Prolog

Tangis duka cita sesekali masih menyelinap di mata Danny. Betapa pun Dia menyembunyikan kesedihan akan kehilangan ayahnya, namun naluri Ameera yang jeli mampu menangkap sudut duka yang membayang diwajahnya. Sebagai istri Ameera ikut prihatin dan selalu menghiburnya tanpa henti.

" Kelahiran dan kematian merupakan siklus kehidupan Danny, tak seorang pun dapat menundanya untuk datang." Ujar Ameera lirih.

Didekatinya Danny yang tampak melamun di meja makan. Sejak tadi sarapannya pun tak disentuh.
Danny menarik nafas panjang.

" Kasihan ibu, Dia akan sangat kesepian." Ucapnya dengan suara prihatin.

Hati Ameera seakan terhempas oleh kalimatnya. Kejujuran dan ekspresinya dalam mengungkapkan isi hatinya begitu menyayat hati Ameera. Sudah terlalu lama Dia menyimpan rasa cemburu pada ibu Danny.

Sejak awal pernikahan dulu naluri Ameera sudah menangkap bahwa ibu mertuanya itu tidak menyukai kehadirannya. Ameera berusaha menahan emosinya dan dengan hati hati mengatakan.

" Banyak istri yang kehilangan suaminya, bahkan ibuku ditinggal ayah ketika aku masih kecil. Namun ibu tegar menghadapinya. Percayalah ibumu pasti dapat mengatasinya." Suara Ameera menekan rasa kesal.

" Mereka selalu pergi bersama Meera..Ayah begitu memanjakan ibu. Tak pernah Ayah membiarkan ibu sendiri. Aku takut Dia kesepian." Jawaban Danny semakin menciutkan hati Ameera.

Langkah Ameera surut, Dia menghindar dan memutuskan untuk tidak mendekatinya. Masa bodohlah, mau makan, mau melamun atau mau duduk seharian disitu, umpatnya dalam hati.

Tiba tiba ada rasa sakit dihatinya. Tahun diawal pernikahan Dia sudah tahu ibu mertuanya begitu tidak menyukainya. Hanya ayah Danny yang begitu baik menerima yang membuatnya bertahan. Ada satu masa setelah tiga bulan menikah.

Masa bahagia yang Ameera rasakan ketika Danny pindah tugas ke Australia. Tapi itu tidak lama hanya 6 bulan saja. Setelah itu kembali Dia harus tinggal di Kota yang sama dengan Ibu mertuanya.

Dengan rasa hambar Ameera menyelinap ke kamar. Menyibukkan diri disana. Membereskan tempat tidur dan membereskan peralatan kosmetik yang berserak karena ulah Nyla, putri semata wayang Danny yang berumur 4 tahun.

Yaah ...Ameera menikah dengan Danny yang mempunyai satu anak dari istrinya Marianne yang meninggal ketika melahirkan Nyla. Marianne adalah wanita pilihan ibu Danny. Dia menjodohkan Danny dengan Marianne, yang sebenarnya saat itu Danny dan Ameera sudah berpacaran. Danny tidak dapat menolak. Sehingga terpaksa mereka berpisah.

Setelah Danny dan Marianne menikah, Ameera memilih tinggal bersama Oma Hilda, ibu dari ayahnya di Belanda. Setelah 2 tahun lebih Marianne meninggal, mereka bertemu lagi. Ayah Danny yang menemukan Ameera lebih tepatnya dan memintanya untuk menikah dengan Danny dan menjadi ibu dari Nyla. Waktu itu Ameera menyanggupi karena ayah Danny memohon kepadanya dan disamping itu Dia juga masih mencintai Danny.

" Meera.." Suara Danny lembut memanggilnya. Segera Ameera menghapus air mata yang sudah mengalir dimatanya.

" Aku pergi..dan pulangnya aku ke rumah ibu. Aku akan menemaninya makan malam." Ucapnya kemudian tanpa menunggu jawaban dari Ameera.

Dia berlalu keluar rumah dan segera masuk ke mobil.  Ameera yang mengikuti Danny keluar rumah. Memandang kosong mobil yang pergi meninggalkan. Air mata mengalir deras dipipinya. Rasa nyeri begitu menohok dadanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top