook setelah mereka membeli beberapa makanan di mini market. Dahyun yang tengah mengecek ponselnya langsung menyahut, "Rencana apa?"

"Ani, aneh saja melihatmu sangat bersemangat, padahal sebelumnya kau sangat menentang kencan ini."

Dahyun mematikan layar ponselnya lalu menatap Jungkook seraya mengangkat sebelah alis. "Memangnya kenapa? kau tak suka melihatku senang?"

"Bukan begitu, aahh ... sudahlah, mungkin aku saja yang terlalu berpikir berlebihan."

Dahyun mengangkat kedua bahunya acuh, lantas kembali memainkan ponselnya sementara Jungkook kembali fokus ke jalanan. Untuk beberapa saat, tidak ada lagi percakapan sampai keduanya akhirnya sampai di basement dan menaiki lift menuju apartemen Jungkook.

"Ya, gaya pacaran di Jerman seperti apa?" tanya Dahyun tiba-tiba membuat Jungkook yang baru saja membuka pintu apartemen mendadak terdiam. "Mwo?"

"Gaya pacaran di sana seperti apa? Berapa banyak mantanmu? 5? 10? 15?"

"Ya! Ya! Geuman," potong Jungkook sebal. "Apa maksudmu? Kenapa membahas hal itu?"

Dahyun mengangkat kedua bahunya acuh. "Geunyang, aku hanya penasaran saja. Kalau tidak mau menjawab yasudah. Aku akan menyiapkan ramennya ya, kau siapkan film yang akan kita tonton saja sana."

"Tunggu!" Jungkook meraih lengan Dahyun saat gadis itu akan pergi ke dapur. Ia menatap Dahyun tepat ke maniknya sementara sudut bibirnya mulai naik saat melihat kening berkerut Dahyun. "Kenapa kau penasaran? Apa kau sedang mengujiku?"

"Tentu saja aku penasaran. Bukankah aku harus tahu seberapa berpengalamannya dirimu supaya aku bisa membuatmu tergila-gila padaku?" balas Dahyun terus terang, sama sekali tidak ragu mengatakan hal yang membuat Jungkook semakin gemas padanya.

"Bahkan tanpa kau mencaritahu hal itu, aku sudah tergila-gila padamu," batin Jungkook.

Lelaki itu memiringkan kepalanya seraya menatap Dahyun genit, "Oh ya? Rupanya kau benar-benar pekerja keras dan tak mau kalah ya. Jangan khawatir, selama ini aku hanya mengencani mereka saja yang menyatakan cinta padaku, aku tidak pernah benar-benar menyukai mereka."

"Benarkah? Aku tidak percaya."

"Terserah. Aku mengatakannya juga bukan untuk membuatmu percaya, aku hanya memberitahumu saja. Kalau kau? Sudah berkencan berapa kali?" Kali ini Jungkook yang bertanya. Untuk beberapa alasan, ia begitu menikmati raut wajah Dahyun yang tengah berpikir itu hingga enggan untuk mengalihkan pandangan darinya.

"Eumm ... cukup sering, tapi tidak pernah mendapatkan yang cocok. Mereka biasa saja dan aku paling tidak suka lelaki sepertimu."

"Aku? Kenapa?"

"Karena kau sangat menyebalkan! Tukang tebar pesona dan selalu menebar senyum pada wanita manapun."

"Oh ya? Aku begitu? Perasaan aku hanya begitu padamu, ttung."

"Nah itu! aku paling tidak suka dengan panggilan itu!" Dahyun menatap tajam Jungkook seraya berkacak pinggang. "Lagipula tubuhku sekarang sudah tidak gendut, jadi berhenti memanggilku seperti itu!"

"Oke ... ttungie."

"Ish! Lupakan! Aku sudah sangat lapar jadi minggir, aku akan memasak ramennya."

Jungkook memberi Dahyun jalan supaya gadis itu dapat mulai memasak ramennya sementara ia membantu mengeluarkan beberapa kaleng bir dari kantung kresek. Ia sempat curi-curi pandang untuk melihat raut wajah Dahyun yang terlihat serius saat menunggu ramennya matang.

Ide gilanya kembali muncul ketika melihat Dahyun yang kesusahan mengambil mangkuk yang terletak di lemari bagian atas. Niatnya, dia mau membantu mengambilkan mangkuk itu seperti yang ada di drama, namun yang terjadi malah dirinya terpeleset hingga tubuhnya nyaris menimpa Dahyun. Bertepatan dengan gadis itu yang berbalik membuat posisi mereka kini saling berhadapan dengan kedua lengan Jungkook yang mengungkung tubuh mungil Dahyun dengan menumpu pada pantri.

Untuk beberapa saat, keduanya saling bertatapan. Menyelam di dalam netra legam dengan deru napas yang saling beradu. Sementara detak jantung abnormal mereka tersamarkan oleh suara riak air mendidih dari panci ramen. Sebelah tangan Jungkook terulur dan mematikan kompor sementara tangan Dahyun tanpa sadar masih memegang erat kemeja putih yang Jungkook kenakan.

"Ju ... Jungkook ... ramennya-"

"Mau tahu satu hal? Sepertinya aku sudah kalah."

"A-apa?"

"Aku sudah kalah dan melihatmu dalam jarak dekat seperti ini membuatku tidak tahan untuk tidak menciummu."

"Mwo-mmppphhh."

Jungkook kembali mencium bibir merah itu dengan lembut. Uap hangat yang masih mengepul dari air mendidih sama sekali tak menyurutkan niatnya untuk memangut bibir Dahyun semakin dalam. Ia suka saat Dahyun mencengkram kemejanya dengan erat. Ia suka helaan napas kecil yang dikeluarkan gadis itu saat lumatannya semakin rakus. Ia juga suka saat tangan lentik gadis itu meremas rambutnya saat lidahnya tak berhenti mengulum dalam. Jungkook sangat menyukainya.

Semakin ia melihat Dahyun, semakin besar pula keinginannnya untuk terus berada di sisinya. Melihatnya tersenyum pada lelaki lain membuatnya tidak senang dan tak melihatnya dalam jangka waktu beberapa jam pun sudah membuatnya rindu.

Ia pikir, berpisah selama belasan tahun akan mengikis rasa yang telah dipendamnya semenjak kecil ini, namun yang terjadi malah sebaliknya. Rasa ingin memilikinya semakin besar saat melihat gadisnya ini tumbuh dengan sangat baik walaupun telah mengalami banyak kenangan pahit yang membuat kepribadiannya agak berubah. Tapi di mata Jungkook, Dahyun tetaplah Dahyun, gadis yang dicintainya sejak dulu.

Jungkook tersenyum saat Dahyun mulai membalas pangutannya. Lengan kekarnya mengangkat Dahyun dan mendudukannya di atas pantry tanpa melepas pangutannya. Dalam hati ia hanya berharap kalau ia masih memiliki waktu untuk tetap berada di sisi Dahyun, setidaknya sampai gadis ini melupakan kenangan pahitnya di masa lalu. Karena ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika suatu saat nanti, waktu akan membuatnya pergi meninggalkan Dahyun untuk yang kedua kalinya.

Translate:

Geuman: berhenti, cukup
Geunyang: entahlah (tidak ada alasan spesifik)

Oh ya, aku mau infoin soal best reader yang diadakan gmg buat bulan ini sampai april, simak dengan baik ya kalo mau ikutan 🤗

1. Peserta yang ikut dalam #gmgreader bisa melihat judul naskah dan link yang harus dibaca di story IG gmgwriters.id, dalam sehari, mulai dari 1 Maret, kita akan share 3 judul.

2. Peserta yang ikut event ini, harus membaca, lalu memberikan komentar (krisar/kesan pesan/review) melalui postingan feed IG.

Catatan: penilaian kita adalah di postingan feed IG, bukan WP.

Jangan lupa buat mention @gmgwriter.id dan tag #gmgreader

3. Jangan menghapus feed postingan sampai event ini selesai.

Penilaian berdasarkan sebanyak apa peserta membaca naskah dari para peserta seleksi gmgwriter.

Catatan: harap, untuk satu judul cerita, hanya diposting satu kali feed.

4. Saat melakukan posting, jangan lupa SS cover dan quote/scene kesukaan, lalu masukkan ke format banner gmgwriter.

Bisa kalian dapatkan di link bio akun @gmgwriter.id

Singkatnya,

Kalian baca ➝ beri review / kesan terhadap cerita itu lewat feed ig (dan mention @gmgwriter.id + #gmgreader) jangan lupa ss cover sama scene favorite terus pake banner yg udh disediakan gmg

Mudah, kan?

Khusus buat yg mau ngereview cookies, jangan lupa follow dan mention aku (ig: @kimarmyla), aku juga bakal kasih hadiah buat siapa aja yg mau ngerivew nanti, pas cookies sudah selesai di repost sampe chap terakhir. So, jangan lupa buat selalu meramaikan dan bantu share cerita ini ya 💜

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top